Anda di halaman 1dari 22

BUDI DAYA BAWANG MERAH MENGGUNAKAN

MULSA ORGANIK DAN ANORGANIK

DI SUSUN OLEH :

WIDA NUR ANISA

05081281621003

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA

2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budi daya dalam arti pertanian merupakan suatu kegiatan yang terencana
mengenai pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal
lahandengan mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya untuk diambil
manfaat hasil panennya. Kegiatan budi daya tanaman yang dilakukan dengan
media tanah dikenal sebagai bercocok tanam.

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku


Liliaceae. Tanaman ini berasal dari daerah sekitar India, Pakistan sampai
Palestina. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman
hortikultura yang menjadi bumbu berbagai masakan dan memiliki nilai ekonomi
tinggi. Bawang merah berbentuk rumput, berbatang pendek, berakar serabut,
daunnya panjang serta berongga seperti pipa, dan daunnya dapat berubah fungsi
seperti menjadi umbi lapis. Bawang merah disebut juga umbi lapis. Bawang
merah selain bermanfaat sebagai bumbu dapur, dan penyedap masakan juga
memiliki banyak manfaat lainnya seperti; untuk menurunkan gula darah,
mengurangi kolesterol, menyembuhkan sembelit, melindungi jantung, mencegah
kanker, mengatasi sengatan serangga, menjaga kekebalan tubuh, kesehatan
rambut, memperlambat pikun, serta dapat membantu mengobati jerawat.

Bawang merah bukan termasuk bahan pokok, akan tetapi permintaannya


sebagai bahan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun, sejalan dengan per-
tumbuhan penduduk, semakin berkembangnya industri makanan jadi dan pengem-
bangan pasar. Begitu juga dengan penawaran bawang merah. Produksi bawang
merah di Indonesia bersifat musiman seperti hasil pertanian lainnya, produksi
akan berkurang di musim hujan dan melimpah di musim kemarau. Sementara
kebutuhan akan bawang merah hampir digunakan setiap hari bahkan pada hari-
hari besar keagamaan permintaannya cenderung melonjak.

1 Universitas Sriwijaya
2

Permasalahan bawang merah yang akhir ini terjadi adalah produktivitas


bawang merah rendah, ada beberapa kendala yang dapat menyebabkan rendahnya
produktivitas bawang merah, diantaranya adalah ; cara budidaya bawang merah
yang kurang optimal, kebanyakan petani tidak memperhatikan jenis tanah yang
cocok untuk membudidayakan bawang merah, asal dalam pemberian pupuk,
banyak sekali serangan hama dan penyakit, hanya dapat ditanam sepanjang
musimnya, pada umumnya petani masih menggunakan benih lokal yang ditanam
terus menerus, dan bawang merah cepat busuk karena petani kurang informasi
dalam penanganan pasca panen.

Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi


permukaan tanah atau lahan pertanian untuk menjaga kelembaban tanah serta
menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tumbuh
dengan baik dan dapat meningkatkan produksi tanaman. Mulsa dibedakan
menjadi dua macam jika dilihat dari bahan asalnya yaitu mulsa organik dan mulsa
anorganik.

Mulsa organik adalah mulsa yang berasal dari sisa panen, tanaman pupuk
hijau atau limbah hasil kegiatan pertanian, yang dapat menutupi permukaan tanah
dan mudah terurai. Mulsa organik diberikan setelah tanaman atau bibit ditanam.

Mulsa anorganik adalah mulsa yang terbuat dari bahan – bahan sintesis
yang sukar atau tidak dapat terurai. Contoh mulsa anorganik yaitu mulsa plastik,
mulsa plastik hitam, dan karung. Mulsa anorganik dipasang sebelum tanaman atau
bibit ditanam, lalu diberi lubang sesuai dengan jarak tanam.

Dengan banyaknya kendala dalam proses produktivitas bawang merah,


demi efisiensi dan efektifitas produksi maka diperlukan teknik pembudidayaan
yang tepat, seperti memulai menerapkan teknik berupa teknik mulsa. Teknik
mulsa ini dipilih karena penggunaan mulsa dapat memberikan keuntungan antara
lain, menghemat penggunaan air dengan laju evaporasi dari permukaan tanah,
memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan
tanaman bawang merah dan mikroorganisme tanah, memperkecil laju erosi tanah
baik akibat tumbukan butir-butir hujan dan menghambat laju pertumbuhan gulma.

Universitas Sriwijaya
3

Dari uraian – uraian di atas maka penulis bermaksud untuk mengangkat


permasalahan tersebut sebagai bahan penelitian. Adapun judul yang dipilih yaitu,
“Budi Daya Bawang Merah Menggunakan Mulsa Organik dan Anorganik”.

1.2 Tujuan
Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian memiliki
tujuan sebagai berikut :
1) Mengetahui pengaruh pertumbuhan dan hasil dari pembudidayaan bawang
merah menggunakan mulsa organik dan anorganik.
2) Menerapkan teknik mulsa organik dan anorganik sebagai salah satu teknik
dalam membudidayakan bawang merah.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 SISTEMATIKA BAWANG MERAH


Tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom:
Plantae; Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae; Class:
Monocotyledoneae; Ordo: Liliaceae; Family: Liliales; Genus: Allium; Species:
Allium ascalonicum L. (Tim Bina Karya Tani, 2008).

2. 2 BOTANI BAWANG MERAH


Bawang merah merupakan terna rendah yang tumbuh tegak dan tinggi
dapat mencapai 15 – 50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam
tertanam dalam tanah. Seperti juga bawang putih, tanaman ini termasuk tidak
tahan kekeringan (Wibowo, 2007).

Bawang merah memiliki batang semu atau disebut “discus” yang


bentuknya seperti cakram, tipis, dan pendek sebagai tempat melekat akar dan mata
tunas (titik tumbuh). Bagian atas discus terbentuk batang semu yang tersusun dari
pelepah - pelepah daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah 14
bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis (bulbus), antara lapis kelopak bulbus
terdapat mata tunas yang dapat membentuk tanaman baru atau anakan terutama
pada spesies bawang merah biasa (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Secara umum tanaman bawang merah mempunyai daun berbentuk bulat


kecil dan memanjang antara 50 - 70 cm, berwarna hijau muda sampai hijau tua,
berlubang seperti pipa, tetapi ada juga yang membentuk setengah lingkaran pada
penampang melintang daun. Bagian ujung daun meruncing, sedangkan bagian
bawahnya melebar dan membengkak (Rahayu dan Nur, 2007).

4 Universitas Sriwijaya
5

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan.


Setiap tandan mengandung sekitar 50 - 200 kuntum bunga yang tersusun
melingkar. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang setiap bunga
terdapat benang sari dan kepala putik. Biasanya terdiri atas 5 - 6 benang sari dan
sebuah putik dengan daun bunga berwarna hijau bergaris keputih -putihan, serta
bakal buah duduk di atas membentuk suatu bangun seperti kubah (Tim Bina
Karya Tani, 2008).

2. 3 BUDI DAYA BAWANG MERAH


Daerah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah
beriklim kering yang cerah yang cukup mendapat sinar matahari dengan suhu
udara 25°C - 32°C dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam.
Bawang 15 merah dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dengan
ketinggian tempat 10 - 250 m dpl (Wibowo, 2007).

Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah tanah
yang memiliki aerasi dan drainase yang baik, subur, banyak mengandung bahan
organis atau humus, dan memiliki pH antara 5,5 - 7,0. Jenis tanah yang paling
baik adalah jenis tanah lempung yang berpasir atau berdebu karena sifat tanah
yang demikian ini mempunyai aerase dan draenase yang baik serta memiliki
perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir, dan debu (Wibowo, 2007).

Pengolahan tanah pada bawang merah dilakukan sampai beberapa kali


hingga tanah benar - benar menjadi gembur. Dapat juga menggunakan herbisida
sebelum tanah di olah untuk mematikan rumput dan gulma lainnya, seperti Goal
maupun Roundup yang diberikan dua minggu sebelum tanah diolah. Tanah diolah
dengan cara dibajak lebih dari 4 kali hingga tanah menjadi gembur dan tanah
dikeringkan lebih dari seminggu. Kemudian tanah dihaluskan lagi, setelah halus
dapat dibuat bedengan (Baswarsiati, 2009).

Pada budidaya bawang merah sangat diperlukan pembentukan bedengan,


dimana adanya bedengan berfungsi agar tanaman bawang merah tidak selalu
tergenang air. Setelah bedengan terbentuk, bedengan ditaburi pupuk organik
(kompos).

Universitas Sriwijaya
6

Sebelum melakukan penanaman dilakukan pemilihan bibit dengan ukuran


bibit 3 - 4 g/umbi. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2 - 3 bulan dan umbi
masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Umbi bibit yang dipilih harus
umbi yang utuh dan sehat yang ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak
keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau). Bibit yang dipilih
harus benih dari jenis unggul dan murni artinya bibit tidak tercampur dengan jenis
atau varietas lain (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Penanaman bawang merah dilakukan pada akhir musim hujan dengan


jarak tanam 15 cm x 20 cm. Cara penanaman dilakukan dengan cara kulit
pembalut umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siung - siungnya, untuk
mempercepat keluarnya tunas, sebelum ditanam bibit tersebut dipotong ujungnya
hingga 1/3 bagian. Bibit ditanam dan ditutup dengan tanah tipis.

Penyiraman bawang merah dilakukan dengan menggunakan gembor,


sprinkler, atau dengan cara menggenangi air disekitar bedengan yang disebut
sistem leb. Pengairan dilakukan secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman,
terutama jika tidak ada hujan. Pemberantasan gulma perlu dilakukan agar tanaman
tidak terganggu pertumbuhannya oleh keberadaan gulma. Penyulaman dilakukan
apabila dilapangan terdapat tanaman yang mati, rusak, atau pertumbuhannya tidak
normal. Biasanya dilakukan paling lambat 2 minggu 17setelah tanam.

Panen bawang merah dilakukan apabila umbi sudah cukup umur sekitar 70
HST yang ditandai dengan ± 60% daun mulai rebah, menguning atau mengering
dan batang semu bagian pangkal sudah kempis dan terkulai. Cara panen bawang
merah adalah mencabut seluruh tanaman dengan hati - hati supaya tidak ada umbi
yang tertinggal dan panen dilakukan ketika cuaca cerah yaitu pada pagi hari dan
keadaan tanah dalam kondisi kering (Tim Bina Karya Tani, 2008).

2. 4 MULSA
Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi
permukaan tanah atau lahan pertanian dengan tujuan tertentu yang prinsipnya
adalah untuk meningkatkan produksi tanaman. Secara teknis, penggunaan mulsa
dapat memberikan keuntungan antara lain, menghemat penggunaan air dengan

Universitas Sriwijaya
7

laju evaporasi dari permukaan tanah, memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga
menguntungkan pertumbuhan tanaman bawang merah dan mikroorganisme tanah,
memperkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan dan
menghambat laju pertumbuhan gulma (Lakitan, 1995 dikutip Marliah, dkk, 2012).

Menurut Lakitan (1995) dikutip Marliah, dkk (2012). Mulsa organik


adalah mulsa yang berasal dari sisa panen, tanaman pupuk hijau atau limbah hasil
kegiatan pertanian, yang dapat menutupi permukaan tanah. Seperti jerami, eceng
gondok, sekam bakar dan batang jagung yang dapat melestarikan produktivitas
lahan untuk jangka waktu yang lama.

Sedangkan menurut Umboh (1997) dikutip Marliah, dkk (2012). Mulsa


anorganik adalah mulsa yang meliputi semua bahan yang bernilai ekonomis tinggi
seperti plastik dan batuan dalam bentuk ukuran 2-10 cm. Mulsa anorganik berupa
mulsa plastik hitam dan perak.

2. 5 PUPUK
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa – sisa
tanaman, hewan, dan bahan alam lainnya. Pupuk organik dapat berbentuk padat
maupun cair. Jenis pupuk organik antara lain ; Pupuk kandang, pupuk kompos,
pupuk hijau, humus, dan pupuk organik buatan (Azzamy, 2015 dalam
mitalom.com).

Pupuk anorganik adalah pupuk buatan maupun pupuk alam yang terbuat
dari bahan kimia. Jenis pupuk anorganik antara lain ; Pupuk N, P, K, ZA, Urea,
TSP, dan lain – lain (Azzamy, 2015 dalam mitalom.com).

2. 6 BEDENGAN
Bedengan merupakan lahan tanah yang terkomposisi berbagai unsur hara
terlarut di dalamnya, dan dibentuk menyerupai barisan memanjang yang
mempunyai lebar, tinggi, dan panjang tertentu sesuai dengan luas lahan tanam
yang tersedia (Priyono, 2016).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun tempat dilaksanakan praktikum budi daya tanaman bawang merah
di lahan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Adapun waktu pelaksanaan praktikum budi daya tanaman bawang merah
yaitu setiap hari senin pada pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) Alat
Tulis Kantor (ATK), 2) Bambu, 3) Cangkul, 4) Celurit, 5) Cutter, 6) Ember, 7)
Kayu patok, 8) Linggis, 9) Meteran, 10) Parang, 11) Selang air, dan 12) Tali
tambang atau tali rafia.

Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain : 1) Bibit tanaman


bawang merah, 2) Mulsa Organik (jerami), 3) Pupuk organik (pupuk kandang dan
pupuk cair), dan 4) Pupuk anorganik (pupuk N, P, K).

3.3 Cara Kerja


Berikut adalah cara kerja yang dilakukan dalam pembudidayaan tanaman
bawang merah :
1. Sebelum menanam bawang merah terlebih dahulu siapkan lahan tanam dan
bersihkan lahan dari sisa – sisa vegetasi.

2. Buatlah bedengan dengan ukuran yang disesuaikan terhadap lahan yang


tersedia, buat jarak antar bedengan satu dengan bedengan yang lainnya
sekaligus jadikan jarak tersebut sebagai parit.

3. Gemburkan tanah di bedengan dengan cara mencangkulnya. Bentuk


permukaan bedengan menjadi rata.

8 Universitas Sriwijaya
9

4. Taburkan pupuk organik (pupuk kandang) di atas bedengan sebagai pupuk


dasar. Diamkan kurang lebih selama 1 (satu) minggu sebelum ditanam
bibit bawang merah

5. Siapkan umbi atau bibit bawang merah yang sudah siap tanam. Lakukan
pemotongan dibagian atas bawang dengan menggunakan cutter sekitar 1/3
bagian bawang. Kemudian rendam bawang di dalam larutan fungisida
kurang lebih selama 10 menit.

6. Buat tugal (lubang) pada bedengan dengan ukuran jarak antar tugal
20 x 15 cm. Kemudian tanam bibit bawang merah di dalam tugal yang
telah tersedia, untuk setiap tugal ditanam satu buah umbi atau bibit. Cara
menanam umbi atau bibit yaitu umbi atau bibit dibenamkan kedalam
permukaan tanah hingga hanya bagian atas umbi yang terlihat. Setelah itu
tutup bibit dengan sedikit tanah dan tutup dengan menggunakan mulsa
organik (jerami).

7. Lakukan penyiraman bawang merah sebanyak 2 kali sehari pagi dan sore
sampai tanaman berusia 0 – 10 hari. Setelah tanaman berusia lebih dari 10
hari, penyiraman cukup dilakukan sekali sehari.

8. Lakukan pemupukan tambahan dengan memberikan pupuk organik atau


dapat juga dengan memberikan pupuk amorganik.

9. Lakukan juga penyiangan gulma yang tumbuh disekitar tanaman bawang


merah, dapat dilakukan bersamaan pemupukan tambahan.

10. Terakhir panen tanaman bawang merah. Panen dapat dilakukan apabila
tanaman telah berumur 65 – 75 hari setelah tanam. Tanaman yang telah
siap panen memmiliki ciri – ciri sebagai berikut : 1) Tanaman telah cukup
tua, dengan hampir 60 – 90 % daun bawang sudah mulai rebah dan
menguning, 2) Umbi lapis terlihat padat berisi dan sebagian muncul di
permukaan tanah, dan 3) Warna kulit umbi mengkilat atau memerah.

Universitas Sriwijaya
10

11. Setelah tanaman bawang merah dipanen, keringkan umbi agar tidak mudah
busuk dan tahan lama lalu simpan didalam gudang.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan budi daya
tanaman bawang merah yang di lakukan sebagai berikut :

4.1.1 Hasil Pengamatan Minggu 1

Hal – Hal Yang di Amati


No. Hari,
Panjang Lebar Jumlah Keterangan
Sampel Tanggal
Daun Daun Daun
1 Rabu, 03
17,8 cm 0,4 cm 10 Hidup
Maret 2017
2 Rabu, 03
14,6 cm 0,3 cm 12 Hidup
Maret 2017
3 Rabu, 03
19,7 cm 0,5 cm 6 Hidup
Maret 2017
4 Rabu, 03
16,9 cm 0,4 cm 13 Hidup
Maret 2017
5 Rabu, 03
20,3 cm 0,4 cm 12 Hidup
Maret 2017

11 Universitas Sriwijaya
12

4.1.2 Hasil Pengamatan Minggu 2

Hal – Hal Yang di Amati


No. Hari,
Panjang Lebar Jumlah Keterangan
Sampel Tanggal
Daun Daun Daun
Rabu, 15
1 24 cm 0,3 cm 16 Hidup
Maret 2017
Rabu, 15
2 17,5 cm 0,4 cm 17 Hidup
Maret 2017
Rabu, 15
3 25,5 cm 0,4 cm 18 Hidup
Maret 2017
Rabu, 15
4 23 cm 0,4 cm 19 Hidup
Maret 2017
Rabu, 15
5 25 cm 0,4 cm 13 Hidup
Maret 2017

4.1.3 Hasil Pengamatan Minggu 3

Hal – Hal Yang di Amati


No. Hari,
Panjang Lebar Jumlah Keterangan
Sampel Tanggal
Daun Daun Daun
Rabu, 22
1 27,7 cm 0,4 cm 14 Hidup
Maret 2017
Rabu, 22
2 24,4 cm 0,4 cm 16 Hidup
Maret 2017
Rabu, 22
3 26 cm 0,3 cm 15 Hidup
Maret 2017
Rabu, 22
4 19 cm 0,3 cm 16 Hidup
Maret 2017
Rabu, 22
5 23,7 cm 0,5 cm 14 Hidup
Maret 2017

Universitas Sriwijaya
13

4.1.4 Hasil Pengamatan Minggu 4

Hal – Hal Yang di Amati


No. Hari,
Panjang Lebar Jumlah Keterangan
Sampel Tanggal
Daun Daun Daun
Rabu, 29
1 26,8 cm 0,4 cm 24 Hidup
Maret 2017
Rabu, 29
2 19,5 cm 0,4 cm 21 Hidup
Maret 2017
Rabu, 29
3 23 cm 0,3 cm 18 Hidup
Maret 2017
Rabu, 29
4 21,5 cm 0,5 cm 15 Hidup
Maret 2017
Rabu, 29
5 18,5 cm 0,4 cm 12 Hidup
Maret 2017

4.1.5 Hasil Pengamatan Minggu 5

Hal – Hal Yang di Amati


No. Hari,
Panjang Lebar Jumlah Keterangan
Sampel Tanggal
Daun Daun Daun
Rabu, 05
1 24 cm 0,3 cm 16 Hidup
April 2017
Rabu, 05
2 17,5 cm 0,4 cm 17 Hidup
April 2017
Rabu, 05
3 25,5 cm 0,4 cm 18 Hidup
April 2017
Rabu, 05
4 23 cm 0,4 cm 19 Hidup
April 2017
Rabu, 05
5 25 cm 0,4 cm 13 Hidup
April 2017

Universitas Sriwijaya
14

4.2 Pembahasan
Dalam pengamatan tanaman bawang merah telah dibagi beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan terdapat 8 kelompok. Dari 4
bedengan yang ada setiap 1 bedengan terdiri dari 2 kelompok. Setiap kelompok
bertanggung jawab atas tanaman bawang merah yang telah di bagi per bedengan.
Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali

Dari pengamatan yang telah di lakukan kelompok 2 pada minggu pertama,


hari rabu tanggal 03 Maret 2017 menperoleh hasil tinggi daun, jumlah daun, dan
lebar daun yang berbeda – beda pada tiap sampel tanaman bawang yang di ambil
secara acak. Pada sampel 1 tinggi daun yang diperoleh yaitu 17,8 cm; lebar daun
0,4 cm; dan jumlah daun 10. Pada sampel 2 tinggi daun yang diperoleh yaitu 14,6
cm; lebar daun 0,3 cm; dan jumlah daun 12. Pada sampel 3 tinggi daun yang
diperoleh yaitu 19,7 cm; lebar daun 0,5 cm; dan jumlah daun 6. Pada sampel 4
tinggi daun yang diperoleh yaitu 16,9 cm; lebar daun 0,4 cm; dan jumlah daun 13.
Pada sampel 5 tinggi daun yang diperoleh yaitu 20,3 cm; lebar daun 0,4 cm; dan
jumlah daun 12. Sampel tanaman bawang merah yang kami amati serta tanaman
bawang merah yang tidak termasuk sampel hidup dan tumbuh dengan baik.

Sedangkan dari pengamatan yang telah di lakukan kelompok 2 pada


minggu kedua, hari rabu tanggal 15 Maret 2017 menperoleh hasil tinggi daun,
jumlah daun, dan lebar daun yang berbeda – beda juga pada tiap sampel tanaman
bawang yang di ambil secara acak. Pada sampel 1 tinggi daun yang diperoleh
yaitu 24 cm; lebar daun 0,3 cm; dan jumlah daun 16. Pada sampel 2 tinggi daun
yang diperoleh yaitu 17,5 cm; lebar daun 0,4 cm; dan jumlah daun 17. Pada
sampel 3 tinggi daun yang diperoleh yaitu 25,5 cm; lebar daun 0,4 cm; dan jumlah
daun 18. Pada sampel 4 tinggi daun yang diperoleh yaitu 23 cm; lebar daun 0,4
cm; dan jumlah daun 19. Pada sampel 5 tinggi daun yang diperoleh yaitu 25 cm;
lebar daun 0,4 cm; dan jumlah daun 13. Sampel tanaman bawang merah yang
kami amati serta tanaman bawang merah yang tidak termasuk sampel hidup dan
tumbuh dengan baik.

Universitas Sriwijaya
15

Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan kelompok 2 pada minggu


ketiga, hari rabu tanggal 22 Maret 2017 menperoleh hasil tinggi daun, jumlah
daun, dan lebar daun yang berbeda – beda juga pada tiap sampel tanaman bawang
yang di ambil secara acak. Pada sampel 1 tinggi daun yang diperoleh yaitu 27,7
cm; lebar daun 0,4 cm; dan jumlah daun 19. Pada sampel 2 tinggi daun yang
diperoleh yaitu 24,4 cm; lebar daun 0,4 cm; dan jumlah daun 17. Pada sampel 3
tinggi daun yang diperoleh yaitu 26 cm; lebar daun 0,3 cm; dan jumlah daun 15.
Pada sampel 4 tinggi daun yang diperoleh yaitu 19 cm; lebar daun 0,3 cm; dan
jumlah daun 16. Pada sampel 5 tinggi daun yang diperoleh yaitu 23,7 cm; lebar
daun 0,5 cm; dan jumlah daun 14. Sampel tanaman bawang merah yang kami
amati serta tanaman bawang merah yang tidak termasuk sampel hidup dan
tumbuh dengan baik.

Dari pengamatan yang telah di lakukan kelompok 2 pada minggu keempat,


hari rabu tanggal 29 Maret 2017 menperoleh hasil tinggi daun, jumlah daun, dan
lebar daun yang berbeda – beda juga pada tiap sampel tanaman bawang yang di
ambil secara acak. Pada sampel 1 tinggi daun yang diperoleh yaitu 26,8 cm; lebar
daun 0,4 cm; dan jumlah daun 24. Pada sampel 2 tinggi daun yang diperoleh yaitu
19,5 cm; lebar daun 0,4 cm; dan jumlah daun 21. Pada sampel 3 tinggi daun yang
diperoleh yaitu 23 cm; lebar daun 0,3 cm; dan jumlah daun 18. Pada sampel 4
tinggi daun yang diperoleh yaitu 21,5 cm; lebar daun 0,5 cm; dan jumlah daun 15.
Pada sampel 5 tinggi daun yang diperoleh yaitu 18,5 cm; lebar daun 0,4 cm; dan
jumlah daun 12. Sampel tanaman bawang merah yang kami amati serta tanaman
bawang merah yang tidak termasuk sampel hidup dan tumbuh dengan baik namun
ada beberapa sampel tanaman bawang merah yang mulai layu.

Sedangkan dari pengamatan yang telah di lakukan kelompok 2 pada


minggu kelima, hari rabu tanggal 05 April 2017 menperoleh hasil tinggi daun,
jumlah daun, dan lebar daun yang berbeda – beda juga pada tiap sampel tanaman
bawang yang di ambil secara acak. Pada sampel 1 tinggi daun yang diperoleh
yaitu 24 cm; lebar daun 0,3 cm; dan jumlah daun 16. Pada sampel 2 tinggi daun
yang diperoleh yaitu 17,5 cm; lebar daun 0,4 cm; dan jumlah daun 17. Pada
sampel 3 tinggi daun yang diperoleh yaitu 25,5 cm; lebar daun 0,4 cm; dan jumlah

Universitas Sriwijaya
16

daun 18. Pada sampel 4 tinggi daun yang diperoleh yaitu 23 cm; lebar daun 0,4
cm; dan jumlah daun 19. Pada sampel 5 tinggi daun yang diperoleh yaitu 25 cm;
lebar daun 0,4 cm; dan jumlah daun 13. Sampel tanaman bawang merah yang
kami amati serta tanaman bawang merah yang tidak termasuk sampel hidup dan
tumbuh dengan baik.

Dari hasil pengamatan pada minggu pertama dan pengamatan pada


minggu kedua dapat di lihat bahwa pertambahan tinggi pada setiap sampel
mengalami kenaikan sekitar 2 – 6 cm dan jumlah daun pada tiap sampel juga
mengalami pertambahan, namun pada lebar daun tidak mengalami perubahan.

Sedangkan dari hasil pengamatan dari minggu kedua ke minggu ketiga,


keempat, dan kelima pertumbuhan tanaman bawang merah mengalami penurunan
pada tinggi daun, lebar daun, dan jumlah daun. Hal ini di sebabkan oleh beberapa
faktor, salah satunya kurangnya pemberian pupuk dan penyiraman yang tidak
dilakukan secara rutin.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pembudidayaan bawang merah memerlukan kerajinan dan ketelitian yang
lebih, salah satunya dalam hal penyiraman tanaman karena tanaman
bawang merah memerlukan media yang cukup lembab serta dalam
pengendalian gulma maupun hama dan penyakit.

2. Berbagai usaha yang telah dilakukan dalam budi daya tanaman bawang
merah untuk meningkatkan hasil bawang merah, salah satumya yaitu
melalui perbaikan teknik budidaya dengan menggunakan mulsa organik.

3. Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk


menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan
penyakit sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik.

4. Mulsa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu mulsa organik dan mulsa
anorganik.

5.2 Saran
Dalam praktikum budi daya tanaman bawang merah, sebaiknya seluruh
mahasiswa/i yang mengikuti praktikum di anjurkan untuk memperhatikan dan
memahami dengan teliti langkah – langkah apa saja yang di lakukan dalam
praktikum tanaman bawang merah dari awal hingga akhir, agar seluruh
mahasiswa/i dapat mengerti bagaimana cara budi daya tanaman bawang merah
yang baik dan benar.

17 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Alamtani. 2016. Panduan praktis budidaya bawang merah.


http://alamtani.com/budidaya-bawang-merah.html. Diakses pada tanggal
13 Maret 2017 pukul 20.16 WIB.

Marliah, Ainun., Nurhayati, dan Tarmizi. 2012. Pengaruh Jenis Mulsa Dan
Konsentrasi Pupuk Organik Cair Super Bionik Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Effects of Mulch and
Liquid Organic Fertilizer Super Bionik On Growth and Yield of Onion
(Allium Ascalonicum L.). Jurnal Floratek. Vol (7) : No (1). Hal 164-172 .

Wikipedia ensiklopedia bebas. 2016. Bawang merah.


https://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah. Diakses pada tanggal 05
Maret 2017 pukul 19.23 WIB.

18 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai