Setelah memahami bentuk-bentuk perkawinan di atas perlu dipahami pula tiga bentuk
keluarga yaitu keluarga batih, keluarga besar, dan keluarga konyugal. Keluarga batih sama
dengan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Keluarga besar terdiri dari
beberapa keluarga inti. Keluarga besar memiliki keterkaitan dengan sistem kekerabatan.
Sistem kekerabatan itu sendiri merupakan seperangkat hubungan berdasarkan keturunan dan
perkawinan. Terdapat dua bentuk sistem kekerabatan, yaitu matrilineal yang mengikuti garis
keturunan ibu dan patrilineal yang mengikuti garis keturunan ayah. Sistem kekerabatan ini
mempengaruhi keluarga besar yang terbentuk.
Sistem kekerabatan ini juga dapat berpengaruh pada pola menetap suatu keluarga.
Sistem kekerabatan bentuk matrilineal pola menetapnya akan cenderung matrilokal
sedangkan sistem kekerabatan bentuk patrilineal akan cenderung patrilokal. Namun demikian
tidak menutup kemungkinan sistem kekerabatan tersebut tidak mempengaruhi pola meneuap,
karena banyak keluarga yang memilih pola menetap neolokal. Sistem pola menetap neolokal
ini mendukung keluarga konyugal. Keluarga konyugal didasarkan pada cinta yang mengikat
antara suami dan istri, terpisah sama sekali dengan keluarga besar baik dari suami maupun
istri. Keluarga konyugal mencari tempat sendiri tinggal disana dan terpisah sama sekali
dengan orang tuanya.
Setelah keluarga dan bentuk perkawinan yang perlu dipelajari selanjutnya adalah
fungsi-fungsi keluarga. Suatu keluarga umumnya menjalankan tiga fungsi, yaitu fungsi
seksual dan reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi edukatif. William F. Ogburn
mengemukakan enam fungsi keluarga, yaitu ekonomi, perlindungan, rekreasi, pendidikan,
agama, pemberian status pada individu. Fungsi-fungsi tersebut mengalami perubahan pula
sesuai dengan perkembangan masyarakat. Penurunan fungsi dalam keluarga ini juga
diungkapkan oleh Erness W. Burgess yang mengemukakan enam kondisi perubahan fungsi
keluarga yaitu :
Keluarga menyesuaikan dengan perubahan sosial yang pesat
Adanya gejala urbanisasi
Terjadinya proses sekularisasi
Adanya ketidakstabilan keluarga
gejala spesialisasi keluarga
companionship
Perubahan fungsi yang dikemukakan oleh kedua tokoh tersebut harus dipahami untuk dapat
memahami fungsi keluarga. Fungsi keluarga inilah yang mempengaruhi perkembangan
budaya masyarakat. Melalui fungsi keluarga inilah budaya masyarakat akan dipertahankan
ataukah dirubah. Hal ini dikarenakan keluarga melahirkan individu-individu selanjutnya yang
menentukan perkembangan suatu masyarakat.
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/isip4110/konsep_kel.htm
MASALAH KESEHATAN DALAM KELUARGA
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:
A . Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya
dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam
keluarga (Suprajitno, 2004). Mengenal menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai
pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang
dialami pasien.
B . Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004). Friedman,
1998 menyatakan kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan
profesional ataupun praktisi lokal (Dukun) dan sangat bergantung pada:
1) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?
2) Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah
satu anggota keluarga ?
3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu
anggota keluarganya ?
4) Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
5) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan?
C . Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tangung
jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban paling berat
yang dirasakan keluarga (Friedman, 1998). Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga
memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga
memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji
yaitu :
1) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan
pasien ?
3) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang perawatan
terhadap pasien)
D. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah
2) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya.
3) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang
kesehatan.