Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

OLEH:

PSIK UB

1. Priska Rizqi Afenia 170070301111009


2. Shannastaniar Aisya Adif 170070301111073
3. Bekti Megapuri S 170070301111069
4. Asih Hutami Rudy 170070301111067

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PUSKESMAS KEDUNG KANDANG

Oleh:

Priska Rizqi Afenia 170070301111009


Shannastaniar Aisya Adif 170070301111073
Bekti Megapuri S 170070301111069
Asih Hutami Rudy 170070301111067

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Ns. Muladefi Choiriyah, M.Kep) (Luluk Ernawati, Amd.Kep)

SATUAN ACARA PENYULUHAN I


“ASI EKSKLUSIF”

Pokok Bahasan : Asi Eksklusif

Sub Pokok bahasan :


1) Pengertian Asi Eksklusif secara Umum
2) Manfaat Asi Eksklusif bagi Ibu dan Bayi
3) Cara Menyusui yang benar
4) Cara Memperbanyak Asi
Sasaran : Pasien dan Pengunjung Puskesmas Kedung Kandang

Tempat : Puskesmas Kedung Kandang, Malang

Hari/Tanggal : 21 Februari 2018

Waktu : 15 menit

Penyuluh : Mahasiswi S1 Keperawatan Universitas Brawijaya

I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Asi Eksklusif diharapkan klien yang
merupakan para pasien dan keluarga mengerti dan dapat memahami hal-hal
mengenai Asi Eksklusif dan manfaatnya.

II. TUJUAN KHUSUS


1. Peserta mengerti Asi Eksklusif
2. Peserta mengerti dan memahami manfaat Asi Eksklusif
3. Peserta mengerti dan memahami cara menyusui yang benar
4. Peserta mengetahui cara memperbanyak Asi

III. MATERI
(Terlampir)
1. Pengertian Asi Eksklusif secara Umum
2. Manfaat Asi bagi Ibu dan Bayi
3. Cara Menyusui yang Benar
4. Cara memperbanyak Asi

IV. METODE
1) Presentasi
2) Tanya Jawab
3) Pre-test & Post-test

V. MEDIA
Leaflet tentang ASI EKSKLUSIF

VI. RINCIAN KEGIATAN PENYULUHAN


Tahap Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Klien Media
Kegiatan
Pendahuluan 2 menit  Persiapan  Mendengarkan -
 Memperkenalkan diri  Bertanya
 Menyapa da mengenai
 Menyapa dan menyatakan perkenalan dan
tentang tujuan pokok tujuan jika ada
yang kurang jelas
Penyajian 11  Menyajikan materi berupa:  Mendengarkan leaflet
menit Pengertian Asi Ekslusif dengan seksama
secara Umum, Manfaat Asi  Bertanya
Eksklusif bagi Ibu dan Bayi, mengenai hal-hal
Cara Menyusui yang benar, yang kurang jelas
dan Cara Memperbanyak dan belum
ASI dimengerti
Penutup 2 menit  Melakukan evaluasi  Peserta dapat -
dengan memberikan menjelaskan
pertanyaan sederhana kembali poin-poin
 Menyampaikan ringkasan materi yang telah
materi dan simpulan dijelaskan
 Mengakhiri pertemuan  Mendengarkan
dan mengucapkan terima
kasih atas perhatian para
peserta

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media : Mic, Leafet
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan dilaksanakan di Puskesmas Kedung Kandang
 Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelum kegiatan
2. Evaluasi proses
 Kegiatan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta aktif dalam proses diskusi
 Suasana penyuluhan tertib
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
kegiatan berakhir

VIII. LAMPIRAN

ASI EKSKLUSIF
A. Pengertian Asi Ekslusif
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan
( pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, nasi tim, dll ) maupun cairan ( susu formula,
air jeruk, madu, air teh, air putih dll ) kecuali vitamin, mineral dan obat.
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material, yang terdapat dalam alveoli dan
duktus dari kelenjar mammae sebelum dan sesudah melahirkan anak. Kolostrum
diproduksi pada beberapa hari pertama setelah bayi dilahirkan. Kolostrum banyak
mengandung protein dan antibody. Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat
sedikit. Kolostrum mampu melapisi usus bayi dan melindunginya dari bakteri, serta
sanggup mencukupi nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Secara berangsur-
angsur, produksi kolostrum berkurang saat air susu keluar pada hari ketiga sampai
hari kelima.
2. Foremilk
Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal ( foremilk ). Air susu ini hanya
mengandung sekitar 1-2 % lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran
penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa
haus pada bayi.
3. Hindmilk
Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui hamper selesai. Hindmilk
sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin. Air susu ini memberikan sebagian
besar energy yang dibutuhkan oleh bayi. (Siti, Nur Khamzah. 2012. Segudang
Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui. Yogyakarta : FlashBooks. Hal : 48-51)

B. Manfaat Asi Eksklusif


1. Manfaat ASI bagi ibu
a. Ibu tidak akan mengalami menstruasi dalam beberapa bulan (dapat digunakan
sebagai KB alami).
b. Mempercepat proses pemulihan rahim.
c. Mempercepat proses pembentukan tubuh ke ukuran semula.
d. Murah, lebih mudah, lebih ramah lingkungan.
e. Lebih praktis, Ibu dapat melakukannya dimana saja.
f. Mengurangi resiko kanker payudara, kanker ovarium, infeksi saluran kencing,
dan osteoporosis.
g. Memberikan kesenangan dan kepuasan bagi ibu.
h. Mencegah perdarahan setelah persalinan.
i. Mengurangi anemia.

2. Manfaat ASI bagi Bayi


a. Merangsang panca indra manusia.
b. Memberikan kehangatan dan kenyamanan bayi.
c. Menjaga terhadap penyakit, alergi, SIDS, infeksi lambung dan usus, dan
sembelit.
d. Membantu mengembangkan rahang dan otot wajah dengan benar.
e. Mudah dicerna.
f. Perkembangan otak dan meningkatkan IQ.
g. ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
h. ASI untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
i. Menurunkan resiko kanker pada anak, penyakit kardiovaskuler, penyakit kuning,
diabetes mellitus dan gigi berlubang.

C. Cara Menyusui Yang Benar


Langkah – langkah menyusui yang benar:

Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempngaruhi produki ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu.

1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkn sedikit, kemudian dioleskan pada puting &
sekitar areola sebagai desinfektan & menjaga kelembaban puting susu.
2. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi , bayi ditidurkan diatas
pangkuan ibu dengan cara :
a. Bayi dipegang dengan satu lengan kepala bayi diletakkan pada lengkung siku
ibu dan bokong baui diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah
atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
b. Satu tangan bayi diletakkan dielakang badan ibu dan yang satu didepan.
c. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
d. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
e. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
3. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan
bagian atas areola.
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh mulut bayi
5. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. usahakan sebagian besar
areola dapat masuk mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit langit
dan lidah bayi akan menekan asi keluar daritempat penampungan asi yang terletak
dibawah areola

D. Cara Memperbanyak Asi


1. Tingkatkan frekuensi menyusui atau memompa/memeras ASI. Jika anak belum
mau menyusu karena masih kenyang, perahlah atau pompalah ASI. Produksi ASI
prinsipnya based on demand jika makin sering diminta/disusui/diperas maka makin
banyak ASI yang diproduksi.

2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui. Makin sering dikosongkan,


maka produksi ASI juga makin lancar.

3. Ibu harus dalam keadaan rileks, kondisi psikologis ibu menyusui sangat
menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Bila ibu mengalami gangguan psikologis
maka, pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan
hormone oksitosin untuk bekerja lambat. Oleh karena itu, ciptakan suasana rileks.
Disini sebetulnya peran besar sang ayah.

4. Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orangtua merasa


bahwa ASI nya masih sedikit dan takut anak tidak kenyang, banyak yang segera
memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula itu justru akan
menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Bayi relative malas menyusu atau malah
bingung putting terutama pemberian susu formula dengan dot. Semakin sering susu
formula diberikan maka ASI yang diproduksi makin berkurang.

5. Hindari penggunaan dot, empeng dan sejenisnya. Jika ibu ingin memberikan ASI
peras/pompa berikan ke bayi dengan menggunakan sendok, bukan dot. Saat ibu
memberikan dengan dot, maka bayi dapat mengalami bingung putting. Khususnya
pada bayi yang baru dilahirkan atau dalam proses belajar menyusu. Kondisi dimana
bayi hanya menyusu di ujung putting seperti ketika menyusu dot. Padahal cara
menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke dalam mulut bayi. Akhirnya
bayi menjadi malas menyusu langsung dari payudara ibu lantaran merasa sulit
mengeluarkan ASI.

6. Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.


7. Lakukan perawatan payudara, pemijatan payudara dan kompres air hangat dan
air dingin bergantian.

8. Tanamkan niat yang kuat sejak hamil, bahwa setelah si bayi lahir akan disusui
sendiri. Niat yang kuat sangat berpengaruh bagi kelancaran ASI. Sedini mungkin
mengumpulkan informasi tentang ASI dan menyusui, baik melalui media elektronik,
buku, tabloid, internet dan diskusi dengan ahli kebidanan atau mendatangi klinik-klinik
laktasi.

9. Posisi ibu dan bayi pastikan dalam kondisi yang benar setiap kali menyusui.
Kesalahan posisi bias membuat ASI tidak disusui secara sempurna,putting lecet, bayi
hanya menghisap udara karena cairan ASI tidak keluar.

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Diana. 2010. Makanan Pendamping ASI Tips Kenalkan Rasa dan Tekstur
Makanan Baru untuk anak usia 6-12 bulan plus 25 resep praktis. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama

Derni, Meidya; Orin, 2007. Serba-serbi Menyusui. Jakarta : Warm Publishing.

Hayati, Aslis Wirda. 2009. Buku Saku Gizi Bayi. Jakarta : EGC

Khamzah, Siti Nur. 2012. Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui.
Yogyakarta : FlashBooks.

Prabantini, Dwi. 2010. A-Z Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta : ANDI

Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press : Yogyakarta.

Proverawati, Atikah; Eni Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Syarifah, Rosita. 2008. Asi Untuk Kecerdasan Bayi. Jogjakarta : Ayyana. Soetjiningsih,
1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesaehatan. Jakarta : EGC.

Yuliasti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan,
dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : ANDI.
SATUAN ACARA PENYULUHAN II

ANEMIA PADA KEHAMILAN

DI PUSKESMAS KEDUNG KANDANG-MALANG

Pokok Bahasan : Anemia pada kehamilan

Sasaran : Ibu hamil yang mengunjungi puskesmas Kedung Kandang

Hari/Tanggal : Rabu, 28 Februari 2018

Alokasi Waktu : 30 Menit

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, ibu hamil dapat mengetahui dan memahami
tentang anemia pada masa kehamilan dan penanganannya

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan, 50% ibu hamil mampu:

a. Menyebutkan pengertian anemia


b. Menyebutkan 2-3 penyebab anemia
c. Menyebutkan 2-3 gejala-gejala anemia
d. Menyebutkan 2-3 penanganan dan pengobatan anemia
e. Menyebutkan 2-3 dampak yang ditimbulkan akibat anemia

B. Sasaran

Ibu hamil yang sedang melakukan kunjungan ke Puskesmas Kedung Kandang

C. Pokok Bahasan

Pendidikan kesehatan tentang Anemia Pada Kehamilan di Puskesmas Kedung Kandang.

1. Pengertian anemia
2. Penyebab anemia

3. Tanda-tanda anemia

4. Penanganan dan pengobatan anemia

5. Dampak yang ditimbulkan akibat anemia

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

1.PPT

2. Leaflet

F. Alur Kegiatan

Tahap/waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta

Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam

5 menit - Memperkenalkan diri - Mendengarkan

- Menyampaikan topik dan tujuan

- Menyampaikan kontrak dan

mekanisme penyuluhan

Pelaksanaan - Menggali pengetahuan dan - Menyampaikan pengetahuan

20 menit pengalaman ibu tentang anemia dan pengalaman tentang


pada masa kehamilan
tanda-tanda bahaya pada ibu
- Menjelaskan pengertian anemia nifas
- Menjelaskan penyebab anemia - Mendengarkan dan

- Menjelaskan tanda-tanda anemia memperhatikan

- Menjelaskan penanganan dan - Bertanya


pengobatan pada anemia
- Mendengarkan,
- Menjelaskan dampak yang
memperhatikan serta
ditimbulkan dari anemia

memberikan feedback
- Memberikan kesempatan pada
pasien - Menjawab pertanyaan

untuk bertanya - Menerima leaflet

- Menjawab pertanyaan yang


diajukan

- Mengevaluasi pengetahuan
peserta

tentang materi yang telah

disampaikan

- Penyerahan/ pembagian leaflet

Penutup - Menyimpulkan materi bersama - Menjawab

5 menit peserta - Menjawab salam

- Mengakhiri pertemuan dan - Bersama-sama tepuk tangan

memberikan salam dan menutup materi

- Memberikan apresiasi/
reinforcement

atas perhatian pasien

G. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan

b. Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara

2. Evaluasi proses

a. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik

b. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas

c. Peserta antusias mendengarkan materi penyuluhan dari awal sampai akhir

d. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama proses penyuluhan berlangsung

e. Peserta antusias bertanya sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi

f. Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik

3. Evaluasi hasil

a. Penyuluhan diikuti oleh minimal 75% dari jumlah kunjungan ibu hamil ke poli KIA Puskesmas
Singosari.

H. DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.

Depkes. 2009. Menkes Buka Rakernas : Kebersamaan Pusat dan Daerah dalam Kemandirian
Pembangunan Kesehatan Menuju Rakyat Sehat dan Negara Kuat. Available from : http : //
www.google.co.id.

Manuaba, I.B.G. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


Lampiran Materi

ANEMIA PADA KEHAMILAN

A. Pengertian Anemia

Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) seseorang. Anemia dapat
terjadi karena kurangnya haemoglobin yang berarti juga minimnya oksigen ke seluruh tubuh
(Budiyanto, 2002). Ketika jaringan tubuh kita tidak mendapatkan cukup oksigen, maka fungsinya akan
terganggu.

Anemia kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimester 2 (Wiknjosastro, 2009). Pada saat trimester
kedua kebutuhan zat pembentuk darah terutama besi meningkat tajam hingga dua kali lipat
dibandingkan saat tidak hamil. Keadaan ini disebabkan volume darah ibu meningkat karena
kebutuhan janin akan oksigen dan zat gizi yang dibawa oleh sel darah merah (Soebroto, 2009).

Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan keperluan akan zat -
zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan sumsum tulang belakang.
Sebagian besar anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut,
bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Soebroto, 2009). Hal itu disebabkan karena dalam
kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan
sumsum tulang. Dalam kehamilan darah bertambah banyak (hipervolemia), akan tetapi
bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan denganbertambahnya plasma, sehingga terjadi
pengenceran darah. (Wikjosastro, 2010).

Anemia pada ibu hamil, menjadi perhatian yang lebih, karena ini akan mempengaruhi janin
yaitu berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan kematian ibu. Di sinilah pentingnya untuk rutin
periksa kehamilan sesuai yang dijadwalkan.

B. Penyebab Anemia
Ada banyak penyebab anemia sesuai dengan jenisnya, dan daftar di bawah ini
merupakan jenis penyebab anemia pada ibu hamil yang paling utama:
1. Anemia defisiensi besi
Merupakan penyebab anemia pada ibu hamil yang paling banyak. Sekitar 15%
sampai 25% dari seluruh kehamilan mengalami kekurangan zat besi. Zat Besi
merupakan mineral yang ditemukan dalam sel-sel darah merah (hemoglobin) dan
digunakan untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika asupan
zat besi kurang, maka hemoglobin darah akan menurun dan terjadilah anemia.
Kurangnya zat besi dalam makanan sebagai akibat dari tidak makan makanan kaya
zat besi yang cukup atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat besi yang
dikonsumsi. Untuk itu, selalu penuhi kebutuhan zat besi dengan konsumsi sumber-
sumber zat besi. Kebutuhan akan zat besi yang meningkat karena Kehamilan itu
sendiri, selain untuk produksi sel-sel darah merah ibu, Zat besi diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah janin. Oleh karena itu suplementasi besi selama
kehamilan diperlukan.

2. Anemia defisiensi Folat atau asam folat,


Asam folat merupakan vitamin yang larut dalam air yang dapat membantu mencegah
cacat tabung saraf pada janin jika kebutuhannya dipenuhi selama kehamilan. Asam
folat merupakan suplemen yang wajib diminum oleh wanita hamil, tetapi asam folat
juga dapat ditemukan dalam makanan seperti sereal, sayuran berdaun hijau, pisang,
melon, dan kacang-kacangan. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan
Anemia, karena berperan dalam produksi sel darah merah.

3. Anemia Kekurangan vitamin B12


Vitamin B-12 juga merupakan vitamin yang diperlukan tubuh untuk membantu
produksi sel darah merah. Meskipun beberapa wanita cukup mengkonsumsi vitamin
B-12 melalui makanannya, akan tetapi mungkin saja tubuh memiliki kemampuan yang
rendah dalam menyerapnya sehingga tetap kekurangan.
Selain faktor di atas, menurut Soebroto (2009), Anemia hanyalah suatu kumpulan
gejala yang disebabkan oleh bermacam- macam penyebab. Selain disebabkan oleh
defisiensi besi, kemungkinan dasar penyebab anemia, diantaranya : Penghancuran
sel darah merah yang berlebihan dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis),
kehilangan darah / perdarahan kronik, produksi sel darah merah yang tidak optimal,
gizi yang buruk / gangguan penyerapan protein dan zat besi oleh usus, gangguan
pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang

C. Tanda-tanda Anemia

Menurut Soebroto (2009), Gejala anemia pada ibu hamil di antaranya cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan turun, konsentraksi hilang, nafas pendek
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Selain itu, anemia pada ibu hamil
dapat menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen
lebih banyak ke jaringan, peningkatan kecepatan pernafasan karena tubuh berusaha menyediakan
lebih banyak oksigen kepada darah, pusing, akibat kurangnya darah ke otak, terasa lelah karena
meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka, kulit pucat karena
berkurangnya oksigenasi, mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf
pusat, penurunan kualitas rambut dan kulit (Subroto, 2009).

D. Klasifikasi Anemia
Menurut Manuaba (2001) anemia pada ibu hamil dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Hb 11 gr% : Tidak anemia
2. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang
4. Hb < 7 gr% : Anemia berat (Manuaba, 2001).

E. Dampak Anemia Pada Kehamilan


Wiknjosasto (2009) menjelaskan bahwa anemia dalam kehamilan memberi pengaruh
kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa
selanjutnya. Pada masa kehamilan (antenatal), anemia dapat menyebabkan berat badan
kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini. Pada masa intranatal anemia dapat
terjadi menyebabkan tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan intranatal, shock, dan
masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada
neonatus : premature, apgar scor rendah, gawat janin.
Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat menyebabkan terjadinya
partus premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,
asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosisdan mudah terkena infeksi, dan
dekompensasi kordis hingga kematian ibu (Mansjoer A. dkk., 2008).
Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan gangguan his
primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi
karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
(Mansjoer A. dkk., 2008). Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan
sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi (Smith et al.,
2012). Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan : gangguan his- kekuatan mengejan,
Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, Kala II berlangsung lama
sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala III
dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri, Kala IV dapat
terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas : Terjadi
subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak setelah
persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae (Saifudin, 2006)
Pertumbuhan plasenta dan janin terganggu disebabkan karena terjadinya penurunan
Hb yang diakibatkan karena selama hamil volume darah 50% meningka dari 4 ke 6 L,
volume plasma meningkat sedikit yang menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai
hematokrit. Penurunan ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi.
Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari plasenta dan
untuk penyediaan cadangan saat kehilangan darah waktu melahirkan. Selama kehamilan
rahim, plasenta dan janin memerlukan aliran darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi (Smith et al., 2012).
Anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi yang tidak ditangani maka dapat
meningkatkan risiko seperti bayi prematur atau mengalami berat badan yang rendah saat
lahir. Sedangkan pada ibu hamil akan mengalami kehilangan sejumlah besar darah pada
saat persalinan dan mengalami depresi setelah melahirkan. Sedangkan risiko anemia pada
kehamilan yang disebabkan karena defisiensi folat maka dapat meningkatkan risiko bayi
lahir prematur atau mengalami berat badan yang rendah dan juga bayi mengalami cacat
lahir yang serius pada otak dan tulang belakang.
Begitu juga dengan anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12 akan
berdampak pada perkembangan janin. Pada ibu yang mengalami anemia kekurangan
vitamin B12 maka akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat tabung saraf.
Maka dapat disimpulkan dampak anemia pada ibu dan janin diantaranya dapat
menyebabkan keguguran, pendarahan, mengalami depresi setelah melahirkan, infeksi tang
berhubungan dengan intrapartum dan postpartum. Bahkan anemia yang sangat berat
ditandai dengan Hb dibawah 4 gr akan menyebabkan gangguan jantung bahkan hingga
berampak gangguan pada kehamilan dan persalinan.

F. Pencegahan dan Penanganan Anemia


Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :
1. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau, kacang
– kacangan, protein hewani, terutama hati.
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan
lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil dan anemia
berat misalnya. Manfaat zat besi selama kehamilan bukan untuk meningkatkan atau
menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau untuk mencegah kekurangan zat besi pada
ibu. Ibu yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak
mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi kembali simpanan
zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen zat besi direkomendasikan
sebagai dasar yang rutin (Depkes, 2008).
Penderita anemia ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih
cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya dengan konsumsi makanan
yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan
(tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua
(kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu tambahkan
substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam
dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut
dihindari (Anonim, 2004)
SATUAN ACARA PENYULUHAN III

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

DI PUSKESMAS KEDUNG KANDANG-MALANG

1. Topik : Infeksi Menular Seksual


2. Sub Topik : Pengertian, Gejala, dan Pencegahan Infeksi Menular
Seksual
3. Sasaran : Pasien dan Keluarga di Puskesmas Kedungkandang
4. Tempat : Loket Puskesmas Kedungkandang
5. Hari / tanggal : Rabu, 07 Maret 2018
6. Pukul : 07.00-08.00 WIB
7. Waktu : 60 menit
8. Latar Belakang

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan
seksual (Djuanda, 2012). Menurut WHO (2014), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus,
dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan
adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis, trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi
human immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B. Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan
penyakit yang paling sering dari semua infeksi (Holmes, 2005; Kasper, 2005).

Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit
yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki-laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa
muda perempuan di negara berkembang. Diperkirakan lebih dari 340 juta kasus baru dari IMS yang
dapat disembuhkan (sifilis, gonore, infeksi klamidia, dan infeksi trikomonas) terjadi setiap tahunnya
pada laki-laki dan perempuan usia 15-49 tahun. Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di seluruh
dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia Selatan dan Asia Tenggara, diikuti Afrika bagian
Sahara, Amerika Latin, dan Karibean. Jutaan IMS oleh virus juga terjadi setiap tahunnya, diantaranya
ialah HIV, virus herpes, human papilloma virus, dan virus hepatitis B (WHO, 2012). Jumlah wanita
yang menderita infeksi klamidial 3 kali lebih tinggi dari laki-laki. Dari seluruh wanita yang menderita
infeksi klamidial, golongan umur yang memberikan kontribusi yang besar ialah umur 15-24 tahun
(CDC, 2013). Di Indonesia sendiri, telah banyak laporan mengenai prevalensi infeksi menular seksual
ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi antara tahun 2009 sampai 2011 menunjukkan
prevalensi infeksi gonore dan klamidia yang tinggi antara 20%-35% (Jazan, 2013). Kematian karena
AIDS hingga tahun 2017 sebanyak 3.362 kematian (Depkes, 2018).

Dari data dan fakta di atas, jelas bahwa infeksi menular seksual telah menjadi problem tersendiri
bagi pemerintah. Tingginya angka kejadian infeksi menular seksual merupakan bukti bahwa masih
rendahnya pengetahuan akan infeksi menular seksual. Wanita dalam hal ini sering menjadi korban
dari infeksi menular seksual. Hal ini mungkin disebabkan masih kurangnya penyuluhan yang secara
khusus mengajarkan dan memberikan informasi tentang infeksi menular seksual. Oleh karena
fenomena tersebut, maka penting bagi kita untuk memberikan edukasi tentang pengertian, tanda
gejala dan pencegahan infeksi menular seksual kepada pasien dan keluarga di Puskesmas
Kedungkandang

9. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah peserta mengikuti penyuluhan selama 60 menit, peserta dapat mengetahui tentang
pengertian, faktor resiko, tanda gejala, dan pencegahan penyakit menular seksual.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pengertian, faktor resiko, tanda gejala, dan
pencegahan penyakit menular seksual selama 60 menit, peserta dapat :

1) Menyebutkan kembali pengertian, faktor resiko, tanda gejala, dan pencegahan penyakit
menular seksual
2) Sebanyak 80% peserta penyuluhan mendapat skor post-test 100.
10. Metode
Metode yang digunakan adalah:
1) Ceramah
2) Tanya jawab.
11. Media
Media yang digunakan adalah:
1) Leaflet

12. Daftar rencana proses penyuluhan.

No Pukul Kegiatan Materi Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta

Pembukaan 1. Ucapkan salam Menjawab salam


1. 07.00 – (5 menit) Mengucapkan salam dan
07.05 WIB membuka acara
penyuluhan. Memperhatikan dan
mendengarkan
Memperkenalkan
2. Perkenalkan diri anggota kelompok dan Memperhatikan dan
pembimbing. mendengarkan
Memperhatikan dan
Menjelaskan tujuan mendengarkan
umum dan khusus. Menyepakati kontrak
Menjelaskan topik dan waktu selama 60
3. Tujuan (umum sub topik.
dan khusus) menit.
Menjelaskan dan
4. Topik dan Sub menyepakati kontrak
Topik waktu selama 60 menit
5. Kontrak waktu kepada peserta.
07.05- Pelaksanaan 1. Menyebutkan Mendengarkan
2. 07.35 WIB penyuluhan pengertian Menyajikan dan dan memperhatikan.
(30menit) infeksi menular menjelaskan materi. Mendengar, melihat
seksual gambar dan
2. Menyebutkan Menjelaskan dengan Memperhatikan
tanda gejala menunjukan gambar dan
infeksi menular materi infeksi menular
seksual seksual
3. Menyebutkan
pencegahan
infeksi menular
seksual
07.35- Evaluasi (10 1. Tanya jawab Memberikan kesempatan Mengajukan
3. 07.45 menit) peserta untuk bertanya pertanyaan kepada
WIB kepada penyaji penyaji
Memberikan pertanyaan
kepada peserta Menjawab
Pembimbing pertanyaan dari
menambahkan penyaji
penjelasan, memberikan Mendengarkan dan
kesempatan memperhatikan
redemonstrasi

07.45-8.00 Penutup 1. Simpulan materi Penyaji menyimpulkan Peserta


4 WIB (15 menit) materi yang sudah menyimpulkan
dibahas materi dengan
2. Salam penutup bimbingan penyaji
Mengucap salam
Menjawab salam

13. Kegiatan Evaluasi


1. Evaluasi struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Loket Puskesmas Kedungkandang
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diberikan secara benar
3. Evaluasi hasil
 Peserta memahami tentang pengertian, tanda gejala, dan pencegahan infeksi menular
seksual.
 Sebanyak 90% peserta mendapatkan skor post-test 100
14. Antisipasi Masalah
a) Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan, kita menjelaskan kembali secara lebih
singkat, padat, dan jelas materi yang belum dipahami peserta dan menanyakan pada yang lain
apakah sudah jelas dengan penjelasan yang diberikan.
b) Jika peserta tidak memperhatikan, kita memberikan stimulasi dengan cara mengajaknya
berinteraksi.
MATERI PENYULUHAN

“PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)”

I. PENGERTIAN
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-
ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat
reproduksi yang harus dianggap serius (UNAIDS dan WHO 2015).
II. GEJALA PENYAKIT MENULAR
Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah :
a. Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin.
b. Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin.
c. Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam.
d. Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin.
e. Sakit luar biasa saat kencing.
f. Kencing nanah/darah dengan bau busuk.
g. Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok.
h. Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan
i. berkeringat saat malam.
Gejala-gejala umum PMS pada perempuan meliputi :
a. Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual.
b. Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
c. Keluarnya lendir pada vagina.
d. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin.
e. Keputihan berbusa dan berbau busuk.
f. Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
III. MACAM-MACAM PENYAKIT DAN PENYEBAB PMS
1. Gonorea (GO)
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama
2 -10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda penyakitnya
adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat
kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak.
Sedangkan Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada
saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat penyakit GO, pada laki-laki
dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul,
dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat
menyebabkan kebutaan.
2. Herpes Genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 - 7 hari
sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Gejala yang ditimbulkan adalah :
a. Bintil-bintil berair seperti anggur di sekitar kelamin.
b. Pecah, lalu menyebabkan luka kering mengerak lalu hilang.
c. Terulang lagi sampai seumur hidup.
d. Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit
ini belum ada obat yang benar-benar mujarab, tetapi pengobatan anti virus bisa mengurangi
rasa sakit dan lamannya penyakit.
3. Sifilis (Raja Singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4
minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin.
Kadang- kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa
diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks.
Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten.
Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan
jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir
dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.
4. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung 7-21 hari.
Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan. Pada perempuan,
gejalanya bisa berupa :
a. Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer berwarna kuning
kecoklatan.
b. Rasa nyeri di rongga pinggul.
c. Pendarahan setelah hubungan seksual.

Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa :

a. Keluar cairan bening dari saluran kencing.


b. Rasa nyeri saat kencing.
c. Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan bercampur nanah.

Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa PMS dan
menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual. Akibat terkena Klamidia pada
perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya
saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-
laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang
saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia).

5. Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasitTricho monas vaginalis. Gejala dan
tanda-tandanya adalah:
a. Keluar cairan vagina berwarna encer dan baunya busuk.
b. Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman.
c. Nyeri saat kencing.
6. Kandidadis Vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candidas albicans.
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi
pada keadaan tertentu, jamur ini meluas dan berreplikasi secara tak terkendali sedemikian rupa
sehingga mengakibatkan infeksi dan terjadi keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih
seperti susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang terinfeksi
jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.
7. Kutil Kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat
satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan. Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah
kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila
perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa
mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin. Pada laki-laki mengenai alat
kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari.
Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya. Sampai sekarang belum ada
obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap
menghilangkan kutilnya saja.
8. HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah
kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi
virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Penderita sering kali
merasa sehat dan memang dari luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak
memperlihatkan gejala yang khas. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang,
penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di
daerah kelenjar getah bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan akhirnya penderita mudah
terjangkit berbagai macam penyakit. Sampai nanti penderita meninggal perlahan. Belum ditemukan
obat bagi penderitannya sampai saat ini. Obat yang tersedia hanya dapat menolong penderita untuk
mempertahankan kesehatan tubuhnya. Cara penularan melalui:
a. Melalui darah
b. Ibu hamil kepada bayinya
c. Jarum suntik

Tanda dan Gejala AIDS:

a. Kehilangan BB secara drastic


b. Rasa lelah yang berkepanjangan
c. Sesak napas dan batukberkepanjangan
d. Pembengkakan di leher dan ketiak
e. Bercak merah kebiruan pada kulit
f. Diare yang berkelanjutan
g. Sering demam (lebih dari 380C) disertai keringat dingin malam hari tanpa sesak yang jelas.

IV. PENCEGAHAN DAN FAKTOR RESIKO PMS


1. Gunakan perilaku seksual sehat
2. Hindari hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.
3. Gunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual.
4. Periksakan segera bila ada gejala PMS yang dicurigai
5. Setiap perbuatan yang kita lakukan tentu mengandung resiko dalam tingkatan tertentu. Perilaku
seksual tidak terkecuali. Salah satu resiko dari melakukan hubungan seksual adalah kemungkinan
terjangkit PMS atau Penyakit Menular Seksual.
V. BAHAYA PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Jika dibiarkan saja tanpa ditangani, PMS dapat menghancurkan orang yang terinfeksi, seperti:
a. Kemandulan baik pria atau wanita.
b. Kanker leher rahim pada wanita.
c. Kehamilan di luar rahim.
d. Infeksi yang menyebar.
e. Bayi lahir dengan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir sebelum cukup umur, berat
badan lahir rendah, atau terinfeksi PMS.
f. Infeksi HIV

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lany. 2016. PMS : Penyakit Menular Seksual, Yogyakarta: Kanisius


Soeparman dkk. 2017. Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
LAMPIRAN MEDIA PENYULUHAN

1. LEFLET ASI EKSKLUSIF

2. LEFLET ANEMIA PADA IBU HAMIL


3. LEFLET IMS (INFEKSI MENULAR SEKSUAL)
LAMPIRAN DOKUMENTASIPENYULUHAN

Gambar .1

Hari/Tanggal: Rabu, 21-02-2018 Pukul07.20 WIB Penyuluhan ASI Eksklusif di depan ruang tunggu loket
pendaftaran Puskesmas Kedungkandang

Gambar .2

Hari/Tanggal: Rabu, 28-02-2018 Pukul07.20 WIB Penyuluhan tentang Anemia pada Ibu hamil di depan ruang
tunggu loket pendaftaran Puskesmas Kedungkandang

Gambar .3

Hari/Tanggal: Rabu, 07-03-2018 Pukul07.25 WIB Penyuluhan Infeksi Menular Seksual di depan ruang tunggu
loket pendaftaran Puskesmas Kedungkandang

Anda mungkin juga menyukai