Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO 4 BLOK 15

1. Apakah perawatan yang isa dolakukan diskenaroo dan bagaimana prosedur serta alat bahannya?

24: PULPITIS IRREVERSIBLE dan 36: PULPITIS REVERSIBLE

A. Pulpitis Reversible

Perawatan:

1. Pulp capping

Pulp capping adalah aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau bahan untuk perawatan diatas
pulpa yang terbuka, misalnya hidroksida kalsium yang akan merangsang pembentukan dentin reparative
(Harty dan Oston, 1993)
Tujuan pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi pulpa
sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan demikian terbukanya jaringan
pulpa dapat terhindarkan (www.unpad.ac.id)
Kaping pulpa (pulp capping) dibagi menjadi dua, yaitu kaping pulpa indirek (indirect pulp capping) dan
kaping pulpa direk (direct pulp capping). (Walton & Torabinejad, 2008 ; 429)
1. Kaping pulpa indirek
Prosedur kaping pulpa indirek digunakan dalam manajemen lesi karies yang dalam yang jika semua
dentin yang karies dibuang mungkin akan menyebabkan terbukanya pulpa. Kaping pulpa indirek hanya
dipertimbangkan jika tidak ada riwayat pulpagia atau tidak ada tanda-tanda pulpitis irreversible. (Walton
& Torabinejad, 2008 ; 429)
2. Kaping pulpa direk
Ada dua hal yang menyebabkan prosedur ini harus dilakukan yakni jika pulpa terbukas ecara mekanis
(tidak sengaja) dan pulpa terbuka karena karies. Terbukanya pulpa secara mekanis dapat terjadi pada
preparasi kavitas atau preparasi mahkota yang berlebihan, penempatan pin atau alat bantu retensi.
Kedua tipe terbukanya pulpa ini berbeda ; jaringan pulpanya masih normal pada kasus pemajanan
mekanis yang tidak sengaja, sementara pada pulpa yang terbuka karena karies yang dalam kemungkinan
besar pulpanya telah terinfalamsi. (Walton & Torabinejad, 2008 ; 429)
a. Indikasi dan Kontraindikasi Indirect Pulp Capping
Perawatan ini dapat dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda yang kariesnya telah luas dan
sangat dekat dengan pulpa. Tujuannya adalah untuk membuang lesi dan melindungi pulpanya sehingga
jaringan pulpa dapat melaksanakan perbaikannya sendiri dengan membuat dentin sekunder. Dengan
demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan.
Indikasi
• Lesi dalam dan tanpa gejala yang secara radiografk sangat dekat ke pulpa tetapi tidak mengenai
pulpa.
• Pulpa masih vital.
• Bisa dilakukan pada gigi sulung dan atau gigi permanen muda
Kontra Indikasi
• Nyeri spontan – nyeri pada malam hari.
• Pembengkakan.
• Fistula.
• Peka terhadap perkusi.
• Gigi goyang secara patologik.
• Resorpsi akar eksterna.
• Resorpsi akar interna.
• Radiolusensi di periapeks atau di antara akar.
• Kalsifkasi jaringan pulpa.

b. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Indirect Pulp Capping


Alat :
• Bur bulat
Fungsinya :
a) Untuk membur email
b) Untuk menyingkirkan karies di dentin
c) Untuk menyingkirkan dentin karies di daerah singulum
• Ekscavator
Fungsinya :
a) Untuk membuang sisa-sisa akhir dari debris
b) Untuk membuang jaringan gigi yang lunak/karies
• Hachet email atau pahat
• Pinset berkerat
Fungsinya :
a) Untuk menjepit kapas dan gulungan kapas
• Plastis filling instrument
Fungsinya :
a) Untuk memasukkan, memanipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis
b) Aplikasi semen
c) Untuk mengurangi kelebihan bahan
• Alat pengaduk semen
Fungsinya :
a) Untuk memanipulasi bahan tumpatan
• Stopper cement
Fungsinya :
a) Untuk menempatkan atau memampatkan bahan basis/semen

a. Indikasi dan Kontraindikasi Direct Pulp Capping


Perawatan ini dapat dilakukan terhadap gigi yang pulpanya terbuka karena karies atau trauma tetapi
kecil dan diyakini keadaan jaringan di sekitar tempat terbuka itu tidak dalam keadaan patologis. Dengan
demikian pulpa dapat tetap sehat dan bahkan mampu melakukan upaya perbaikan sebagai respons
terhadap medikamen yang dipakai dalam perawatan pulp capping.
Indikasi
• Gigi sulung dengan pulpa terbuka karena sebab mekanis dengan besar tidak lebih dari 1mm persegi
dan di kelilingi oleh dentin bersih serta tidak ada gejala.
• Gigi permanen dengan pulpa terbuka karena sebab mekanis atau karena karies dan lebarnya tidak
lebih dari 1 mm persegi dan tidak ada gejala.
• Pulpa masih vital.
• Hanya berhasil pada pasien di bawah usia 30 tahun, misalnya pulpa terpotong oleh bur pada waktu
preparasi kavitas dan tidak terdapat invasi bakteri maupun kontaminasi saliva.
Kontraindikasi
• Nyeri spontan – nyeri pada malam hari.
• Pembengkakan.
• Fistula.
• Peka terhadap perkusi.
• Gigi goyang secara patologik.
• Resorpsi akar eksterna.
• Resorpsi akar interna.
• Radiolusensi di periapeks atau di antara akar.
• Kalsifkasi jaringan pulpa.
• Terbukanya pulpa secara mekanis dan instrumen yang dipakai telah memasuki jaringan pulpa.
• Perdarahan yang banyak sekali pada tempat terbukanya pulpa.
• Terdapat pus atau eksudat pada tempat terbukanya pulpa.

PROSEDUR:

Pengambilan karies, jaringan karies diambil secara bertahap supaya tidak perforasi dan dimaksudkan
untuk terbentuknya dentin sekunder
1. Perawatan langsung sama dengan perawatan dentin keras.
2. Perawatan bertahap
Kunjungan I
1. Asepsis
2. Pembersihan jaringan karies
3. Membersihkan permukaan preparasi
4. Menempatkan Subbase dengan bahan dan prosedur sama dengan diatas
5. Melapisi subbase dengan base
6. Penumpatan sementaraa
7. Melakukan control seminggu kemudian

Kunjungan II:
1. Melakukan Tes vitalitas, tes perkusi dan tes tekan setelah membuka tumpatan sementara
2. Menanyakan Keluhan penderita
Setelah melakukan tes termal dan tes tekan serta tes perkusi lalu tanyakan keluhan penderita, apabila
tidak ada keluhan maka subbase dan base dibuang dan diganti yang baru setelah itu baru dilakukan
penumpatan tetap.

Perbedaan Antara Indirect Pulp Capping Dan Direct Pulp Capping


Perbedaan pulp capping direct dan pulp capping indirect
Pulp Caping Direct Pulp Caping Indirect
1. Seluruh dentin karies dihilangkan
2. Pulpa terbuka
3. Perawatannya hanya satu kali kunjungan
4. Bahan basis yang digunakan adalah Ca(OH)2 1. Hanya dentin tepi yang karies disingkirkan
2. Pulpa tidak terbuka
3. Perawatannya lebih dari dua kali kunjungan
4. Bahan basis yang digunakan adalah seng fosfat eugenol (OSE)

B. Pulpitis Irreversible

Perawatan:

1. Perawatan saluran akar

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah
terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar, kemudian diisi padat oleh bahan pengisi saluran akar agar
tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang. Tujuannya adalah untuk mempertahankan gigi
selama mungkin di dalam rahang, sehingga fungsi dan bentuk lengkung gigi tetap baik.

Perawatan saluran akar membutuhkan ketelatenan sehingga seringkali membutuhkan lebih dari 1
kunjungan, bervariasi tergantung kasusnya.

Tahapan PSA adalah sebagai berikut:

- Tahap 1

Mahkota gigi di-bur untuk mendapatkan jalan masuk ke kamar pulpa. Semua tambalan dan jaringan
rusak pada gigi (karies) dibuang.

- Tahap 2

Pulpa dikeluarkan dari kamar pulpa dan saluran akar. Suatu instrumen kecil yang disebut “fle” digunakan
untuk membersihkan saluran akar. Gigi ditutup dengan tambalan sementara untuk melindungi kamar
pulpa dan saluran akar agar tetap bersih. Tambalan sementara akan dibongkar pada kunjungan
selanjutnya.
- Tahap 3

Saluran akar diisi dan dibuat kedap dengan suatu bahan yang mencegah bakteri masuk. Kamar pulpa
sampai dengan permukaan mahkota gigi ditutup dengan tambalan sementara.

- Tahap 4

Tambalan sementara dibongkar dan diganti dengan tambalan tetap atau dibuatkan “crown” (sarung gigi).

- Tahap 5

Saluran akar, tambalan tetap, atau “crown” dievaluasi untuk melihat ada / tidaknya masalah. Setelah PSA
selesai, gigi akan disuplai nutrisinya oleh tulang dan gusi di sekitarnya.

2. Lengkapi pemeriksaan subjektif dan objektif!

Jawab:

PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Puplitis reversible

Anamnesa:

Memeriksa berdasarkan keluhan pasien:

Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam, manis

Nyeri tidak spontan, tidak terus menerus

Nyeri bilang ada rangsang

Pulpitis irreversible:

Anamnesa:

Nyeri tajam spontan terus menerus

Pasien tidak bisa menunjukkan gigi mana uang sakit

PEMERIKSAAN OBJEKTIF

· Tes sondasi dilakukan dengan menggunakan ujung sonde yang tajam dengan menggoreskan di dasar
kavitas. Bila terjadi perforasi pulpa biasanya pasien akan kesakitan
· Tes perkusi dilakukan dengan mengetuk pelan permukaan oklusal atau incisal darigigi yang diduga
mengalami karies Dan gigi di sebelahnya menggunakan ujung tangkai kaca mulut untuk mendeteksi
adanya nyeri.

· Tes palpasi dilakukan dengan meraba jari telunjuk sepanjang mukosa fasial dan lingual di atas region
apical gigi. Nyeri pada saat palpasi bisa saja menunjukan adanya suatu abses pada tulang alveolar
stadium lanjut atau penyakit periapikal lainnya. Palpasi juga dapat menunjukan pembengkakan yang
tidak disertai nyeri

Pulpitis reversibel:

Perkusi : tidak sakit

Sondasi: +

CE: +

Pulpa belum terbuka

Pulpitis irreversible:

Sondasi: + perkusi: -

Karies profunda

Source: (Roberson, 2002)

3. Bagaimana tindakan darurat untuk mengurangi rasa nyeri?

4. Perbedaan pulpektomi dan pulpotomi? (Indikasi dan kontraindikaai)

Jawab:

Anda mungkin juga menyukai