Anda di halaman 1dari 4

FRAKTUR

No.
: /SOP/C/PKM.MLB/I/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/4

UPT Puskesmas dr. H. Hadi Harsono


Malangbong 196109201989031005

1. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan


sendi, tulang rawan epifisis baik yang bersifat total maupun
parsial. Fraktur terbagi dua yaitu Fraktur Terbuka dan Fraktur
tertutup :
1. Fraktur terbuka adalah suatu fraktur yang
terdapathubungan dengan lingkungan luar melalui kulit
sehingga terjadi kontaminasi bakteri dan dapat
menimbulkan komplikasi infeksi
2. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak
berhubungan dengan lingkungan luar
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendiagnosa
dan memberikan pertolongan pada pasien Fraktur.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Malangbong Nomor 001/SK/C/
PKM.MLB/I/2017 tentang kebijakan layanan klinis.
4.Referensi KEMENKES RI NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang
Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama
5.Prosedur/ 1. Petugas mencuci Tangan,
Langkah- 2. Petugas menggunakan APD,
Langkah 3. Petugas melepaskan pakaian pasien kemudian inspeksi bagian
yang fraktur,
 Pada Fraktur Terbuka :
 Inspeksi (look)
Adanya luka terbuka pada kulit yang dapat berupa
tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau
dari luar oleh karena tertembus, misalnya oleh peluru
atau trauma langsung dengan fraktur yang terpapar
dengan dunia luar.
 Palpasi (feel)
a. Robekan kulit yang terpapar dunia luar

1/4
b. Nyeri tekan
c. Terabanya jaringan tulang yang menonjol keluar
d. Adanya deformitas
e. Panjang anggota gerak berkurang dibandingkan sisi
yang sehat
 Gerak (move)
Umumnya tidak dapat digerakkan
 Pada Fraktur tertutup :
 Inspeksi (look)
Adanya deformitas dari jaringan tulang, namun tidak
menembus kulit. Anggota tubuh tdak dapat digerakkan.
 Palpasi (feel)
a. Teraba deformitas tulang jika dibandingkan dengan
sisi yang sehat.
b. Nyeri tekan.
c. Bengkak.
d. Perbedaan panjang anggota gerak yang
sakitdibandingkan dengan sisi yang sehat.
 Gerak (move)
Umumnya tidak dapat digerakkan
4. Petugas mengkaji respiratori distres dan jejas, dan berikan
oksigen bila perlu
5. Petugas membalut luka untuk menghentikan perdarahan dan
membersihkan luka fraktur, dengan cara irigasi dengan NaCl
pada Pasien dengan Fraktur Terbuka,
6. Petugas memberikan betadin pada luka fraktur terbuka sebagai
antiseptik
7. Petugas memberikan jahit situasi pada luka yang robek pada
fraktur terbuka
8. Petugas memasang spalek,dan imobilisasi bagian fraktur
dengan bidai
9. Petugas memfiksasi fosisi yang fraktur yang sudah di beri bidai,
dan beri perban gulung,
10. Petugas Memonitor tanda-tanda vital,
11. Petugas Menyiapkan dan memasang cairan intravena
12. Petugas memberikan injeksi ATS pada Pasien dengan fraktur
terbuka,

2/4
13. Petugas memberikan analgetik untuk menghilangkan rasa
sakit,
14. Petugas mencuci tangan setelah selesai melakukan tindakan,
15. Petugas merujuk ke rumah sakit,
16. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan ke dalam status
dan rekam medis

6. Bagan Alir
Petugas
menggunakan APD

Lepaskan pakaian pasien


kemudian inspeksi bagian
yang fraktur

kaji respiratori distres dan


jejas

Balut luka untuk


menghentikan perdarahan
dan bersihkan dengan NaCl

Berikan betadin pada luka


fraktur terbuka sebagai
antiseptik dan jahit situasi

Memasang spalek,dan
imobilisasi bagian fraktur
dengan bidai

Memonitor tanda-tanda vital,

Rujuk ke rumah sakit

Dokumentasikan
hasil kegiatan

3/4
7. Hal-Hal yang Waspadai adanya tanda-tanda compartemen syndrome seperti
Perlu edema, kulit yang mengkilat dan adanya nyeri tekan.
Diperhatikan

8. Dokumen 1. Status Pasien


Terkait 2. Rekam Medis
3. Rujukan
9. Unit Terkait UGD

10. Rekaman
Histori Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Perubahan Dirubah Diberlakukan

4/4

Anda mungkin juga menyukai