Institusi Hukum Juga Harus Paham Konteks Tata
Institusi Hukum Juga Harus Paham Konteks Tata
Ini yng menarik, jika hal ini disengketakan akan harus juga
pasti akan ada dua syarat utama dalam memutuskan, pertama
yng menyidangkan perkaranya harus paham bagaimana produk
taru, bagaimana bagian kepemilikan dan peruntukan yang
paling prinsip paham tentang konteks taru tidak hanya teks nya.
Tidak hanya satu dua daerah saja kita temui adanya konflik
ruang karena daya dukung dan daya tampungnya tdk
didasarkan atas data yng benar. Seringkali data hanya berupa
angka-angka tabulasi tanpa crosschek kondisi dilapangan.
Apabila diterapkan sebagai data analisis akan bias jika
diterapkan karena apa yng tertera di tabulasi nomerik tdk sama
dengan peta yng akan ditetapkan sebagai kebijakan publik.
Ada sebuah contoh tentang hal ini, pada tahun 2010 ada sebuah
perda rtrw provinsi Z terbit. Peruntukan kawasan pertanian di
sebuah kota A ditetapkan 1.800Ha yang terdiri sawah irigasi
teknis, 1/2 teknis dan pasang surut.
Pada tahun 2014, perda LP2B direvisi tapi hanya merivisi pasal
yang mengacu pada pengenaan sanksi dengan luasan tetap
1.800 ha. Tahun 2017 perda LP2B direvisi lagi tapi luas tetap
1.800 ha. Sedangkan kenyataannya data dari dinas pertanian
kota, luas pertanian tercatat 1.900 Ha tahun 2016.