Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 s.d Januari 2013 di RS

Islam Sultan Agung Semarang. Data yang dikumpulkan berupa karakteristik

data pasien dan diagnosis derajat keparahan DHF yang didapatkan dari hasil

pencatatan rekam medis pasien. Jumlah seluruh pasien bedasarkan kriteria

inklusi dan ekslusi didapatkan 19 pasien.

Tabel 4.1 hasil uji deskriptif

Durasi nyeri dada n mean Mean


CK-MB (UI/L) Troponin T (ng/l)
< 6 jam 3 45,6667 0,4000
6-12 jam 10 58,7900 0,7430
> 12 jam 19 165,1158 0,2595

Tabel 4.1 menunjukkan deskripsi data yang menunjukkan bahwa

semakain lama durasi nyeri dada semakin tinggi nilai rata- rata kadar

Troponin T maupun CK-MB.

Kategori durasi nyeri dada Sig. (CK-MB)


< 6 jam 0.168
6-12 jam 0.000
> 12 jam 0.000

41
42

Uji normalitas dilihat dari nilai Sig. Shapiro-Wilk (tabel 4.2). Pada

nyeri dada 6-12 jam dan > 12 jam, data berdistribusi tidak normal dengan

nilai Sig. CK-MB <0,05. Sedangkan pada nyeri dada <6 jam, data

dikatakan normal dengan nilai Sig. 0.168 atau > 0.05. Sehingga

disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal.

Tabel 4.2 uji normalitas Troponin T dan durasi nyeri dada


Kategori durasi nyeri dada Sig. (troponin T)
< 6 jam 0.000
6-12 jam 0.039
> 12 jam 0.011

Uji normalitas (Shapiro-Wilk) Troponin T dengan durasi nyeri dada

dapat dilihat pada tabel 4.3. Nilai Sig. < 0,05 yang berarti tidak

berdistribusi normal.

Berdasarkan analisis homogenitas didapatkan nilai Levene Statistic

sebesar dengan nilai sig = < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa variansi

durasi nyeri dada pada CKMB dan Troponin T tidak homogen (tabel 4.4).

Tabel 4.3 uji homogenitas CK-MB dan durasi nyeri dada

Levene statistic Sig.


CK-MB 0,000
Troponin T 0,000

Variable CK-MB dan Troponin T memiliki data yang berdistribusi

tidak normal dan tidak homogen sehingga dilakukan uji Spearman untuk

mengetahui hubungan (korelasi).

Tabel 4.4 uji korelasi spearman CK-MB dan troponin T dengan durasi
nyeri dada
Kategori durasi nyeri dada Sig. R
Spearman’s rho CK-MB 0.005 0,487
Troponin T 0,014 0,428
43

Pada tabel 4.6 didapatkan hasil uji korelasi spearman yaitu 0,487

(CK-MB) dan 0,428 (Troponin T) sehingga dapat diinterpretasikan bahwa

data memiliki kekuatan korelasi (r) sedang ( 0,40-0.559), dengan arah

korelasi positif yang berarti semakin besar nilai satu variabel, semakin

besar pula nilai variabel yang lainnya.

4.2.Pembahasan

Hasil uji Deskriptif menggambarkan bahwa semakin lama durasi nyeri

dada, semakin tinggi pula kadar enzim Troponin T dan CK-MB. Dikatakan

meningkat apabila nilai CK-MB > 25 UI/L dan troponin> 0,1 ng/l

(Ramrakha, 2006). Pada Nyeri < 6 jam, kadar troponin T dan CK-MB mulai

meningkat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Samsu (2007)

yang menyatakan bahwa enzim troponin T dan CK-MB meningkat pada 3

jam pertama setelah nekrosis.Hal inilah yang membenarkan bahwa ada

hubungan searah antara durasi nyeri dada dengan enzim Troponin T maupun

CK-MB.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara durasi nyeri dada

dengan enzim troponin T maupun CK-MB dengan kekuatan korelasi sedang

(0,40-0,559) yang berarti ada hubungan searah antara durasi nyeri dada

dengan enzim troponin T maupun CK-MB yaitu semakin lama durasi nyeri

dada semakin besar pulai nilai Troponin T maupun CK-MB dengan kekuatan

hubungan sedang.

Nyeri dada infark miokard akut disebabkan oleh akumulasi metabolit

yang terjadi akibat dari kekurangan oksigen seperti, laktat, serotonin,


44

bradikinin, histamine, ROS dan adenosine yang akan menstimulasi sel saraf

tak bermyelin di dalam serat otot jantung dan sekitar pembuluh korener.

Nyeri dada yang dirasa akan menjalar ke lengan dikarenakan adanya eksitasi

dari serabut simpatik afferent ke traktus thorakospinalis, sedangkan

penjalaran ke leher oleh serabut afferent nervus vagus yang mengeksitasi

traktus spinothalamik servikal (Foreman,1999). Pada iskemia miokard,

glikolisis anaerob dapat mencukupi kebutuhan posfat energi tinggi dalam

waktu relatif singkat. Penghambatan proses transportasi yang dipengaruhi

ATP dalam membran sel menimbulkan pergeseran elektrolit, edema sel dan

terakhir hilangnya integritas membran sel. Dalam hal kerusakan sel tersebut,

mula-mula akan terjadi pelepasan protein yang terurai bebas dalam sitosol

melalui transport vesikuler. Setelah itu terjadi difusi bebas dari lisis sel ke

dalam interstisium yang dimungkinkan oleh pecahnya seluruh membran sel.

Peningkatan kadar laktat intra sel disebabkan proses glikolisis sehinnga

menurunkan pH yang diikuti oleh pelepasan dan aktifasi enzim-enzim

proteolitik lisosom. Perubahan pH bersama-sama dengan aktifasi enzim

proteolitik mengakibatkan terjadinya disintegrasi struktur intra seluler dan

degradasi protein yang struktural terikat. Implikasi klinisnya adalah jika

terjadi kerusakan miokard akibat iskemia, troponin T dan CK-MB dari

sitoplasma dilepas ke dalam aliran darah (Elias, 2003).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang

dikemukakan oleh Innes.dkk (2002) telah meneliti hubungan antara durasi

nyeri dada dengan enzim jantung jauh sampai ke tahap sensitivitas dan
45

spesifitas dan hasilnya semakin tinggi durasi nyeri dada semakin sensitif pula

CK-MB dengan hasil uji korelasi berhubungan kuat. Penelitian oleh

Innes.dkk (2002) menggunakan sampel sebesar 5005 pasien dengan

pengelompokan durasi nyeri lebih banyak yaitu 0–4 jam, 4–8 jam, 8–12 jam,

>12 jam. Sehingga hasil yang didapatkan lebih sensitif dan spesifik.

Demikian juga penelitian oleh Hisamuddin dan Suhailan (2011) di

Malaysia yang mengemukakan semakin lama durasi nyeri dada, semakin

besar sensitivitas troponin T yaitu mencapai 100 % pada nyeri >12 jam.

Peneitian dengan sampel sebanyak 80 pasien dengan pengelompokan nyeri

yaitu 0-4 jam, 4-12 jam, 12-24 jam dan > 24 jam. Sehingga hasil menunjukan

korelasi yang kuat.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rashid (2010)

yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan durasi nyeri dada dengan

enzim troponin T maupun CK-MB. Pada penelitian oleh Rashid (2010) durasi

nyeri hanya pada 0-12 jam saja, dengan jumlah sampel sebanyak 30 pasien.

Penelitian oleh Tarigan (2003) juga menunjukan hasil yang menunjukkan

tidak berhubungan hal ini disebabkan karena pada pasien yang memiliki hasil

troponin T dan CK-MB negatif serta nyeri dada kurang dari 20 menit

dimasukkan dalam penelitian.

Hasil penelitian yang menunjukan kekuatan korelasi sedang,

menunjukkan keterbatasan penelitian yaitu jumlah sampel yang sedikit

dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang berjumlah > 80 orang. Hal ini

dikarenakan pemeriksaan enzim jantung (CK-MB dan Troponin T) yang

masih cukup mahal sehingga biasanya hanya memilih satu macam


46

pemeriksaan enzim. Selain itu Sifat subyektifitas nyeri dada yang dirasakan

oleh pasien juga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini


47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1.Ada hubungan antara durasi nyeri dada infark miokard akut dengan enzim

Troponin T maupun CK-MB dengan kekuatan sedang.

5.1.2.Pada durasi nyeri dada < 6 jam nilai rata-rata troponin T adalah 0,40 ng/ml

dan CK-MB 45,60 UI/L.

5.1.3.Pada durasi nyeri dada 6-12 jam nilai rata-rata troponin T adalah 0,70 ng/ml

dan CK-MB 58,79 UI/L.

5.1.4.Pada durasi nyeri dada > 12 jam nilai rata-rata troponin T adalah 1,25 ng/ml

dan CK-MB 165,11 UI/L.

5.2. Saran

5.2.1. Penelitian selajutnya dapat dilakukan dengan memperbanyak sampel

penelitian agar memperoleh hasilnya lebih objektif.

5.2.2. Dilakukan penelitian dengan menggunakan rancangan penelitian seperti

cohort.

5.2.3. Selain meneliti hubungan korelasi, dapat dilakukan penelitian ketahap

sensitivitas dan spesifitas.

Anda mungkin juga menyukai