Anda di halaman 1dari 1

Pada percobaan kami, dilakukan dua variabel tempat penyimpanan dengan suhu yang

berbeda pula. Tempat Penyimpanan pertama yaitu di inkubator dengan suhu 36,4°C dan tempat
penyimpanan lain yaitu di lemari dengan suhu kamar. Kedua perlakuan ini memberikan dampak
yang berbeda jika kita amati pada aktivitas Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum akan
mengubah glukosa menjadi sellulosa dengan demikian dapat diketahui bahwa kadar glukosa akhir
percobaan akan berkurang dari kadar awal glukosa akibat aktivitas Acetobacter xylinum yang dapat
mengubah glukosa menjadi serat-serat sellulosa. Pada percobaan kami terlihat bahwa variabel
penyimpanan yang dilakukan di lemari dengan suhu kamar menunjukkan aktivitas Acetobacter
xylinum yang lebih tinggi pada suhu ruangan (28-31°C) dibandingkan dengan penyimpanan di
inkubator dengan suhu 36.4°C

http://eprints.undip.ac.id/29760/3/71B96_summary.pdf

Percobaan yang kami lakukan menggunakan berbagai macam nutrien sebagai variabelnya.
Fermentasi nata de banana skin menggunakan Acetobacter xylinum akan berjalan baik bila kondisi
dan nutriennya sesuai dengan kebutuhan Acetobacter xylinum. Fermentasi yang kami lakukan
menggunakan variabel nutrien urea dan yeast extract sebagai sumber asam amino. Pada fermentasi
nata dibutuhkan nitrogen untuk Acetobacter xylinum sebagai nutrien untuk beraktivitas. Semakin
banyak nitrogen dalam suatu nutrien akan semakin baik fermentasinya. Demikian juga dengan hasil
kami, fermentasi yang menggunakan urea sebagai nutrien memiliki hasil yang lebih baik dibanding
menggunakan yeast extract sebagai sumber asam amino sebagai nutriennya karena kandungan
nitrogen dalam urea lebih besar dibanding yeast extract.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDAQFjAB&
url=http%3A%2F%2Fmochammadiqbal.files.wordpress.com%2F2009%2F08%2Fpembuatan-nata-de-
coco.pdf&ei=JDS1UP7_FMz_rAel_YDYAQ&usg=AFQjCNErjanYWvJBQXSPnRqVbq8irA-VNg

Anda mungkin juga menyukai