PENDAHULUAN
Melihat dinamika kepemimpinan dalam dunia dewasa ini telah banyak mencerminkan dan
membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulilt untuk mencari kader-kader
pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang pada zaman sekarang cenderung mementingkan diri
sendiri dan tidak atau kurang perduli pada kepentingan public(masyarakat, bangsa dan negara.
Berbagai hal dapat dilihat dari pemimpin yang mengakibatkan ketidakstabilan yang terjadi
secara radikal, yang mengurangi kepercayaan masyarakat, misalnya korupsi, dan tindakan amoral
lainnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikutip oleh (Sugiono, 2005 : 12), yang mengatakan
bahwa seorang pemimpin yang mempunyai keegoisme yang tinggi, sehingga menyebabkan
ketidakharmonisan yang terjadi antara masyarakat dan pemimpin itu sendiri.
Dengan menaggapi masalah-masalah yang terjadi diatas maka sangat dibutuhkan figure
seorang pemimpin yang mampu untuk menjadi sumber pengharapan dalam melakukan
pembaharuan kepemimpinan yang efektif.
A. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
1. PEMIMPIN
a. Defenisi Pemimpin
Pemimpin dapat didefinisikan sebagai individu dalam suatu kelompok atau organisasi yang
bertujuan membimbing dan mengkoordinir aktivitas kelompok atau organisasi tersebut.
Yang dimaksud dengan teori munculnya pemimpin ialah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang sehingga menjadikan dia bisa menjadi seseorang pemimpin. Factor-faktor dimaksud
bila dikaitkan dengan teori yang ada maka terdapat empat teori, sebagai berikut:
1. Teori Genetik
Menurut teori genetic orang bisa jadi pemimpin karena ia memang sejak lahir telah mempunyai
bakat untuk memimpin (factor internal).”leadership are born and not mad”artinya “pemimpin itu
dilahirkan bukan dibentuk”
2. Teori Sosial
Menurut teori ini bisa tidaknya orangjadi pemimpin tergantung pada factor-faktor persiapan,
pendidikan , latihan dan pengalaman seseorang (factor eksternal). Jadi prinsipnya “leaders are
made and not born” (Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan )
3. Teori Ekologik
Teori ini merupakan paduan atau konvergensi antara teori genetik dan sosial.
Menurut teori ini orang bisa dan mampu jadi pemimpin yang baik, bila ia mempunyai bakat
sebagai pemimpin, kemudian bakat tersebut mendapat tempat penyaluran yang memadai atau
dengan kata lain bakat yang dimiliki itu disalurkan dan dikembangkan lewat pendidikan, latihan
dan pengalaman akan memunculkan orang menjadi pemimpin yang baik.
Menurut teori tiga dimensi terdapat tiga faktor yang ikut berperan dalam menentukan bisa tidaknya
seseorang jadi pemimpin. Ketiga faktor itu adalah :
Pada dasarnya kemampuan memimpin itu bukan hanya monopoli orang-orang tertentu saja tetapi
siapa saja bisa menjadi pemimpin menurut bakat dan jenjang masing-masing. Dan untuk menjadi
pemimpin yang baik ada beberapa ciri atau karakteristik yang harus dihayati dan diamalkan.
Antara lain :
1. Bertenggang rasa.
2. Menyadari sifat- sifat kelompok.
3. Mampu mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
4. Bersikap jujur terbuka dan objektif.
5. Mampu mengenal diri sendiri dan orang lain.
6. Mampu menjaga kestabilan emosi.
B. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, Dengan mengacu pada pengertian pemimpin diatas
maka dapat didefenisikan Kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain, mengarahkan
keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk menjadi tujuan bersama.
Boring, Langeveld dan Weld memberikan arti kepemimpinan sebagai hubungan yang
dilakukan seseorang dengan suatu kelompok, guna mencapai beberapa tujuan yang
diinginkan.
Mayjen Soedarsono Mertoprawiryo (1990) menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah
adalah suatu seni pergaulan dan suatu profesi seseorang .
M. Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto mengartikan kepemimpinan sebagai
tindakan atau perbutan diantara perseorangan dan kelompok, yang menyebabkan baik
orang-orang maupun kelompok menuju kearah tujuan-tujuan tertentu. Sebagai tujuan
bersama.
Menurut Ralph white dan Ronald lippet; ada tiga dasar gaya kepemimpinan antara lain :
1. Kepemimpinan otoriter
3. Kepemimpinan Liberal
Kebebasan penuh pada pengambilan keputusan, pimpinan memiliki peran yang sangat
minim
Pimpinan hanya memberi informasi bila diminta dan tidak terlibat dalam penentuan cara
kerja dan kegiatan yang dilakukan.
Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, tepat atau tidaknya gaya tersebut akan disesuaikan dengan
situas dan kondisi dari organisasi yang dijalankan.
Dari berbagai penjelasan diatas, maka seorang pemimpin yang efektif adalah yang tidak hanya
bekerja sendiri tanpa melibatkan siapapun. Melainkan mampu memanfaatkan berbagai potensi
yang mengelilinginya. Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan
tetapi merupakan interaksi aktif antar komponen yang efektif.
Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, tepat atau tidaknya gaya tersebut akan disesuaikan dengan
situas dan kondisi dari organisasi yang dijalankan.
1. Pilihlah benih yang bagus. ”pilihlah orang dengan potensi alamiah untuk bisa memainkan
peran pemimpin”
2. Siapkan tanahnya. “periksa kultur perusahaan anda apakah kultur ini menumbuhkan atau
memandulkan tumbuhnya kepemimpinan” kejujuran, keadilan, dan ketidakcurangan.
3. Perkaya tanahnya dengan pupuk dan air.”pastikan matahari yang membawa nilai-
nilaibaik:integritas,
4. Rotasikan tanaman. “berikan kepada pemimpin beragam tantangan dan kesempatan”
5. Biarkan ladang tanpa tanaman: tidak semua pohon berbuah setiap tahun. “berikan waktu
kepada para pemimpin untuk berpikir, merenung dan menyelesaikan masalah mereka”
6. Lihat baik-baik dimana pohon akan tumbuh subur. “seorang pemimpin yang sanggup
berjuang dalam satu bidang atau sektor mungkin juga dapat sukses dalam bidang atau
sektor lain ”
7. Buanglah bagian-bagian pohon yang mati. Sederhanakan pohon hingga tersisa batang saja.
“buanglah praktek-praktek dan ide-ide yang tidak memberikan hasil”
8. Biarkan akarnya tumbuh jauh kedalam tanah.”air inspirasi terletak jauh dibawah tanah”
prinsip paling penting dalam pengembangan kepemimpinan adalah jangan pernah
mengangkat seseorang yang tidak mempunyai pelatihan atau persiapan yang sesuai.
“Langkah pertama untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif adalah dengan bercermin.
Kuasailah ketrampilan diri sendiri dengan demikian anda akan meletakan dasar untuk membantu
orang lain agar melakukan hal yang sama.”
Charles C, Manz dalam bukunya yang berjudul “Leadership Wisdom of Jessus”, Charles C. Manz
menjelaskan bagaimana membangun fondasi kepemimpinan yang kokoh, melalui ajaran Yesus
dibawah ini:
“mengapa engkau melihat selumbar di wajah saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau
ketahui? Bagaimana engkau berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu
dari matamu, padahal adabalok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkan dahulu balok di
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata
saudaramu.”(Mat 7:3-5)
Ayat diatas mengemukakan bahwa pandangan yang berbeda dari Yesus tentang bagaimana
seharusnya pendekatan seorang pemimpin terhadap obyek kepemimpinan. Yaitu terlebih dahulu
pemimpin ditantang untuk mencermati dan memperbaiki diri mereka sendiri. Inilah yang sering
tidak disadari oleh para pemimpin. Banyak orang yang ingin menjadi pemimpin, tetapi tidak
banyak yang menyadari bahwa untuk memimpin orang lain, seseorang terlebih dahulu harus
trampil dalam memimpin diri sendiri. Kepemimpinan terhadap orang lain harus datang dari suatu
ekspresi yang jujur terhadap kelemahan diri sendiri.
Dari uraian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa landasan yang kuat bagi seorang pemimpin
adalah ketika pemimpin tersebut bisa membentuk sebuah model keteladanan. Keteladanan akan
menjadi kekuatan yang mampu mempengaruhi tanpa harus menggurui dan memaksa. Keteladanan
akan memunculkan sikap hormat dan penghargaan yang tulus yang akan menggerakkan orang lain
dengan sukarela. Dengan menjadi model keteladanan, seorang pemimpin dimampuksn untuk bisa
memberikan dampak bagi lingkungannya, sekaligus menunjukkan kepada obyek yang
dipimpinnya bagaimana cara melakukan pelayanan mengembangkan orang lain menjadi pribadi
yang efektif, berkualitas dan berkarakter kristus.
Jadi jika anda ingin menjadi seorang pemimpin yang efektif, mulailah dengan menguasai
ketrampilan dalam memimpin diri sendiri. Biarkan orang lain melihat karakter dan kualitas hidup
anda. Dengan demikian anda akan akan meletakan dasar kokoh bagi kepemimpinan anda.
PENUTUP
Berbicara menyangkut kepemimpinan yang efektif tentunya bukan sebagai hal yang muda bagi
seorang pemimpin dalam praktek atau aplikasi nyata dalam kehidupan, baik dalam organisasi
formal, nonformal maupun masyarakat(public), akan tetapi menjadi pemimpin yang efektif,
dimana penulis mencoba mengutip seorang ahli Charles C, Manz yang mengatakan bahwa :
“Langkah pertama untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif adalah dengan bercermin.
Kuasailah ketrampilan diri sendiri dengan demikian anda akan meletakan dasar untuk membantu
orang lain agar melakukan hal yang sama.”
Dengan mengacu pada kutipan dari Charles C, Manz, ada hal penting juga yang perlu diterapkan
dalam konteks kepemimpinan yang efektif dengan mengacu pada teori yakni fungsi, prinsip-
prinsip kepemimpinan dan lain-lain yang menjadi sumber pengetahuan yang rasional dalam
bertindak yang sehat, jujur dan adil, yang selalu menjadi bagian dari motivasi bagi semua
komponen dalam masyarakat.
Bagi umat Kristiani, kepemimpinan yang efektif tercermin dalam diri Yesus Kristus yang
merupakan sumber pemimpin sejati yang terwujud melalui “Karya Penyelamatan” bagi manusia
di dunia.