5 Sistem Penyaliran
Teknik penyaliran bisa bersifat pencegahan atau pengendalian air masuk
ke lokasi penambangan. Perusahaan cendrung memutuskan teknik penyaliran
dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan tanpa mengurangi
keselamatan kerja. Selain itu dalam pemilihan teknik penyaliran harus
memperhatikan prediksi cuaca ekstrim yang akan terjadi di front penambangan
agar mengurangi resiko bahaya akibat tingginya debit air limpasan (Suwandhi,
2004).
Terdapat dua cara pengendalian air yang sudah telanjur masuk ke
dalam front penambangan, yaitu dengan sistem kolam terbuka (sump) atau
membuat paritan dan membuat adit. Sistem penyaliran dengan membuat kolam
terbuka dan paritan biasanya ideal diterapkan pada tambang open cast atau
quarry, karena dapat memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan airnya dari
bagian puncak atau lokasi yang tinggi ke tempat yang rendah. Pompa
digunakan pada posisi ini lebih efisien, efektif dan hemat energi. Pada
tambang open pit penggunaan pompa menjadi sangat vital untuk menaikan
air dari dasar tambang ke permukaan dan kerja pompa pun cukup berat.
Kadang-kadang tidak cukup digunakan hanya 1 unit pompa, tetapi harus
beberapa pompa yang dihubungkan seri untuk membantu daya dorong dari
dasar sampai permukaan. Artinya unsur biaya pemompaan harus diperhatikan.
Sedangkan sistem adit lebih ideal diterapkan pada tambang terbuka open pit
dengan syarat lokasi penambangan harus mempunyai lembah tempat sumuran
dan adit agar air dapat keluar (Suwandhi, 2004).
Pada penampang tersebut zat cair mempunyai tekanan statis p (kgf/m 2),
kecepatan rata- rata v (m/s) dan ketinggian Z (m). Maka zat cair tersebut pada
penampang yang bersangkutan mempunyai head (m). Untuk perhitungan head
pompa digunakan prinsip Bernoulli. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk
aliran tak-termampatkan menurut Sularso dan Haruo Tahara (2000)
ditunjukan dalam persamaan dibawah
ini:
2.5.2 Hosting (Pemipaan)
Pipa (hosting) digunakan untuk keperluan pemompaan dalam aktivitas
+
γ
penambangan. Sistem pemipaan akan sangat berhubungan erat dengan head
kerugian yang dihasilkan oleh pipa. Menurut Sularso dan Haruo Tahara (2000)
perhitungan besarnya head loss pada pipa dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Hazen-William yaitu sebagai berikut :
Pada sistem ini sump akan ditempatkan di setiap jenjang tambang (bench), dengan
sistem pengalirannya dari jenjang paling atas menuju jenjang dibawahnya
sehingga akhirnya air dipusatkan di main sump untuk kemudian dipompakan
keluar tambang.
b. Sistem Penirisan Tidak Memusat
Sistem ini dapat dilakukan bila kedalaman tambang relatif dangkal dengan
keadaan geografis daerah luar tambang memungkinkan untuk mengalirkan air
langsung dari sump keluar tambang.
Berdasarkan penempatannya, sump dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu (Suwandhi, 2004) :
1. Travelling Sump
Sump ini dibuat pada daerah front tambang. Tujuan dibuatnya sump ini adalah
untuk menanggulangi air permukaan. Jangka waktu penggunaan sump ini
relatif singkat dan selalu ditempatkan sesuai dengan kemajuan tambang.
2. Sump Jenjang
Sump ini dibuat secara terencana baik dalam pemilihan lokasi maupun volumenya.
Penempatan sump ini adalah pada jenjang tambang dan biasanya di bagian lereng
tepi tambang. Sump ini disebut sebagai sump permanen karena dibuat untuk
jangka waktu yang cukup lama dan biasanya dibuat dari bahan kedap air dengan
tujuan untuk mencegah meresapnya air yang dapat menyebabkan longsornya
jenjang.
3. Main Sump
Sump ini dibuat sebagai tempat penampungan air terakhir. Pada umumnya