KIMIA DASAR 2
KIMIA ORGANIK
PENYABUNAN
Oleh :
No Materi paraf
1
Mengetahui
Co,as praktikan
( ) (MUHAMMAD RAMLI)
A. PELAKSANAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Percobaan
Sabun
Sejarah Sabun
Pengertian Sabun
Sabun adalah salah satu karbon yang sangat komersial baik dari sisi penggunaan
dalam kehidupan sehari-hari maupun persaingan harga produk yang memberikan
pengembangan yang cukup baik. Sabun merupakan surfaktan yang digunakan dengan air
untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan yang tercetak
seperti batangan.
Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi
saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah
(misalnya NaOH). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol. Selain C12 dan C16,
sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat.
Gambar 2.3 Struktur Asam Laurat
Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara molekul kotoran, sabun, dan air.
Kotoran yang menempel pada tangan manusia umumnya berupa lemak. Untuk
mempermudah penjelasan, mari kita tinjau minyak goreng sebagai contoh. Minyak
goreng mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh yang ada pada
minyak goreng umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat, dan
asam kaprat. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak goreng adalah asam oleat, asam
linoleat, dan asam linolena. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam
karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6).
Seperti yang kita ketahui, air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O,
yaitu molekul yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi
kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-
molekul air.
Mengapa minyak dapat larut dengan bantuan sabun dalam media air?
Dari penjelasan di atas, pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan mudah.
Fenomena tersebut tidak lepas dari gaya tarik menarik molekul. Gaya tarik antara dua
molekul polar ( gaya tarik dipol-dipol) menyebabkan larutan polar larut dalam larutan
polar. Molekul polar mempunyai dipol yang permanen sehingga menginduksi awan
elektron non polar sehingga terbentuk dipol terinduksi, maka larutan nonpolar dapat larut
dalam non polar. Hal tersebut dapat menjelaskan proses yang terjadi saat kita mencuci
tangan. Saat pencucian tangan, air yang merupakan senyawa polar menginduksi awan
elektron sabun sehingga dapat membantu larutnya asam lemak yang juga merupakan
senyawa non polar. Maka dari itu, bila kita mencuci tangan dengan menggunkan sabun,
lemak yang menempel pada tangan akan melarut bersama sabun dengan bantuan air.
Minyak
Lemak dan minyak merupakan senyawa organik yang penting bagi kehidupan
makhluk hidup.
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida.
Salah satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida adalah daya larutnya dalam
pelarut organik (misalnya ether, benzene, chloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya
dalam pelarut air.
Kelompok lipida dapat dibedakan berdasarkan polaritasnya atau berdasarkan struktur
kimia tertentu.
a. Kelompok Trigliserida ( lemak,minyak,asam lemak dan lain-lain ).
b. Kelomok turunan asam lemak ( lilin,aldehid asam lemak dan lain-lain ).
c. Fosfolipida dan serebrosida ( termasuk glikolipida ).
d. Sterol-sterol dan steroida.
e. Karotenoida.
f. Kelompok lipida lain.
Trigliserida merupakan kelompok lipida yang paling banyak dalam jaringan hewan
dan tumbuhan. Trigliserida dalam tubuh manusia bervariasi jumlahnya tergantung dari
tingkat kegemukan seseorang dan dapat mencapai beberapa kilogram.
Fosfolipida, glikolipida, sterol dan steroida terdapat dalam jaringan hewan dan
tumbuhan dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada trigliserida. Dalam tubuh manusia,
kelompok ini hanya merupakan beberapa persen saja dari bahan lipida seluruhnya.
Karotenoida dalam tubuh manusia lebih sedikit lagi jumlahnya, biasanya dalam
seluruh tubuh manusia hanya terdapat kurang dari 1 gram. Dalam jaringan tanaman,
karotenoida terdapat dalam jumlah lebih banyak.
Secara Dentitif, lipida diartikan sebagai semua bahan organik yang dapat larut
dalam pelarut organik yang mempunyai kecenderungan nonpolar.
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian
terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu
molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Secara umum lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang
berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu
ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan
minyak dan lemak.
Reaksi dan sifat kimia pada minyak atau lemak:
1. Esterifikasi
Proses Esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida,
menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia
yang disebut interifikasi atau penukaran estar yang didasarkan pada prinsip trans-
esterifikasi Fiedel-Craft.
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak
bebas dan gliserol, proses ini dibantu adanya asam, alkali, uap air, panas, dan
eznim lipolitik seperti lipase. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak
dan minyak yaitu “hydrolytic rancidity” yaitu terjadi flavor dan rasa tengik pada
lemak atau minyak. Hal ini terjadi karena terdapat sejumlah air dalam lemak dan
minyak tersebut.
NO larutan perubahan
1 Air suling
2 Air Kran
3 Larutan CaCl2
3. Tabel perubahan yang terjadi jika larutan tabel 2 di campur dengan bebrapa tetes
larutan diterjen sintetik
NO larutan perubahan
1) Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemak dengan bahan
yang disebut alkali --basa yang sangat kuat (basa adalah lawan dari asam). Karena
dibuat melalui pencampuran sebuah senyawa organik (asam lemak) dengan
sebuah senyawa anorganik (alkali), molekul sabun mempertahankan beberapa ciri
keduanya. Molekul sabun mempunyai sebuah kaki organik yang senang
bergandengan dengan bahan-bahan organik berminyak, dan sebuah kaki
anorganik yang senang bergandengan dengan air. Itulah sebabnya sabun memiliki
kemampuan tiada banding dalam menarik kotoran berminyak dari tubuh atau
pakaian ke dalam air.
2) Dalam proses saponifikasi, lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan
gliserol dan sabun mentah.
3) Penyususun sabun terbesar adalah Lemak
DAFTAR PUSTAKA
Satyawibawa, Iman dan Yustina Erna Widyastuti. 1992. Kelapa Sawit Dan
Pengolahannya. Jakarta: Ganesha Exacta.
Irawan, wira. 2006. Laporan Praktikum : Proses Reaksi Saponifikasi. Medan: Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Medan.
Anonim. 2008. Minyak dan Kolesterol. http://www.halalguide.info. Diakses pada tanggal
28 Oktober 2009.
Andry. 2008. Teknologi Lemak Dan Minyak. http://www.pdf-search-engine.com. Diakses
pada tanggal 28 Oktober 2009.
LEMBAR PENGESAHAN
No Materi paraf
1
Mengetahui
Co,as praktikan
( ) (MUHAMMAD RAMLI)
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
SENYAWA OEGANIK
LEMAK & POLIMER PADA PROSES PEMBUATAN SABUN
Oleh :