I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum kami diharapkan dapat :
1. Memahami proses filtrasi (pembersihan partikel padat dari suatu fluida) dengan
menggunakan media penyaring yang berupa karbon aktif.
2. Mengoperasikan alat oil filtration yang ada di laboratorium Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya.
V. DASAR TEORI
Filtrasi adalah pemisahan partikel padatan dari suatu fluida dengan
menggunakannya pada medium penyaringan atau septum yang diatasnya padatan akan
terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga
pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran
yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan atau keduanya. Suatu saat justru
limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam
industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya sekedar jejak
sampai persentasi yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa
pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misalnya dengan pemanasan,
kristalisasi atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau
tanah diatomae. Oleh karena varietas dan material harus disaring beragam dan kondisi
proses yang berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan
dijelaskan dibawah ini. Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan
tekanan yang melalui media tersebut. Penyaring dapat beroperasi pada :
1. Tekanan diatas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3. Vakum pada bagian bawah
Tekanan diatas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya grafitasi pada cairan
dalam suatu kolom dengan menggunakan pompa atau blower, atau dengan gaya
sentrifugal. Dalam suatu media penyaring biasa tidak lebih baik dari pada saringan
(screen) kasar atau dengan unggun partikel kasar seperti pasir. Penyaring gravitasi
dibatasi penggunaanya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal pasir,
penjernihan air minum dan pengolahan limbah cair.
Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama yaitu penyaring kue (cake),
penyaring penjernihan (clarifying) dan penyaringan aliran silang (cross flow).
Penyaring kue memisahkan cairan dan padatan sebelum dengan jumlah relative besar
sebagai suatu kue kristal atau lumpur. Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan
untuk membersihkan kue dan untuk membersihkan cairan dan padatan sebelum
dibuang. Penyaring penjernihan membersihkan sejumlah kecil padatan dan suatu gas
atau medium penyaring atau percikan cairan jenuh semisal minuman. Partikel padatan
ditangkap di dalam medium penyaring atau di atas permukaan luarnya. Penyaring
penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu memiliki diameter pori medium
penyaring lebih besar dan partikel yang akan disingkirkan.
Di dalam penyaringan aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan tekanan
tertentu diatas medium penyaring. Lapisan tipis dan padatan dapat terbentuk diatas
medium permukaan tetapi kecepatan cairan yang tinggi mencegah terbntuknya lapisan.
Medium penyaring adalah membrane keramik, logam, atau polimer dengan pori yang
cukup kecil untuk menahan sebagian besar partikel tersuspensi. Sebagian cairan
mengalir melalui mdium sebagai filtrate yang jernih, meninggalkan suspensi pekatnya.
Jenis-jenis Penyaring :
1. Penyaring Vakum Kontinyu
Dalam setiap penyaring vakum kontinyu, cairan dihisap melalui septum yang
bergerak untuk mengendapkan padatan kue. Kue kemudin dipindahkan dan tempat
penyaringan dicuci, dihisap, dikeringkan,dan dikeluarkan dan lumpur dimasukkan
kembali. Beberapa bagian dan septum terletak pada zona penyaringan, sebagian
didalam zona pencuci sementara sebagian lagi pembebasan dari bebannya.
Sehingga buangan padatan dan cairan dan penyaring tidak dapat dihentikan.
2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi.
Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya
lubang pori dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan
filtrasi sering dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku
(konsentrasi air influen) yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu
tinggi, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan
proses koagulasi – flokulasi dan sedimentasi.
3. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi,
menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari
air akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik
menarik diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan
dalam ukuan besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi
daya adsorpsi. Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi
daya saring filter.
A. Pengamatan Awal
Bahan pH Densitas (gr/ml) Sifat
Limbah Artifisial FeSO4.7H2O 5 0,8747 Kuning Keruh
A. Pengamatan Awal
24,73 gr
= 0,9996 gr/ml
= 24,7398 ml
Menghitung Densitas
Gr = M x V x BM
= 0,01 mol/L x 2 L x 278,05 gr/mol
= 5,561 gr
Pengukuran Densitas
= 60,93 gr - 36,90 gr
= 24,03
Volume aquadest = volume piknometer
gram air
Volume piknometer = ρ air
24,03 gr
= 0,9996 gr/ml
= 24,0396 ml
Menghitung Densitas
60,84 gr −36,90 gr
= 24,0396 ml
= 1,1622 gr/ml
= 0,9946 gr/ml
= 0,9921 gr/ml
IX. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini, yakni praktikum oil filtrasi yang bertujuan untuk
memahami proses filtrasi dengan menggunakan media penyaring serta dapat
mengoperasikan alat oil filtrasi dengan baik.
Pada percobaan pertama, media penyaring yang digunakan berupa karbon aktif,
sedangkan pada percobaan kedua kami menggunakan bantonite. Pengolahan limbah
dapat dilakukan dengan menggunakan bantonite atau karbon aktif, karena pori-pori
dari media penyaring tersebut dapat menyerap senyawa-senyawa organic yang
terdapat pada sampel yang difiltrasi. Sedangkan pada kedua praktikum ini, kami
menggunakan sampel limbah artifisial atau limbah buatan yang mengandung ion Fe,
yaitu larutan 𝐹𝑒𝑆𝑂4 7𝐻2 𝑂.
Pada proses yang berlangsung, penyaringan pada percobaan pertama dilakukan
sebanyak 5 kali (penyaringan 1 sampai 5), sedangkan pada percobaan kedua hanya
sampai 2 kali filtrasi. Hal tersebut dapat terjadi, karena berdasarkan sifat/penampilan
fisik yang dianalisa, filtrasi yang dilakukan dengan karbon aktif pada awalnya tingkat
kekeruhannya menurun, namun semakin disaring pada proses filtrasi selanjutnya
malah menjadi semakin keruh, berbeda dengan percobaan kedua yang menggunakan
bantontite. Semakin disaring larutan langsung berubah menjadi bening dan semakin
bening. Kejadian tersebut dapat terjadi, mungkin dikarenakan masih terdapatnya sisa-
sisa limbah dalam karbon aktif atau dikarenakan kondisi karbon aktif yang harusnya
diganti. Walaupun sebelumnya telah dibersihkan dengan melakukan penyiraman pada
karbon aktif dengan menggunakan air. Karbon aktif sebagai media penyaring harus
diregenerasi melalui pencucian dengan air panas, agar pori-pori yang terdapat pada
karbon dapat berfungsi dengan baik lagi, karena jika penggunaan secara terus
menerus maka pori-pori akan tersumbat, sehingga tidak efisien lagi jika digunakan
untuk filtrasi.
Berdasarkan data pengamatan, laju alir pada proses pengaliran air pada saat
pencucian filter dan limbah artifisial 𝐹𝑒𝑆𝑂4 7𝐻2 𝑂 berbeda. Hal tersebut dapat terjadi,
karena viskositas limbah artifisial lebih besar, sehingga laju alirnya menjadi lebih
kecil. Selain itu, jika semakin rendah kualitas sampel air yang difilter, maka akan
semakin memerlukan pengolahan yang sempurna atau kompleks.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
a. Filtrasi merupakan pemisahan partikel padat dari suatu fluida dan melewatkannya
pada medium penyaring atau septum yang diatasnya padatan akan diendapkan.
b. Percobaan pertama dengan karbon aktif mendapatkan hasil yang lebih keruh berbeda
dengan percobaan kedua dengan bantonite yang memiliki hasil yang bening.
c. Penyebab hasil filtrate pada karbon aktif lebih keruh, dikarenakan ada kemungkinan
masih terdapatnya sisa-sisa limbah dalam karbon aktif atau kondisi karbon aktif yang
memang harus diganti