Anda di halaman 1dari 18

BUKU PEDOMAN

PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

1
Latar Belakang

Sebagai pelaksanaan dari ketentuan Pasal 42 Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan untuk menjamin
terlaksananya tertib administrasi dan tertib Penatausahaan barang milik
negara/daerah, maka telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6
Tahun 2006 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2008.

Peraturan tersebut pada dasarnya merupakan penyatuan peraturan-


peraturan mengenai Pengelola Barang Milik Negara (BMN) yang telah ada
sebelumnya. mengatur hal-hal yang belum tertampung dalam peraturan-
peraturan yang ada sebelumnya, dan memberikan landasan hukum yang
lebih kuat dalam mewujudkan tertib administrasi dan tertib pengelolaan
BMN/D dapat diwujudkan. Oleh karena itu, dengan adanya PP Nomor 6
Tahun 2006 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2008 diharapkan Pengelolaan dan pengadministrasian BMN/D semakin
tertib, baik dalam hal pengadministrasiannya maupun pengelolaannya,
sehingga di masa mendatang dapat lebih efektif dan efisien.

Adapun pengertian Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) sesuai


dengan pasal 1 angka 10 dan 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D atau
berasal dari perolehan lain yang sah. Selanjutnya, dalam pasal 2 ayat (2) PP
Nomor 6 Tahun 2006, dari pengertian BMN/D yang berasal dari perolehan
lain yang sah dimaksud dirinci dalam 4 bagian, yaitu:
a. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/sejenisnya,
b. Diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/ kontrak,
c. Diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang, dan

2
d. Diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
Menindaklanjuti ketentuan dalam PP Nomor 6 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2008, telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara yang
bertujuan mewujudkan tertib administrasi dan mendukung terwujudnya tertib
Penatausahaan BMN, namun demikian masih perlu dibuat suatu pedoman
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang mengatur lebih teknis
tentang prosedur/tatacara penatausahaan Barang Milik Negara.

Untuk mengimplementasikan PP Nomor 6 Tahun 2006 tersebut, salah


satunya maka dibuatlah Pedoman Kerja dalam Penatausahaan Barang Milik
Negara di lingkungan Universitas Negeri Jakarta. Penatausahaan BMN
meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan BMN yang di dalamnya
juga termasuk barang persediaan. Dalam rangka mewujudkan tertib
administrasi, penatausahaan BMN melaksanakan tugas dan fungsi akuntansi
serta pelaporan BMN sebagai bahan penyusunan neraca satker.
Sedangkan penatausahaan BMN dalam rangka mewujudkan tertib
pengelolaan BMN adalah menyediakan data agar pelaksanaan pengelolaan
BMN dapat dilaksanakan sesuai dengan azas fungsional, kepastian hukum,
transparansi, efesiensi, efektif, akuntabilitas dan kepastian nilai.

Tujuan

Pedoman kerja Penatausahaan Barang Milik Negara di lingkungan


Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) Universitas Universitas
Negeri Jakarta, ini bertujuan untuk memberikan petunjuk umum dan khusus
bagi pelaksanaan penatausahaan Barang Milik Negara yang berada di
lingkungan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) Universitas
Negeri Jakarta dalam rangka mewujudkan tertib administrasi dan
mendukung terwujudnya tertib pengelolaan BMN dan pelaporannya.

3
Ruang Lingkup

Pedoman kerja penatausahaan Barang Milik Negara berlaku untuk


seluruh pelaksanaan penatausahaan Barang Milik Negara pada Sub Bagian
Perlengkapan Biro Administrasi Umum dan Keuangan Universitas Negeri
Jakarta (mengacu pada ps. 3 PMK 120/PMK.06/2007), sedangkan sasara
penatausahaan BMN di lingkungan BAUK meliputi:

1. Semua BMN dari pembelian atau peroleh atas beban Anggaran


Pendapatan Bukan Negara (APBN)
2. BMN Berasal dari perolehan lainnya yang sah, meliputi barang yang
diperoleh dari hibah/sumbangan/sejenisnya, diperoleh sebagai
pelaksanaan perjanjian/kontrak, diperoleh berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh ketentuan hukum yang berada dalam
penguasaan Universitas Negeri Jakarta.

4
PROSEDUR KERJA

I. PENDATAAN DAFTAR BARANG RUANG (DBR)


1. Membuat tim penatausahaan Barang Milik Negara dibawah koordinasi
Kabag UHTP (mentor)
2. Menyusun Rencana Kerja pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik
Negara
3. Mengumpulkan dokumen sumber
4. Menyiapkan data awal dari daftar barang yang akan dibuat Daftar
Barang Ruangan
5. Menyiapkan Kertas Kerja Pembuatan Daftar Barang Ruangan (DBR)
beserta petunjuk pengisiannya.
6. Menyiapkan format untuk mendata barang yang berada dalam ruangan
sesuai kondisi sekarang .
7. Melakukan pemetaan yaitu : a) menyiapkan denah lokasi, b) memberi
nomor dan nama ruangan dan penanggungjawab ruangan pada denah
lokasi
8. Mendata barang sesuai dengan kondisi yang ada dalam ruangan.
9. Mencatat hasil pendataan ke dalam format Daftar Barang Ruangan
(DBR).
10. Mengelompokkan Barang sesuai kodefikasi barang, identitas (merek,
spesifikasi) dan keterangan yang ada.
11. Membandingkan data DBR hasil cek lapangan dengan data DBR yang
sudah ada dalam aplikasi, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Lihat data BMN pada DBR hasil cek lapangan secara urut
b. Mencari kemungkinan kemiripan BMN yang ada pada DBR hasil cek
lapangan dengan DBR yang sudah ada, dilihat dari merk, spesifikasi
tahun perolehan dan keterangan yang ada.

5
c. Apabila pada DBR yang lama tidak ada maka cari dalam Register
Transaksi Harian (RTH), transaksi pembelian, hibah masuk dan
reklasifikasi masuk mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2013.
d. Apabila diketemukan BMN yang dicari pada RTH tetapi kemiripan
hanya dari merk atau spesifikasi maka pilih Nomor Urut Pendaftaran
(NUP) terbesar yang tahun perolehannya lebih muda.
12. Mencatat hasil perbandingan antara DBR hasil cek lapangan dengan
DBR yang sudah ada.
13. Menyesuaikan DBR hasil perbandingan di dalam aplikasi.
14. Mencetak DBR yang sudah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
15. Memasang Label pada barang sesuai daftar DBR yang sebenarnya.
16. Menyampaikan laporan secara berkala kepada atasan langsung

II. PERPINDAHAN BARANG


1. Penanggung Jawab Ruangan melaporkan usulan perpindahan barang
kepada Kepala BAUK dengan melampirkan format usulan.
2. Kepala BAUK mendisposisikan kepada kepala Bagian UHTP untuk
mendata barang yang akan dipindahkan.
3. Kabag UHTP mendisposisikan kepada Subag Perlengkapan untuk
mendata barang yang akan dipindahkan.
4. Subbag perlengkapan bersama dengan penanggung jawab ruangan
melakukan proses perpindahan barang dari ruangan asal ke ruangan
yang dituju.
5. Subbag perlengkapan membuat Berita Acara perpindahan barang yang
ditandatangani oleh masing-masing penanggung jawab ruangan
(Penanggung Jawab Ruangan Asal dan penanggung jawab ruangan
yang dituju) dan diketahui oleh Kepala BAUK.
6. Subbag perlengkapan merubah daftar barang ruang (DBR) pada
aplikasi untuk masing masing ruangan baik ruangan asal dan ruangan
yang dituju.

6
7. Subbag perlengkapan mencetak daftar barang ruang (DBR) yang baru
untuk mengganti DBR yang lama agar dipasang kembali pada ruangan
masing-masing.

III. BARANG RUSAK


1. Penanggung jawab ruangan mendata barang yang sudah rusak berat
atau sudah tidak dapat digunakan.
2. Penanggung jawab ruangan melaporkan daftar barang rusak berat
tersebut kepada Kepala BAUK dengan mencantumkan sedikitnya nama
barang, Nomor Urut Pendaftaran (NUP), merk/spesifikasi, tahun
perolehan dan kode barang sesuai dengan yang ada pada DBR.
3. Kepala BAUK mendisposisikan kepada Kabag UHTP untuk mengecek
daftar usulan barang rusak dari Penanggung Jawab ruangan.
4. Kabag UHTP mendisposisikan kepada subag Perlengkapan untuk
memeriksa kebenaran dari usulan penanggung jawab ruangan.
5. Subbag perlengkapan mendata barang yang diusulkan oleh
penanggung jawab ruangan untuk kemudian dilakukan pengecekan
kesesuaian antara laporan dengan kondisi yang sebenarnya.
6. Subbag perlengkapan membuat laporan hasil pengecekan kesesuaian
antara laporan dengan kondisi yang sebenarnya kepada Kepala BAUK
mengenai kondisi barang yang diusulkan oleh penanggung jawab
ruangan.
7. Kepala BAUK mempertimbangkan hasil laporan tersebut, apabila
barang tersebut masih bisa diperbaiki akan diusulkan perbaikan, dan
apabila barang tersebut dalam hal diperbaiki nilai ekonomisnya besar
maka akan disimpan pada gudang perlengkapan untuk dilakukan
usulan penghapusan.

IV. PENGHAPUSAN
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan
pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku

7
dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penghapusan
adalah: 1) untuk mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi
kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang
kondisinya semakin buruk dan tidak dapat digunakan lagi. 2) Meringankan
beban kerja pelaksana inventaris, 3) membebaskan ruangan dari
penumpukkan barang-barang yang tidak digunakan lagi, 4) membebaskan
barang dari tanggungjawab pengurus kerja.
Tata cara Penghapusan
1. Satker/Pengurus barang menyusun daftar barang yang akan
dihapuskan, tahun pemerolehan, nomor aset/nomor urut pendaftaran,
spesifikasi/identitas teknis, jenis, kondisi, jumlah nilai buku dan/atau
nilai perolehan.
2. Satker/pengurus mengusulkan penghapusan ke Kuasa Pengguna
Barang/WKPB yang dilampiri daftar barang yang akan dihapuskan.
3. Kuasa Pengguna Barang/ Kepala BAUK mendisposisikan usulan
penghapusan ke Kabag UHTP untuk ditindaklanjuti
4. Kepala BAUK membuat Panitia Penghapusan
5. Panitia meneliti barang-barang yang akan dihapus
6. Panitia Membuat Berita Acara Penelitian
7. Pembantu Rektor II/Ketua Panitia mengusulkan kepada Sekretaris
Jenderal Depdiknas Biro Perlengkapan
8. Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Keputusan Penghapusan
dengan catatan dilelang atau dihapuskan.
9. Kalau dilelang Dinas Pendidikan membentuk Panitia Lelang
1) Panitia pelelangan meminta bantuan Kantor Lelang Negara
setempat untuk melelang barang yang dihapus
2) Penjualan melalui Kantor Lelang Negara, dan dana hasilnya disetor
ke Kas Negara setempat
3) Pejabat Kantor Lelang Negara membuat risalah lelang berikut bukti
setoran hasil lelang kepada sesjen
10. Bila barang dimusnahkan membentuk panitia pemusnahan

8
11. Barang yang telah dihapus, dikeluarkan dari buku induk dan buku
golongan barang inventaris.

FORMAT DAFTAR BARANG RUANG


(DBR)
Nama UPB : NAMA RUANGAN :
Kode UPB : KODE RUAGAN :
No.
Urut
Pedaf
NO. taran Identitas Barang jumlah Penguasaan Ket

Nama Kd Th.
(NUP) Barang Merk/Type Barang Perl

Jakarta, .....
Penanggungjawab Ruangan

...........................................
NIP .....................................

9
FORMAT USULAN PERPINDAHAN BARANG

Nama Ruangan: KODE RUANGAN :


Nama Ruan Dokumen Kode
Identitas Barang
No. Urut usulan Ruangan
Pedaftaran Nama Kd Th. Yang
NO. (NUP) Barang Merk/Type Barang Perlh gan yang dituju dituju Keterangan

Jakarta, ............
Penanggungjawab
Ruangan

...........................................
NIP .

10
FORMAT LAPORAN BARANG RUSAK

Nama UPB : NAMA RUANGAN :


Kode UPB : KODE RUANGAN :
No.
Urut
Pedaf
NO. taran Identitas Barang jumlah Penguasaan Ket
Nama Th.
(NUP) Barang Merk/Type Kd Barang Perl

Jakarta, ........
Penanggungjawab Ruangan

...........................................
NIP .....................................

11
FLOWCHART PENDATAAN DAFTAR BARANG RUANG (DBR)

Subbag
No. Tim Ka UHTP Perlengkapan Ka. Biro

Mulai

Mengusulkan Membuat Tim Menyusun


Tim Kerja Pelakssanaan

Mengumpulkan
Data Sumber,
data awal

Pemataan

Mendata BMN
Sesuai Kondisi

Mecatat hasil
pendataan ke
dalam blanko
DBR sesuai
kondisi yang ada

Mebandingkan DBR
lama dengan DBR
baru

Merek/sp
esifikasi,
perolehan
keteranga
RTH
Bila Tidak ada
n

12
1 Bila ada

Mencatat hasil
perbandingan

Menyesiaian DBR

Memasang Label

Menyampaikan BAUK
Selesai
laporan

13
FLOWCHART PERPINDAHAN BARANG

Subbag Penanggung Jawab


No. Ka. Biro Ka UHTP Perlengkapan Ruangan

Mulai

Membuat
disposisi Melaporkan usul
perpindahan
Membuat dokumen
disposisi

Melakukan
perpindahan

Membuat Berita
Acara Perpindahan

Merubahan DBR

Mencetak dan
Memasng
Kembali DBR

Selesai

14
FLOWCHART LAPORAN BARANG RUSAK

Subbag Penanggung
No. Ka. Biro Ka UHTP Perlengkapan Jawab Ruangan

Mulai

Menerima laporan
barang rusak
Mendata barang
yang rusak

Membuat
disposisi

Membuat disposisi Mendata barang


ke Subbag
yang rusak
Perlengkapan
1
bisa diperbaiki

Membuat
Mempe Laporan hasil
rtimba
pencekan
ngkan

Tidak bisa diperbaiki


1

Masuk gudang
proses
penghapusan
Perbaikan

Selesai

15
FLOWCHART PENGHAPUSAN

Panitia
No. KPB/Unit Kerja PgB/F &P Penghapusan KPB/WR

Mulai

1 Daftar usulan Daftar usulan


penghapusan penghapusan

- Surat
Permohonan

-Rincian data
barang
Menyusun

2
Daftar usulan

Mengadakan
penelitian
3

Dokumen usulan
penghapusan

Menyusun dan
4 mengusulkan

Dokumen Dokumen
usulan usulan

Dokumen
5 usulan

7 Selesai

16
KEGIATAN

1. Mengusulkan penghapusan barang/menindaklanjutai hasil inventarisasi


- Surat permohonan
- Rincian data barang
2. Menyusun daftar barang untuk dihapuskan
- Disposisi
- Daftar barang dari unit kerja
3. Mengadakan penelitian ulang/verifikasi terhadap barang yang akan
dihapuskan
- Berita Acara Penelitian
- Daftar barang
4. Menyusun dan mengusulkan daftar barang yang diusulkan/tolak untuk
dihapuskan
- Laporan hasil Penelitian
- Dokumen dari instansi terkait
5. Mengusulkan penghapusan barang dan menginformasikan ke unit kerja
- Daftar barang yang dihapuskan
- Surat
6. Menetapkan penghapusan
- Surat Keputusan
7. Menindaklanjuti pemindahtangan

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,


2. PP Nomor 6 Tahun 2006 jo. PP 38/2008 tentang Penatausahaan
Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78 Tahun 2014 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29 Tahun 2010 Tentang
Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
6. Prosedur Operasional baku Penghapusan Barang Milik Negara IPB

18

Anda mungkin juga menyukai