KELUARGA HYPERTENSI
1
2.1.2. Struktur Keluarga
1. Ciri – Ciri Struktur Keluarga
Menurut Mubarak dkk ( 2006 ), cirri-ciri dari struktur keluarga
adalah sebagai berikut :
a. Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana setiap
anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik
ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota
sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan
b. Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran
dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam
berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena tetapi memiliki
keterbatasan yang dilandaskan pada tanggung jawab masing-
masing anggota keluarga
c. Perbedaan dan Kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan bahwa
masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi
yang berbeda dank has seperti halnya peran ayah sebagai pencari
nafkah utama dan peran ibu sebagai anggota keluarga yang
merawat anak-anak.
2
2. Jenis Struktur Keluarga
Berikut adalah struktur keluarga yang umumnya terdapat di
NTT atau Indonesia secara umum :
a. Berdasarkan jalur hubungan darah
1) Patrilineal
Yang dimasudkan dengan struktur patrilineal adalah keluarga
sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun berdasarkan garis
keturunan.
2) Matrilineal
Yang dimasudkan dengan struktur matrilineal adalah keluarag
sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis keturunan
ibu
b. berdasarkan keberadaan tempat tinggal
1) Matrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang mana setelah menikah
dan tinggal bersama keluarga sedarah istri
2) Patrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
c. Berdasarkan pribadi pengambilan keputusan
Keputusan merupakan peran yang harus dilakukan oleh suami dan
atau istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, namun tidak
selamanya pengambilan keputusan dilaksanakan bersama-sama.
Berikut adalah pembagian struktur berdasarkan siapa yang
mengambil keputusan, adalah sebagai berikut :
3
1) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
Pengambilan keputusan bagi keluarga yang menganut struktur
patriakal memang didasarkan pada peran ayah yang mengetuk
palu persetujuan, namun dalam menentukan keputusan tersebut
seharusnya melibatkan ibu sebagai orang yang
mempertimbangkan
2) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. Dalam
struktur matriakal, peran istri adalah sebagai pengambilan
keputusan, namun seharusnya perlu melibatkan suami dalam
mempertimbangkan keputusan tersebut.
5
Tahap II keluarga dengan kelahiran 1) Adaptasi perubahan anggota
anak pertama (child bearing family). keluarga ( peran, interaksi, seksual
Dimulai sejak hamil sampai dan kegiatan )
kelahiran anak pertama dan 2) Mempertahankan hubungan yang
berlanjut sampai anak berumur 30 memuaskan dengan pasangan
bulan atau 2,5 tahun. 3) Membagi peran dan tanggung jawab
( bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi
sentuhan dan kehangatan
4) Bimbingan orang tua tentang
pertumbuhan dan perkembangan
anak
5) Menata ruang untuk anak\
6) Biaya / dana child bearing
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan
secara rutin
Tahap III keluarga dengan anak 1) Memenuhi kebutuhan anggota
prasekolah (families with keluarga seperti kebutuhan tempat
preschool). tinggal, privasi dan rasa aman.
Tahap ini dimulai saat anak pertama 2) Membantu anak untuk bersosialisasi
berumur 2,5 tahun dan berakhir saat 3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir,
anak berusia 5 tahun. sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang
sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
6
5) Pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi
tumbuh kembang
Tahap IV keluarga dengan anak usia 1) Keluarga beradaptasi terhadap
sekolah (families with children). pengaruh teman dan sekolah anak
Tahap ini dimulai saat anak berumur 2) Membantu sosialisasi anak terhadap
6 tahun (mulai sekolah ) dan lingkungan diluar rumah, sekolah
berakhir pada saat anak berumur 12 dan lingkungan yang lebih luas
tahun. 3) Mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual
4) Menyediakan aktifitas untuk anak
5) Memenuhi kebutuhan yang
meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga
6) Meningkatkan komunikasi terbuka
Tahap V keluarga dengan anak 1) Memberikan kebebasan yang
remaja (families with teenagers). seimbang dengan tanggung jawab.
Dimulai saat anak berumur 13 tahun 2) Mempertahankan hubungan yang
sampai dengan 20 tahun. intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang
terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan.
7
4) Perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena
orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk
bertanggung jawab. Seringkali
muncul konflik orang tua dan remaja
8
8) Menciptakan lingkungan rumah
yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya
Tahap VII keluarga usia 1) Mempertahankan kesehatan
pertengahan (middle age families). 2) Mempertahankan hubungan yang
Tahap ini dimulai pada saat anak memuaskan dengan teman sebaya
yang terakhir meninggalkan rumah dan anak-anak
dan berakhir saat pensiun atau salah 3) Meningkatkan keakraban pasangan
satu pasangan meninggal 4) Mempertahankan kesehatan dengan
olahraga, pengontrolan berat badan,
diet seimbang, istirahat cukup.
5) Mempunyai lebih banyak waktu dan
kebebasan dalam menolah minat
social dan waktu santai
6) Memulihkan hubungan antara
generasi muda dan tua
7) Keakraban dengan pasangan
8) Memulihkan hubungan atau kontak
dengan anak dan keluarga
9) Persiapan masa tua atau pensiun
Tahap VIII keluarga usia lanjut 1) Mempertahankan suasana rumah
Dimulai saat pensiun sampai dengan yang menyenangkan.
salah satu pasangan meninggal dan 2) Adaptasi dengan perubahan
keduanya meninggal. kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban
suami/istri dan saling merawat.
9
4) Mempertahankan hubungan dengan
anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang
memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.
10
6) Jaringan keluarga besar terrdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah yang hidup berdekatan
dalam daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah ( biasanya terdiri dari ibu dan anak saja )
2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
3) Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
yang hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
4) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama
menggunakan fasilitas sumber dan memiliki pengalaman yang
sama.
Tipe keluarga menurut Anderson Carter terdiri atas :
a. Keluarga inti ( Nuclear Familiy )
Keluarga yang terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak
b. Keluarga besar ( Extended Family )
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek,
keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagainya
c. Keluarga berantai ( Serial Family )
Keluarga yang terdiri atas wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan keluarga inti
d. Keluarga duda atau janda ( Single Family )
Keluarga ini terjadi karena adanya perceraina dan kematian
e. Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-
sama
f. Keluarga kabitas
11
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
keluarga
12
perhatian, cinta kasih dan kehangatan, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Merupakan fungsi yang mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain. Anggota keluarga belajar disiplin,
norma-norma budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
dalam lingkup keluarganya sendiri.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
keluarga agar tetap memiliki produktifitas yang tinggi.
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti
dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya
dan dana akan habis.
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga dan orang tua
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dikaji
oleh perawat :
13
a) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah
b) Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan
c) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami
d) Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit
e) Apakah keluarga mempunyai sifat negatif terhadap masalah
kesehatan
f) Apakah keluarga kurang percaya terhadap petugas kesehatan
g) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah
3) Memberi Perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang
sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a) Keadaan penyakitnya ( sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosis dan perawatannya )
b) Sifat dan perkembangan perawatan yang di butuhkan
c) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan
d) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga ( anggota keluarga
yang bertanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fisik,
psikososial )
e) Sikap keluarga terhadap yang sakit
4) Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
a) Sumber yang dimiliki oleh keluarga
b) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan rumah
c) Pentingnya hygiene sanitasi
14
d) Upaya pencegahan penyakit
e) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi
f) Kekompakan antar anggota keluarga
d. Fungsi Reproduksi
1) Membina hubungan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga
sekitar
2) Memberikan contoh pengalaman kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental
3) Mengamalkan kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan jarak antara 2 anak dan jumlah ideal
anak yang diinginkan dalam keluarga
4) Mengembangkan kehidupan repdroduksi sehat sebagai modal
yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
e. Fungsi ekonomi
15
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik dliau maupun didalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan
perkembangan kehidupan keluarga
2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tau diluar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi,
selaras dan seimbang
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera
16
2.2 Konsep Dasar Teori Hipertensi
2.2.1. Definisi Hipertensi
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik
dan diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi
penyakitt kardiovaskuler (Soekarsohardi, 2000)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran
menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada
mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2005).
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik
sama atau lebih besar 95 mmHg (Nasrin, 2003).
17
2.2.3. Klasifikasi Hipertensi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI,
1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120
18
2.2.5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
19
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan
gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
20
2.2.6. Pathway
21
22
2.2.7. Komplikasi
23
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Ginjal
d. Mata
Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan
singkat, bahwa tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam
menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah
yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan
yang juga kecil. Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan
pembuluh darah, maka pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya
akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak baik.
Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat
dikatakan sebagai pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya
komplikasi yang tidak baik.
Dengan adanya faktor-faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya
hipertensi dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari
komplikasi yang fatal.
24
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal danada DM.
2.2.9. Penatalaksaan
a. Medis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin
angitensin.
25
b. Keperawatan
1) Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi
dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar
adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
3) Berhenti merokok
4) Mengurangi BB
5) Meningkatkan aktifitas fisik
6) Olahraga teratur
7) Menghindari stress
8) Istirahat
26
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
2.3.1. Pengkajian
1. Identitas Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Suku, Alamat
b. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga terdiri dari Nama, Jenis Kelamin, Umur,
Hubungan Keluarga dengan KK, Pemdidikan, Pekerjaan, Status
Kesehatan dan Status Imunisasi dari anggota keluarga yang dibuat
dalam bentuk table untuk memudahkan pengamatan
c. Genogram
Genogram merupakan simbol-simbol yang digunakan untuk
menggambarkan susunan keluarga. Data-data yang perlu
dicantumkan dalam pembuatan genogram adaqlah sebagai berikut
:
1) Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
2) Umur anggota keluarga ditulis dalam symbol laki-laki dan
perempuan
3) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah kiri symbol
laki-laki dan perempuan
4) Palung sedikit disusun 3 generasi
5) Penyakit yang sedang diderita saat ini ditulis sebelah symbol.
d. Tipe/bentuk keluarga
27
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut
e. Latar belakang kebudayaan/suku bangsa
Dalam latar belakang kebudayaan/suku bangsa yang perlu dikaji
dari keluarga adalah asal suku bangsa keluarga dan kebudayaan
suku tersebut yang terkait dengan kesehatan, tempat tinggal
keluarga, kegiatan keagamaan, social, budaya, pendidikan,
kebiasaan diet dan berbusana dan penggunaan bahasa sehari-hari
f. Agama dan Kepercayaan
Yang perlu dikaji adalah agama dan kepercayaan yang dianut, nilai-
nilai keagamaan dan keaktifan keluarga tersebut dalam kegiatan
keagamaan yang dianut atau organisasi keagamaan lain.\
g. Status Sosial Ekonomi
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
keluarga dan kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
h. Kegiatan waktu luang/rekreasi
Rekreasi keluarga tidak hanya mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktifitas rekreasi
i. Kebiasaan hidup sehari-hari
Yang harus dikaji adalah kebiasaan keluarga dalam kehidupan
sehari-hari
5. Struktur Keluarga
a. Pola dan proses komunikasi
30
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
bahasa apa yang digunakan dalam keluarga, bagaimana frekuensi
dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam keluarga dan hal-
hal dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan.
b. Struktur kekuatan
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
anggota keluarga lainnya untuk mengubah perilaku yang berkaitan
dengan kesehatan
c. Struktur Peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal dan siapa yang menjadi model
peran dalam keluarga dan apakah ada konflik dalam pengaturan
peran yang selama ini dijalani
d. Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya
dan sikap saling menghargai dalam keluarga
b. Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku
c. Fungsi perawatan kesehatan
31
Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian, dan
perlindungan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga
e. Fungsi ekonomi
f. Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan dan memanfaatkan sumber yang ada dimasyrakat
dalam upaya meningkatkan status kesehatan
7. Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
b. Respon keluarga terhadap stressor
c. Penggunaan strategi koping
d. Koping yang berhasil dilakukan oleh keluarga
e. Koping disfungsional
8. Pemeriksaan Fisik
Diperiksa sesuai keadaan klien meliputi penampilan umum, Tanda-
tanda vital, Head to toe
32
a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan.
Contoh :
1) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
33
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
1) Tentukan skor untuk tiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor X bobot
Angka tertinggi
34
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul
Effendi,1998 : 54 )
35
4) Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt Care
, 1989 : 97 )
36
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN
BILE KERE DESA UBUNG KECAMATAN JONGGAT
WILAYAH KERJA PUSKESMAS UBUNG
TANGGAL 23 APRIL 2018 – 5 MEI 2018
37
Genogram :
hipertensi
Keterangan :
: Menikah
: Tinggal dalam satu
: Meninggal rumah
7. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn.H adalah keluarga tradisional dengan tipe keluarga besar
adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, keponaan, paman-bibi).
38
8. Suku Bangsa : Sasak/Indonesia
9. Agama : Islam
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. “S” mengatakan bekerja sebagai petani, sedangkan Tn. “H” yang
berprofresi sebagai buruh penghasilan sekitar ± Rp.500.000 – 1.000.000
/ bulan. Uang tersebut digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-
hari. Dari hasil observasi, keluarga ini tidak mempunyai tabungan dan
yang mengelola uang dalam keluarga adalah Ny. “S”.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga mengatakan jarang melakukan kegiatan rekreasi, baik pada
hari minggu ataupun hari libur nasional lainnya. Keluarga mengatakan
jika ada waktu senggang digunakan untuk berkumpul dengan keluarga
atau tetangga.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap Perkembangan Keluarga Ny. S adalah Tahap III keluarga dengan
anak prasekolah (families with preschool). Tahap ini dimulai saat anak
pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Anak
pertama berumur 5 tahun di tingkat prasekolah.Ny. S mengatakan selalu
menanamkan nilai dan norma agama dalam perkembangan anaknya.
2. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Ny. “S” mengatakan keluarga belum mampu untuk merawat anggoya
keluarga yang menderita hypertensi karena kurangnya pengetahuan dan
tidak mengerti tentang hypertensi. Tugas keluarga yang terpenuhi saat
ini, keluarga memberikan figure yang baik bagi anak-anaknya.Pada
tahap ini tugas pengembangan keluarga dengan prasekolah yaitu
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga,
Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
39
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a) Ny .S
Ny.S mengatakan bahwa Ny.A menderita penyakit Hipertensi sejak
tahun 2014 yang lalu. Keluhan yang dirasakan pertama kali adalah
pusing, sakit pada leher, susah tidur saat malam hari, terasa panas
pada daerah kaki. Ny.A setahun yang lalu pernah di rawat inap di
puskesmas ubung karena hypertensi dengan tekanan darah 200/150
mmhg, Ny.A tidak memiliki kebiasaan meminum kopi ataupun
merokok Sedangkan anggota keluarga yang lain hanya menderita
penyakit biasa seperti batuk, pilek, demam dan cepat sembuh
dengan meminum obat yang di beli di warung dan saat ini anggota
keluarga yang lain dalam keadaan sehat.
Ny.A sudah pernah berkunjung ke puskesmas ubung untuk
memeriksakan keadaan dirinya, dan selalu minum obat yang
diberikan oleh dokter.
Tetapi gejala hipertensi seperti nyeri pusing dan nyeri dibagian
tekuk masih tetap dirasakan. Dari hasil pengkajian didapatkan TD :
160/100 mmHg, Nadi : 84x/menit, RR : 20x/menit.
b) Ny.S
Ny.S tidak menderita penyakit hipertensi tetapi terkadang keluhan
yang dirasakan adalah pegal-pegal pada daerah badan, pusing. Ny.
T mengatakan gejala yang dirasakan tersebut setelah melakukan
aktivitas karena profesi dari Ny.S adalah petani. Dari hasil
Pengkajian didapatkan TD : 100/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, RR :
20x/menit. Pada Anak pertama tidak ada mengalami keluhan
c) Anak I
Pada Anak I tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak memiliki
riwayat penyakit
40
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Ny.S mengatakan orang tua dari suaminyanya ada riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi.
Sedangkan Ny.S tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, stroke, kencing manis, asma dan jantung
B T
3 4
41
Keterangan :
1. Kamar Tidur
2. Dapur
3. Teras
4. Kamar mandi/WC
3. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Keluarga Ny.S mengatakan sering mengikuti kegiatan yang diadakan
dimasjid ataupun acara yang dilaksanakan didesanya, dan hubungan
keluarga Ny.S dengan tetangga sekitar yaitu baik. Anggota keluarga
sering ikut dalam anggota kemasyarakatan seperti gotong royong ,
keluarga juga tidak cukup berpengaruh dimasyarakat, tidak ada konflik
keluarga dengan masyarakat.
4. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny.S mengatakan tidak pernah pindah tempat tinggal sela
menikah sampai saat ini.
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny.S mengatakan Ny.A jarang ikut dalam kegiatan yang diadakan di
lingkungan tempat tinggalnya seperti pengajian, gotong royong dan
acara lainnya .
6. Sistem Pendukung Keluarga
Ny.S mengatakan jika Ny.A sakit maka Ny.S mengalami kesilitan untuk
ke pelayanan kesehatan karena tidak memiliki kendaraan untuk pergi
berobat ke puskesmas yang diantar oleh keluarga .
42
IV. Struktur Keluarga
1. Struktur Peran
Tn.H berperan sebagai kepala keluarga dan kepala rumah tangga. Ny.S
berperan sebagai ibu rumah tangga yang membantu suami mencari
nafkah dengan menjadi petani dirumahnya dan merawat anak-anak.
Anak pertama berperan sebagai anak pertama.
2. Nilai dan Norma Keluarga
Ny.S mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga
disesuaikan dengan agama yang dianut oleh keluarga, bila ada keluarga
yang sakit akan dibawa ke sarana kesehatan.
3. Pola Komunikasi Keluarga
Ny.S mengatakan pola komunikasi dalam keluarga dilakukan secara
terbuka tetapi terkadang ada masalah yang membuat salah satu anggota
keluarga ( Anak I ) hanya mau berkomunikasi dengan Ibunya saja.
4. Struktur Kekuasaan Keluarga
Ny.S mengatakan bahwa yang membuat dan mengambil keputusan
dalam keluarga adalah KK, dimana keputusan tersebut sudah
dibicarakan sebelumnya dengan anggota keluarga. Ny.S mengatakan
dalam keluarga terkadang saling menghargai antara satu dengan yang
lain dan terkadang tidak. Ny.S mengatakan bahwa Tn.H biasanya
bersifat egois terutama masalah ekonomi.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Ny.S mengatakan sangat menyayangi anggota keluarganya, begitu juga
AnaK I. Anak I juga memberikan perhatian kepada Ny.S dan Ny.A
dengan cara suka mengikuti apa yang diminta seperti tidak nakal,
belajar dengan rajin, membantu orang tua.
43
2. Fungsi Sosialisasi
Kegiatan yang ada dilingkungan ini adalah kerja bakti yang tidak tentu
dilakukan. Ny.S dan Ny.S sesekali mengikuti kegiatan kerja bakti jika
dalam keadaan baik. Diwaktu luang, Ny.S dan Ny.A juga sering
mengobrol dengan tetangga sekitar, mampu berinteraksi dengan baik di
lingkungan dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
3. Fungsi Pemenuhan Kesehatan
a) Mengenal Masalah Kesehatan
Ny.S tidak dapat mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga.
b) Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan
Ny.S dan Ny.A tidak mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
merasakan adanya masalah kesehatan, Ny.S merasa kadang
menyerah terhadap masalah yang dialami termasuk penyakit yang
diderita oleh Ny.A, keluarga merasa takut akan akibat penyakit yang
menderita salah satu anggota keluarga terutama yang diderita oleh
Ny.A, keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan, Tn.H kurang percaya terhadap petugas kesehatan karena
Ny.A sampai sekarang Hipertensi yang diderita tidak kunjung
sembuh.
c) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Ny.S mengetahui keadaan penyakit yang diderita saat ini tetapi
perawatan yang dilakukan sangat kurang, anggota keluarga yang
bertanggung jawab adalah Ny.A, sedangkan sumber keuangan atau
financial saat ini dari Tn.H dan Ny.S, sikap keluarga terhadap yang
sakit adalah perhatian satu sama lain.
d) Kemampuan Keluarga Memelihara atau Memodifikasi Lingkungan
Rumah yang Kuat
44
Tn.H dan Ny.S jarang menerapkan kepada anak-anaknya bahwa
pentingnya hygiene untuk lingkungan rumah yang sehat. Tn.H dan
Ny.S selalu mengajarkan An.D untuk selalu membuang sampah
pada tempatnya, menyapu halaman rumah, membersihkan
lingkungan dalam rumah
e) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Keberadaan fasilitas keluarga sangat mudah terjangkau dari rumah,
Ny.S percaya petugas kesehatan yang lainnya.
4. Fungsi Reproduksi
Ny.S memiliki suami dengan 1 orang anak laki-laki. Ny.S mengatakan
pernah menggunakan alat KB seperti spiral saat ini.
5. Fungsi Ekonomi
Ny.S mengatakan saat ini Ny.A sudah tidak bekerja dikarenakan sakit
yang diderita , saat ini Ny.S dalam mencari nafkah yang bekerja sebagai
petani dengan penghasilan ± Rp 500.000/bulan. Uang tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
45
yang tepat dan akan menusaha semampunya untuk dapat menyelesaikan
masalah terebut,maka keluarga akan menyerahkan dan pasrah kepada
Tuhan Yang Maha Esa,serta akan senantiasa berdo’a agar masalah yang
dihadapi tidak berlarut-larut.
3. Strategi Koping yang Digunakan
Ny”A” mengatakan selalu berusaha menghadapi dan menyelesaikan
masalah yang ada di dalam keluarga,serta selalu tabah dan sabar
menghadapi keadaan keluarganya saat ini.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Nyonya “A” mengatakan saat in mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi.
46
Simetris, tidak Simetris, Simetris, tidak peradangan
ada peradangan tidak ada ada peradangan dan tidak ada
dan tidak ada peradangan dan tidak ada serumen.
serumen. dan tidak ada serumen.
serumen.
47
Paru Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan
vesikuler, tidak vesikuler, vesikuler, tidak vesikuler,
ada suara tidak ada ada suara tidak ada
tambahan suara tambahan suara
tambahan tambahan
5 Abdomen
Inspeksi Pada saat Pada saat Pada saat Pada saat
inspeksi inspeksi inspeksi inspeksi
abdomen klien abdomen abdomen klien abdomen
tidak terdapat klien tidak tidak terdapat klien tidak
pembesaran, terdapat pembesaran, terdapat
tidak ada lesi, pembesaran, tidak ada lesi, pembesaran,
warna kulit tidak ada lesi, warna kulit tidak ada lesi,
abdomen sawo warna kulit abdomen sawo warna kulit
matang dan abdomen matang dan abdomen
terlihat bersih sawo matang terlihat bersih sawo matang
dan terlihat dan terlihat
bersih bersih
48
ada pembengkaka pusing seperti pembengkaka
pembengkakan n berkunang- n
kunang terasa
panas pada
daerah kaki
49
ada serangan
DO :
1. Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum Ny. A :
Tampak keletihan,
Penampilan terlihat rapi,
kebersihan diri baik.
2. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah :
160/100 mmHg.
Respirasi : 22 x/mnt
Suhu : 36 0C
TB : 155 cm
BB : 56 Kg.
2 DS : Kurang Ancaman
1. klien dan keluarga pengetahuan kesehatan
mengatakan kadang klien dan
pengolahan makan keluarga cara
disatukan dengan klien pengoalahan
hipertensi dan anggota makanan untuk
keluarga yang lain klien hipertensi
DO :
1. Jumlah dan jenis makan
dengan anggota
keluarga yang lain
kadang berbeda karena
klien jarang
mengkonsumsi garam
50
II. Perumusan Diagnosis Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan ( PES )
1 Resiko tinggi serangan berulang pada Ny. A berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga mengenal tentang masalah penyakit
hipertensi yang ditandai dengan Ny. A menderita hipertensi sejak
tahun 2014 Pernah dirawat di Puskesmas Ubung karena terkena
Hipertensi, Kadang-kadang merasakan tidak enak badan dan kepala
pusing seperti berkunang-kunag saat tekanan darahnya naik tinggi ,
Keluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang hipertensi, termasuk
bahaya dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah maupun
menanggulanginya bila ada serangan
51
Berdasarkan
prognosa masalah
hipertensi hanya
sebagian kecil bisa
sembuh, dan hanya
bisa dilakukan
tindakan
pencegahan.
52
c. Potensi untuk 2/3 x 1 =2/3 c. Tingkat
mencegah masalah pengetahuan
dan kesadaran
klien dan
keluarga masih
kurang
d. Menonjolnya 0x1=0 d. Tidak
masalah mengikuti
anjuran yang
diberikan dan
tidak dianggap
suatu masalah.
53
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Kriteria evaluasi
No.Dx Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Setelah dilakukan a. menyebutkan Verbal 1. Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan keluarga.
tindakan pengertian hipertensi (pengetahuan) menyebutkan tanda- 2. Kaji kemampuan keluarga yang
keperawatan tidak b. menyebutkan tanda tanda dan gejala telah dilakukan pada Ny. A.
terjadi serangan dan gejala hipertensi penyakit hipertensi. 3. Kaji tindakan yang pernah
berulang pada Ny. A (3-6) 2. Keluarga dapat dilakukan bila Tn. S mengalami
c. menyebutkan 3 mengidentifikasi gejala serangan.
faktor resiko yang dini terjadinya serangan. 4. Diskusikan dengan keluarga
menyebabkan 3. Keluarga dapat tentang tanda dan gejala peny.
hipertensi memutuskan tindakan Hipertensi.
d. menyebutkan 2 yang harus dilakukan 5. Diskusikan dengan keluarga
akibat hipertensi bila bila terjadi serangan. cara mengiidentifikasi serangan.
tidak dirawat. 6. Diskusikan alternatif yang dapat
e. menyebutkan 2 cara dilakukan untuk mencegah
mencegah timbulnya serangan berulang.
hipertensi. 7. Berikan kesempatan keluarga
menanyakan penjelasan yang
telah diberikan setiap kali
diskusi.
8. berikan penjelasan ulang bila
ada penjelasan yang belum
dimengerti.
9. Evaluasi secara singkat
terhadap topik yang
didiskusikan dengan keluarga.
10. Berikan pujian terhadap
kemampuan yang diungkapkan
keluarga
setiap kali diskusi.
54
2. Setelah dilakukan a. Klien dan keluarga Verbal 1. Klien dan keluarga 1. Kaji pengetahuan keluarga.
tindakan mampu mengolah ( Pengetahuan) mampu menyebut jumlah 2. Kaji kemampuan keluarga yang
keperawatan pasien makanan dalam makanan yang telah dilakukan pada Tn.S
tidak mengalami jumlah yang tepat.. dikonsumsi oleh klien 3. Beri penjelasan kepada klien
Ancaman kesehatan 2. Keluarga menyajikan dan keluarga tentang cara
berhubungan dengan makanan dalam jumlah pengolahan makanan untuk
kurang pengetahuan yang tepat untuk klien. klien .
klien dan keluarga - 4. Berikan penjelasan kepada klien
cara pengolahan dan keluarga tentang jumlah
makanan untuk klien makanan yang dikonsumsi oleh
hipertensi klien
5. Berikan contoh sederhana
kepada klien dan keluarga
tentang cara membuat makanan
dalam jumlah yang tepat
6. Berikan kesempatan keluarga
menanyakan penjelasan yang
telah diberikan setiap kali
diskusi.
7. Berikan penjelasan ulang bila
ada penjelasan yang belum
dimengerti.
8. Evaluasi secara singkat terhadap
topik yang didiskusikan dengan
keluarga.
9. Berikan pujian terhadap
kemampuan yang diungkapkan
keluarga
setiap kali diskusi.
55
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
56
E. Evaluasi Keperawatan
A : Masalah Teratasi
P : Perencanaan dihentikan
30 April 2018 2 S:
jam 11.15 klien dan keluarga mengatakan pengolahan
makan tidak disatukan lagi dengan klien
hipertensi dan anggota keluarga yang lain
P : Perencanaan Dihentikan
57