Anda di halaman 1dari 2

PERBEDAAN SEKOLAH NEGERI & SWASTA

Ketika ada seseorang menanyakan kepada Anda, “Setelah lulus, mau lanjutin
ke sekolah negeri atau swasta?” Mendengar pertanyaan tersebut, tentunya sebagian
besar dari kita akan menjawab, “Ke Sekolah Negeri saja lah, lebih murah di Negeri
daripada Swasta, dan biar bisa sedikit meringankan beban orang tua.” Dari dialog
tersebut, saya menjadi bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang membedakan antara
sekolah negeri dengan sekolah swasta? Mengapa kebanyakan orang lebih memilih
bersekolah di sekolah negeri daripada di sekolah swasta? Apakah hanya karena biaya
sekolah di sekolah negeri lebih murah daripada di sekolah swasta?

Menurut pendapat sebagian besar orang, orang yang bersekolah di sekolah


swasta termasuk orang kalangan menengah ke atas atau bisa dikatakan orang dari
golongan borjuis. Sedangkan sekolah negeri untuk kalangan biasa. Menurut mereka,
biaya yang dikeluarkan di sekolah swasta lebih banyak apabila dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan di sekolah negeri. Mengapa bisa demikian? Hal tersebut
dikarenakan sekolah negeri mendapat bantuan dana dari pemerintah berupa dana
BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sedangkan sekolah swasta tidak mendapat
bantuan dana dari pemerintah. Dalam artian berdiri sendiri atau mendapat dana dari
organisasi tertentu yang tentu saja jumlahnya tidak lebih besar daripada yang
didapatkan oleh sekolah negeri.
Pendapat mereka yang demikian mungkin saja benar dan mungkin juga tidak
benar. Namun yang pasti, hal tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya, bahkan
diragukan karena sampai sekarang pemerintah baru bersedia mengucurkan dana
negara sebesar 20% saja. Yang mana dengan jumlah tersebut, tentu saja belum
mencukupi kebutuhan sekolah secara keseluruhan, dalam artian hanya cukup untuk
fasilitas, gaji guru dan karyawan serta pembelian buku-buku teks. Sedangkan
kebutuhan siswa tidak dapat dipenuhi negara, seperti baju seragam, buku dan alat
tulis, ataupun yang lainnya. Di mana pendanaan dari pemerintah yang dinamai BOS
tersebut dalam penggunaannya belum dilakukan secara transparan. Dan pada
akhirnya orang tua jugalah yang harus berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Bahkan untuk biaya pembangunan atau yang biasa disebut dengan uang gedung
masih sering diminta dari pihak wali murid, dengan alasan bahwa infrastruktur yang
baik dapat menghasilkan kenyamanan belajar. Selain itu, pihak sekolah juga
menambahkan bahwa dana dari pusat sama sekali tidak mencukupi bagi
terlaksananya pembangunan guna memenuhi kepentingan pendidikan.
Sementara itu, dalam hal pembiayaan di sekolah swasta justru lebih bersifat
transparan. Sejak awal masuk sekolah, wali murid sudah disodori lembaran-lembaran
yang berupa rincian biaya yang harus dikeluarkan oleh wali murid kepada pihak
sekolah. Di mana biaya tersebut jelas-jelas untuk kepentingan sekolah dan
peningkatan mutu sekolah tersebut, dan juga untuk kelancaran proses pembelajaran.
Biaya pendidikan di sekolah swasta terlihat mahal dan kurang terjangkau untuk
kalangan biasa agar sekolah swasta tersebut dapat bertahan baik dalam bentuknya
maupun dari segi kualitasnya.
Tidak semua sekolah berlabel negeri berkualitas, karena sebenarnya banyak
sekolah negeri yang kurang berkualitas, dan bahkan banyak dari sekolah swasta yang
berkualitas, alias tidak ecek-ecek. Dan satu hal yang perlu kita perhatikan, tingkatan
pendidikan di sekolah negeri dengan di sekolah swasta adalah SAMA. Tidak ada
perbedaan dalam cara penyampaian materi maupun hasil yang ingin dicapai baik oleh
sekolah negeri maupun sekolah swasta, keduanya mengharapkan dapat membentuk
manusia yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat.
Salah satu penyebab berkurangnya siswa yang masuk ke sekolah swasta yaitu sekolah
negeri. Sekolah negeri telah menambah daya tampung siswa dengan menambahkan
ruang kelas di sekolah mereka. Adapun hal demikian semakin menarik minat dari
siswa maupun orang tua agar anak kebanggaannya bisa masuk ke sekolah negeri
tersebut. Sementara di sekolah swasta jumlah ruang tersedia empat ruangan untuk
setiap tingkatan, namun yang terisi hanya dua atau bahkan hanya satu ruangan, dan
tambahan kelas di sekolah negeri lah yang sebagian besar menjadi penyebabnya.
Sekolah negeri dengan kurikulumnya berupa KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) menuntut siswa agar aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar
mengajar, dan menekankan bahwa sumber ilmu tidak hanya dari pengajar tapi juga
dari sumber lain yang mengandung unsur edukatif. Hal demikian tidak berarti sekolah
swasta kalah dari segi kurikulum karena sekolah swasta menawarkan kurikulum
nasional plus, yang artinya pada sekolah swasta ada keunggulan lain yang ditonjolkan
seperti penggunaan bahasa asing pada proses belajar mengajar dan ada plus juga dari
segi kerohanian (baik itu Islam, Kristen, Budha, dan lainnya).
Dan pada akhirnya, walaupun sekolah mempunyai sedikit siswa namun
mampu mencetak siswa sehingga bisa menjadi panutan bagi masyarakat, maka
sekolah tersebut dapat dikatakan berhasil dalam mendidik anak didiknya untuk
menjadi siswa yang berguna bagi bangsa dan negara, dengan demikian tercapailah
tujuan dari pendidikan Indonesia. ( dirangkum dari beberapa artikel antara negeri &
swasta )

Anda mungkin juga menyukai

  • Konsep Manajemen
    Konsep Manajemen
    Dokumen19 halaman
    Konsep Manajemen
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Konsep Keluarga
    Konsep Keluarga
    Dokumen16 halaman
    Konsep Keluarga
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen9 halaman
    2
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Konsep Keluarga
    Konsep Keluarga
    Dokumen6 halaman
    Konsep Keluarga
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Administrasi Pelayanan Kebidanan
    Administrasi Pelayanan Kebidanan
    Dokumen17 halaman
    Administrasi Pelayanan Kebidanan
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Oleh: Alinda Zulfiana Fitri
    Oleh: Alinda Zulfiana Fitri
    Dokumen25 halaman
    Oleh: Alinda Zulfiana Fitri
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen17 halaman
    Bab 4
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen50 halaman
    Bab 3
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin Kuliah
    Surat Izin Kuliah
    Dokumen3 halaman
    Surat Izin Kuliah
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Kewiraan
    Kewiraan
    Dokumen3 halaman
    Kewiraan
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Bab 1& 2
    Bab 1& 2
    Dokumen162 halaman
    Bab 1& 2
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Hukum Perdata
    Hukum Perdata
    Dokumen14 halaman
    Hukum Perdata
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Contoh Surat Pernyataan
    Contoh Surat Pernyataan
    Dokumen1 halaman
    Contoh Surat Pernyataan
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Contoh Surat Lamaran
    Contoh Surat Lamaran
    Dokumen2 halaman
    Contoh Surat Lamaran
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Contoh Surat Lamaran
    Contoh Surat Lamaran
    Dokumen2 halaman
    Contoh Surat Lamaran
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Lamaran 2
    Lamaran 2
    Dokumen1 halaman
    Lamaran 2
    Alinda Zulfiana Fitri
    Belum ada peringkat
  • Cara Menghitung Tenaga Perawat Di Rumah
    Cara Menghitung Tenaga Perawat Di Rumah
    Dokumen17 halaman
    Cara Menghitung Tenaga Perawat Di Rumah
    Sukri Fitrizan
    Belum ada peringkat