Anda di halaman 1dari 21

Topik: HYDROCEL TESTIS BILATERAL

Tanggal (kasus): 09-01-2018 Presenter: dr. Arrasyid Lia Utami


Tanggal presentasi: 5 Mei 2018 Narasumber: dr. Dennison, Sp.B
Pendamping: dr. Agus Suprapto,SH
dr. Neneng Tresna Imawati
Tempat presentasi: -
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan
√ □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen
√ □ Masalah □ Istimewa
□Neonatus □ Bayi □Anak □ Remaja √Dewasa □Lansia □ Bumil
□ Deskripsi:
Bengkak pada buah zakar kanan-kiri sejak 6 bulan yang lalu.
□ Tujuan:
1. Diagnosa Hydrocel Testis Bilateral
2. Tatalaksanan Hydrocel Testis Bilateral
3. Komplikasi Hydrocel Testis Bilateral
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset √ Kasus □ Audit
Cara □Diskusi √Presentasi dan diskusi □ E‐mail □ Pos
membahas:

Data pasien: Nama: Tn.Y No Registrasi: 10-67-68


Nama RS: Rumkit TK.IV Dr. Usia: 20 th Terdaftar Sejak:
Bratanata Jambi 09-01-2018
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:
Pasien mengeluhkan bengkak pada buah zakar kanan-kiri sejak 6 bulan yang lalu.
2. Riwayat Perjalanan penyakit:
Awalnya bengkak pada testis tidak begitu kelihatan, namun semakin lama bengkak pada testis
semkin bertambah ukurannya.
Bengkak pada kedua buah zakar teraba kenyal, tidak sakit saat tekan dan tidak hilang jika
berbaring dan tidak bertambah bila mengedan. Keluhan tidak disertai dengan rasa sakit perut,

1
mual atau muntah. BAB dan BAK lancar. Riwayat trauma disangkal.
Demam maupun riwayat demam sebelumnya (-). BAK lancar, BAB lancar.
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit:
Hydrocel dan di lakukan tindakan Hidrocelectomy 1 tahun yang lalu
4. Riwayat keluarga: -
Daftar Pustaka
1. Sadler T. Langman’s medical embryology. New York: Lippincott Williams and
Wilkins; 2006. p. 272-310.
2. Purnomo BB. Dasar - dasar urologi. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto; 2003.h.137-40.
3. Schneck FX, Bellinger MF. Abnormalities of the testes and scrotum and their surgical management.
Dalam: Walsh PC. Campbellµs Urology Vol 1. 8thedition.Philadelphia: WB Saunders
Company. 20003. Tanagho EA, Nguyen HT.
4. Embriology of the Genitourinary System. Dalam:Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s
General Urology. Edisi 17. California:The McGraw Hill companies; 2000. h.23-45.
5. http://bedahurologi.wordpress.com/2008/06/21/varikokel

2
Subyektif
Pasien mengeluhkan bengkak pada buah zakar kanan-kiri sejak 6 bulan yang lalu.
Obyektif
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital
Tekanan Darah: 120/80mmHg
Nadi : 82 kali/menit, kualitas kuat
Suhu : 36,4°C
SpO2 : 99%
Berat Badan : 56 Kg
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : normocephali, ubun-ubun besar cekung (-)
Mata
 Bentuk : normal, kedudukan bola mata simetris
 Palpebra : normal, tidak terdapat ptosis, lagoftalmus, oedema,
perdarahan, blepharitis
 Gerakan : normal, tidak terdapat strabismus, nistagmus
 Konjungtiva : anemis (-)
 Sklera : tidak ikterik
 Pupil : bulat, isokor, RCL +/+, RCTL +/+
Telinga
 Bentuk : normotia
 Liang telinga : lapang
 Serumen : tidak ditemukan serumen pada telinga kanan
maupun kiri
 NT auricular : tidak ada nyeri tarik pada auricular kanan maupun
kiri

3
 NT tragus : tidak ada nyeri tekan pada tragus kanan maupun
kiri

Hidung
 Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas, tidak hiperemis,
tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan
 Septum : simetris, tidak ada deviasi
 Mukosa hidung : tidak hiperemis, konka nasalis tidak edema

Mulut dan tenggorok


 Bibir : normal, tidak pucat, tidak sianosis
 Gigi-geligi : hygiene baik, tidak ada gigi yang tanggal, gigi
geraham belakang belum tumbuh
 Mukosa mulut : normal, tidak hiperemis, tidak halitosis
 Lidah : normoglosia, tidak tremor, tidak kotor
 Tonsil : ukuran T1/T1, tenang, tidak hiperemis
 Faring : tidak hiperemis, arcus faring simetris, uvula di
tengah
2. Leher :
 Bendungan vena : tidak ada bendungan vena
 Kelenjar tiroid : tidak membesar, mengikuti gerakan saat menelan
3. Kelenjar Getah Bening
 Leher : tidak terdapat pembesaran di KGB leher
 Aksila : tidak terdapat pembesaran di KGB aksila
 Inguinal : tidak terdapat pembesaran di KGB inguinal
4. Thorax
 Sela iga tidak melebar, tidak ada efloresensi yang bermakna
Paru-paru
 Inspeksi : simetris, tidak ada hemithoraks yang tertinggal pada saat
inspirasi, tipe pernapasan abdomino-thorakal

4
 Palpasi : vocal fremitus sama kuat pada kedua hemithoraks
 Perkusi : sonor pada kedua hemithoraks
 Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak terdengar ronkhi maupun
wheezing pada kedua lapang paru
Jantung
 Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis
 Palpasi : terdapat pulsasi ictus cordis pada ICS V, + 1 cm lateral dari
linea midklavikularis sinistra
 Perkusi :-
 Auskultasi : bunyi jantung I & II regular, tidak terdengar gallop
maupun murmur
5. Abdomen
 Inspeksi : datar, supel.
 Auskultasi : bising usus (+) 2x/menit
 Palpasi : dalam batas normal
6. Ekstremitas
 Inspeksi : tidak tampak deformitas
 Palpasi : akral hangat pada keempat ekstremitas, tidak terdapat
oedema pada keempat ekstremitas
Genitalia :
 Inspeksi : Testis simetris, benjolan sebesar ± telur ayam di keduaskrotum
 Palpasi :Teraba benjolan dengan konsistensi lunak, mobile. Nyeri tekan (-)
berwarna kemerahan(-)

5
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan darah rutin (09-01- 2018)
Pemeriksaaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 14,5 11-16 g/dL
Hematokrit 43,8 35-47 %
Leukosit 7,8 4-11 ribu/ul
Trombosit 278 150-450 ribu/ul
Eritrosit 4,95 4 -5.5 juta/ul
MCV/MCH/MCHC
MCV 79,6 80-100 Fl
MCH 25,7 26-34 Pg
MCHC 32.5 32-36 g/dl
RDW-CV 14,4 11-16 %
Mixed(EO/Mo/Ba) 9,5 3-10 %
Limfosit 36 20-40 %
Neutrofil 53 40-70 %
BT 2 1-3 Menit
CT 4 2-6 Menit
LED 7 <10 Mm/jam

DIAGNOSIS MASUK IGD


Hydrocel Testis Bilateral
THERAPI YANG DI RENCANAKAN OLEH dr.DENNISON Sp.B
R/Marsupiliasi Hodrokel Testis Bilateral
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

6
“ Assessment”
A. Anatomi Testis
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada
orang dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua buah
testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar tunika
albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta
tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat
digerakan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap
stabil.
Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus
terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia
dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leyding. Sel-sel
spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli
berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leyding atau disebut
sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel
spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami
pematangan atau maturasi diepididimis setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa
bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke
ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan cairan-caidari epididimis, vas
deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat menbentuk cairan semen.
Vaskularisasi
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu :
1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta
2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior
3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika.
Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus
Pampiniformis. Plesksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal
sebagai varikokel.

7
Gambar 1. Anatomi normal testis

B. Hydrocel
1. Definisi
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara
lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi
dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.

2. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke
prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam
melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai

8
dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu ,testis turun dari rongga perut bayi ke
dalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan
yang mengelilingi testis tersebut.

Gambar 4. Processus vaginalis yang belum menutup sempurna

Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis
yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong
hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis
atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan
oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.

3. Klasifikasi Hidrokel
1. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis
a. Hidrokel Testis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba. pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang
hari.
b. Hidrokel Funikulus

9
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah cranial dari testis,
sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel.
Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

Gambar 5. Hidrokel non komunikans


c. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis
kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat
anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat
dimasukkan kedalam rongga abdomen.

10
Gambar 6. Hidrokel komunikans

4. Patofisiologi
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang masih
terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan rongga
peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga peritoneum dapat
masuk ke dalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum. Pada
kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai scrotum.
Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun
ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut menyebabkan tidak
menutupnya rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga
terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan cavum p eritoneal dan
menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem limfatik disekitar.
Cairan yang seharusnya seimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem
limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya sistem sekresi
atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis
tersebut.Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan Obstruksi aliran
limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis
dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis
tersebut.
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga
dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus
testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak
memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis
dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang
processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore

11
hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak,
tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur semalaman.
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis.
Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.

5. Diagnosa
1. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong
skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan
besar di daerah skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada
pagi hari dan membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari
hidrokel biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu
tertentu.
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya
dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat
penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau
Riwayat trauma pada testis.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi
pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak
tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi
hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif
mudah diraba. Sedangkan bila cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga
penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis.
Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor.

12
Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya
dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada
Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan
adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel
dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan pada sisi
pembesaran skrotum.Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia, penebalan
tunika vaginalis dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi
cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung
cairan serosa, seperti hidrokel. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan
mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya.

Gambar 7. Pemeriksaan transiliminasi pada hidrokel


Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul
antar 18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan
berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan
cairan kuning dari massa skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan
cairan berwarna putih, opalescent dan mengandung spermatozoa.
3. Pemeriksaan Penunjang

13
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan
membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel),
vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.

6. Diagnosa Banding
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir
sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu
diagnosis banding hidrokel adalah:
1. Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan
aliran darah balik vena spermatika interna.
a. Gambaran klinis
1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa
tahun menikah
2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri.
3. Terasa berat pada testis
b. Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava).
Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam
kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin,
konsistensi elastis
2. Torsi Testis
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi
gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan
aliran darah daripada testis.
a. Gambaran Klinis
1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.
2. Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.
3. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
b. Pemeriksaan Fisik :
- Inspeksi

14
Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus
spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih
tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat.
- Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus.
3. Spermatokel
Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma.
Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri Pemeriksaan fisik : teraba masa kistik
Mobile Lokasi di cranial dari testis Transiluminasi (+) Aspirasi : cairan encer,
keruh keputihan.
4. Hematokel
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh
trauma. Gambaran klinik : benjolan pada testis
Pemeriksaan Fisik : Masa kistik, transiluminasi (-)
5. Hernia Inguinalis Lateral
a. Gambaran klinis : Benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang
timbul. Timbul saat mengedan, batuk, atau menangis, dan hilang bila
pasien tidur.
b. Pemeriksaan fisik Terdapat benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi
saat menangis dan bila pasien diminta untuk mengedan. Benjolan
menghilang atau dapat dimasukkan kembali ke rongga abdomen.
Transiluminasi (-)
6. Tumor Testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.
a. Anamnesa : Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri. Terasa
berat pada kantong skrotum.
b. Pemeriksaan Fisik: Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri
pada palpasi. Transiluminasi (-)

15
7. Terapi
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika
penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya
sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis.
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh
sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu
dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah
jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel
akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat
sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea untuk menyumbat/menutup
lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel
yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera
mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri,
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk
dilakukan koreksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
1. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
2. Indikasi kosmetik
3. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa
dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).
a. Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel
ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus
melakukan herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal
dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara

16
Winkelman atau plikasi kantonghidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus
dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus
yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum
umur 1 tahun.
Teknik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dengan pembiusan regional atau umum.
b. Posisi pasien terlentang (supinasi).
c. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
d. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
e. Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi
lapis sampai tampak tunika vaginalis.
f. Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar
sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
g. Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
• Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila
diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
• Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan
benang chromic cat gut.
• Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat
gut. Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.

8. Komplikasi
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis
sehingga menimbulkan atrofi testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
4. Sekunder Infeksi.

17
Follow Up Pasien
Tanggal 10-01-2018 10-01-2018 (Post Op)
S Bengkak pada buah zakar kanan-kiri Selesai Op dengan anestesi spinal
O TD:120/80MmHg, Hr : 82x/I RR: TD:110/780MmHg, Hr : 82x/I RR:
18x/i, T: 36,70C 18x/i, T: 36,70C

A Hydrocel Testis Bilateral Post op Marsupiliasi Hidrokel Testis


Bilateral

P - Ivfd RL 20gtt/i -Ivfd Rl + Ketorolac + tramadol 1 amp


- Rencana operasi pukul 14.00  28 gtt/i
- Inj. Cefotaxime 2 x1 g
- Inj. Ranitidin 2x1 A
- Tidak puasa

Laporan Operasi Tanggal 10-1-2017


Jam 14.40 – 15.15
- Anestesi spinal
- Insisi Longitudinal di skrotum dextra

Tanggal 11-01-2018 12-01-2018 (Post Op)


S Keluhan (-) Keluhan (-)
O TD:120/80MmHg, Hr : 82x/I RR: TD:110/780MmHg, Hr : 82x/I RR:
18x/i, T: 36,70C 18x/i, T: 36,70C

A Post op Marsupiliasi Hidrokel Post op Marsupiliasi Hidrokel Testis


Testis Bilateral Bilateral

18
P - Diet MB - Diet MB
-Ivfd Rl + Ketorolac + tramadol 1 -Ivfd Rl + Ketorolac + tramadol 1 amp
amp  28 gtt/i  28 gtt/i
- Inj. Cefotaxime 2 x1 g - Inj. Cefotaxime 2 x1 g
- Inj. Ranitidin 2x1 A - Inj. Ranitidin 2x1 A
- Mobilisasi - Mobilisasi
- Pasien boleh pulang dan kontrol ulang.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran


Universitas Brawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186
2. Rhoads et all., Surgical Principal and Practise, Lippincott Turtle, 1971
3. Didi, Hidrokel, www.generalhealth.com., 2008
4. Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 33-35
5. Smith, Donald R., General Urology, 7th edition, Maruten Asian Edition, 1969.
6. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC, 1997
7. Anonim, Masa Skrotum, www.medicastore.com., dikunjungi tanggal 22 April 2011
8. Rifki, M., Hidrokelektomi, www.bedahumum.wordpress.com., dikunjungi tanggal 22
April 2011

20
DAFTAR HADIR

NAMA KEGIATAN : PORTOFOLIO


JUDUL : Hydrocel Testis Bilateral
OLEH : dr. Arrasyid Lia Utami
NARASUMBER : dr. Dennison Sp.B
TANGGAL : 5 Mei 2018

NO. NAMA PARAF

Jambi, 5 Mei 2018


Dokter Pembimbing Narasumber

Dr. Agus Suprapto, SH dr. Dennison Sp.B

21

Anda mungkin juga menyukai