Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR PENGESAHAN

MENUMBUHKAN SIKAP TANGGAP SAMPAH DI DESA CANDIMULYO


KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh :

Befrie Mahaztra S (10711186)

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing Fakultas

dr. Sunarto, M.Kes

Dosen Pembimbing Lapangan I Dosen Pembimbing Lapangan II

dr. Lies Pramudiyanti dr. Syirotul Aini

1
BAB I
LATAR BELAKANG

Berdasarkan UU nomor 18 tahun 2008 didapatkan pengertian sampah adalah


sisa dari kegiatan / aktifitas sehari-hari manusia dan atau yang berasal dari proses
alam yang berbentuk padat. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa UU nomor 18 tahun
2008 membagi sampah kedalam 3 kategori yaitu sampah rumah tangga, sampah
sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik. Dewasa ini semakin dengan
bertambahnya penduduk, masalah sampah menjadi semakin meningkat karena makin
banyaknya aktifitas manusia1.
Pada awalnya sampah belum menjadi suatu masalah namun seiring
menumpuknya sampah tanpa ada tindakan untuk mendaur ulang maka sampah
menjadi salah satu agen penyalur penyakit. Wajar saja sampah dapat menjadi sarana
penularan penyakit sebagai contoh sampah basah dapat menjadi breeding place
berbagai vektor penyakit seperti nyamuk, lalat, kecoak dan tikus. Sampah basah
adalah sampah organik yang mempunyai kandungan air tinggi contoh kulit buah,
sayur, sisa makanan dll2. Beberapa studi lain didapatkan bahwa sanitasi dasar yang
kurang termasuk pembuangan sampah dapat menyebabkan penyakit diare. Selain itu
bentuk fisik sampah yang menumpuk tidak dikelola dengan baik dapat menjadi polusi
udara (bau) dan menganggu estetika serta menyebabkan gangguan dalam mobilitas3.
Untuk hasil survey yang didapatkan selama proses Survey Mawas Diri
(SMD), didaptkan bahwa permasalahan sampah di desa Candimulyo masih masuk
dalam daftar 5 besar. Berdasarkan survey, didapatkan hasil 28,3 % warga memiliki
tempat pembuangan sampah dan tertutup, 55,8% warga memiliki tempat pembuangan
sampah dan tidak tertutup dan 15% warga tidak memiliki tempat pembuangan
sampah. Hasil ini bisa diamati pada gambar 1 berupa grafik batang.

2
55,8%

28,3%

15,0%

Gambar 1 - Tempat Pembuangan Sampah


Setelah dilakukan penelusuran, ternyata didapatkan fakta bahwa hasil 55,8%
penduduk yang mengaku memiliki sarana pembuangan sampah tidak tertutup ternyata
membuang sampah di sungai. Hal ini sama saja dengan tidak memiliki sarana
pembuangan sampah. Investigasi lebih lanjut ternyata masalah pembuangan sampah
telah menjadi masalah klasik yang belum terselesaikan karena di desa candimulyo
tidak memiliki sarana Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga akhirnya warga
memutuskan untuk membuang sampah disungai atau dibakar.

Gambar 2 -Jembatan Warga

3
Pada gamabr 2 diapatkan sebuah foto jembatan warga di salah satu dusun.
Setelah dilakukan pengamatan ternyata pada bagian bawah jembatan tidak terdapat
genangan air namun, dipenuhi genangan sampah. Melihat hal ini tokoh masyarakat
yang sempat diwawancarai hanya bisa membiarkan karena memang belum ada
fassilitas TPA di desa. Dalam wawancara lebih lanjut didapatkan keterangan bahwa
belum ditemukannya lokasi TPA yang cocok sehingga TPA desa Candimulyo tidak
kunjung terealisasi. Diperkirakan tahun 2015 dapat terealiasi adanya TPA di desa
Candimulyo.

Gambar 3 - Genangan Sampah di Bawah Jembatan


Sebaagi bentuk prihatin akan kebiasaan warga dalam membuang sampah
maka, perlu diadakanya suatu bentuk promosi kesehatan. Promosi kesehatan
dimaksudnya untuk menumbuhkan kembali kesadaran akan dampak buruk sampah
dan pentingnya tanggap terhadap sampah. Tanggap terhadap sampah dapat
didefinisikan secara lebih kongkrit selain membuang sampah pada tempatnya. Bentuk
tanggap sampah yang kongkrit adalah melakukan langkah 4R (REUSE, REDUCE,
RECYCLE< dan REPLACE)4. Langkah yang mudah dan murah tersebut dapat
menjadi solusi untuk mengurangi volume sampah selama belum diadakannya TPA.
Selain kegiatan 4R juga ada alternatif lain yaitu pendirian Bank Sampah. Dari data
statistik bulan Februari 2012, di Indonesia terdapat total 471 Bank Sampah. Ada
47.125 orang penambung, 755.600 kg/bulan dan nilai perputaran uang mencapai Rp
1.648.320.000 perbulan5. Peluang ini dapat menjadi metode solusi baru untuk
mengatasi pengolahan sampah di desa Candimulyo.

4
BAB II
TUJUAN PROMOSI

A. TUJUAN JANGKA PENDEK


1. Mengingatkan warga tentang salahnya kebiasaan yang selama ini
dilakukan.
2. Meningkatkan pengetahuan warga tentang dampak buruk sampah.
3. Menyadarkan warga akan pentingnya pemeliharaan sampah guna menjaga
derajat kesehatan.
4. Memunculkan kesadaran warga untuk tanggap terhadap perilaku buang
sampah sembarangan.
5. Memaparkan fakta hasil survey kepada warga khusunya tokoh masyarakat
yang mungkin selama ini masih belum tahu.
6. Sebagai langkah awal inisiasi budaya tanggap sampah di kalangan warga
Candimulyo

B. TUJUAN JANGKA PANJANG


1. Menjadikan desa Candimulyo menjadi lebih sehat dan bersih.
2. Meningkatkan derajat keseahtan warga desa Candimulyo.
3. Menanamkan perilaku tanggap sampah kepada warga Candimulyo dan
keturunannya.
4. Menjadikan warga desa Candimulyo sebagai warga yang mempunyai
kemandirian dalam mengolah sampah.
5. Menumbuhkan peluang usaha dari sektor sampah dengan munculnya ide-
ide cerdas dan kreatif.
6. Menginspirasi warga desa lainnya sehingga menjadikan Kecamatan
Candimulyo yang lebih bersih, rapi dan sehat.

5
BAB III
ANALISIS SWOT

Untuk menyusun suatu alternatif solusi yang baik, maka diperlukan suatu
analisis yang baik juga. Dari beberapa macam analisis solusi dipilih metode SWOT
yang notabene cukup komperhensif. Selanjutnya dari analisis tersebut akan dilakukan
perncangan strategi ST dan WT. Hasil analisis tersebut adalah :
1. Strength (Daftar Kekuatan yang dimiliki)
- Adanya antusiasme dari warga untuk mendapat ilmu baru melalui promosi
kesehatan. Hal ini nampak pada tingkat kehadiran warga yang tinggi
selama diundang untuk musyawarah.
- Desa candimulyo merupakan desa sentral Kecamatan Candimulyo
sehingga bisa menarik perhatian dari stakeholder untuk ikut membantu
dalam program.
- Secara rata-rata warga desa Candimulyo lebih berpikiran modern dan
memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dibanding dengan desa lain
sehingga lebih mudah menerima ilmu baru.
- Puskesmas dan sebagian petugas kesehatan berdomisili di desa
Candimulyo serta cukup aktif sehingga bisa membantu memberikan
promosi kesehatan yang baik.
- Daya kreatifitas penulis didukung bantuan dari petugas kesehatan dapat
memunculkan ide-ide baru.

2. Weakness ( Kelemahan yang dimiliki)


- Dibandingkan dengan desa lain, tingkat kepadatan penduduk di desa
Candimulyo cukup tinggi sehingga dimungkinkan jumlah produksi
sampah juga banyak.

6
- Wilayah yang cukup sempit membuat pemilihan lokasi TPA menjadi lebih
sulit.
- Bargaining Position dari penulis dalam mempengaruhi stakeholder yang
lebih tinggi masih belum kuat.
- Terbatasnya sumber daya yang dimiliki penulis dalam mewujudkan media
promosi skala besar.

3. Opportunity (Daftar Peluang yang ada)


- Belum banyak media promosi yang beredar tentang sampah sehingga
diharapkan warga masih belum jenuh.
- Masalah sampah adalah masalah bersama sehingga lebih mudah untuk
menydot perhatian warga guna ikut serta merubah perilakunya.
- Perilaku tanggap sampah adalah suatu hal yang murah bahkan gratis
hanya dibutuhkan ketekunan dan biaya, warga lebih perhatian terhadap
sesuatu yang tidak banyak mengeluarkan biaya.
- Dukungan dari tokoh masyarakat untuk berubah menjadi lebih baik. Hal
ini tercermin dalam perilaku tokoh masyarakat baik Kepala desa maupun
dusun yang semangat dalam menerima kehadiran dokter muda.

4. Threat (Daftar Hambatan yang ada)


- Budaya buang sampah disungai yang sudah melekat ada kemungkinan
membutuhkan waktu yang lama untuk diubah.
- Pemilihan bahasa media promosi yang baik menjadi suatu tantangan
tersendiri agar didapatkan hasil yang maksimal.
- Belum adanya TPA dapat mempengaruhi minat warga untuk tanggap
terhadap sampah.
- Sesuatu yang murah belum tentu mudah untuk dilakukan, apalagi dampak
langsung buang sampah sembarangan tidak dirasakan oleh semua warga.

7
- Saat ini sedang ada pelaksanaan program bedah rumah dari pemerintah
sehingga jumlah sampah semakin meningkat.

Setelah didapatkan hasil dari analisis tersebut tahap selanjtnya adalah


menysun strategi ST (strenght-threat) dan WT (weakness-threat).
1. Strategi ST (mengoptimalkan kekuatan, mengatasi hambatan)
- Membuat media promosi yang menarik dan mudah dipahami oleh warga
sehingga makin meningkatkan antusiasme warga
- Membagi langkah promosi menjadi sektor besar untuk warga dan sektor
kecil untuk tokoh masyarakat sehingga materi yang dipaparkan tepat
sasaran
- Memilih tempat strategis sehingga media promosi bisa menyedot
perhatian stakeholder.

2. Strategi WT (mengatasi kelemahan, minimalisir hambatan)


- Menggiatkan langkah 4R sebelum terbentunya TPA, sehingga warga tidak
kehilangan minat untuk tanggap terhadap sampah.
- Memilih media promosi yang tepat sehingga tidak malah menjadi sumber
sampah baru.
- Menjadikan timing bedah rumah sebagai lahan untuk memperoleh
manfaat dari sampah seperti mengumpulkan kertas semen, serbuk kayu,
dll.

8
BAB IV
METODE PROMOSI

A. SASARAN PROMOSI
Sasaran promosi untuk mengatasi masalah pembuangan sampah adalah
seluruh warga desa Candimulyo. Hal itu termasuk tokoh masyarakat yaitu Kepala
desa dan Kepala dusun di desa Candimulyo dengan total KK sejumlah 603 KK.
Untuk efektifitas penyampaian informasi maka target tiap bentuk promosi berbeda
beda. Dibagi menjadi Kepala Desa, Kader Desa, dan Warga Desa Candimulyo.

B. TAHAPAN PROMOSI
1. Perencanaan
- Mencari sektor-sektor tempat pembuangan sampah secara sembarangan
oleh warga.
- Menentukan tema promosi kesehatan dan alternatif media promosi.
- Memperkaya materi dan referensi dari literatur mengenai proses
penanggulangan sampah.
- Menyusun agenda dan produk promosi kesehatan
- Berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai bentuk promosi.
- Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan tokoh masyarakat
terkait rencana promosi kesehatan
2. Pelaksanaan
- Melaksanakan kegiatan promosi skala besar dengan sasaran seluruh warga
yaitu pemasangan produk promosi
- Melakukan kegiatan skala menengah yaitu penyuluhan kepada para kader
bertepatan dengan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
- Melaksanakan kegiatan skala kecil yaitu diskusidengan Kepala desa
mengenai manajemen sampah.

9
3. Evaluasi
- Diakhir sesi penyuluhan dan diskusi menghimpun pertanyaan dari warga
untuk mengetahui tingkat pemahaman dan memberikan jawaban.
- Melakukan pengamatan terhadap pola perilaku warga paska mendapat
promosi kesehatan.
- Menerima segela bentuk kritik dan saran dari seluruh elemen masyarakat.

C. ISI PESAN
Beberapa muatan pesan yang ingin disampaikan kepada warga melalui
produk,penyuluhan dan diskusi adalah :
- Dorongan membuang sampah pada tempatnya
Hal ini penting untuk ditekankan mengingat kebiasaan para warga yang
membuang sampah di sungai. Membuang sampah disungai selain
menganggu estetika dapat berpotensi menjadi sumber penyakit. Hal ini
karena seluruh jenis sampah tertimbun tanpa pengolahan. Sampah basah
yang menumpuk dapat menjadi media perkembangan vektor penyakti
seperti lalat, cacing, nyamuk, kecoa dan tikus. Lebih lanjut lagi memasuki
musim penghujan maka aliran sungai dapat tehambat oleh tumpukan
sampah sehingga bisa meluap dan menjadikan genangan air. Dipilih jenis
kalimat satire yang lain-daripada yang lain sehingga lebih menarik.
- Dampak buruk sampah
Akan dipaparkan dampak buruk sampah yang terbagi menjdi 3 aspek yaitu
bagi kesehatan, lingkungan dan sosial. Dampak bagi kesehatan adalah
sebagai sarang kuman dan sumber penyakit, dampak lingkungan adalah
dengan meracuni mahluk lain dan merusak alam. Yang terakhir dampak
dari sosial adalah merusak pemandangan dan berbau busuk.
- Jenis-jenis sampah
Mengenalkan kepada warga mengenai berbagai jenis sampah yaitu
sampah organik, sampah anorganik kode kuning, sampah anorganik kode

10
biru dan sampah berbahaya. Dalam proses pengenalannya disertai gambar
contoh sampah sesuai dengan jenisnya sehingga agar lebih mudah untuk
dipahami.
- Mengajak untuk menggiatkan 4R
Lamgkah 4R dapat menjadi alternatif jika memang belum terwujud
adanya TPA. 4R tersebut adalah Reuse, Reduce, Recycle dan Replace.
Reuse adalah menggunakan kembali barang-barang yang bisa digunakan
misalnya mengolah plastik kemasan menajdi tas. Reduce adalah
mengurangi jumlah sampah baru, langkah mudahnya adalah memiliki tas
belanja daripada kresek hitam. Recycle adalah langkah mendaur ulang,
langkah ini cukup susah diterapkan seperti membuat pupuk kompos. Yang
terakhir adalah Replace yaitu mengganti, hal ini dilakukan dengan
menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan sepertoi kantung
plastik bio-degradable.
- Memaparkan hasil survey di desa Candimulyo
Diharapkan dengan pemaparan hasil survey yang dilakukan dapat
menyadarkan para warga jika selama ini banyak kebiasaan membuang
sampah yang salah. Para tokoh masyarakat juga disadarkan akan
fenomena yang terjadi di warganya, diharapkan data ini bisa menjadi
bahan acuan untuk dilaporkan ke stakeholder.
- Pengenalan terhadap Bank Sampah
Sebagai salah satu wujud lain dari manajemen sampah selain dibuang di
TPA adalah adanya inovasi mengenai Bank Sampah. Di Indonesia sendiri
bukan hal baru dan mendapat respon yang baik,. Diadakan diskusi dengan
kepala desa mengenai Bank Sampah tentang pengenalan, cara kerja dan
kemungkinan peluang yang ada. Dibeberapa kota telah sukses
menyelenggarakan bank sampah dengan perputaran uang mencapai
miliaran rupiah.

11
D. BENTUK MEDIA PROMOSI

Mempertimbangkan isi pesan dan analisis yang ada maka penulis memilih media
promosi sesuai dengan skala promosi. Untuk skala besar penulis memilih media
poster, stiker dan banner. Untuk skala menengah dan kecil dipilih media promosi
berupa penyuluhan dan diskusi.

1. Poster
Konten :
Berisikan kata-kata satire yang mengusik, sebagai contoh : “Malu dong buang
sampah sembarangan”, “Sudah tahu tempatnya mengapa masih
sembarangan”, dan “Orang berman membuang sampah pada tempatnya”.
selain itu ada juga kombinasi dengan gambar yang menyindir seperti ada
gambar anak kecil membuang sampah di tempatnya bertuliskan “Kalau
mereka bisa, kenapa kita tidak?”.
Analisis :
- Strenght : Kata-kata satire yang unik bisa menjadi ide baru untuk
mengingatkan warga. Bahasa indonesia yang mudah dipahami diharapkan
dapat menyasar segala kalangan.
- Weakness : Dipakai bahasa indonesia sebagai bahasa universal,
namun ada beberapa warga yang tidak bisa bahasa indonesia sehingga
tidak bisa menggapai semua kalangan
- Opportunity : Masih banyak tempat strategis di desa Candimulyo
yang bisa untuk tempat menempel poster. Media poster dapat menarik
perhatian orang banyak.
- Threat : ketahanan dari media promosi tidak lama, efek dari
kata-kata tidak sekuat percontohan tindakan. Media yang dipakai juga bisa
rusak, kusam dan kata-katanya tidak terbaca.
2. Banner
Konten :
Berisikan kata-kata satire yang diperbesar dalam bentuk banner outdoor
ukuran 3x1 meter. Kata-kata satire yang dipilih adalah “Jika anda bukan orang
sembarangan maka jangan buang sampah sembarangan”. Banner ukuran besar
ini akan dipasang ditempat strategis dimana bisa terlihat oleh warga dan
stakeholder.

12
Analisis
- Strenght : Masih dipilih kata-kata satire yang menggelitik dan
menarik perhatian. Bisa menghimpun lebih banyak perhatian dengan
media yang besar. Tidak menimbulkan sampah baru bila dibandingkan
leaflet.
- Weakness : Kendala bahasa Indonesia masih menjadi pokok
perhatian.
- Opportunity : Belum ada media banner yang pernah dipakai untuk
promosi kesehatan terkait sampah. Terdapat tempat strategis untuk
penempelan. Diharapkan efek yang didapat lebih masif.
- Threat : Pemahaman warga tentang konten kata-kata, apakah
dirasa terlalu menyindir sehingga malah muncul reaksi pengacuhan.
3. Stiker
Konten :
Stiker berukuran 5x5 cm dengan bahan tahan air dan terik matahari dengan
tulisan “Malu dong buang sampah sembarangan” sejumlah 100 stiker.
Dibagikan kepada warga-warga dan petugas kesehatan
- Strenght : Konten utama tetap kata-kata satire. Stiker memiliki
daya mobilitas jika dibandingkan dengan media lain sehingga
jangkauannya lebih luas.
- Weakness : Ukuran stiker mungkin terlalu kecil untuk dibaca
sehingga tulisannya bisa tidak jelas.
- Opportunity : Penerimaan warga terhadap konten yang menarik
cukup baik, desain yang kratif bisa menambah estetika tempat yang
ditempel.
- Threat : Penempelan yang tidak efektif dan sembarangan
malah menjadi perusak estetika.

13
4. Penyuluhan
Konten :
Penyuluhan kepada para kader tentang hasil SMD pentingnya tanggap
sampah. Materi penyuluhan berisi tentang Dampak buruk sampah, Jenis-jenis
sampah, 4R dan contoh pelaksanaanya. Durasi penyuluhan adalah sekitar 1
jam dengan 40 menit pemaparan materi dan 20 menit tanya jawab.
- Strenght : Media bertatap muka langsung dengan warga, bisa
menyampaikan pesan secara langsung. Konten materi yang beragam dan
aplikatif diharpkan menarik partisipasi aktif warga.
- Weakness : Pengumpulan warga menjadi satu dengan berbagai
konten materi lain berbagai tema mungkin membuat penyluhan jadi
kurang efektif. Karena perhatian dan konsentrasi warga terpecah-pecah.
- Opportunity : Kemampuan penyampaian meteri dengan 2 bahasa
yaitu bahasa Indonesia dan Jawa sehingga dapat menyasar seluruh elemen.
- Threat : Efek dari pemberian motivasi dan dorongan semangat
biasanya hanya bertahan selama 3 hari sehingga langkah kontinyu menjadi
tantangan.
5. Diskusi
Konten :
Diskusi secara intenstif dengan Kepala Desa mengenai Bank Sampah.
Dilakukan pengenalan mengenai bank sampah dengan panduan pamflet
pengenalan bank sampah. Diskusi dengan durasi sekitar 30 menit juga
diselingi dengan tanya jawab.
- Strenght : Konsep baru tentang Bank Sampah bisa menjadi
penarik perhatian. Memiliki peluang untuk menjadi lahan usaha.
- Weakness : Materi manajemen yang butuh pemahan tinggi.
- Opportunity :Jumlah sampah yang banyak bisa menjadi faktor
pendorong.
- Threat : Penemuan lokasi dan kader yang menjalankan konsep

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Permasalahan tentang pembuangan sampah masih menjadi 5 besar
problematika kesehatan di desa Candimulyo. Dari data SMD didapatkan bahwa
masih sekitar 55% warga yang belum memiliki tempat sampah tertutup. Diadakannya
promosi kesehatan tentang menumbuhkan perilaku tanggap sampah sangatlah
penting. Bentuk promosi yang terbagi menjad 3 sektor menjadikan intervensi lebih
efektif dan tepat sasaran. Pemilihan media yang tepat juga penting untuk tidak
menimbulkan sampah baru. Bentuk median yan dipilih adalah poster, stiker, banner,
penyuluhan dan diskusi. Kata-kata satire menjadi pilihan baru dalam penyampaian
pesan-pesan kesehatan.

B. SARAN
Untuk menambah kekuatan dan daya promosi kesehatan masih diperlukan
beberapa perbaikan. Saran yang dapat diberikan adalah :
- Langkah aktif dari kader dan petugas kesehatan untuk tetap istiqomah
meningatkan warga tentang langkah 4R.
- Diperlukan adanya realisasi TPA agar para warga semakin giat dalam
melaksanakan sikap tanggap sampah.
- Media promosi yang telah diberikan harus dijaga agar tidak menjadi
sampah baru.
- Perlu diadakan refreshing rutin untuk menjaga semangat warga dalam
melaksanakan pembuangan sampah pada tempatnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 Tentang


Pengelolaan Sampah
2. Suprapto. 2005. Dampak Masalah Sampah Terhadap Kesehatan. Jurnal
Mutiara Kesehatan Indonesia. Volume 1 : halaman 1-4
3. Sintari L dan Azizah R. 2013. Hubungan Sanitasi Dasar Rumah dengan
Kejadian Diare Pada Balita di Desa Ngunut Kabupaten Tulungagung. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. Volume 7 : Halaman 32-37
4. Wibowo I. 2009. Pola Perilaku Kebersihan, Studi psikologi Lingkungan
Tentang Penanggulangan Sampah Perkotaan. Sosial Humaniora. Volume 13 :
halaman 37-47
5. Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Buku Profil Bank Sampah Indonesia
2012.

16
LAMPIRAN

Gambar 4 - Penyerahan poster ke Dokter Puskesmas

Gambar 5 - Pemberian Penyuluhan ke Warga

17
Gambar 6 - Banner Promosi Tanggap sampah

Gambar 7 - Menempel Poster di Balai Desa

18
Gambar 8 - Penyerahan Poster kepada Kepala Desa

Gambar 9 - Berfoto bersama peserta penyuluhan

19

Anda mungkin juga menyukai