Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam klasifikasi terdapat kingdom atau dunia animalia (hewan).Kingdom animalia
dapat dibagi menjadi beberapa filum seperti filum Vermes dan filum Arthropoda.Yang
termasuk filum vermes yaitu Platyhelmintes, Nemathelminthes, dan Annelida. Sedangkan
yang termasuk filum Arthropoda yaitu Chilopoda, Diplopoda, Arachnida, Crustcea,
danInsecta.
Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan podos
berarti kaki. Jadi Arthropodaadalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi
(beruas-ruas).Organisme yang tergolong filum Arthropoda memiliki kaki yang berbuku-
buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong Arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m,
sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ
tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh Artropoda terbagi atas segmen-segmen yang
berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh: laba-laba, lipan, kalajengking,
jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang
lebih dari 60 cm, namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk
Arthropoda pun beragam, hewan Arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral,
triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang
merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari
spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan
kitin. Pada waktu seranggamengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami
pengelupasan.
Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh
serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan dengan
alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks.
Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut)
yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala, dan dadanya bersatu
membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks,

1
dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat
gerak, dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak. Hewan Arthropoda memiliki organ
sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi
sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi
lingkungan tempat hidupnya. Sitem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal.
Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki
kapiler darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Hewan Arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan
insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh.
Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga
tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi
dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem pencernaan
dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untukmenjilat seperti pada
lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Anggota filum Arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina.
Fertilisasi Arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang
tertutup oleh cangkang. Hewan Arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna,
metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem reproduksi
Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu
dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui
fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan
betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang
berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal,
atau simbiotik. Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk,
lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat
luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Filum Arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta,
dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda). Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis
ingin mengetahui lebih dalam tentang perbedaan fisiologi dari kelas Arthropoda.

2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan uraian di atas yaitu :
1. Bagaimana fisiologi dari kelas Chilopoda?
2. Bagaimana fisiologi dari kelas Diplopoda?
3. Bagaimana fisiologi dari kelas Crustacea?
4. Bagaimana fisiologi dari kelas Arachnida?
5. Bagaimana fisiologi dari kelas Insecta?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui fisiologi dari kelas Chilopoda.
2. Mengetahui fisiologi dari kelas Diplopoda.
3. Mengetahui fisiologi dari kelas Crustacea.
4. Mengetahui fisiologi dari kelas Arachnida.
5. Mengetahui fisiologi dari kelas Insecta.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Dari Kelas Chilopoda

Gambar 1. Sistem Organ Chilopoda

1. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus dan
mempunyai kelenjar ludah. Kedalam pencernaan makanan ini menempel dua buah saluran
Malpighi yang berfungsi sebagai alat eksresi. Chilopoda bersifat karnivora dengan gigi
beracun pada segmen I.

 Makanan
Kelompok hewan ini adalah predator yang akan membunuh dan
mengkonsumsi berbagai invertebrata lainnya seperti laba-laba, moluska, serangga,
slaters dan kelabang lainnya. Bila bertemu mangsanya, maka akan menyerang
mangsanya dengan cara menggigit menggunakan kaki beracun yang berguna untuk
melumpuhkan mangsa. Mangsa biasanya bergerak kemudian racun disuntikkan
melalui taring dan kemudian dirobek-potong oleh rahang dan bagian-bagian lunak
dimakan.
2. Sistem Pernapasan
Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang
terbuka hampir pada setiap ruas, berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di
kanan kiri setiap ruas.
3. Sistem Reproduksi
Alat reproduksi terpisah, pembuahan terjadi secara seksual yaitu dengan pertemuan
ovum dan sperma (fertilasi internal), dan alat reproduksi ini dihubungkan dengan beberapa

4
kelenjar accessories. Telur yang telah dibuahi akan diletakkan di bawah batu, di bawah
sampah, atau ditutupi oleh tanah.
4. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa dua buah saluran malpighi.
5. Sistem Saraf
Sistem sarafnya disebut saraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu
pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
6. Sistem Integumen
Kelabang mampu mematahkan kaki mereka ketika kelangsungan hidup mereka
terancam dan dapat menumbuhkan bagian-bagian tubuh setelah mereka merasa
aman.Pergerakan kelas ini tergolong cepat, dan hidup di bawah batu-batuan atau timbunan
pohon-pohon yang telah membusuk.
Chilopoda yang hidup di daerah tropis misalnya Lithibius (kelabang/lipan) yang
memiliki racun yang berbahaya, demikian pula genus Scolopendra. Hewan ini panjangnya
kira-kira 25 cm, gigitannya dapat menyebabkan rasa sakit dan bahkan dapat menyebabkan
hal serius bagi manusia.
7. Sistem Gerak
Sistem gerak Chilopoda adalah sepasang kaki di setiap segmen. Di ujung setiap kaki
terdapat cakar yang digunakan untuk berjalan. Scutigera memiliki rambut di ujung kakinya
untuk memperbesar gaya gesek dengan tanah.

2.2 Fisiologi Dari Kelas Diplopoda

Gambar 2. Sistem Organ Diplopoda


1. Sistem Reproduksi
Pada kelas diplopoda sudah dapat dibedakan jantan dan betina. Organ genital terletak
pada segmen ketiga, dan pada jantan disertai oleh satu atau dua penis, yang paket setoran
sperma ke gonopods. Pada betina, membuka pori-pori genital ke kamar kecil, atau vulva,

5
yang ditutupi oleh tudung kecil seperti penutup, dan digunakan untuk menyimpan sperma
setelah sanggama.
Dalam beberapa spesies jantan memancarkan feromon untuk menarik si betina.
Sebelum perkawinan, kaki seribu jantan terlebih dahulu mengisi organ-organ seksual
sekunder dari yang utama, untuk melakukan hal ini dia harus menekukkan tubuhnya ke
depan sehingga spermatophore dari Gonopores pada segmen tubuh ke-3 dapat ditransfer ke
Gonopods (berarti 'seks-kaki') pada 7 segmen tubuh.

Kaki seribu jantan dan betina melakukan pendekatan untuk kawin dengan cara, kaki
seribu jantan berjalan di belakang betina dan merangsang dengan irama pulsa dari kakinya.
Ketika betina mengangkat segmen depan jantan mengelilingi tubuhnya dan ketika mereka
menentang alat kelamin transfer sperma terjadi. Sperma dilewatkan ke betina sebagai
sebuah paket disebut spermatophore. Gonopodsatau organ seksual sekunder yang
digunakan dalam transmisi spermatophore ini bervariasi dalam bentuk dengan spesies yang
berbeda, ini terkait erat dengan membantu menghentikan bentuk spesies hybridizing.

Betina dapat dan akan kawin beberapa kali dalam jenis Iulid tetapi jenis Polydesmoid
betina cenderung untuk kawin hanya sekali dalam semusim.Betina menghasilkan 10-300
telur dalm satu waktu, telur ditempat pada tempat yang lembab atau sampah organik,
walaupun terkadang di tempat yang kering, sarang akan dilapisi dengan kotorannya.

2. Sistem Ekskresi
Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Contoh dari kelas ini Keluing atau
kaki seribu (Julus virgatus).
3. Sistem Sirkulasi
Darah tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin (Hb), melainkan
hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap
segmen, dan kembali ke jantung lewat hemosoel (rongga tubuh yang mengambil bagian
dalam peredaran darah).
4. Sistem Integumen
Kaki seribu tidak menggunakan sungut berbisa untuk melindungi diri dari musuh.
Mekanisme pertahanan utamanya adalah menggulungkan diri. Tetapi ada juga yang
mengeluarkan zat beracun berupa hydrogen sianida melalui pori-pori di sepanjang sisi
tubuh. Zat ini mampu membakar eksoskeleton dari serangga kecil pengganggu seperti
semut.

6
2.3Fisiologi Dari KelasCrustacea

Gambar 3. Sistem Organ Crustacea


1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Lambung
dibedakan atas dua bagian yaitu bagian yang besar (anterior) disebut kamar kardiak.
Kardiakini terletak sebelah depan untuk menyimpan makanan yang dilengkapi semacam
gigi dari kitin berguna menggiling makanan,dan yang kecil adalah pilorus. Lambung
bagian pilorus sebelah belakang makanan akan dicerna oleh enzim yang berasal dari
kelenjar pencernaan atau hati melalui saluran yang masuk ke dalam bagian pilorik. Pada
permukaan dalam lambung terdapat bentukan seperti gigi-gigi yang mengapur untuk
melumatkan makanan.
Gigi-gigi tersebut dapat bergerak satu terhadap yang lain karena dihubungkan
dengan otot-otot yang kuat. Pada kedua sisi bagian akhir lambung bermuara saluran dari
kelenjar pencernaan dan muara dari cecum yang kecil. Usus merupakan tabung kecil yang
mengarah ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang terletak pada permukaan
ventral telson. Kelenjar pencernaan berupa hati yang terletak di daerah torak.
Setiap lobus tersusun atas sejumlah kecil tubulus. Epitelium yang melapisi dinding-
dinding tubulus bersifat glandular dan menghasilkan sekresi yang akan mengalir menuju
ke duktus hepatik dan akhirnya menuju ke kamar pilorik di lambung.
Hewaninijugamemilikikelenjarpencernaanatauhatidibagian chepalotoraks.

Gambar 4. Alat Pencernaan Crustacea

7
 CaraMendapatkanMakanan
Crustaceamemiliki caramakan yang beraneka ragam yaitu dengan filter feeder,
pemakan bangkai, herbivora, karnivora, dan parasit. Filterfeederdalammenyaringairuntuk
mendapatkanmakananhalinimenyebabkanmandibula(rahang)dan antennaakan berubah
(berevolusi)sesuai dengan fungsinya yaitu mulut untuk menyaring air dan antenna untuk
melacak makanan pada air). Pada Crustaceapemakan bangkai, herbivore, dan karnivora
memiliki bagian tubuh yang berfungsiuntukmencengkramataumengambilmakanan, misalya
maksilla mandibulayang berfungsiuntukmemegang, menggigit, dan menggiling makanan.
Biasanya Crustaceaaktifdimalamhari, padawaktuitumerekameninggalkantempat
persembunyiannyauntukmencari makanan.Jenisyanghidup di perairan dangkal akan menuju
terumbu karang,sedangkan yang hidup di perairan yang lumayan dalam akan berkeliaran
disekitartempatpersembunyiannya untukmencarimakan.
2. Sistem Pernapasan
Padaumumnya Crustaceabernafasdenganinsang.KecualiCrustaceayangbertubuh sangat
kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Letak insang pada malacostraca biasanya
terbatas pada apendik thorax. Aliran air kearah insang umumnya dihasilkan dari
gerakanteratursejumlah apendik.
Di antara bagian lateral karapak (branchiostegit) dan dinding badan terdapat rongga-
rongga atau kamar-kamar berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut terbuka. Insang
merupakan penjuluran dinding badan yang berbentuk bulu dan mengandung pembuluh
darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel) dari maxilla II bergerak ke depan dan ke
belakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke filamen insang.

Gambar 5 Insang Crustacea

8
3. SistemReproduksi
Udangbersifatdiesius, yangbetina memilikiabdomenyanglebihbesardibandingkan
yangjantan.Alatreproduksiudang jantanterdiriatassepasangtestis,sepasangvasdeferens,
dansepasangvesikulaseminalis.Testis lunak berbentuk lonjong, berwarna putih, dan terletak
tepat di bawah sinus pericardii. Testis terbagi atas dua lobus, di bagian depan testis tersebut
menyatu. Sedangkan pada setiap ujung posterior testis timbul vas deferens berupa pipa
panjang berkelok-kelok dan bermuara pada tungkai kaki jalan ke lima. Di dalam vas
deferens setiap udang jantan terdapat sekitar dua juta spermatozoa. Di dekat koksa vas
deferens membesar membentuk vesikula seminalis tempat menampung spermatozoa.
Alatreproduksiudangbetinaterdiriatassepasangovaridan sepasangoviduk.Ovari berbentuk
sabit dan terletak tepat di bawah sinus pericardii. Bagian depan dan bagian belakang dari
kedua ovari saling berhubungan. Dari tengah-tengah kedua sisi tiap ovari keluar oviduk
pendek yang bermuara pada apertura genital dari pasangan kaki jalan ketiga.
Crustaceabereproduksidengan mengadakan kopulasi(pembuahan). Pada proses
kopulasi tersebut individu jantan biasanya memiliki apendiks yang dapat berfungsi untuk
memegang betina. Individu jantan akan meletakan massa spermatoforik di bagian sternum
udang betina. Peletakanmassa spermatoforik tersebut berlangsungsebelumtelurdikeluarkan.
Pembuahanterjadisaatteluryangdikeluarkandaricelahgenitalditarikkearahabdomenoleh
pasangankakikelimabetina.Padawaktutelurtertarikkeabdomen,spermakeluardari massa
spermatoforik yangtersobeksehingga terjadipembuahan.
Pembuahan tersebut dapat terjadisecara eksternalmaupun internal. Halinitergantung pada
sifat dari spermatoforiknya. Jika spermatoforiknya bersifat kental, pembuahan terjadi secara
eksternal. Sedangkan spermatoforik yangbersifatcairmemungkinkanuntuk masuk ke
dalamoviduct(saluran telur)sehingga terjadisecarainternal.
Pembuahan terjadi di luar tubuh. Ketika musim reproduksi udang jantan dan udang
betina mengadakan kopulasi. Pada saat kopulasi spermatozoa akan ditampung dalam
penampung sperma dari udang betina, kemudian kedua hewan terpisah. Beberapa hari
kemudian, udang betina membersihkan daerah abdomennya menggunakan kaki renangnya.
Kemudian udang betina membalikkan tubuhnya, melipat tubuh, dan keluarlah sekresi
berupa lendir yang menyelaputi kaki renang. Kemudian ovum akan keluar dari oviduk
sekitar 200-400 buah (diameter 2 mm) dan akan dibuahi oleh spermatozoa yang keluar dari
kantong penampung spermatozoa. Ovum tersebut akan menempel pada kaki renang dan
mendapat udara dari gerakan kaki renang.

9
Selanjutnya udang betina mengembalikan posisi tubuhnya. Telur tetap melekat pada
kaki renang sampai menetas, sekitar 5 minggu lamanya.Teluryangsudahmenetasakanmenjadi
naupliusyangplanktonis.Naupilustersebut mempunyaitiga pasang apendik yaitu antennapertama,
antennakeduadanmandibula, tubuh belumberuas-ruas;dibagian
anteriorterdapatmatanauplius.Setiap anak berupa udang kecil berukuran 4 mm dan
transparan. Setelah anak udang mengalami beberapa pergantian kulit, hewan akan menjadi
dewasa.

Gambar 6. Siklus Reproduksi Crustacea

4. SistemEkskresi
Alat ekskresiberupa sepasang bangunan yang lebar, disebut “kelenjar hijau”terletak di
bagian bawah kepala,anterioresophagus.Setiap kelenjarterdiri atas bagianglanduler berwarna
hijau, vesica urinaria, terbentuk dari dilatasi dinding yang tipis dan saluran yang bermuara keluar
melalui suatu pori terletak di bagian ventral pada segmen basal antena.
Fungsikelenjarhijauadalahmembuangsisametabolisme tubuh.
5. Sistem Sirkulasi
SistemperedarandarahpadaCrustaceadisebutsistem peredarandarahterbuka
(haemocoelic). Haliniberartibahwa darah beredar tanpa melalui pembuluh darah, sehingga
terjadikontak langsung antara darah dan jaringan.Alat peredaran terdiri atas darah dan
pembuluh darah. Darah terdiri atas cairan darah yan hampir tidak berwarna dan corpuscula
darah atau amoebocyt yang berupa sel-sel ameboid.
Pada dasarnya fungsi darah yaitu mengangkat material makanan dari satu bagian
tubuh ke bagian yang lain, mengangkut oksigen dari insang menuju jaringan-jaringan
tubuh, mengangkut CO2 menuju ke insang, dan mengangkat urea menuju alat
ekskresi.Pembuluh darah terdiri atas sebuah jantung, tujuh buah arteria utama, dan
sejumlah rongga-rongga yang disebut sinus.

10
Jantung berupa kantong berbentuk pelana di dalam sinus pericardial dan terletak di
dalam bagian pertengahan dorsal toraks atau di sepanjang badan. Jantung terikat pada
dinding sinus pericardial dengan perantaraan 6 ligamen yang elastik. Tigapasang lubang
yang dilengkapi dengan valva disebut ostia (bentuk tunggal ostium). Ostia ini
memungkinkan darah masuk kembali dari sinus yang melingkupinya.
Pada ujung anterior jantung mempercabangkan lima buah pembuluh arteri yaitu (1)
arteria ophthalmica terletak di pertengahan dorsal, berjalan ke arah anterior di sebelah
dorsal lambung, mengalirkan darah untuk pars cardiaca ventriculli, esofagus, dan kepala,
(2) dan (3) dua buah arteria antennary terletak di kanan dan kirir arteria ophthalmica
dengan cabang-cabangnya menuju pars cardiaca ventriculli, antenna, alat-alat ekskresi, dan
menuju ke otot-otot dan jaringan lain di daerah kepala,(4) dan (5) dua buah arteria hepatic,
menuju ke kelenjar-kelenjar pencernaan.
Sedangkan pada ujung posterior jantung terdapat terdapat arteri abdomal dorsal.
Pembuluh darah ini mensuplai bagian dorsal abdomen. Arteria midi dekat pangkalnya
bercabang menuju ke arah bawah (arteri sternal) dan di daerah ventral tubuh bercabang
menjadi dua buah arteri yaitu yang menuju ke arah anterior adalah arteri thoraxventral dan
yang menuju ke arah posterior tubuh adalah arteri abdominal ventral. Arteri torak ventral
bercabang-cabang menuju ke daerah torak sebelah ventral serta ke apendik III sampai
XIII. Sedangkan cabang-cabang arteri abdominal ventral menuju ke daerah abdominal
sebelah ventral dan apendik di daerah abdomen.
Sinus adalah rongga-rongga yang terletak di antara jaringan-jaringan yang
menampung darah dari arteri. Misalnya sinus pericardii yang telah disebutkan. Selain itu di
daerah thorax terdapat sinus yang besar (sternal sinus) dan sejumlah pembuluh-pembuluh
(branchiocardian canal) yang menghubungkan insang dengan sinus pericardii. Saluran
pencernaan di daerah sefalotorak juga diselubungi oleh suatu sinus (pervisceral sinus).
Jantung berkontraksi secara teratur, akibatnya darah akan mengalir ke seluruh bagian
tubuh melalui arteri. Setiap arteri dilengkapi dengan valva pada pangkalnya untuk
mencegah darah kembali. Cabang-cabang yang paling halus berupa pembuluh kapiler yang
bermuara ke dalam ruang-ruang di antara jaringan-jaringan, dan kemudian darah mencapai
sinus sternalis.
Dari sini darah mengalir menuju ke pembuluh-pembuluh afferent insang dan
selanjutnya mencapai lembaran-lembaran insang. Pada bagian ini terjadi pertukaran antara
larutan asam karbonat dengan oksigen dari air yang ada di dalam kamar insang. Kemudian
darah mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh efferent, selanjutnya menuju ke sinus

11
branchiocardiaca dan akhirnya masuk ke dalam sinus percardii. Dari sinus ini darah masuk
ke dalam jantung melauiostia. Valva pada ostia memungkinkan darah masuk ke dalam
jantung, tetapi menghalanginya mengalir kembali ke dalam sinus pericardii. Darahnya
tidak mengandung hemoglobin (Hb) melainkan hemosianin
yangdayaikatnyaterhadapoksigenrendah.
Sistemperedarandarahinimenyebabkan hilangnya rongga tubuh, karena darah
memenuhicelah antar jaringan dan organ tubuh yang disebut homocoel(rongga tubuh yang
dipenuhidarah). Ronggatubuhnyahanyapadarongga ekskresidanorganperkembangbiakan.

Gambar 7. Sistem Sirkulasi Crustacea


6. Sistem Saraf
Sistem saraf udang mirip cacing tanah, tetapi relatif lebih besar. Sistem saraf terdiri
atas ganglion supraesophageal (otak) yang bercabang ke saraf-saraf mata, antenula, dan
antena(alat peraba). Sepasang saraf penghubung yang berhubungan dengan ganglion
subesophageal yang terletak di belakang mulut bagian ventral.
Ganglion subesophageal merupakan gabungan dari 5 atau 6 pasang ganglion yang
ketika masih embrio terpisah. Saraf-saraf dari ganglion subesophageal bercabang ke
anggota tubuh, mulut, kelenjar hijau, dan otot-otot depan. Sepanjang tali saraf dari segmen
VIII sampai XIX terdapat sepasang ganglion yang menyatu, dan meneruskan saraf-saraf
ke anggota tubuh, otot-otot, dan organ-organ tubuh lainnya.
7. SistemGerak
Crustaceamenggunakan kaki-kakinyauntuk bergerak.Terdiridarilimapasangkaki
yangmasing-masing untuksepasangkakipaling depandan paling besardigunakanuntuk mencapit
sesuatu,empatkakisesudahnya digunakanuntukberjalandan jugamemilikilima
pasangkakidibagianbelakangyangfungsinya untuk berenang(kakirenang). Sertaiajuga
menggunakan ekornyauntuk bergerak.

12
8. Sistem Otot
Otot-otot udang yang terdapat dalam tubuhnya menempel pada permukaan sebelah
dalam eksoskeleton. Pada prinsipnya otot di dalam tubuh udang terletak di dalam
abdomen. Otot tersebut digunakan untuk membengkokkan bagian-bagian tubuh udang
pada permukaan ventraltorak ke arah depan dan selanjutnya menghasilkan gerak ke
belakang pada saat berenang. Otot-otot lain berperan untuk gerak yang lain. Otot yang
terbesar terdapat di dalam apendik khususnya di dalam cheliped.
9. Organ Indera
Alat indra terdiriatasmata, statocyst, propioceptor, alatperaba dan chemoreceptor.

 Mata
Sebagian besar Crustacea memiliki penglihatan yang baik.Mata berupa mata
majemuk yang terletak oada ujung tangkai yang dapat bergerak, jumlahnya satu pasang,
terletak di kanan dan kiri rostrum. Disebut mata majemuk karena setiap mata tersusun
atas beberapa sub-unit yang disebut ommatidia. Mata majemuk terdapat pada hampir
semua spesies dewasa, biasanya terletak
padaujungtangkaiyangdapatdigerakkantetapiadakalanyasessil.Crustaceadengan mata majemuk
yang berkembang baik mempunyai kemampuan untuk membedakan ukuran dan
bentuktetapiketajamanpenglihatannya kecildan gambarnya kasar.
Setiap mata tertutup oleh kutikula transparan yang disebut cornea, dimana terbagi-
bagi menjadi area-area bersisi empat oleh garis-garis halus. Setiap area persegi tersebut
disbeut facet. Setiap facet menutup setiap ommatidium. Di sebelah bawah setiap facet
terdapat kerucut kristal (crystalline cone). Sedangkan daerah fotoreseptif dari
ommatidium adalah retinula (“retina kecil”). Retinula ini biasanya terdiri atas 7 atau 8
sel-sel retinula dan sel-sel retinula memiliki sejumlah mikrovili paralel. Di bagian tengah
gabungan sel-sel retinula membentuk rhabdom yang merupakan sumbu tengah
ommatidium.
Rhabdom terdiri atas fotopigmen-fotopigmen dan diperkirakan sebagai tempat
tranduksi energi cahaya ke dalam perubahan voltage yang akan menimbulkan potensial
aksi. Potensial aksi yang sebenranya merupakan inforrmasi tentang intensitas, warna, dan
sudut dari polarisasi cahaya yang diterima ommatidium akan dikirim ke ganglia
supraesofageal.
Bintik mata selalu terletak digaris menengah dan khusus terdapat pada stadiumlarva
nauplius; terdiri atas 3 sampai 4 ocelli berbentukmangkuk pigmen; berfungsi untuk mendeteksi

13
cahaya. Bintikmata diperlukan hewan planktonik untuk menentukan lokasi permukaanair, dan
bagi hewan peliang untuk menentukan lokasi permukaan substrat.

Beberapa udang memiliki 10 fotopigmen yang berbeda, sedangkan maniusia


hanya memiliki 3 fotopigmen. Pada Crustacea dan serangga yang aktif pada cahaya
terang, maka setiap ommatidium terlindung dari ommatidium lainnya oleh pigmen. Mata
majemuk dari tipe ini disebut mata aposisi. Pada mata aposisi ini cahaya difokuskan ke
dalam retinula dari setiap ommatidum oleh kerucut kristal (untuk hewan Crustacea) atau
oleh cornea (untuk serangga). Mata aposisi tersebut tampaknya diadaptasikan untuk
penglihatan yang rinci. Mata superposisi lebih sensitif di dalam cahaya redup.

Pada Crustacea dan serangga yang aktif di malam hari, dalam tempat teduh, atau
di dalam air yang gelap, maka setiap retinula menerima cahaya dari beberapa ommatidia
sebab pada bagian tersebut kurang mengandung pigmen. Selanjutnya kerucut kristal
maupun cornea akan memfokuskan cahaya. Mata superposisi tersebut tidak setajam mata
aposisi, bahkan ketika cahaya terang mata superposisi umumnya akan berkurang
sensitifitasnya dan meningkat ketajamannya dengan terjadinya pigmen yang berpindah di
sekitar ommatidia.

 Statocyst
Statocyst hanya terdapat pada beberapa kelompok
Malakostraca.Sepasangstatocystbiasa terletakpadapangkalantenul,
uropodatautelson.Statocyst berfungsi sebagai alat keseimbangan. Letak organ tersebut
adalah di segmen basak setiap antenulla. Statocyst berbentuk kantong dan dinding
kantong tersebut tersusun atas zat khitin.

Di dalam kantong terdapat suatu peninggian yang disebut bantalan indera, dan
terdapat tiga set rambut dengan jumlah sekitar 200 buah rambut. Pada setiap bantalan
indera akan berhubungan dengan satu serabut saraf. Pada rambut-rambut itu terdapat
sejumlah butir-butir pasir yang disebut statolith. Statolith melekat pada rambut-rambut
dengan menggunakan zat hasil sekresi kelenjar-kelenjar yang terletak di bawah bantalan
indera.

Kontak antara statolith dengan rambut-rambut tersebut akan menentukan orientasi


udang ketika berenang. Perubahan posisi tubuh udang akan berpengaruh terhadap

14
perubahan posisi statolith yang berhubungan dengan gravitasi. Akan tetapi kemampuan
orientasi ini akan menjadi lemah saat udang mengalami ekdisis.

 Propioreceptor
Propioreceptor merupakan alat indra otot, terdapat pada malacostraca terutama
decapoda. Tiap organ terdiri atas sejumlah sel otot yang mengalami modifikasi
spesial,berperan membantu mengatur kedudukan apendik, semacam indra gerak yang
dirangsang oleh peregangan diantara sel otot, kontraksi otot diskitarnya.

 Alat peraba

Alat peraba biasanya membentuk bulu-bulu dan tersebar di berbagai tempat pada
permukaan tubuh, terutama apendik.

 Chemoreceptor

Chemoreceptor merupakan alat indra untuk mendeteksi zat kimia, terdapat pada
kedua pasang antena danapendik mulut. Esthetascberbentuk bulu-buluindrayangpanjang dan
lembut merupakanchemoreseptoryangumumterdapatkebanyakanCrustacea.

10. Sistem Endokrin


Hormon berperan utama dalam mengkoordinasikan fisiologi Crustacea. Organ
endokrin yang terpenting adalah kompleks Xorgan sinus gland (XOSG) complexyang
terletak dekat saraf optik. Organ endokrin lainnya yang juga penting adalah Y organ,
terletak pada bagian dasar setiap maksila. Diantara hormon-hormon yang dihasilkan oleh
sistem XOSG adalah molt-inhibiting hormone (MIH). MIH tersebut akan merintangi
terjadinya molting dengan menghambat sekresi ekdison dari organ Y. Ketika terjadi
perubahan lingkungan sekitarnya seperti perubahan suhu atau panjang hari, maka sekresi
organ X terhambat dan organ Y terstimulus untuk untuk mensekresi ekdison. Oleh karean
itu terjadinya molting hanya ketika adanya perubahan lingkungan yang akan memicu kerja
organ Y.
Komplek XOSG juga mensekresi hormon yang berfungsi mengontrol kromatofor,
sehingga memungkinkan hewan mengubah warna kulitnya. Salah satu hormon
menyebabkan pigmen menjadi lebih terkonsentrasi di sebelah dalam kromatofor merah,
akibatnya warna kulit hewan menjadi kurang merah. Hasil sekresi lain dari sistem XOSG
adalah crustacean hyperglycemichormoneyang analog dengan adrenalin dan glukagon
dalam hewan Vertebrata. Fungsi hewan tersebut adalah meningkatkan pengubahan
15
glikogen yang disimpan menjadi glukosa. Sistem XOSG juga mensekresi distal retinal-
pigment hormone yang berperanan membantu proses adaptasi mata majemuk dalam cahaya
redup.
Udang karang dan Crustacea lain yang berkerabat dekat memiliki juga androgenic
glands, dimana akan menyebabkan sifat maskulin. Kelenjar androgenik tersebut dalam
tubuh hewan betina mengalami kemunduran, sedangkan di dalam tubuh hewan jantan
berkembang baik. Jika karena suatu sebab, kelenjar-kelenjar androgenik di dalam tubuh
hewan jantan dipindahkan oleh parasit-parasit tertentu, maka hewan jantan tersebut
menjadi feminis baik dalam struktur maupun prilakunya. Namun jika kelenjar-kelenjar
androgenik ditanamkan ke dalam tubuh hewan betina, maka fungsi ovari berubah menjadi
fungsi testes dan hewan tersebut setelah mengalami molting berikutnya akan mirip seekor
hewan jantan.
11. Regenerasi dan Autotomi
Udang memiliki daya regenerasi pada bagian-bagian tubuh yang rusak atau hilang.
Regenerasi dapat terjadi terutama pada bagian-bagian ekstremitas yang rusak atau
dipotong. Pertumbuhan jaringan-jaringan pada organ yang mengalami regenerasi lebih
sering terjadi dan lebih cepat pada hewan-hewan muda. Struktur baru tidak selalu sama
dengan yang digantikan. Contohnya pada Orconectes pellucidus testii memiliki mata yang
tidak berfungsi. Namun setelah terjadi regenerasi, terbentuk bangunan semacam antena
yang berfungsi sebagai alat peraba. Regenerasi semacam ini disebut heteromorfosis karena
struktiur baru tidak serupa dengan struktur yang digantikan.
Udang juga memiliki kemampuan autotomi yaitu pemutusan kaki pada titik-titik
tertentu. Sebenarnya fenomena ini juga terjadi pada hewan lainnya. Pada udang yang
sangat menarik berkaitan dengan proses regenerasi adalah titik pemutusan tertentu yang
terletak dekat dasar kaki jalan. Jika chela (capit) terluka, maka akan dipatahkan pada titik
pemutusan. Sedangkan jika kaki jalan lainnya terluka, kemungkinan akan dipatahkan pada
persendian bebas antara segmen kedua dan ketiga. Selanjutnya tumbuh kaki baru yang
berkembang dari sisa ujung kaki yang buntung, tetapi ukurannya lebih kecil.

16
2.4 Fisiologi Dari KelasArachnida

Gambar 8. Sistem Organ Arachinida

1. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan makanan terdiri dari: mulut yang merupakan lubang kecil
faring,esofagus, lambung isap merupakan lambung yang sebenarnya, yang mempunyai 5
pasang cecum (saluranataukantung buntu) di dalam sefalotorks,lambung (terletak pada
sefalotoraks),intestinum (suatu saluran yang hampir lurus di dalam perut yang membesar
pada satu bagian, ke dalam bagian usus tersebut bermuara suatu saluran “hati” yang
membawa cairan pencernaan), strorcoral pokect (suatu kantung feses yang terletak di
bagian ujung belakang usus), anus. Alat pencernaan dilengapi dengan 5 pasang usus buntu
yang terletak dibagian depan dan hati dibagian abdomen.
Arachnidaumumnyaadalahkarnivora.
Merekamenggunakanracununtukmelumpuhkanmangsamenggunakankelisera (padalaba-
laba), ataumenggunakanekorsengat (padakalajengking). Hewaninimakandaritubuh yang
seranggadanhewankecil yang telahdicernasebagian (di luar)
denganmenggunakancairanpencernaan yang dihasilkanolehlambung,
lalumenuangkancairantersebutpadatubuhmangsadengankelisera ataupedipalpus.
Cairanpencernaanituakan “melelehkan” mangsamenjadicairannutrisi yang
siapdisedotmelaluimulut, menujukerongkongan, lalulambung.
Walaupundemikian, adajugalaba-laba yang vegetarian, danbanyak yang
memakanmadudanserbuk sari sebagaimakanantambahan.
Tungaudancaplaksebagianbesaradalahparasitpengisapdarah.
Opilionesadalahsebagiankecildarigolonganlaba-laba yang

17
dapatmemakanbendapadatdanmemilikicaramakan yang berbeda. Cakarpadaujung kaki
digunakanuntukmengambilinvertebratakecildanmembawamangsaitukelekukan di
antaramulut dan ujung depan pangkal kaki. Disini,
mangsadihancurkandandidorongkemulut. Konon,
iniadalahcaramakannenekmoyangArthropoda.
Bentuklambunghewangolonganlaba-lababulatpanjangdengandiverticula (kantong-
kantong) di sekujurtubuhnya. Baiklambungmaupunkantong-
kantongtersebutmenghasilkanenzim-enzimpencernaandanmenyerapzatgisidarimakanan.
Sampahmakanandikeluarkanmelalui anus padabagianbelakang abdomen.
2. Sistem Pernapasan
Arachinida umumnya memilikiparu-paru buku dantrakea. Paru-
parubukumenyerapoksigendanmembuangzatsisamenggunakanhemolimfasebagaialatpenga
ngkut, sedangkan trakea melakukan hal yang sama tanpamenggunakanhemolimfa.Paru-
paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-paru
buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paru-paru buku
ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar.
Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur.
Paru-parubukuiniberbedadenganparu-parupada vertebrata. Paru-
parubukuadalahtumpukankantongudaradanjaringan yang berisihemolimfa,
sehinggamemberikanbentukseperti “lipatan” buku. Strukturseperti “lipatanhalamanbuku”
initerisiudarasehinggamemaksimalkanpermukaan yang terpaparudara. Kemudian, bagian
“halamanbuku” yang tidakterlipat, terisidenganhemolimfa yang
membawaoksigendankarbondioksida.
Jumlahparu-parubukubervariasidarisatupasangpadasebagianbesarlaba-laba,
sampaiempatpasangpadakalajengking. Padamayoritasspesies, respirasimenggunakanparu-
parubukutidakmembutuhkangerakanuntukmemfasilitasipernafasanini. Ada tidaknyaparu-
parubukuinimembagiArachnidamenjadiduakelompok, yaituArachnopulmonata
(memilikiparu-paru: kalajengking, kalajengkingcambuk, Schizomida, Amblypygi, danlaba-
laba); danApulmonata (tidakmemilikiparu-paru: tungau, caplak, Opiliones, Ricinulei,
Solifugae, dankalajengkingpalsu).

18
(a) (b)

Gambar 9. (a) Alat Pernapasan Arachanida dan (b)Diagram paru-parubukulaba-laba: (1)


celahparu-paru; (2) jaringanberisihemolimfa; (3) “halaman-halaman” paru-paru.

3. Sistem Reproduksi
Arachnidamemilikisatuataudua gonad pada abdomen. Arachnida memiliki satu atau
dua buah gonad. Gonad terletak dibagian perut (abdomen). Alat kelamin arachnida terletak
di bawah segmen perut (abdomen) kedua.
Fertilisasiumumnya internal danpadasebagianbesarspesies. Pada saat reproduksi
Arachnida jantan mentrasfer sperma kepada betina melalui
spermatophore.Individujantanmenyalurkanspermakeindividu betinadalam “paket”
atauspermatofor (en:spermatophore). Padaspesieslain, pedipalpusdapatdigunakanuntuk
“menyuntikkan” spermakelubangkelaminbetina. Sebagianbesarhewangolonganlaba-
lababertelur, akantetapikalajengkingdanbeberapatungaumenyimpantelur di
dalamtubuhmerekasampaimenetas. Kalajengkingjugamenjaga “bayi” mereka di
punggungsampai molting pertama kali.

Gambar 10. Siklus Hidup Arachinida

19
4. SistemSirkulasi
Peredaran darah terdiri atas jantung, arteri, vena dan sinus. Jantung terletak pada
pericardium, ke bagian depan diteruskan aorta ke bagian belakang diteruskan oleh arteri
caudal dan 3 pasang arteri perut.“Darah”
atauhemolimfaArachnidabervariasidalamkomposisi, tergantung model pernafasannya.
Hewangolonganlaba-laba yang memilikisistemtrakea yang
efisientidakmembutuhkanmekanismetransportasioksigendalam “darah,”
sehinggamungkinmemilikisistemperedaran yang tereduksi. Bahkan,
beberapatungautidakmemilikijantungsamasekali.Padakalajengkingdansebagianlaba-laba,
“darah” mengandunghemosianin (en: haemocyanin),
yaitupigmenberbasiszattembagadenganfungsi yang miripdengan hemoglobin pada
vertebrata. Jantungmerekaberlokasi di bagiandepan abdomen.
5. Sistem Ekskresi
SistemekskresiArachnidasudahefisienuntukmenjagacairantubuhmereka di darat
(selaindenganlapisanlilinpadakutikula). KelenjarekskresipadaArachnidaterletak di sisi
(tepi) prosomadanberjumlahsampaidenganempatpasang,
danjugasatuatauduapasangtubulusMalphigi. Ada yang memilikisalahsatujeniskelenjar,
danadajuga yang memilikikeduanya. Sampah nitrogen utamagolonganlaba-
labaadalahguanin.
Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula Malpighi. Tubula Malpighi merupakan
tabung kecil panjang dan buntu. Organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke
dalam usus. Selain tubula Malpighi, ekskresinya dilakukan dengan kelenjar koksal.
Kelenjar koksal merupakam kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa
(segmen pada insekta).
6. Sistem Saraf
Pada sebagian besar Arachnida, semua ganglion saraf (termasuk yang berada di
opisthosoma) menyatu di prosoma. Akan tetapi pada Mesothelae yang tergolong laba-laba
paling primitif yang masih hidup, ganglion-ganglion pada opisthosoma dan ganglion
prosoma bagian belakang tidak menyatu. Pada kalajengking, ganglion-ganglion pada
sefalotoraks menyatu, namun pada abdomen masih terdapat pasangan ganglion terpisah.
7. Alat Indra
Mata pada laba-laba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan
bukan mata majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan
yang tidak begitu baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan

20
terang. Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada
beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam dan bagus, termasuk
dalam mengenali warna.
Untuk menandai kehadiran mangsanya pada umumnya laba-laba mengandalkan
getaran, baik pada jaring-jaring suteranya maupun pada tanah, air, atau tempat yang
dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang mampu merasai perbedaan tekanan udara. Indera
peraba laba-laba terletak pada rambut-rambut di kakinya.
8. Sistem Integumen
Arachnida memiliki alat pertahanan diri berupa chelicerae.

2.5 Fisiologi Dari Kelas Insecta

Gambar 11. Sistem Organ Pada Insecta


1. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan pada dasarnya meliputi usus depan, usus tengah, dan usus
belakang.
a. Saluran pencernaan depan, terdiri atas:
 Faring (kerongkongan) merupakan bagian pertama sesudah rongga mulut yang
berfungsi sebagai penerus makanan ke oesophagus. Otot-otot yang menempel pada
faring berkembang dengan baik, hal ini sesuai dengan perannya yang mendorong
makanan dari mulut ke oesophagus . Pada serangga dengan tipe menusuk dan
mengisap pada faring terdapat pompa faringeal yang dipakai untuk mengambil
cairan.
 Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak berdiferensiasi yang berfungsi
mendorong makanan dari faring ke tembolok.
 Tembolok merupakan pembesaran usus bagian depan yang berfungsi sebagai
penyimpan makanan.
b. Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencerna dan penyerap makanan.

21
c. Saluran pencernaan belakang ini terdiri dari :
 Pilorus, bagian depan dari saluran ini tempat berpangkalnya tabung malphigi
 Illeum, berfungsi sebagai penyerapan air dari hemolimfa atau juga penyerapan
amonia pada serangga
 Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi air, asam amino dan pada serangga tertentu
memiliki insang trakea. Pada rektum ini terjadi diferensiasi sel-sel, ada yang
memanjang dan ada yang membentuk bantalan
 Anus, bagian ujung saluran sebagai tempat keluarnya faeses Terdapat beberapa jenis
kelenjer yang dapat beradsosiasi dengan sistem pencernaan diantaranya adalah
kelenjer mandible, kelenjar maksila, kelenjar faring dan kelenjar labium.
2. SistemPernapasan
Sistem respirasi terdiri atas susunan pipa-pipa udara atau trachea yang bercabang-
cabang membentuk anyaman yang membawa udara ke seluruh bagian tubuh. Trachea
terdiri atas selapis sel yang berkhitin. Batang pokok trachea membentuk penebalan serupa
spiral untuk mencegah rusaknya trachea dari kerusakan akibat gerakan dari bagian tubuh
hewan. Batang pokok trachea tersebut berhubungan dengan lingkungan luar melalui
aperture yang berpasangan yaitu spirakel atau stigmata yang tersusun segmental.
Dikenal 10 pasang spirakel, 2 pasang terletak di daerah torax (pro dan metathorax)
dan satu pasang pada masing-masing segmen dari delapan segmen, mulai dari segmen
pertama abdomen. Setiap spirakel memiliki sebuah katup yang berperan mengurangi
hilangnya air dari cairan tubuh, dan melindungi dari parasit, partikel-partikel, dan air.
Katup spirakel membuka sebagai respon dari tingginya kadar CO2 di dalam hemolimfe.
Batang trachea yang besar bercabang-cabang menjadi cabang trachea yang semakin
kecil. Pola yang dihasilkan dari rangkaian cabang trachea tersebut berbeda-beda tergantung
spesiesnya. Cabang trachea yang sangat tipis adalah tracheolus, dan secara umum
memiliki diameter lebih kurang 0,1 µm. Tracheolus berhubungan langsung dengan
jaringan dan berperanan mensuplai kebutuhan oksigen serta membawa CO2 hasil
metabolism tubuh.
Ujung akhir tracheolus yang terletak pada otot atau organ lainnya berupa ujung buntu
dan terisi cairan. Selama otot berkontraksi kensentrasi cairan tubuh di sekitar tracheolus
meningkat.Keadaan ini menyebabkan cairan dalam tracheolus berdifusi ke luar, sehingga
membawa oksigen menuju ke bagian yang memerlukan.
Setelah aktivitas otot berhenti, hasil-hasil metabolic akan mengubah tekanan osmotic
cairan sel, akibatnya air kembali ke dalam tracheolus. Pada belalang dan serangga tertentu,

22
tracheanya meluas menjadi kantong udara berdinding tipis. Udara keluar dan masuk ke
dalam system trachea akibat kontraksi dan perluasan abdomen. Pada belalang 4 pasang
spirakel pertama membuka saat inspirasi dan menutup saat ekspirasi. Sedangkan 6 pasang
spirakel lainnya tertutup saat inspirasi dan membuka saat ekspirasi.

Gambar 12.Organ Pernapasan Serangga

3. Sistem Reproduksi
Belalang betina dapat dengan dengan mudah dibedakan dai belalang jantan karena
adanya ovipositor. Hewan betina memiliki dua ovari yang masing-masing terdiri dari
sejumlah filamen yang disebut tubulus ovari. Setiap filament ovari mengandung oogonia,
dan oocyt yang tersusun dalam seri linier. Selain itu juga berisi nurse cells dan sel-sel
jaringan lainnya. Ke arah posterior filament ovari semakin mebesar, sehingg tampak
tubulus itu makin melebar ke arah posterior. Pada setiap ovari, ujung posterior semua
filament menempel pada oviduk yang merupakan saluran pelepasan telur. Kemudian kedua
oviduk bergabung membentuk vagina, selanjutnya menuju ke lubang kelamin yang terletak
di antara lempeng-lempeng ovipositor.
Seminal receptacle atau spermatheca membuka kea rah vagina. Fungsi organ tersebut
adalah menerima spermatozoa selama kopulasi, dan spermatozoa tersebut akan dilepaskan
kembali saat membuahi sel telur. hewan jantan memiliki dua testis, tempat spermatozoa
berkembang.Selanjutnya spermatozoa akan dilepas ke dalam vas deferens. Kedua vas
deferens bergabung membentuk duktus ejakulatori yang membuka ke permukaan dorsal
dai lempeng subgenital. Di ujung anterior, duktus ejakulatori terdapat kelenjar sensori yang
fungsinya mengahasilkan cairan. Cairan itu berfungsi membantu dalam proses
memindahkan spermatozoa ke hewan betina.
Belalang muda yang keluar dari telur disebut nympha. Hewan ini mirip dengan
induknya tetapi memiliki kepala yang besar dibandingkan badannya dan tidak memiliki
sayap. Oleh karena terjadi pertumbuhan, maka tubuhnya menjadi besar. Akibatnya hean

23
akan mengalami molting beberapa kali. Sayap secara bertahap tumbuh dari tunas sayap
sampai mencapai fase dewasa. Jenis perkembangan belalang tersebut dikenal sebagai
metamorfosis sederhana.
Pada dasarnya yang dimaksud metamorfosis adalah perkembangan dari telur sampai
menjadi serangga dewasa melalui tahap-tahap tertentu.
Ada dua macam metamorfosis yaitu :
a. Metamorfosis sempurna atau metamorfosis lengkap (metamorfosis tipe
holometabola), diawali dari telur, larva, kepompong (pupa), dan bentuk dewasa
(imago). Contohnya, antara lain: pada kupu-kupu, kumbang, dan lebah;
b. Metamorfosis tak sempurna atau metamorfosis sederhana (metamorfosis tipe
hemimetabola), diawali dari telur, nympha, dan imago. Contohnya antara lain: pada
belalang, kecoa, dan laron.

Gambar 13. Metamorfosis Pada Insekta

4. SistemEkskresi
Proses ekskresi dan osmoregulasi serangga bergantung pada tubulus malphigi dan
rektumnya. Setiap serangga memiliki 2 sampai dengan ratusan tubulus malphigi yang tipis.
Tubulus malphigi umumnya berwarna kuning dan memiliki otot untuk menjaga
pergerakannya di dalam hemocoel. Salah satu ujung dari setiap tubulus malphigi melekat
pada perbatasan antara usus tengah dan usus belakang. Sedangkan ujung lainnya tidak
melekat atau jika melekat yaitu ke rectum.
Tekanan darah hewan sangat rendah, mengakibatkan tubulus malphigi secara aktif
mengabsorpsi ion-ion khususnya potassium (K+) dari hemolimfe dan air yang mengandung
ion-ion secara osmotic. Ion potassium tersebut berasal dari potassium karbonat di dalam
hemolimfe. Di dalam air yang masuk ke dalam tubulus malphigi terlarut juga molekul-
molekul termasuk asam urat. Cairan yang berada di dalam tubulus malphigi tersebut

24
kemudian masuk ke dalam usus belakang bercampur dengan sisa proses pencernaan. Di
dalam usus banyak ion-ion yang diserap kembali dan dikembalikan ke hemolimfe.
Pada insecta yang bersifat herbivore di dalam fesesnya banyak mengandung ion K+.
Ion tersebut berasal dari tanaman yang merupakan makanannya. Ketika feses melewati
rectum maka rectal pad menyerap kembali air dan mengembalikannya ke dalam
hemolimfe. Akibatnya feses sangat kering dan di dalamnya mengandung asam urat.
Beberapa spesies serangga, seperti belalang gurun Schistocerca gregaria maka semua air
yang masuk ke dalam tubulus malphigi akan dikembalikan lagi ke dalam hemolimfe
melalui penyerapan kembali oleh rectal pad.
Pada dasarnya adanya kemampuan tubulus malphigi untuk mengekskresikan asam
urat dan sangat sedikitnya kehilangan cairan tubuh dalam proses ekskresi merupakan
faktor penting dalam keberhasilan serangga hidup di lingkungan terestrial.

Gambar 14. Struktur Tubulus Malphigi

9. Sistem Sirkulasi
Peredaran darah terbuka, jantung terdiri atas sederetan ruang yang memanjang. Pada
setiap ruang jantung di bagian dasarnya terdapat ostium. Ke bagian depan jantung
dihubungkan pembuluh darah aorta. Darah akan kembali ke jantung melalui homosoel.
Darah serangga tidak dapat mengikat oksigen, karena tidak mangandung hemoglobin. Jadi
darah pada serangga tidak berfungsi mengedarkan oksigen, melainkan hanya berfungsi
untuk mengedarkan sari-sari makanan dan sisa metabolisme, serta membunuh organisme
asing. Sedangkan peredaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida
dilakukan melalui sistem trakea.
Organ sistem sirkulasi berupa pembuluh tunggal yang diselubungi sinus perikardii dan
terletak di tengah-tengah sepanjang tubuh dalam rongga abdomen. Pembuluh tersebut
dianggap sebagai “jantung” belalang. Jantung ini terbagi menjadi kamar-kamar yang
tersusun segmental. Masing-masing kamar memiliki hubungan dengan sinus perikardii

25
melalui sepasang ostia yang terletak di lateral jantung. Ujung anterior jantung membentuk
sebuah aorta yang menuju ke daerah kepala ke dalam hemocoel di daerah kepala.
Pada saat jantung berkontraksi secara bergelombang dari posterior ke anterior, ostia
tertutup oleh katup, dan darah didorong ke anterior. Selanjutnya darah keluar dari jantung
menuju organ-organ yang terdapat di dalam hemocoel. Darah terdiri atas plasma dan sel-
sel darah putih (leukosit). Fungsi darah adalah hanya membawa zat-zat makanan, tidak
berperan dalam respirasi.

Gambar 15. Organ Sirkulasi Insekta

10. Sistem Saraf


Otak terletak di daerah kepala bagian dorsal, terdiri dari 3 pasang ganglion yang
berfusi. Ganglion-ganglion tersebut berperan mengatur mata antenna, dan lubrum. Otak
berhubungan dengan ganglion subesofageal melalui circumesophageal connective.
Ganglion tersebut terdiri dari 3 pasang ganglion anterior dari rangkaian saraf ventral yang
berfusi bersama dan berfungsi mengatur bagian-bagian mulut. Selanjutnya kea rah
posterior berhubungan dengan sepasang ganglion besar di setiap segmen thorak. Ganglion
yang terdapat di dalam segmen metatorak merupakan ganglion terbesar, dan sebenarnya
merupakan gabungan dari ganglion segmen metatotorak dengan ganglion segmen pertama
abdomen.
Di dalam abdomen terdapat 5 pasang ganglion. Pasangan ganglion pada segmen
kedua abdomen sebnarnya merupakan gabungan dari pasangan ganglion dari segmen
kedua dan ketiga abdomen. Sedangkan pasangan ganglion pada segmen ketujuh
merupakan gabungan dari ganglion pada segmen ke tujuh sampai kesebelas abdomen.
Otot, saluran pencernaan, dan spirakel berhubungan dengan otak melalui system saraf
simpatetik.

26
11. Sistem Otot
Otot yang dimiliki belalang tergolong otot lurik, bersifat sangat lunak dan lembut,
tetapi cukup kuat. Di daerah perut otot tersebut tersusun bersegmen-segmen. Otot ini
membantu gerak dari mandibula, sayap, kaki di daerah metatorak, dan ovipositor.
12. Alat Indera
Belalang memiliki organ penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau.
Organ penglihatan berupa mata majemuk dan ocelli. Daya lihat mata majemuk in sama
seperti yang dimiliki udang yaitu menghasilkan bayangan mozaik. Sedangkan ocelli
mungkin tidak digunakan untuk melihat obyek, tetapi hanya organ yang peka terhadap
cahaya. Organ pendengaran terletak di lateral tergit dari segmen pertama abdomen. Organ
tersebut terdiri dari tympani yang direntang di dalam cincin berkitin yang bentuknya
hamper bulat. Organ peraba berupa bentukan seperti rambut yang terletak di permukaan
berbagai bagian tubuh belalang, tetapi khususnya di permkaan antenna. Organ perasa
terletak di dalam bagian-bagian mulut, sedangkan antenna merupakan organ pembau.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Arthropoda merupakan salah satu filum dari kingdom animalia yang memiliki ciri
khusus yaitu mempunyai kaki yang beruas-ruas. Filum Arthropoda dapat dikelompokkan
menjadi lima kelas, yaitu: Chilopoda, Diplopoda, Crustacea, Arachnida, dan Insecta. Sistem
organ yang dimiliki oleh setiap kelas dari filum Arthropoda ini memiliki perbedaan.
1. Chilopoda
Bersifat karnivora dengan gigi beracun pada segmen I. Alat pencernaanya sudah
lengkap yaitu mulai dari mulut sampai anus serta di lengkapi dengan kelenjar ludah.Sistem
pernapasannya menggunakan trakea, dan memiliki alat reproduksi yang terpisah serta
pembuahannya terjadi secara seksual.Sistem ekskresinya berupa dua buah saluran
malphigi. Memiliki sistem saraf yang disebut saraf tangga tali. Dapat mematakan kaki
ketika merasa terancam dan akan tumbuh kembali ketika sudah merasa aman.Mempunyai
sepasang kaki yang terdapat pada setiap segmen dan berfungsi sebagai alat gerak.
2. Diplopoda
Sistem reproduksinya terdiri atas alat kelamin jantan dan betina. Reproduksinya
terjadi secara seksual. Memiliki alat ekskresi yang sama seperti Chilopoda yaitu berupa
dua buah malphigi. Alat sirkulasinya berupa jantung dan arteri.Diplopoda dapat
melindungi dirinya dengan cara menggulungkan dirinya dan beberapa juga dapat
memancarkan zat beracun berupa hydrogen sianida melalui pori-pori di sepanjang sisi
tubuh.
3. Crustacea
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus serta
memiliki kelenjar pencernaan atau hati di bagian chepalotoraks.Sistem pernapasan Crustacea
umumnya menggunakan insang.Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas
dengan seluruh permukaan tubuhnya. Sistem reproduksinya bersifat diesius, yang betina
memiliki abdomen yang lebih besar dibandingkan yang jantan.Crustacea bereproduksi dengan
mengadakan kopulasi (pembuahan) yang terjadi secara internalmaupuneksternaltergantung
pada sifat dari spermatoforiknya.
Alat ekskresinya disebut “kelenjar hijau”yang membuang sisa metabolisme tubuh. Sistem
peredaran darah pada Crustacea termasuk sistem peredaran darah terbuka dengan alat
peredarannya terdiri atas darah dan pembuluh darah.Sistem saraf terdiri atas ganglion

28
supraesophageal (otak) yang bercabang ke saraf-saraf mata, antenula, dan antena(alat
peraba).
Alatgeraknyaberupa kaki.Serta memiliki otot yang terdapat dalam tubuhnya
menempel pada permukaan sebelah dalam eksoskeleton.Alat indra padaCrustaceaterdiri atas
mata majemuk, bintik mata, statocyst, proproceptor, alat peraba dan chemoreceptor.
KelenjarendokrinpadaCrustaceadapatmenghasilkanmolt-inhibiting hormone
(MIH),crustacea hyperglycemic hormone,retinal-pigment hormone.Memiliki daya
regenerasi pada bagian-bagian tubuh yang rusak atau hilang, juga memiliki kemampuan
autotomi yaitu pemutusan kaki pada titik-titik tertentu.
4. Arachnida
Sistem pencernaan makanannya terdiri dari: mulut, faring,esofagus, lambung, usus
dan anus. Arachnida bersifat karnivora. Arachnida umumnya memiliki paru-paru buku dan
trakea yang digunakan sebagai alat pernapasan. Alat kelamin arachnida terletak di bawah
segmen perut (abdomen) kedua, dengan fertilisasi yang umumnya internal dan pada
sebagian besar spesies.
Peredaran darah terdiri atas jantung, arteri, vena dan
sinus.Sistemekskresinyamenggunakantubulus Malpighi.Sistemsarafnyadisebutsaraf
ganglion (termasuk yang berada di opisthosoma) menyatu di prosoma. Arachnida memiliki
alat pertahanan diri berupa chelicerae.
5. Insecta
Saluran pencernaan pada dasarnya meliputi usus depan, usus tengah, dan usus
belakang. Sistem respirasi terdiri atas susunan pipa-pipa udara atau trachea yang
bercabang-cabang membentuk anyaman yang membawa udara ke seluruh bagian
tubuh.Alatekskresinyamenggunakan tubulus malphigi.
Peredaran darahnya terbuka, dengan alat peredaran darahnya berupa jantung yang
terdiri atas sederetan ruang yang memanjang.Memilikiotak yang terletak di daerah kepala
bagian dorsal, terdiri dari 3 pasang ganglion yang berfusi. Padabelalangmemilikiototlurik,
serta organ indranyaterdiriatasorgan penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan
pembau.

29
3.2 Saran
Dari hasil makalah yang kami tulis tentang Arhropoda ini, mudah-mudahan bisa
bermanfaat bagi mahasiswa pada umunya dan bagi teman-teman kami pada khususnya.
Apabila ada kesalahan pada makalah kami, kami meminta kritik dan saran dari para
pembaca sebagai pembenahan pada makalah selanjutnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/76749838/artikel-laba-laba, diakses pada tanggal 14 April 2018


pukul 15.00
http://www.scribd.com/doc/25411183/CRUSTACEA-II, diakses pada tanggal 04 April
2018, pukul 21.00
AnonimB.(Online).( http://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda, diakses tanggal 11 April 2018
pukul 11.00).

Anonim C.(Online).(http://images.google.co.id/images/,diakses tanggal 11 April 2018 pukul


11.25).

http://ardianismart.blogspot.com/2011/12/makalah-arthropoda.html, diakses pada tanggal 14


April 2018 pukul 15.30

31
DAFTAR KEAKTIFAN KELOMPOK

Kelompok VI

No Nim Nama Tugas Yang Paraf


Dikerjakan
1 083150004 Andre Pratama F. Xaverius Cari materi Incesta

2 083150006 Aprilia Modesta Remo Cari materi Arachnida,


edit dan buat Power
Point.
3 083150016 Maria Anjelina Lasa Cari materi Diplopoda

4 083150022 Maria Wati Cari materi Chilopoda

5 083150042 Maria Albertina Mbena Cari materi Chilopoda

6 083150049 Maria Efrasia Manang Cari materi Crustacea

Mengetahui
Dosen Pengampuh Mata Kuliah

Yohanes N. Bunga, S.Si, M.Pd

32

Anda mungkin juga menyukai