Anda di halaman 1dari 16

Draft Proposal Skripsi

SISTEM PENGEMASAN KEMASAN PLASTIK PADA


MAKANAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM
PENGGERAK PNEUMATIK

disusun oleh:
Aditia Adventa
5301415039

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dewasa ini perkembangan UKM (usaha kecil menengah) sedang


mengalami perkembangan yang pesat. Banyak bidang ukm yang saat ini sedang
mengalami kemajuan, salah satunya adalah ukm bidang makanan. Tentu saja untuk
dapat memikat para calon konsumen, ukm bidang makanan harus memikirkan tentang
desain dan bahan kemasan yang akan dipakai. Kebanyakan dari ukm dalam bidang ini
menggunakan kemasan plastik untuk mengemas produk makanan nya. sedangkan kita
ketahui untuk menjaga produk makanan tersebut tetap awet dan higienis maka kedua
ujung plastik harus ditutup rapat agar udara maupun kotoran dari luar tidak dapat masuk
ke dalam produk makanan. Untuk itu diperlukan seal atau pengaman, cara pemasangan
seal pun juga beragam, dari metode konvensional mengikat kemasan menggunakan
karet gelang atau menggunakan perantara api sebagai media untuk membuat seal
tersebut, untuk metode yang semi modern, ada alat yang bernama sealer plastik.
Menggunakan media arus listrik yang diubah menjadi panas sebagai media untuk
merekatkan kedua ujung plastik dengan sistem press. Akan tetapi dari beberapa cara
tersebut, diketahui tidak dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam hal waktu
maupun tenaga kerjanya, karena cara-cara tersebut memerlukan waktu yang lama untuk
satu kali pengemasan serta tentu saja membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk
mengatasi keterlambatan dalam pengemasan produk tersebut. Oleh karena itu
diperlukannya pengembangan teknologi untuk mengatasi masalah efisiensi maupun
efektivitas dalam hal waktu maupun tenaga kerja. Karena untuk level seperti ukm yang
masih dalam tahap pengembangan untuk menjadi bisnis besar, sebisa mungkin
pengeluaran untuk biaya produksi ditekan seminimal mungkin agar secara harga dapat
bersaing dengan ukm yang lain atau mungkin juga dapat bersaing dengan brand
terkemuka atau produk dari bisnis besar. Salah satu bidang yang dapat ditekan
pengeluarannya adalah bidang pengemasan kemasan produk, tetapi tetap

2
memperhatikan dari segi keamanan dan kesehatan produk, supaya pada saat pengiriman
produk masih tetap tersegel rapat dan terjaga kehigeinisannya. Dari berbagai tantangan
diatas menarik untuk membuat solusi atas tantangan tersebut, salah satu solusi yang
dapat dikembangkan adalah dengan menciptakan alat yang dapat mengatasi masalah
efisiensi maupun efektivitas dalam hal waktu maupun tenaga kerja, alat tersebut
nantinya menggunakan sistem pneumatik yang digabungkan dengan sealer plastik yang
nantinya diharapkan akan dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan menjadi beberapa


rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimana merancang sistem pengemasan kemasan plastik makanan dengan


menggunakan sistem penggerak pneumatik ?
1.2.2. Bagaimana cara kerja sistem pengemasan kemasan plastik makanan dengan
menggunakan sistem penggerak pneumatik ?
1.2.3. Bagaimana rancangan perbandingan waktu apabila sistem pengemasan
kemasan plastik makanan dengan menggunakan sistem penggerak
pneumatik dibandingkan dengan sistem manual ?

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada proposal skirpsi ini adalah:

1.3.1 Penggunaan sistem pengemasan kemasan plastik makanan dengan


menggunakan sistem penggerak pneumatik dikhususkan untuk kemasan
makanan yang menggunakan bahan dasar plastik.
1.3.2 Membahas mengenai cara kerja sistem pengemasan kemasan plastik
makanan dengan menggunakan sistem pneumatik.
1.3.3 Membahas mengenai perbandingan waktu antara sistem pengemasan
kemasan plastik makanan dengan menggunakan sistem penggerak
pneumatik dengan sistem konvensional.

3
1.3.4 Membahas mengenai rancangan sistem pengemasan kemasan plastik
makanan dengan menggunakan sistem pneumatik.
1.3.5 Keunggulan dari sistem pengemasan kemasan plastik makanan dengan
menggunakan sistem penggerak pneumatik dibanding dengan metode
konvensional.

1.4. Tujuan penelitian

1.4.1. Mengetahui rancangan sistem pengemasan kemasan plastik makanan dengan


menggunakan sistem pneumatik.
1.4.2. Mengetahui cara kerja sistem pengemasan kemasan plastik makanan dengan
menggunakan sistem penggerak pneumatik.
1.4.3. Mengetahui rancangan perbandingan waktu apabila sistem pengemasan
kemasan plastik makanan dengan menggunakan sistem penggerak
pneumatik dibandingkan dengan sistem manual.
1.4.4. Menghasilkan rancangan yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam
pemanfaatan sistem penggerak pneumatik untuk mengemas kemasan plastik
pada makanan.

1.5. Manfaat

Hasil dari pembuatan Automatic Plate Washer diharapkan memberikan manfaat antara
lain:
1.4.1. Membantu UKM kecil/home industry yang bergerak dibidang makanan
untuk lebih efektif dan efisien dalam melakukan pengemasan makanan.
1.4.2. Membantu menciptakan efiensi waktu dalam pengemasan kemasan plastik
makanan.

4
1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan dibagi menjadi tiga bagian yaitu:


1.6.1. BAB I Pendahuluan ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, sistematika penulisan
laporan.
1.6.2. BAB II Landasan Teori berisi teori-teori pendukung yang berkaitan dengan
pembuatan Sistem Pengemasan Kemasan Plastik Pada Makanan Dengan
Menggunakan Sistem Pneumatik.
1.6.3. BAB III Metode Penelitian yang menjelaskan tentang metode penelitian
yang dipilih dan diterapkan yang sesuai dengan penelitian Sistem
Pengemasan Kemasan Plastik Pada Makanan Dengan Menggunakan Sistem
Pneumatik.

5
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Alat Sealer Plastik

Adalah alat yang digunakan untuk mengemas kemasan yang menggunakan


bahan dasar plastik. Akan tetapi alat ini masih terlalu bergantung pada kemampuan dari
operator manusianya. Alat ini pun juga terbaggi menjadi berbagai ukuran dari yang
paling kecil 20 cm hingga 40 cm untuk yang paling besar, serta sudah ada sealer
portable yang ukuran dan bentuknya seperti staples. Untuk cara penggunaannya, yaitu
dengan meletakkan kemasan plastik diantara alat tersebut kemudian gagang atasnya
ditekan seperti menggunakan alat press, dan juga diatur tingkat panas yang dihasilkan
sesuai dengan tebal atau tipisnya kemasan plastik itu. Oleh karena itu intuisi dan
keterampilan dari operator sangat diperlukan dalam sistem penngemasan konvensional
ini.

Gambar 1.1 : Alat Press Plastik

6
2.2. Pneumatik

Merupakan sebuah sistem penggerak ytang menggunakan tekanan udara sebagai


media atau tenaga penggeraknya. Berbeda dengan hidrolik yang menggunakan minyak,
cara kerja pneumatik menggunakan tekanan udara yang nantinya berguna untuk
menggerakkan silinder kerja. Silinder kerja inilah yang nantinya akan bergerak secara
mekanik (mau, mundur dan berputar pada silinder kerja )akibat adanya tekanan udara
tersebut. Secara rinci sistem kerja pneumatik dapat dijelaskan sebagai berikut udara luar
diserap atau disedot oleh kompresor sebagai penghasil tekanan udara, kmemudian
disimpan pada tabung udara/botol bekas minuman hingga mencapai tekanan kira-kira
sekitar 6 – 7 bar. Bila tekanan dibawah 6 bar akan menurunkan daya mekanik dari
cylinder kerja pneumatik dan bila tekanan udara diatas 9 bar akan berbahaya pada
sistem tabung udara/ botol bekas minuman karena dapat menimbulkan ledakan.
Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dari tabung udara/ botol bekas
minuman dan dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator, selenoid
valve dan menuju ke cylinder kerja. gerakan air cylinder ini tergantung dari selenoid.
Bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari air cylinder
maka piston akan bergerak maju dan apabila selenoid valve menyalurkan udara
bertekanan menuju ke outlet dari air cylinder maka piston akan bergerak mundur. Jadi
dari selenoid valve inilah penggunaan pneumatik bisa juga di kombinasikan dengan
elektrik, seperti PLC atau mikrokontroler seperti arduino Sehingga mempermudah
dalam pengaplikasiannya. Untuk penelitian kali ini tentang Sistem Pengemasan
Kemasan Plastik Pada Makanan Dengan Menggunakan Sistem Pneumatik,
menggunakan sistem pneumatik yang dikombinasikan dengan sistem mikrokontroler
arduino uno.

7
Gambar 1.2 : Skema Pengaktifan Pneumatik

2.3. Selenoid Valve

Selenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC
maupun DC melalui kumparan / selenoida. Selenoid valve ini merupakan elemen
kontrol yang digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem pneumatik, sistem
hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol
otomatis. Pada sistem pneumatik, selenoid valve bertugas untuk mengontrol saluran
udara yang bertekanan menuju aktuator pneumatik (silinder kerja). Strutur selenoid pada
umumnya memili lubang inlet, lubang outlet ,dan 1 exhaust/pembuangan. Dimana
lubang inlet berfungsi sebagai masuknya fluida, lubang outlet berfungsi sebagai
keluarnya fluida dan exhaust berfungsi sebagai pembuangan fluida/cairan yang terjebak.
Dan secara umum dapat dijelaskan prinsip kerja dari selenoid valve yaitu ketika bagian
kumparan/coil dari selenoid valve mendapatkan tegangan arus listrik yang sesuai
dengan tegangan kerja(tegangan kerja selenoid valve pada tegangan DC adalah
12/24VDC). Maka sebuah pin yang berada di dalam selenoid akan tertarik karena gaya
magnet yang dihasilkan dari kumparan selenoida. Selanjutnya saat pin tersebut ditarik

8
naik maka fluida akan mengalir dari ruang C menuju ke bagian D dengan cepat.
Sehingga tekanan di ruang C turun dan tekanan fluida yang masuk mengangkat
diafragma. Sehingga katup utama terbuka dan fluida mengalir langsung dari A ke F.
Untuk melihat penggunaan selenoid valve pada sistem pneumatik

Gambar 1.3 : Prinsip Kerja Selenoid Valve

Di pasaran, selenoid terbagi menjadi beberapa macam tergantung jumlah saluran dan
ruangan yang dipunyai oleh selenoid tersebut, diantaranya adalah :

a. 3/2-Way single selenoid

b. 5/2-Way single selenoid

c. 5/2-Way double selenoid

Untuk penelitian kali ini, pada Sistem Pengemasan Kemasan Plastik Pada
Makanan Dengan Menggunakan Sistem Pneumatik, menggunakan jenis selenoid valve
tipe 5/2-way single selenoid yang mempunyai bagian dalam yang terdiri dari lima
saluran dan dua ruangan. Dalam selenoid ini terdapat dua output yang mana
salah satu output-nya bekerja sebelum selenoid mendapat tegangan dan arus, pada
sistem selenoid valve ini terdapat spring yang berfungsi sebagai alat untuk

9
menarik kembali batang pelat yang ada dalam valve-nya, yang digunakan untuk
menyalurkan tekanan pneumatik pada fungsi output, yang bekerja pada saat selenoid
tidak mendapat tegangan dan arus. Dan pada saat selenoid mendapat tegangan dan arus,
induksi yang terjadi dalam selenoid tersebut menarik batang pelat yang mempunyai
gaya tarik lebih besar dari gaya spring dan akibatnya sumber supply
input menyalurkan supply-nya pada output yang lain,sehingga output yang kedua dapat
aktif.

Gambar 1.4 : Simbol Selenoid 5/2

2.4. Sistem Mikrokontroler Arduino Uno

Arduino merupakan board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino


memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6
analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan
tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan
komputer menggunakan kabel USB.

10
pin power adalah sebagai berikut :
a) Vin
Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar
(seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang
diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau
jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin
ini.
b) 5V
Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan
komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan
regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V
lainnya.
c) 3V3
Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus
maximumnya adalah 50mA
d) Pin Ground
berfungsi sebagai jalur ground pada arduino
e) Memori
ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2
KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk
SRAM dan 1 KB untuk EEPROM

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output,
menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output
dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40
mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20-50K Ohm.
Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

a) Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan


mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang
koresponding dari USB ke TTL chip serial.

11
b) Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger
sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan
nilai.
c) PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output PWM dengan
fungsi analogWrite().
d) SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport
komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak
termasuk pada bahasa arduino.
e) LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika
pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

Gambar 1.5 : Board Arduino Uno

12
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, dikarenakan ingin


mendeskripsikan secara lebih mendalam tentang rancangan sistem pengemasan
kemasan plastik makanan dengan menggunakan sistem pneumatik, cara kerja dari
sistem tersebut dan perbandingan sistem pengemasan kemasan plastik makanan antara
sistem manual dan sistem pneumatik dalam segi waktu.

3.2. Variabel Penelitian

Dalam variabel penelitian, menggunakan 2 jenis variabel yaitu variabel terikat dan
variabel bebas

Variabel terikat Varibel bebas


a) Sistem pneumatik dapat Koding atau pemrograman pada
mengemas kemasan plastik arduino
makanan

b) Waktu pengemasan plastik Tekanan angin dan selenoid


makanan menggunkan sistem
pneumatik

3.3. Data Dan Sumber Penelitian

Data penlitian berupa data yang belum diolah yang didapatkan dari percobaan
alat selama masa trial dan error alat tersebut. Data tersebut berupa : catatan percobaan
yang dilakukan selama masa trial dan error alat, data penlitian yamng telah dilakukan
sebelumnya yang dijadikan sebagai sumber referensi, hasil percobaan dengan
menggunakan ukuran waktu.

13
3.4. Sumber Data Penelitian

Sumber data pada penelitian ini adalah catatan percobaan yang dilakukan selama
masa trial dan error alat dan hasil percobaan alat dengan pembanding sistem yang lain
menggunakan ukuran waktu.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu

3.5.1. Observasi, dimana pengambilan data dengan melakukan perekaman,


pencatatan dan pendeskripsian percobaan sistem pengemasan sistem
pengemasan kemasan plastik makanan dengan menggunakan sistem
pneumatik.
3.5.2. Wawancara, pengambilan data dengan melakukan wawancara terhadap
dosen atau mahasiswa UNNES yang mengerti atau sudah ahli dalam sistem
kerja peneumatik.
3.5.3. Dokumentasi, pengambilan data dengan mengumpulkan dokumen penelitian
atau referensi yang terkait dengan penelitian. Dan nantinya juga dapat
menjadi pembanding dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kontinu sepanjang dilaksankannya penelitian.


Analisis data merupakan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-
transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat
menyajikan temuannya. Menurut Sugiyono (2012), analisis dilakukan dalam 3 tahap
yaitu: 1) analisis sebelum di lapangan, 2) analisis selama peneliti masih berada di
lapangan,, 3) analisis setelah pengumpulan data berakhir. Setiap tahapan analisis data
dilakukan pula 3 hal yakni reduksi data, pemahaman dan mengujinya serta interpretasi.

14
3.7. Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2012) uji keabsahan data penelitian kualitatif yaitu:

3.7.1 Uji kredibilitas (validitas internal) digunakan untuk mengukur kepercayaan


terhadap data hasil penelitian kuantitatif. Melakukan perpanjangan
pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman
sejawat, membercheck dan analisis kasus negative.
3.7.2 Uji Transferabilitas( validitas eksternal) menunjukkan derajat ketepatan atau
dapat diterapkannya hasil penelitian dimana sampel tersebut diambil. Nilai
transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, sejauh mana hasil penelitian dapat
digunakan atau diterapkan dalam situasi lain
3.7.3. Uji dependability (reliabilitas). Penelitian ini dikatakan reliable jika orag lain
dapat menduplikasi proses penelitian tersebut. Uji dependability dilakukan
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
3.7.4. Uji konformabilitas (obyektiifitas). Dapat dikatakan objektif jika suatu
penelitian sudah disetujui banyak orang. Menguji konfirmabilitas berarti
menguji hasil penelitan dikaitkan dengan proses yang dilakukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rusdianto, Fery. 2017. Modul Dasar hidrolik dan pneumatik. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Krist, Thomas. 1993. Dasar-dasar Pneumatik. Jakarta : Erlangga.
Saptaji, Handayani W. 2017. Mudah belajar mikrokontroller dengan arduino. Jakarta :
Widya Media.
Wirawan, pramono. 2010. Bahan ajar pneumatik dan hidrolik. Semarang: Jurnal
Universitas. (Diakses pada tanggal 30 April 2018)

Bahtiar, Yuke Lutfi, Fredy Tri Prasetyo H. (2017). “Mesin Pengepres Plastik Dengan
Sistem Penggerak Pneumatik”. Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya 1 (1): 1–9.

Huda, Saiful, Masruki Kabib , Rochmad Winarso. (2017). “Desain Automatic Line
Plastik Packing Of Cake Berbasis Mikrokontroler Atmega 328”. Jurnal Fakultas
Teknik Universitas Muria Kudus 4 (1) : 1-8.

16

Anda mungkin juga menyukai