disusun oleh:
Aditia Adventa
5301415039
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
memperhatikan dari segi keamanan dan kesehatan produk, supaya pada saat pengiriman
produk masih tetap tersegel rapat dan terjaga kehigeinisannya. Dari berbagai tantangan
diatas menarik untuk membuat solusi atas tantangan tersebut, salah satu solusi yang
dapat dikembangkan adalah dengan menciptakan alat yang dapat mengatasi masalah
efisiensi maupun efektivitas dalam hal waktu maupun tenaga kerja, alat tersebut
nantinya menggunakan sistem pneumatik yang digabungkan dengan sealer plastik yang
nantinya diharapkan akan dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
3
1.3.4 Membahas mengenai rancangan sistem pengemasan kemasan plastik
makanan dengan menggunakan sistem pneumatik.
1.3.5 Keunggulan dari sistem pengemasan kemasan plastik makanan dengan
menggunakan sistem penggerak pneumatik dibanding dengan metode
konvensional.
1.5. Manfaat
Hasil dari pembuatan Automatic Plate Washer diharapkan memberikan manfaat antara
lain:
1.4.1. Membantu UKM kecil/home industry yang bergerak dibidang makanan
untuk lebih efektif dan efisien dalam melakukan pengemasan makanan.
1.4.2. Membantu menciptakan efiensi waktu dalam pengemasan kemasan plastik
makanan.
4
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
6
2.2. Pneumatik
7
Gambar 1.2 : Skema Pengaktifan Pneumatik
Selenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC
maupun DC melalui kumparan / selenoida. Selenoid valve ini merupakan elemen
kontrol yang digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem pneumatik, sistem
hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol
otomatis. Pada sistem pneumatik, selenoid valve bertugas untuk mengontrol saluran
udara yang bertekanan menuju aktuator pneumatik (silinder kerja). Strutur selenoid pada
umumnya memili lubang inlet, lubang outlet ,dan 1 exhaust/pembuangan. Dimana
lubang inlet berfungsi sebagai masuknya fluida, lubang outlet berfungsi sebagai
keluarnya fluida dan exhaust berfungsi sebagai pembuangan fluida/cairan yang terjebak.
Dan secara umum dapat dijelaskan prinsip kerja dari selenoid valve yaitu ketika bagian
kumparan/coil dari selenoid valve mendapatkan tegangan arus listrik yang sesuai
dengan tegangan kerja(tegangan kerja selenoid valve pada tegangan DC adalah
12/24VDC). Maka sebuah pin yang berada di dalam selenoid akan tertarik karena gaya
magnet yang dihasilkan dari kumparan selenoida. Selanjutnya saat pin tersebut ditarik
8
naik maka fluida akan mengalir dari ruang C menuju ke bagian D dengan cepat.
Sehingga tekanan di ruang C turun dan tekanan fluida yang masuk mengangkat
diafragma. Sehingga katup utama terbuka dan fluida mengalir langsung dari A ke F.
Untuk melihat penggunaan selenoid valve pada sistem pneumatik
Di pasaran, selenoid terbagi menjadi beberapa macam tergantung jumlah saluran dan
ruangan yang dipunyai oleh selenoid tersebut, diantaranya adalah :
Untuk penelitian kali ini, pada Sistem Pengemasan Kemasan Plastik Pada
Makanan Dengan Menggunakan Sistem Pneumatik, menggunakan jenis selenoid valve
tipe 5/2-way single selenoid yang mempunyai bagian dalam yang terdiri dari lima
saluran dan dua ruangan. Dalam selenoid ini terdapat dua output yang mana
salah satu output-nya bekerja sebelum selenoid mendapat tegangan dan arus, pada
sistem selenoid valve ini terdapat spring yang berfungsi sebagai alat untuk
9
menarik kembali batang pelat yang ada dalam valve-nya, yang digunakan untuk
menyalurkan tekanan pneumatik pada fungsi output, yang bekerja pada saat selenoid
tidak mendapat tegangan dan arus. Dan pada saat selenoid mendapat tegangan dan arus,
induksi yang terjadi dalam selenoid tersebut menarik batang pelat yang mempunyai
gaya tarik lebih besar dari gaya spring dan akibatnya sumber supply
input menyalurkan supply-nya pada output yang lain,sehingga output yang kedua dapat
aktif.
10
pin power adalah sebagai berikut :
a) Vin
Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar
(seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang
diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau
jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin
ini.
b) 5V
Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan
komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan
regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V
lainnya.
c) 3V3
Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus
maximumnya adalah 50mA
d) Pin Ground
berfungsi sebagai jalur ground pada arduino
e) Memori
ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2
KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk
SRAM dan 1 KB untuk EEPROM
Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output,
menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output
dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40
mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20-50K Ohm.
Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :
11
b) Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger
sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan
nilai.
c) PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output PWM dengan
fungsi analogWrite().
d) SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport
komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak
termasuk pada bahasa arduino.
e) LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika
pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.
12
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam variabel penelitian, menggunakan 2 jenis variabel yaitu variabel terikat dan
variabel bebas
Data penlitian berupa data yang belum diolah yang didapatkan dari percobaan
alat selama masa trial dan error alat tersebut. Data tersebut berupa : catatan percobaan
yang dilakukan selama masa trial dan error alat, data penlitian yamng telah dilakukan
sebelumnya yang dijadikan sebagai sumber referensi, hasil percobaan dengan
menggunakan ukuran waktu.
13
3.4. Sumber Data Penelitian
Sumber data pada penelitian ini adalah catatan percobaan yang dilakukan selama
masa trial dan error alat dan hasil percobaan alat dengan pembanding sistem yang lain
menggunakan ukuran waktu.
14
3.7. Pemeriksaan Keabsahan Data
15
DAFTAR PUSTAKA
Rusdianto, Fery. 2017. Modul Dasar hidrolik dan pneumatik. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Krist, Thomas. 1993. Dasar-dasar Pneumatik. Jakarta : Erlangga.
Saptaji, Handayani W. 2017. Mudah belajar mikrokontroller dengan arduino. Jakarta :
Widya Media.
Wirawan, pramono. 2010. Bahan ajar pneumatik dan hidrolik. Semarang: Jurnal
Universitas. (Diakses pada tanggal 30 April 2018)
Bahtiar, Yuke Lutfi, Fredy Tri Prasetyo H. (2017). “Mesin Pengepres Plastik Dengan
Sistem Penggerak Pneumatik”. Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya 1 (1): 1–9.
Huda, Saiful, Masruki Kabib , Rochmad Winarso. (2017). “Desain Automatic Line
Plastik Packing Of Cake Berbasis Mikrokontroler Atmega 328”. Jurnal Fakultas
Teknik Universitas Muria Kudus 4 (1) : 1-8.
16