4.1.Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 s.d Januari 2013 di RS
data pasien dan diagnosis derajat keparahan DHF yang didapatkan dari hasil
semakain lama durasi nyeri dada semakin tinggi nilai rata- rata kadar
41
42
Uji normalitas dilihat dari nilai Sig. Shapiro-Wilk (tabel 4.2). Pada
nyeri dada 6-12 jam dan > 12 jam, data berdistribusi tidak normal dengan
nilai Sig. CK-MB <0,05. Sedangkan pada nyeri dada <6 jam, data
dikatakan normal dengan nilai Sig. 0.168 atau > 0.05. Sehingga
dapat dilihat pada tabel 4.3. Nilai Sig. < 0,05 yang berarti tidak
berdistribusi normal.
sebesar dengan nilai sig = < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa variansi
durasi nyeri dada pada CKMB dan Troponin T tidak homogen (tabel 4.4).
tidak normal dan tidak homogen sehingga dilakukan uji Spearman untuk
Tabel 4.4 uji korelasi spearman CK-MB dan troponin T dengan durasi
nyeri dada
Kategori durasi nyeri dada Sig. R
Spearman’s rho CK-MB 0.005 0,487
Troponin T 0,014 0,428
43
Pada tabel 4.6 didapatkan hasil uji korelasi spearman yaitu 0,487
korelasi positif yang berarti semakin besar nilai satu variabel, semakin
4.2.Pembahasan
dada, semakin tinggi pula kadar enzim Troponin T dan CK-MB. Dikatakan
meningkat apabila nilai CK-MB > 25 UI/L dan troponin> 0,1 ng/l
(Ramrakha, 2006). Pada Nyeri < 6 jam, kadar troponin T dan CK-MB mulai
meningkat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Samsu (2007)
hubungan searah antara durasi nyeri dada dengan enzim Troponin T maupun
CK-MB.
(0,40-0,559) yang berarti ada hubungan searah antara durasi nyeri dada
dengan enzim troponin T maupun CK-MB yaitu semakin lama durasi nyeri
dada semakin besar pulai nilai Troponin T maupun CK-MB dengan kekuatan
hubungan sedang.
bradikinin, histamine, ROS dan adenosine yang akan menstimulasi sel saraf
tak bermyelin di dalam serat otot jantung dan sekitar pembuluh korener.
Nyeri dada yang dirasa akan menjalar ke lengan dikarenakan adanya eksitasi
ATP dalam membran sel menimbulkan pergeseran elektrolit, edema sel dan
terakhir hilangnya integritas membran sel. Dalam hal kerusakan sel tersebut,
mula-mula akan terjadi pelepasan protein yang terurai bebas dalam sitosol
melalui transport vesikuler. Setelah itu terjadi difusi bebas dari lisis sel ke
nyeri dada dengan enzim jantung jauh sampai ke tahap sensitivitas dan
45
spesifitas dan hasilnya semakin tinggi durasi nyeri dada semakin sensitif pula
pengelompokan durasi nyeri lebih banyak yaitu 0–4 jam, 4–8 jam, 8–12 jam,
>12 jam. Sehingga hasil yang didapatkan lebih sensitif dan spesifik.
besar sensitivitas troponin T yaitu mencapai 100 % pada nyeri >12 jam.
yaitu 0-4 jam, 4-12 jam, 12-24 jam dan > 24 jam. Sehingga hasil menunjukan
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rashid (2010)
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan durasi nyeri dada dengan
enzim troponin T maupun CK-MB. Pada penelitian oleh Rashid (2010) durasi
nyeri hanya pada 0-12 jam saja, dengan jumlah sampel sebanyak 30 pasien.
tidak berhubungan hal ini disebabkan karena pada pasien yang memiliki hasil
troponin T dan CK-MB negatif serta nyeri dada kurang dari 20 menit
dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang berjumlah > 80 orang. Hal ini
pemeriksaan enzim. Selain itu Sifat subyektifitas nyeri dada yang dirasakan
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.1.1.Ada hubungan antara durasi nyeri dada infark miokard akut dengan enzim
5.1.2.Pada durasi nyeri dada < 6 jam nilai rata-rata troponin T adalah 0,40 ng/ml
5.1.3.Pada durasi nyeri dada 6-12 jam nilai rata-rata troponin T adalah 0,70 ng/ml
5.1.4.Pada durasi nyeri dada > 12 jam nilai rata-rata troponin T adalah 1,25 ng/ml
5.2. Saran
cohort.