Anda di halaman 1dari 8

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Ujian : Manajemen Sumber Belajar


Dosen : Dr. H. Maman Rusmana, M.Pd.
Tahun Akademik : 2017/2018, Semester II
Nama : Taufiq Rusydi
NIM : 17861014
Nomor Absen/Kelas : 7/B

1. Tiga Komponen sumber belajar sebagai suatu sistem dalam mencapai tujuan
pembelajaran yaitu komponen kurikulum, komponen fungsi Manajemen, dan
komponen sumber belajar.
a. Unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga komponen tersebut yaitu:
1) komponen kurikulum unsur unsurnya adalah (a) tujuan, tujuan yang jelas akan
memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan bahan ajar, strategi,
media pembelajaran, dan evaluasi; (b) materi/bahan, materi kurikulum
menempati posisi yang penting dan turut menentukan kualitas suatu kurikulum
lembaga pendidikan. Kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menunjang tercapainya tujuan kurikulum; (c) metode, pengelolaan
metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk
mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena
tergantung pada kesiapan siswa yang diajar; (d) organisasi, yaitu proses
mengelola pembelajaran agar sesuai dengan tujuan, bahan, metode/strategi
serta evaluasi. dan (e) evaluasi, ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan
kurikulum dan menilai proses implementasi kurikulum secara keseluruhan.
2) komponen fungsi manajemen unsur-unsurnya: (a) sumber daya manusia, unsur
terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen pendidikan, pengelolaan
yang biasa dilakukan misalnya dengan mengorganisasikan manusia dengan
melihat apa yang menjadi keahlian orang tersebut; (b) Keuangan,
dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien
sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan; (c)
materi, merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen
pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang
berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa; (d) metode,
pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang
digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain
tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar; (e) mesin,
pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan
untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik
mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola
mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau cara merawat mesin tersebut
dengan baik (f) pasar, adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau
lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau
kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju
adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka; (g) waktu,
perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah sangat
terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar
menjadi lebih efisien.
3) komponen sumber belajar unsur-unsurnya adalah (a) tujuan, visi, dan fungsi,
setiap sumber belajar memiliki tujuan dan misi hingga fungsi mengapa sumber
belajar tersebut digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran; (b) keadaan
fisik, sumber belajar tidak selalu berbentuk buku atau bentuk cetakan lain.
Narasumber atau bangunan misalnya, juga dapat digunakan sebagai sumber
belajar dengan bentuk atau keadaan fisik yang berbeda; (c) pesan dan makna
yang terkandung, Setiap sumber belajar juga memiliki pesan dan maksud
masing-masing. Pesan dan makna hingga tersebut tidak selalu terurai secara
ekslisit atau gamblang, terkadang diperlukan analisis baik oleh pengajar
maupun peserta didik untuk memahami apa pesan dan makna dari sumber
belajar yang digunakan. Pesan dan makna yang terkandung juga bukan selalu
tentang materi dan aspek kognitif, namun juga bisa mengandung pesan moral
dan sosial dan hal-hal lain; dan (d) tingkat kesulitan atau kompleksitas
pemakaian. Sumber belajar juga memiliki cara penggunaan dan tingkat
kesulitan pemakaian yang berbeda-beda. Buku dan sumber cetak mungkin
menjadi sumber paling mudah digunakan karena materi pembelajaran sudah
terurai dengan jelas, namun sumber belajar lain mungkin lebih sulit dalam
menggunakan dan bahkan memerlukan bantuan media atau sumber belajar lain
untuk menggunakan. Komponen sumbur belajar ini terkait juga dengan
kemudahan dalam mencari dan mendapatkan sumber belajar yang digunakan
tersebut
b. Keterakitan ketiga komponen tersebut merupakan sebuah sistem, artinya
merupakan satu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari beberapa komponen,
dimana antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya saling
berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan. Jika salah
satu dari komponen tersebut tidak sesuai maka akan berpengaruh dan berdampak
pada komponen yang lainnya. Sebagai suatu gambaran di komponen kurikulum
terdapat bahan/materi dalam hal ini adalah adanya buku sumber. Tentunya untuk
mendapatkan buku memerlukan uang (terdapat pada komponen fungsi
manajemen). Dalam pembelian buku tersebut harus memperhatikan keadaan buku
serta isi buku tersebut. Dengan ini maka sangatlah jelas keterkaitan ketiga
komponen tersebut di atas.
2. Media Pembelajaran yang digunakan guru pada dasarnya merupakan manipulasi dari
keadaan sebenarnya, agar guru mudah menjelaskan materi pembelajaran kepada
peserta didik. Pendapat diatas dapat dimaknai bahwa media pembelajaran dapat
mengatasi hambatan proses komunikasi salah satunya untuk mengatasi verbalisme,
artinya degan kata-kata lisan yang mungkin abstrak dapat digambarkan dan dibantu
dengan penggunaan media sehingga verbalisme dapat diminimalkan atau bahkan
ditiadakan, seperti pepatah “satu gambar senilai dengan seribu kata” artinya bahwa
menunjukan satu gambar kepada siswa membuat siswa tahu, daripada menceritakan
lebih banyak siswa tidak banyak tahu. Berkaitan dengan keterbatasan fisik kelas, media
memiliki kegunaan untuk mempekecil objek yang terlalu besar, memperbesar objek
yang terlalu kecil, menyederhanakan objek yang terlalu rumit, dan menggambarkan
objek yang terlalu luas. Hal ini yang dinyatakan bahwa media pembelajaran merupakan
manipulasi keadaan sebenarnya. Hasil pembelajaran yang baik adalah pembelajaran
yang memberikan pengalaman langsung pada siswa. Hasil belajar seseorang diperoleh
melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan
seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak).
Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses
belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai
dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”.
Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung
dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran,
perasaan, penciuman, dan peraba.
Dale berkeyakinan bahwa symbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah
dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit. Kerucut
pengalaman merupakan awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar
dengan komunikasi audiovisual. Dasar dari pengalaman kerucut Dale ini adalah
merupakan penggambaran realitas secara langsung sebagai pengalaman yang kita
temui pertama kalinya.
3. Dua jenis sumber belajar yaitu learning resources by design dan learning resources by
utilization. Sumber belajar yang sering digunakan adalah sumber belajar yang
dirancang. Salah satu sumber belajar yang dirancang terkait sumber belajar yang
tergolong material (bahan) yaitu penggunaan media audio visual dalam pembelajaran.
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi
yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Bentuk media audio visual berupa media audio visual gerak.
Kelebihan dari media audio visual adalah dapat dibaca berkali-kali dengan
menyimpannya atau mengelipingnya, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi
berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih
spesifik tentang isi tulisan, dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh peserta didik, memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan sekitarnya, dapat menanamkan konsep yang benar, dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, serta dapat meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Alasan jenis sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization)


jarang dimanfaatkan dikarenakan (1) bahan atau materi yang diajarkan tidak selalu ada
pada kompetensi dasar yang diajarkan, artinya hanya pada KD tertentu pemanfaatan
sumber belajar yang dimanfaatkan dapat digunakan, (2) jika ada KD yang sesuai
dengan sumber belajar yang dimanfaatkan misalnya kebun binatang, maka terkendala
masalah keuangan, apalagi masalah keuangan yang melibatkan pendanaan dari orang
tua; (3) dari segi waktu, misalnya saja jika ingin mengenal hewan-hewan langka ke
kebun binatang, memerlukan waktu yang banyak karena waktu untuk satu hari
pembelajaran bukan hanya untuk satu mata pelajaran saja.
4. Pada saat ini lembaga pendidikan di sekolah kami masih menggunakan pendekatan
ICT/TIK pada tahapan Emerging Approach. Pada tahapan ini, sekolah baru memulai
membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan staf administrasi sekolah masih
berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan manajemen dan
menambahkan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini sekolah kami masih menerapkan
sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada kepedulian tentang
bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks pendidikan. Pada
tahap ini, kami fokus di kelas sering belajar keterampilan TIK dasar dan
mengidentifikasi komponen TIK. Guru pada tahap ini sering menggunakan peralatan
yang tersedia untuk tujuan profesional mereka sendiri, seperti pengolah kata untuk
mempersiapkan lembar kerja, spreadsheet untuk mengelola daftar kelas dan, jika
internet juga tersedia, untuk mencari informasi atau berkomunikasi melalui e-mail.
Dengan cara ini, guru mengembangkan keterampilan literasi TIK mereka dan belajar
bagaimana menerapkan TIK untuk berbagai tugas profesional dan pribadi.
Penekanannya adalah pada belajar menggunakan berbagai tools dan aplikasi, dan
menjadi sadar akan potensi TIK dalam pengajaran kedepannya . Pada tahap Emerging,
praktek kelas masih sangat banyak berpusat pada guru. Sehingga siswa masih
mendengarkan dan menyimak penjelasan dari guru.
Faktor penghambat program TIK/ICT di sekolah kami:
a. Kesiapan SDM (ICT literasi dan kompetensi Guru)
b. Ketersediaan Fasilitas TIK
c. Ketersediaan bahan belajar berbasis aneka sumber
d. Keberlangsungan keterbatasan dana.
Faktor pendukung program ICT di sekolah kami adalah
1. Jaringan internet tanpa kabel sudah terkoneksi dengan baik
2. Motivasi siswa dan guru untuk belajar TIK lebih baik
3. Dukungan pemerintah dari anggaran BOS menyisihkan bahwa 1 tahun harus
membeli laptop atau komputer PC sebanyak 1 unit dan 1 unit LCD Proyektor.
5. Artikel Ilmiah

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


PESERTA DIDIK MATERI KESEIMBANGAN ESKOSISTEM DI KELAS VI
SDN 4 SUKANEGLA KECAMATAN GARUT KOTA KAB.GARUT

Oleh:
Taufiq Rusydi
(Program Studi Teknologi Pendidikan Konsentrasi Tekonologi Pembelajaran IPI Garut)

ABSTRAK

Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam merencanakan,


menerapkan, mengevaluasi pembelajaran. Sebagai salah satu peran guru dalam
menggunakan sumber belajar yaitu penggunaan media audio visual. Media audio-visual
adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan
visual (melihat). Berdasarkan pengamatan yang terhadap permasalahan di sekolah Guru
belum menggunakan media audio visual sebagai alat bantu belajar sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam belajar, tidak termotivasi serta tidak aktif dalam belajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media
audio visual terhadap motivasi belajar siswa kelas VI SDN 4 Sukanegla pada mata
pelajaran sains. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan
tertentu penggunan audio visual.
Berdasarkan analisa terhadap observasi yang dilakukan 80 % peserta didik dari 40
orang termotivasi mengikuti pembelajaran. Sekitar 20 % peserta didik kurang termotivasi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat disumpulkan bahwa terdapat
keefektifan penggunaan media audio visual terhadap motivasi belajar siswa materi
keseimbangan ekosistem di kelas VI SDN 4 Sukanegla Garut Kota.

I. Pendahuluan
Sebagai salah satu peran guru dalam menggunakan sumber belajar yaitu penggunaan
media audio visual. Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Berdasarkan pengamatan yang
terhadap permasalahan di sekolah Guru belum menggunakan media audio visual sebagai
alat bantu belajar sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar, tidak termotivasi serta
tidak aktif dalam belajar.
II. Kajian Pustaka
Menurut Syaiful (2010:180), media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yaitu media audio dan media visual. Bahan-bahan audio-visual
dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Hamalik (2003:158) mengemukakan bahwa motivasi merupakan perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan”. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang
kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada
diri manusia, sehingga akan terkait dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Fungsi media audio visual adalah untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif,
memotivasi dan menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran, mempercepat proses
belajar dalam menangkap tujuan dan bahasan ajar secara cepat dan mudah, memberi
pengalaman bermakna serta mengembangkan dan memperluas cakrawala berfikir peserta
didik.
III. Implementasi di Lapangan
Pembelajaran dilaksanakan di kelas VI materi keseimbangan ekosistem mata pelajaran
sains. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik maka media pembelajaran yang
digunakan adalah media audio visual berupa tayangan slide dan animasi bergerak melalui
alat LCD Proyektor. Guru menayangkan materi pembelajaran dan siswa mengamati
tayangan dengan seksama. Setelah tayangan selesai maka diadakan tanya jawab. Kemudian
di akhir pembelajaran guru dan siswa merangkum pembelajaran dan guru mengadakan post
test. Ketika pembelajaran berlangsung guru terus mengamati pembelajaran agar mendapat
informasi terkait penggunaan audio visual. Hal yang sangat menakjubkan bahwa siswa
merasa senang, aktif, berfikir kritis daan menjawab pertanyaan dari guru dengan baik.
Namun ada beberapa siswa yang masih kurang termotivasi, belum aktif dan belum
menjawab pertanyaan dengan baik.
IV. Analisis Permasalahan
Berdasarakn observasi awal bahwa peserta didik belum termotivasi mengikuti
pembelajaran, karena pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional. Hal ini
dapat tergambarkan dari hasil belajar siswa yang kurang dari KKM yang telah ditetapkan.
KKM yang ditetapkan adalah 70. Siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 30 orang
dari 40 orang. Mengamati hasil pembelajaran demikian maka dilakukanlah perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual materi keseimbangan ekosistem di
kelas VI SDN 4 Sukanegla.
Berdasarkan analisa terhadap observasi yang dilakukan 80 % peserta didik dari 40
orang termotivasi mengikuti pembelajaran. Sekitar 20 % peserta didik kurang termotivasi.
Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran sekitar 32
peserta didik termotivasi mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat di amati dari perilaku yang
mereka tunjukan dalam pembelajaran. Sedangkan sekitar 8 peserta didik kurang
termotivasi, ini dapat di amati dari perilaku mereka hanya diam saja dan tidak antusias
mengikuti pembelajaran.
Salah satu peningkatan motivasi belajar peserta didik adalah dengan menggunakan
media audio dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan media audio visual
dapat meningkatkan motivasi belajar serta pembelajaran lebih efektif, mendorong siswa
berfikir kritis dan memberi pengalaman secara langsung. Sedangkan pembelajaran yang
tidak menggunakan media audio visual berdampak pada peserta didik yang tidak
termotivasi mengikuti pembelajaran, kurang aktif, tidak berfikir kritis dan tidak
memberikan penglaman langsung pada peserta didik. Dengan demikian bahwa
pembelajaran yang baik adalah menggunakan media audio visual sengai salah satu sumber
belajar.

V. Penutup
Berdasarkan hasil observasi dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
keefektifan penggunaan media audio visual terhadap motivasi belajar peserta didik materi
keseimbangan eskosistem di kelas VI SDN 4 Sukanegla Kecamatan Garut Kota Kabupaten
Garut.

Daftar Pustaka

Hamalik, O. 2003. Motivasi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Syaiful B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai