Anda di halaman 1dari 5

ACARA XXII

PENGAYAKAN

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara XXII Pengayakan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konstruksi dasar alat/mesin pengayakan, bagian-bagian utama
alat beserta fungsi masing-masing bagian utama,
2. Mengetahui cara-cara pengoperasian alat/mesin beserta cara pengaturan
alat sesuai yang dikehendaki,
3. Mengetahui kapasitas mesin dan kwalitas produk.

B. Latar Belakang
Proses pengecilan ukuran merupakan proses pendahuluan yang sangat
penting pada pengolahan hasil pertanian. Karena akan salah satunya berfungsi
untuk mempermudah proses pengolahan hasil pertanian selanjutnya menjadi
produk yang memiliki mutu lebih tinggi. Proses pengecilan ukuran salah
satunya dengan cara ditumbuk atau dihancurkan dan selanjutnya untuk
memperoleh partikel atau butiran dengan kriteria tertentu dapat kita lakukan
dengan pengayakan. Pengayakan umumnya dilakukan pada bahan yang kering
atau memiliki kadar air sedikit. Hal ini biasanya terjadi pada behan hasil
pertanian berupa biji-bijian. Pengayakan merupakan suatu teknik pemisahan
bahan padat berdasarkan pada ukuran partikelnya. Operasi pengayakan ini
sangat penting untuk penyiapan hasil yang diolah, mengawasi keefektifan dari
sistem operasi yang lain serta untuk meningkatkan mutu dari produk
olahannya.
Proses pengayakan menggunakan alat yang biasa disebut ayakan yang
umumnya memiliki ukuran tertentu untuk menghasilkan bubuk partikel
dengan ukuran tertentu pula yang biasa disebut mesh. Pengayak dengan
berbagai desain telah digunakan secara luas pada proses pemisahan bahan
pangan berdasarkan ukuran utamanya. Pengayak ini adalah separator
beradasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak
juga digunakan sebagai alat pembersih, memisahkan kontaminan yang
berbeda ukurannya dari bahan baku (Wirakartakusumah, 1992). Berbagai jenis
pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi bahan pangan
klasifikasinya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ayakan dengan celah yang
berubah-ubah (screen aperture) seperti roller screen, belt screen, dan ayakan
dengan celah tetap seperti stationary, vibratory, rotary, atau gravitory dan
reciprocating.
Proses pengayakan adalah pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesh
kawat ayakan, bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil diameter mesh akan
lolos dan bahan yang mempunyai ukuran yang lebih besar akan tertahan pada
permukaan kawat ayakan. Bahan yang lolos melewati lubang ayakan
mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang tertahan dikembalikan
untuk dilakukan penggilingan ulang. Proses pengayakan juga sebagai alat
pembersih, memisahkan kontaminanyang ukurannya berbeda dari bahan baku.
Sebagai mahasiswa yang berkecimpung di dunia pertanian yang
memerlukan pengetahuan dalam hal pengelolaan pasca panen suatu produk
pertanian salah satunya pengayakan bahan hasil pertanian, perlu mengetahui
dasar-dasar mesin pengayakan, karena dengan pengayakan didapatkan hasil
yang bagus dan kualitas terjamin. Sehingga dalam pengolahan hasil pertanian
dapat meningkatkan nilai tambah produk semaksimal mungkin.

C. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Teori
Penepungan atau penghancuran bahan parut yang telah dikeringkan
dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunkan mesin penepung.
Penepungan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan lumping
dan alu. Bahan yang telah dihancurkan tersebut kemudian diayak dengan
ayakan berukuran (mesh) tertentu. Sehingga diperoleh tepung dengan
tingkat kehalusan tertentu. Penepungan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin penepung beras, melalui dua tahap penepungan
sebagai berikut, penepungan pertama, dilakukan hingga dihasilkan tepung
kasar yang lolos dengan ayakan 20 mesh. Kedua dilakukan pada tepung
hasil penepungan pertama sehingga didapatkan hasil yang lebih halus
karena lolos ayakan 80 mesh (Soetanto, 2008).
Pengayakan bertujuan untuk mendapatkan tepung telur dengan
tingkat ukuran butiran yang seragamsesuai dengan tingkat kehalusan yang
diinginkan .Adapun tingkat kehalusan tepung tersebut ditentukan oleh
ukuran lubang pada ayakan ,yang dinyatakandengan ukuran mesh
(Sumoprastowo, 2004).
Semakin kecil ukuran mesh yang digunakan maka kapasitas efektif
alat juga semakin minimum. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh
jumlah lubang pengeluaran pada ayakan 150 mesh lebih sedikit sehingga
memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan penggilingan. Dan
semakin besar ukuran mesh yang digunakan maka lubang pengeluaran
semakin banyak sehingga memerlukan waktu yang lebih cepat untuk
melakukan penggilingan (Panggabean, 2013).
Metode yang umum dan dapat digunakan dengan cepat untuk
menentukan ukuran partikel serbuk secara kolektif adalah menggunakan
peralatan uji ayakan (sieve analysis mesh ), serbuk dimasukan pada bagian
rak ayakan paling atas kemudian digetarkan selama 15 menit. Setelah
digetarkan sejumlah serbuk yang masuk kedalam masing-masing ayakan
ditimbang dan dihitung persentasenya (Riles, 2002).
Saringan adalah sebuah analisis yang terdiri dari menggunakan
satu atau set saringan (biasanya anyaman kawat), membuka menurun
dalam ukuran, untuk memisahkan atau mengelompokkan sampel.
Beberapa mekanisme yang digunakan untuk membubarkan sampel dan
mengangkutnya melalui saringan (Ujam, 2013).
Randemen minyak nilam ditentukan oleh sifat-sifat fisika-kimia
minyak, jenis tanaman, umur panen, perlakuan bahan sebelum
penyulingan, jenis peralatan yang digunakan dan kondisi prosesnya,
perlakuan minyak setelah penyulingan, kemasan, penyimpanan, berat daun
nilam dan lama penyulingan. Karena randemen minyak nilam pada tingkat
petani masih rendah sehingga keuntungan relatif kecil maka dibutuhkan
proses penyulingan yang optimal agar dihasilkan randemen yang optimal.
Perhitungan randemen bahan dilakukan dengan membandingkan berat
yang dihasilkan dengan berat awal (Sari, 2009).
2. Tinjauan Bahan
Istilah tepung dan bubuk digunakan untuk membedakan ukuran
partikelnya, produk yang digiling dan dapat disaring melalui saringan
berukuran 100 mesh atau lebih digolongkan ke dalam tepung. Sedangkan
bubuk adalah yang ukuran partikelnya lebih kasar, umumnya antara 10
sampai 80 mesh (Muchtadi, 1997).
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman
yang paling penting. Hal ini tumbuh dari yang terai ke daerah gunung
yang tinggi . Karena makanan yang diproduksi melalui fotosintesis di daun
tanaman kebutuhan dalam translokasi dan sintesis karbohidrat untuk
membentuk tanaman umbi ini, termasuk penting lainnya elemen
membutuhkan jumlah yang lebih tinggi kalium. Selain itu unsur ini
diperlukan untuk melawan kondisi buruk dingin dan lainnya oleh tanaman
(Adhikary, 2006).
Tujuan akhir untuk meningkatkan konsumsi kentang adalah untuk
memfasilitasi penggabungan yang lebih besar dan lebih luas ke dalam pola
diet yang ada. Pengolahan kentang memiliki penerapan yang lebih luas;
lebih jauh lagi, bisa membantu dalam mengendalikan pemborosan dan
harga untuk batas tertentu. Selama peak season mengubah kentang
menjadi tepung, pati, produk kering (butir, serpih, dadu, dll) membuatnya
lebih mudah untuk menyimpan untuk waktu yang lebih lama bersama
dengan transportasi jauh lebih mudah. Produk kering kentang dapat efektif
dimanfaatkan dan disimpan dalam bentuk berharga. Semua varietas
kentang dapat diproses untuk pembuatan bubuk. Emulsifer ditambahkan
dalam tepung untuk mendapatkan tekstur yang diinginkan dari produk.
Dengan penambahan gliserolmonostearat (GMS) dan lesitin kedelai dalam
kombinasi sebesar 0,5 per tingkat persen, kualitas cookies lebih
ditingkatkan (Anjum, 2008).
Tepung labu kuning adalah tepung dari buah labu dengan butiran
halus, lolos ayakan 60 mesh, berwarna putih kekuningan, berbau khas labu
kuning, dengan kadar air kurang lebih 13%. Kondisi fisik labu kuning ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi bahan dasar dan suhu pengeringan yang
digunakan. Semakin tua labu kuning, semakin tinggi kandungan gulanya
(Hendrasty, 2003).
Adsorben yang digunakan berupa serabut kelapa dan jerami padi
yang dikeringkan dengan melakukan penjemuran di panas matahari
terbuka sampai kering, kemudian dilanjutkan dengan mengeringkan
kembali adsorben dengan menggunakan tray dryer, sehingga adsorben
benar-benar kering dan memudahkan proses selanjutnya. Kemudian
adsorben dimasukkan kedalam ball mill, sehingga memudahkan adsorben
untuk diayak. Adsorben yang telah dihaluskan didalam ball mil, kemudian
di saring menggunakan ayakan dengan ukuran partikel 50 mesh, 70 mesh
dan 100 mesh (Pakpahan, 2013).

Anda mungkin juga menyukai