OLEH:
PSIK UB
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Waktu : 15 menit
I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Asi Eksklusif diharapkan klien yang
merupakan para pasien dan keluarga mengerti dan dapat memahami hal-hal
mengenai Asi Eksklusif dan manfaatnya.
III. MATERI
(Terlampir)
1. Pengertian Asi Eksklusif secara Umum
2. Manfaat Asi bagi Ibu dan Bayi
3. Cara Menyusui yang Benar
4. Cara memperbanyak Asi
IV. METODE
1) Presentasi
2) Tanya Jawab
3) Pre-test & Post-test
V. MEDIA
Leaflet tentang ASI EKSKLUSIF
VIII. LAMPIRAN
ASI EKSKLUSIF
A. Pengertian Asi Ekslusif
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan
( pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, nasi tim, dll ) maupun cairan ( susu formula,
air jeruk, madu, air teh, air putih dll ) kecuali vitamin, mineral dan obat.
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material, yang terdapat dalam alveoli dan
duktus dari kelenjar mammae sebelum dan sesudah melahirkan anak. Kolostrum
diproduksi pada beberapa hari pertama setelah bayi dilahirkan. Kolostrum banyak
mengandung protein dan antibody. Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat
sedikit. Kolostrum mampu melapisi usus bayi dan melindunginya dari bakteri, serta
sanggup mencukupi nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Secara berangsur-
angsur, produksi kolostrum berkurang saat air susu keluar pada hari ketiga sampai
hari kelima.
2. Foremilk
Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal ( foremilk ). Air susu ini hanya
mengandung sekitar 1-2 % lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran
penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa
haus pada bayi.
3. Hindmilk
Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui hamper selesai. Hindmilk
sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin. Air susu ini memberikan sebagian
besar energy yang dibutuhkan oleh bayi. (Siti, Nur Khamzah. 2012. Segudang
Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui. Yogyakarta : FlashBooks. Hal : 48-51)
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempngaruhi produki ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu.
1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkn sedikit, kemudian dioleskan pada puting &
sekitar areola sebagai desinfektan & menjaga kelembaban puting susu.
2. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi , bayi ditidurkan diatas
pangkuan ibu dengan cara :
a. Bayi dipegang dengan satu lengan kepala bayi diletakkan pada lengkung siku
ibu dan bokong baui diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah
atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
b. Satu tangan bayi diletakkan dielakang badan ibu dan yang satu didepan.
c. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
d. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
e. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
3. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan
bagian atas areola.
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh mulut bayi
5. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. usahakan sebagian besar
areola dapat masuk mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit langit
dan lidah bayi akan menekan asi keluar daritempat penampungan asi yang terletak
dibawah areola
3. Ibu harus dalam keadaan rileks, kondisi psikologis ibu menyusui sangat
menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Bila ibu mengalami gangguan psikologis
maka, pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan
hormone oksitosin untuk bekerja lambat. Oleh karena itu, ciptakan suasana rileks.
Disini sebetulnya peran besar sang ayah.
5. Hindari penggunaan dot, empeng dan sejenisnya. Jika ibu ingin memberikan ASI
peras/pompa berikan ke bayi dengan menggunakan sendok, bukan dot. Saat ibu
memberikan dengan dot, maka bayi dapat mengalami bingung putting. Khususnya
pada bayi yang baru dilahirkan atau dalam proses belajar menyusu. Kondisi dimana
bayi hanya menyusu di ujung putting seperti ketika menyusu dot. Padahal cara
menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke dalam mulut bayi. Akhirnya
bayi menjadi malas menyusu langsung dari payudara ibu lantaran merasa sulit
mengeluarkan ASI.
8. Tanamkan niat yang kuat sejak hamil, bahwa setelah si bayi lahir akan disusui
sendiri. Niat yang kuat sangat berpengaruh bagi kelancaran ASI. Sedini mungkin
mengumpulkan informasi tentang ASI dan menyusui, baik melalui media elektronik,
buku, tabloid, internet dan diskusi dengan ahli kebidanan atau mendatangi klinik-klinik
laktasi.
9. Posisi ibu dan bayi pastikan dalam kondisi yang benar setiap kali menyusui.
Kesalahan posisi bias membuat ASI tidak disusui secara sempurna,putting lecet, bayi
hanya menghisap udara karena cairan ASI tidak keluar.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Diana. 2010. Makanan Pendamping ASI Tips Kenalkan Rasa dan Tekstur
Makanan Baru untuk anak usia 6-12 bulan plus 25 resep praktis. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Hayati, Aslis Wirda. 2009. Buku Saku Gizi Bayi. Jakarta : EGC
Khamzah, Siti Nur. 2012. Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui.
Yogyakarta : FlashBooks.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press : Yogyakarta.
Proverawati, Atikah; Eni Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Syarifah, Rosita. 2008. Asi Untuk Kecerdasan Bayi. Jogjakarta : Ayyana. Soetjiningsih,
1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesaehatan. Jakarta : EGC.
Yuliasti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan,
dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : ANDI.
SATUAN ACARA PENYULUHAN II
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, ibu hamil dapat mengetahui dan memahami
tentang anemia pada masa kehamilan dan penanganannya
2. Tujuan Khusus
B. Sasaran
C. Pokok Bahasan
1. Pengertian anemia
2. Penyebab anemia
3. Tanda-tanda anemia
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1.PPT
2. Leaflet
F. Alur Kegiatan
mekanisme penyuluhan
memberikan feedback
- Memberikan kesempatan pada
pasien - Menjawab pertanyaan
- Mengevaluasi pengetahuan
peserta
disampaikan
- Memberikan apresiasi/
reinforcement
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik
d. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama proses penyuluhan berlangsung
3. Evaluasi hasil
a. Penyuluhan diikuti oleh minimal 75% dari jumlah kunjungan ibu hamil ke poli KIA Puskesmas
Singosari.
H. DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Depkes. 2009. Menkes Buka Rakernas : Kebersamaan Pusat dan Daerah dalam Kemandirian
Pembangunan Kesehatan Menuju Rakyat Sehat dan Negara Kuat. Available from : http : //
www.google.co.id.
Manuaba, I.B.G. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
A. Pengertian Anemia
Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) seseorang. Anemia dapat
terjadi karena kurangnya haemoglobin yang berarti juga minimnya oksigen ke seluruh tubuh
(Budiyanto, 2002). Ketika jaringan tubuh kita tidak mendapatkan cukup oksigen, maka fungsinya akan
terganggu.
Anemia kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimester 2 (Wiknjosastro, 2009). Pada saat trimester
kedua kebutuhan zat pembentuk darah terutama besi meningkat tajam hingga dua kali lipat
dibandingkan saat tidak hamil. Keadaan ini disebabkan volume darah ibu meningkat karena
kebutuhan janin akan oksigen dan zat gizi yang dibawa oleh sel darah merah (Soebroto, 2009).
Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan keperluan akan zat -
zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan sumsum tulang belakang.
Sebagian besar anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut,
bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Soebroto, 2009). Hal itu disebabkan karena dalam
kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan
sumsum tulang. Dalam kehamilan darah bertambah banyak (hipervolemia), akan tetapi
bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan denganbertambahnya plasma, sehingga terjadi
pengenceran darah. (Wikjosastro, 2010).
Anemia pada ibu hamil, menjadi perhatian yang lebih, karena ini akan mempengaruhi janin
yaitu berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan kematian ibu. Di sinilah pentingnya untuk rutin
periksa kehamilan sesuai yang dijadwalkan.
B. Penyebab Anemia
Ada banyak penyebab anemia sesuai dengan jenisnya, dan daftar di bawah ini
merupakan jenis penyebab anemia pada ibu hamil yang paling utama:
1. Anemia defisiensi besi
Merupakan penyebab anemia pada ibu hamil yang paling banyak. Sekitar 15%
sampai 25% dari seluruh kehamilan mengalami kekurangan zat besi. Zat Besi
merupakan mineral yang ditemukan dalam sel-sel darah merah (hemoglobin) dan
digunakan untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika asupan
zat besi kurang, maka hemoglobin darah akan menurun dan terjadilah anemia.
Kurangnya zat besi dalam makanan sebagai akibat dari tidak makan makanan kaya
zat besi yang cukup atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat besi yang
dikonsumsi. Untuk itu, selalu penuhi kebutuhan zat besi dengan konsumsi sumber-
sumber zat besi. Kebutuhan akan zat besi yang meningkat karena Kehamilan itu
sendiri, selain untuk produksi sel-sel darah merah ibu, Zat besi diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah janin. Oleh karena itu suplementasi besi selama
kehamilan diperlukan.
C. Tanda-tanda Anemia
Menurut Soebroto (2009), Gejala anemia pada ibu hamil di antaranya cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan turun, konsentraksi hilang, nafas pendek
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Selain itu, anemia pada ibu hamil
dapat menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen
lebih banyak ke jaringan, peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh berusaha menyediakan
lebih banyak oksigen kepada darah, pusing, akibat kurangnya darah ke otak, terasa lelah karena
meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka, kulit pucat karena
berkurangnya oksigenasi, mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf
pusat, penurunan kualitas rambut dan kulit (Subroto, 2009).
D. Klasifikasi Anemia
Menurut Manuaba (2001) anemia pada ibu hamil dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Hb 11 gr% : Tidak anemia
2. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang
4. Hb < 7 gr% : Anemia berat (Manuaba, 2001).
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan
seksual (Djuanda, 2012). Menurut WHO (2014), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus,
dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan
adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis, trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi
human immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B. Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan
penyakit yang paling sering dari semua infeksi (Holmes, 2005; Kasper, 2005).
Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit
yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki-laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa
muda perempuan di negara berkembang. Diperkirakan lebih dari 340 juta kasus baru dari IMS yang
dapat disembuhkan (sifilis, gonore, infeksi klamidia, dan infeksi trikomonas) terjadi setiap tahunnya
pada laki-laki dan perempuan usia 15-49 tahun. Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di seluruh
dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia Selatan dan Asia Tenggara, diikuti Afrika bagian
Sahara, Amerika Latin, dan Karibean. Jutaan IMS oleh virus juga terjadi setiap tahunnya, diantaranya
ialah HIV, virus herpes, human papilloma virus, dan virus hepatitis B (WHO, 2012). Jumlah wanita
yang menderita infeksi klamidial 3 kali lebih tinggi dari laki-laki. Dari seluruh wanita yang menderita
infeksi klamidial, golongan umur yang memberikan kontribusi yang besar ialah umur 15-24 tahun
(CDC, 2013). Di Indonesia sendiri, telah banyak laporan mengenai prevalensi infeksi menular seksual
ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi antara tahun 2009 sampai 2011 menunjukkan
prevalensi infeksi gonore dan klamidia yang tinggi antara 20%-35% (Jazan, 2013). Kematian karena
AIDS hingga tahun 2017 sebanyak 3.362 kematian (Depkes, 2018).
Dari data dan fakta di atas, jelas bahwa infeksi menular seksual telah menjadi problem tersendiri
bagi pemerintah. Tingginya angka kejadian infeksi menular seksual merupakan bukti bahwa masih
rendahnya pengetahuan akan infeksi menular seksual. Wanita dalam hal ini sering menjadi korban
dari infeksi menular seksual. Hal ini mungkin disebabkan masih kurangnya penyuluhan yang secara
khusus mengajarkan dan memberikan informasi tentang infeksi menular seksual. Oleh karena
fenomena tersebut, maka penting bagi kita untuk memberikan edukasi tentang pengertian, tanda
gejala dan pencegahan infeksi menular seksual kepada pasien dan keluarga di Puskesmas
Kedungkandang
9. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah peserta mengikuti penyuluhan selama 60 menit, peserta dapat mengetahui tentang
pengertian, faktor resiko, tanda gejala, dan pencegahan penyakit menular seksual.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pengertian, faktor resiko, tanda gejala, dan
pencegahan penyakit menular seksual selama 60 menit, peserta dapat :
1) Menyebutkan kembali pengertian, faktor resiko, tanda gejala, dan pencegahan penyakit
menular seksual
2) Sebanyak 80% peserta penyuluhan mendapat skor post-test 100.
10. Metode
Metode yang digunakan adalah:
1) Ceramah
2) Tanya jawab.
11. Media
Media yang digunakan adalah:
1) Leaflet
I. PENGERTIAN
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-
ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat
reproduksi yang harus dianggap serius (UNAIDS dan WHO 2015).
II. GEJALA PENYAKIT MENULAR
Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah :
a. Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin.
b. Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin.
c. Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam.
d. Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin.
e. Sakit luar biasa saat kencing.
f. Kencing nanah/darah dengan bau busuk.
g. Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok.
h. Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan
i. berkeringat saat malam.
Gejala-gejala umum PMS pada perempuan meliputi :
a. Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual.
b. Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
c. Keluarnya lendir pada vagina.
d. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin.
e. Keputihan berbusa dan berbau busuk.
f. Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
III. MACAM-MACAM PENYAKIT DAN PENYEBAB PMS
1. Gonorea (GO)
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama
2 -10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda penyakitnya
adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat
kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak.
Sedangkan Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada
saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat penyakit GO, pada laki-laki
dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul,
dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat
menyebabkan kebutaan.
2. Herpes Genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 - 7 hari
sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Gejala yang ditimbulkan adalah :
a. Bintil-bintil berair seperti anggur di sekitar kelamin.
b. Pecah, lalu menyebabkan luka kering mengerak lalu hilang.
c. Terulang lagi sampai seumur hidup.
d. Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit
ini belum ada obat yang benar-benar mujarab, tetapi pengobatan anti virus bisa mengurangi
rasa sakit dan lamannya penyakit.
3. Sifilis (Raja Singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4
minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin.
Kadang- kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa
diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks.
Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten.
Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan
jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir
dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.
4. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung 7-21 hari.
Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan. Pada perempuan,
gejalanya bisa berupa :
a. Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer berwarna kuning
kecoklatan.
b. Rasa nyeri di rongga pinggul.
c. Pendarahan setelah hubungan seksual.
Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa PMS dan
menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual. Akibat terkena Klamidia pada
perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya
saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-
laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang
saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia).
5. Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasitTricho monas vaginalis. Gejala dan
tanda-tandanya adalah:
a. Keluar cairan vagina berwarna encer dan baunya busuk.
b. Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman.
c. Nyeri saat kencing.
6. Kandidadis Vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candidas albicans.
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi
pada keadaan tertentu, jamur ini meluas dan berreplikasi secara tak terkendali sedemikian rupa
sehingga mengakibatkan infeksi dan terjadi keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih
seperti susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang terinfeksi
jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.
7. Kutil Kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat
satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan. Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah
kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila
perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa
mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin. Pada laki-laki mengenai alat
kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari.
Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya. Sampai sekarang belum ada
obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap
menghilangkan kutilnya saja.
8. HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah
kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi
virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Penderita sering kali
merasa sehat dan memang dari luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak
memperlihatkan gejala yang khas. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang,
penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di
daerah kelenjar getah bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan akhirnya penderita mudah
terjangkit berbagai macam penyakit. Sampai nanti penderita meninggal perlahan. Belum ditemukan
obat bagi penderitannya sampai saat ini. Obat yang tersedia hanya dapat menolong penderita untuk
mempertahankan kesehatan tubuhnya. Cara penularan melalui:
a. Melalui darah
b. Ibu hamil kepada bayinya
c. Jarum suntik
DAFTAR PUSTAKA
Gambar .1
Hari/Tanggal: Rabu, 21-02-2018 Pukul07.20 WIB Penyuluhan ASI Eksklusif di depan ruang tunggu loket
pendaftaran Puskesmas Kedungkandang
Gambar .2
Hari/Tanggal: Rabu, 28-02-2018 Pukul07.20 WIB Penyuluhan tentang Anemia pada Ibu hamil di depan ruang
tunggu loket pendaftaran Puskesmas Kedungkandang
Gambar .3
Hari/Tanggal: Rabu, 07-03-2018 Pukul07.25 WIB Penyuluhan Infeksi Menular Seksual di depan ruang tunggu
loket pendaftaran Puskesmas Kedungkandang