Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA HYPERTENSI

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1. Definisi Keluarga
Menurut WHO ( 1969 ), Keluarga adalah anggota rumah tangga yang
saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan
Menurut UU No 10 Tahun 1992, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya
Menurut Depkes. RI. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ke tergantungan.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa yang
dimaksudkan dengan keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki ikatan atau persekutuan
berupa perkawinan atau persekutuan yang dibentuk
2. Terdapat hubungan yang dibentuk melalui adanya hubungan darah (
garis keturunan langsung ), adopsi dan kesepakatan yang dibuat
3. Tingga bersama di bawah satu atap atau antara satu anggota dengan
yang lain memiliki tempat tinggal berbeda karena sesuatu urusan
tertentu ( misalnya urusan pekerjaan ) akan tetapi untuk sementara
waktu
4. Memiliki peran masing-masing dan bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan
5. Ada ikatan emosional yang sulit untuk ditinggalkan oleh setiap anggota
keluarga

1
2.1.2. Struktur Keluarga
1. Ciri – Ciri Struktur Keluarga
Menurut Mubarak dkk ( 2006 ), cirri-ciri dari struktur keluarga
adalah sebagai berikut :
a. Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana setiap
anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik
ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota
sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan
b. Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran
dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam
berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena tetapi memiliki
keterbatasan yang dilandaskan pada tanggung jawab masing-
masing anggota keluarga
c. Perbedaan dan Kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan bahwa
masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi
yang berbeda dank has seperti halnya peran ayah sebagai pencari
nafkah utama dan peran ibu sebagai anggota keluarga yang
merawat anak-anak.

2
2. Jenis Struktur Keluarga
Berikut adalah struktur keluarga yang umumnya terdapat di
NTT atau Indonesia secara umum :
a. Berdasarkan jalur hubungan darah
1) Patrilineal
Yang dimasudkan dengan struktur patrilineal adalah keluarga
sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun berdasarkan garis
keturunan.
2) Matrilineal
Yang dimasudkan dengan struktur matrilineal adalah keluarag
sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis keturunan
ibu
b. berdasarkan keberadaan tempat tinggal
1) Matrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang mana setelah menikah
dan tinggal bersama keluarga sedarah istri
2) Patrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
c. Berdasarkan pribadi pengambilan keputusan
Keputusan merupakan peran yang harus dilakukan oleh suami dan
atau istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, namun tidak
selamanya pengambilan keputusan dilaksanakan bersama-sama.
Berikut adalah pembagian struktur berdasarkan siapa yang
mengambil keputusan, adalah sebagai berikut :

3
1) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
Pengambilan keputusan bagi keluarga yang menganut struktur
patriakal memang didasarkan pada peran ayah yang mengetuk
palu persetujuan, namun dalam menentukan keputusan tersebut
seharusnya melibatkan ibu sebagai orang yang
mempertimbangkan
2) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. Dalam
struktur matriakal, peran istri adalah sebagai pengambilan
keputusan, namun seharusnya perlu melibatkan suami dalam
mempertimbangkan keputusan tersebut.

3. Dimensi Struktur Keluarga


Menurut Parad dan Caplan ( 1965 ) yang diadopsi oleh friedman
( 1998 ) mengatakan ada 4 dimensi struktur keluarga yaitu :
a. Pola dan Proses Komunikasi
Adalah proses tukar menukar perasaan, keinginan, kebutuhan-
kebutuhan dan opini. Pola dan proses komunikasi ini akan
menggambarkan bagaimana cara dan berkomunikasi dalam
keluarga diterapkan baik antar sesame orang tua dengan anak, anak
dengan anak dan anggota keluarga besar dengan keluarga inti.
Komunikasi sukses bila ide-ide pesan yang disampaikan dapat
dimengerti. Komunikasi keluarga berfungsi baik bila ada
kehangatan, keterbukaan, dan jujur. Dapat menungkatkan
kreatifitas anak sehingga menumbuhkan kemandirian anak
akhirnya tercipta tumbuh kembang anak yang sukses. Faktor yang
menghambat komunikasi didalam keluarga adalah perbedaan
pengalaman, kebudayaan, social, pendidikan dan emosi.
4
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkain perilaku yang diharapkan dari seseorang
dalam situasi social tertentu. Peran menunjukkan beberapa perilaku
yang bersifat homogeny.
c. Struktur Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan seseorang individu untuk
mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah laku seseorang.
Menurut Cromwell dan Olson ( 1995 ), kekuatan merupakan aspek
paling fundamental dari semua interaksi social. Struktur kekuatan
keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah
perilaku kekeluarga yang mendukung kesehatan.
d. Struktur Nilai – Nilai Keluarga
Nilai adalah suatu ide, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
maupun tidak sadar mengikuti seluruh anggota keluarga dalam
suatu budaya yang lazim.

2.1.3. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap Perkembangan Keluarga Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap I pasangan baru atau keluarga 1) Membina hubungan intim dan
baru (beginning family). memuaskan.
2) Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3) Mendiskusikan untuk mendapatkan
anak dan jumlah anak yang
diinginkan serta menentukan saat
yang tepat untuk hamil

5
Tahap II keluarga dengan kelahiran 1) Adaptasi perubahan anggota
anak pertama (child bearing family). keluarga ( peran, interaksi, seksual
Dimulai sejak hamil sampai dan kegiatan )
kelahiran anak pertama dan 2) Mempertahankan hubungan yang
berlanjut sampai anak berumur 30 memuaskan dengan pasangan
bulan atau 2,5 tahun. 3) Membagi peran dan tanggung jawab
( bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi
sentuhan dan kehangatan
4) Bimbingan orang tua tentang
pertumbuhan dan perkembangan
anak
5) Menata ruang untuk anak\
6) Biaya / dana child bearing
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan
secara rutin
Tahap III keluarga dengan anak 1) Memenuhi kebutuhan anggota
prasekolah (families with keluarga seperti kebutuhan tempat
preschool). tinggal, privasi dan rasa aman.
Tahap ini dimulai saat anak pertama 2) Membantu anak untuk bersosialisasi
berumur 2,5 tahun dan berakhir saat 3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir,
anak berusia 5 tahun. sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang
sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.

6
5) Pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi
tumbuh kembang
Tahap IV keluarga dengan anak usia 1) Keluarga beradaptasi terhadap
sekolah (families with children). pengaruh teman dan sekolah anak
Tahap ini dimulai saat anak berumur 2) Membantu sosialisasi anak terhadap
6 tahun (mulai sekolah ) dan lingkungan diluar rumah, sekolah
berakhir pada saat anak berumur 12 dan lingkungan yang lebih luas
tahun. 3) Mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual
4) Menyediakan aktifitas untuk anak
5) Memenuhi kebutuhan yang
meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga
6) Meningkatkan komunikasi terbuka
Tahap V keluarga dengan anak 1) Memberikan kebebasan yang
remaja (families with teenagers). seimbang dengan tanggung jawab.
Dimulai saat anak berumur 13 tahun 2) Mempertahankan hubungan yang
sampai dengan 20 tahun. intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang
terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan.

7
4) Perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena
orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk
bertanggung jawab. Seringkali
muncul konflik orang tua dan remaja

Tahap VI keluarga dengan anak 1) Memperluas keluarga inti menjadi


dewasa atau pelepasan (launching keluarga besar
center family). 2) Mempertahankan keintiman
Dimulai pada saat anak pertama pasangan
meninggalkan rumah dan berakhir 3) Melanjutkan untuk memperbaharui
pada saat anak terakhir dan mnnyesuiakan kembali
meninggalkan rumah. Lamanya hubungan perkawinan
tahapan ini tergantung jumlah anak 4) Membantu anak untuk mandiri
dan ada atau tidaknya anak yang sebagai keluarga baru dimasyarakat
belum berkeluarga dan tetap tinggal 5) Mempersiapkan anak untuk hidup
bersama orang tua. mandiri dan menerima kepergian
anaknya
6) Membantu orang tua suami/istri
yang sedang sakit atau memasuki
masa tua
7) Orang tua berperan suami dan istri,
kakek neneky

8
8) Menciptakan lingkungan rumah
yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya
Tahap VII keluarga usia 1) Mempertahankan kesehatan
pertengahan (middle age families). 2) Mempertahankan hubungan yang
Tahap ini dimulai pada saat anak memuaskan dengan teman sebaya
yang terakhir meninggalkan rumah dan anak-anak
dan berakhir saat pensiun atau salah 3) Meningkatkan keakraban pasangan
satu pasangan meninggal 4) Mempertahankan kesehatan dengan
olahraga, pengontrolan berat badan,
diet seimbang, istirahat cukup.
5) Mempunyai lebih banyak waktu dan
kebebasan dalam menolah minat
social dan waktu santai
6) Memulihkan hubungan antara
generasi muda dan tua
7) Keakraban dengan pasangan
8) Memulihkan hubungan atau kontak
dengan anak dan keluarga
9) Persiapan masa tua atau pensiun
Tahap VIII keluarga usia lanjut 1) Mempertahankan suasana rumah
Dimulai saat pensiun sampai dengan yang menyenangkan.
salah satu pasangan meninggal dan 2) Adaptasi dengan perubahan
keduanya meninggal. kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban
suami/istri dan saling merawat.

9
4) Mempertahankan hubungan dengan
anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang
memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.

2.1.4. Tipe Keluarga


Menururt Sushman ( 1974 ) dan Maclin ( 1988 ), tipe keluarga
dibedakan berdasarkan keluarga tradisional dan on tradisional.
a. Keluarga tradisional
Yang termasuk keluarga tradisional adalah :
1) Keluarga inti ( Nuclear Family )
Adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang
hidup dalam rumah tangga yang sama
2) Keluarga dengan orang tua tunggal ( Single Parent )
Yaitu keluarga hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat
dari perceraian, pisah atau ditinggalkan.
3) Pasangan inti ( Keluarga Dyad )
Hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada
anak yang tinggal bersama mereka
4) Bujang dewasa ( Single Adult )
Yang tinggal sendirian
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja

10
6) Jaringan keluarga besar terrdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah yang hidup berdekatan
dalam daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah ( biasanya terdiri dari ibu dan anak saja )
2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
3) Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
yang hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
4) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama
menggunakan fasilitas sumber dan memiliki pengalaman yang
sama.
Tipe keluarga menurut Anderson Carter terdiri atas :
a. Keluarga inti ( Nuclear Familiy )
Keluarga yang terdiri dari ayah , ibu, dan anak-anak
b. Keluarga besar ( Extended Family )
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek,
keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagainya
c. Keluarga berantai ( Serial Family )
Keluarga yang terdiri atas wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan keluarga inti
d. Keluarga duda atau janda ( Single Family )
Keluarga ini terjadi karena adanya perceraina dan kematian
e. Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-
sama
f. Keluarga kabitas
11
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
keluarga

2.1.5. Peran dan Fungsi Keluarga


Berbagai peran formal dalam keluarga ( Nasrul Effendy,1998 ) adalah:
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak berperan sebagai
pencari nafkah , pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman. Juga
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan
b. Peranan ibu
Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anak berperan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-
anaknya, pelindung dan salah satu anggota kelompok social, serta
sebagai anggota masyarakat dan lingkungan disamping dapat berperan
pula sebagai pencari nafkah tambahan keluarga
c. Peranan anak
Adalah melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, social, spiritual.

Terdapat beberapa fungsi keluarga ( Friedman, 1998 ) sebagai berikut


:
a. Fungsi Afektif
Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan keberlangsungan unti
keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikologis anggota keluarga. Komponen yang diperlukan dalanm
melaksanakan fungsi afektif adalah adanya saling asuh, menerima,
mrnghornati dan mendukung antar anggota keluarga, menaruh

12
perhatian, cinta kasih dan kehangatan, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi
Merupakan fungsi yang mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain. Anggota keluarga belajar disiplin,
norma-norma budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
dalam lingkup keluarganya sendiri.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
keluarga agar tetap memiliki produktifitas yang tinggi.
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti
dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya
dan dana akan habis.
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga dan orang tua
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dikaji
oleh perawat :

13
a) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah
b) Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan
c) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami
d) Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit
e) Apakah keluarga mempunyai sifat negatif terhadap masalah
kesehatan
f) Apakah keluarga kurang percaya terhadap petugas kesehatan
g) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah
3) Memberi Perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang
sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a) Keadaan penyakitnya ( sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosis dan perawatannya )
b) Sifat dan perkembangan perawatan yang di butuhkan
c) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan
d) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga ( anggota keluarga
yang bertanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fisik,
psikososial )
e) Sikap keluarga terhadap yang sakit
4) Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
a) Sumber yang dimiliki oleh keluarga
b) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan rumah
c) Pentingnya hygiene sanitasi
14
d) Upaya pencegahan penyakit
e) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi
f) Kekompakan antar anggota keluarga

5) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di


masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a) Keberadaan fasilitas keluarga
b) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan
c) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan faslitas
kesehatan
d) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
e) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

d. Fungsi Reproduksi
1) Membina hubungan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga
sekitar
2) Memberikan contoh pengalaman kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental
3) Mengamalkan kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan jarak antara 2 anak dan jumlah ideal
anak yang diinginkan dalam keluarga
4) Mengembangkan kehidupan repdroduksi sehat sebagai modal
yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
e. Fungsi ekonomi
15
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik dliau maupun didalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan
perkembangan kehidupan keluarga
2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tau diluar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi,
selaras dan seimbang
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera

2.1.6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor keluarga jangka pendek dan jangka panjang
b. Respon keluarga terhadap stressor
c. Penggunaan strategi koping
d. Koping yang berhasil dilakukan oleh keluarga
e. Koping disfungsional

16
2.2 Konsep Dasar Teori Hipertensi
2.2.1. Definisi Hipertensi
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik
dan diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi
penyakitt kardiovaskuler (Soekarsohardi, 2000)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran
menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada
mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2005).
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik
sama atau lebih besar 95 mmHg (Nasrin, 2003).

2.2.2. Etiologi Hipertensi


Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1) Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi
seperti berrtambahnya usia , factor psikologis , dan keturunan.
Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
2) Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis
arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta.
Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin,
umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social
ekonomi

17
2.2.3. Klasifikasi Hipertensi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI,
1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

2.2.4. Manifestasi Klinis


Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis pada beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu:
1) Mengeluh sakit kepala dan pusing
2) Lemas dan kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun

18
2.2.5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini

19
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan
gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

20
2.2.6. Pathway

21
22
2.2.7. Komplikasi

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya


gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial
berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ
sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala-gejala
seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai
gejala klinis hipertensi essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai
berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-
kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagagl jantung,Gangguan fungsi
ginjal, Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan
pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan,
gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi
komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan
pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan
pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup
tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,
merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai.
pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan
karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.

23
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Ginjal
d. Mata
Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan
singkat, bahwa tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam
menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah
yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan
yang juga kecil. Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan
pembuluh darah, maka pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya
akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak baik.
Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat
dikatakan sebagai pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya
komplikasi yang tidak baik.
Dengan adanya faktor-faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya
hipertensi dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari
komplikasi yang fatal.

2.2.8. Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
3) Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

24
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal danada DM.

b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati


c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
e. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung.

2.2.9. Penatalaksaan
a. Medis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin
angitensin.

25
b. Keperawatan
1) Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi
dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar
adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
3) Berhenti merokok
4) Mengurangi BB
5) Meningkatkan aktifitas fisik
6) Olahraga teratur
7) Menghindari stress
8) Istirahat

26
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
2.3.1. Pengkajian
1. Identitas Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Suku, Alamat
b. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga terdiri dari Nama, Jenis Kelamin, Umur,
Hubungan Keluarga dengan KK, Pemdidikan, Pekerjaan, Status
Kesehatan dan Status Imunisasi dari anggota keluarga yang dibuat
dalam bentuk table untuk memudahkan pengamatan
c. Genogram
Genogram merupakan simbol-simbol yang digunakan untuk
menggambarkan susunan keluarga. Data-data yang perlu
dicantumkan dalam pembuatan genogram adaqlah sebagai berikut
:
1) Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
2) Umur anggota keluarga ditulis dalam symbol laki-laki dan
perempuan
3) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah kiri symbol
laki-laki dan perempuan
4) Palung sedikit disusun 3 generasi
5) Penyakit yang sedang diderita saat ini ditulis sebelah symbol.
d. Tipe/bentuk keluarga

27
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut
e. Latar belakang kebudayaan/suku bangsa
Dalam latar belakang kebudayaan/suku bangsa yang perlu dikaji
dari keluarga adalah asal suku bangsa keluarga dan kebudayaan
suku tersebut yang terkait dengan kesehatan, tempat tinggal
keluarga, kegiatan keagamaan, social, budaya, pendidikan,
kebiasaan diet dan berbusana dan penggunaan bahasa sehari-hari
f. Agama dan Kepercayaan
Yang perlu dikaji adalah agama dan kepercayaan yang dianut, nilai-
nilai keagamaan dan keaktifan keluarga tersebut dalam kegiatan
keagamaan yang dianut atau organisasi keagamaan lain.\
g. Status Sosial Ekonomi
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
keluarga dan kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
h. Kegiatan waktu luang/rekreasi
Rekreasi keluarga tidak hanya mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktifitas rekreasi
i. Kebiasaan hidup sehari-hari
Yang harus dikaji adalah kebiasaan keluarga dalam kehidupan
sehari-hari

2. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Dalam menentukan tahap perkembangan keluarga mengacu pada
delapan tahap kehidupan keluarga menurut Duvall ( 1985 ) dan Mc
.Godrick ( 1989)
28
b. Jangkauan pencapaian tahap perkembangan keluarga
Pada tahap ini yang perlu dikaji adalah tugas perkembangan
keluarga sesuai dengan tahapan perkembangan

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat Keluarga Sebelumnya
b. Disini diuraikan riwayat keluarga baik dari pihak suami maupun
dari pihak istri sebelum membentuk keluarga sampai saat ini
c. Riwayat Kesehatan Masing-masing Anggota Keluarga
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga,
jika ditemukan masalah keperawatan maka dilanjutkan dengan
pengkajian 5 fungsi perawatan keluarga yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan yaitu sejauh mana keluarga
mengenal fakta dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi
serta persepsi keluarga terhadap masalah
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat, sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah.
3) Merawat anggota yang sakit, sejauh mana anggota keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan
pekermbangan perawatan yang dibutuhkan
4) Memodifikasi lingkungan dengan cara memelihara lingkungan
yang sehat
5) Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan dimasyarakat
29
4. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Yang harus dipaparkan adalah gambar dan jelaskan tentang
karakteristik rumah

b. Karakteristik Lingkungan Rumah ( tetangga dan komunitas )


Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dam komunitas
setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat
c. Mobilitas geografi keluarga
Mobilitas geografi keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat dan sudah berapa lama keluarga tinggal
didaerah tersebut.
d. Perkumpulan dan interaksi keluarga dengan komunitas
Mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada
e. Sistem dukungan social keluarga
Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga baik secara formal
maupun informal untuk menunjang kesehatan yang meliputi
fasilitas, psikologis, atau dukungan dari keluarga dan fasilitas social
atau dukungan masyarakat setempat dengan mengkaji siapa yang
menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan,
dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga

5. Struktur Keluarga
a. Pola dan proses komunikasi

30
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
bahasa apa yang digunakan dalam keluarga, bagaimana frekuensi
dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam keluarga dan hal-
hal dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan.

b. Struktur kekuatan
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
anggota keluarga lainnya untuk mengubah perilaku yang berkaitan
dengan kesehatan
c. Struktur Peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal dan siapa yang menjadi model
peran dalam keluarga dan apakah ada konflik dalam pengaturan
peran yang selama ini dijalani
d. Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan

6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya
dan sikap saling menghargai dalam keluarga
b. Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku
c. Fungsi perawatan kesehatan

31
Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian, dan
perlindungan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga
e. Fungsi ekonomi
f. Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan dan memanfaatkan sumber yang ada dimasyrakat
dalam upaya meningkatkan status kesehatan

7. Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
b. Respon keluarga terhadap stressor
c. Penggunaan strategi koping
d. Koping yang berhasil dilakukan oleh keluarga
e. Koping disfungsional
8. Pemeriksaan Fisik
Diperiksa sesuai keadaan klien meliputi penampilan umum, Tanda-
tanda vital, Head to toe

2.3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Analisa Data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan
Typologi masalah dalam family healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :

32
a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan.
Contoh :
1) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet

b. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan


kesehatan.
Contoh:
1) Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
2) Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
c. Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya
mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.

2. Penentuan Prioritas Masalah


Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan
pedoman sebagai berikut :
K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3

33
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :
1) Tentukan skor untuk tiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor X bobot
Angka tertinggi

3) Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan


seluruh bobot

2.3.3. Intervensi Keperawatan


Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan

34
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul
Effendi,1998 : 54 )

2.3.4. Implementasi Keperawatan


Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita
hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara
lain :
a. Deteksi dini kasus baru.
b. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c. Melakukan rujukan
d. Bimbingan dan penyuluhan.

2.3.5. Evaluasi Keperawatan


Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put )
dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi
penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
1) Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari
tindakan keperawatan.
2) Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka
dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
3) Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah
kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.

35
4) Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt Care
, 1989 : 97 )

36
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN
BILE KERE DESA UBUNG KECAMATAN JONGGAT
WILAYAH KERJA PUSKESMAS UBUNG
TANGGAL 23 APRIL 2018 – 5 MEI 2018

A. PENGKAJIAN ( Tanggal : 24 APRIL 2018 )


I. Data Umum
1. Kepala Keluarga KK : Tn. H
2. Alamat : Dusun Bile Kere, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah
3. Telepon :-
4. Pekerjaan KK : Buruh
5. Pendidikan KK : SMP
6. Komposisi Keluarga :
Hub. Status
NO Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan
Kel.KK Imunisasi
1 Tn.“H” L Suami 46 th SMP Buruh -
2 Ny.”S” P Istri 20 th SMP Petani -

3 Ny.”A” P Nenek 65 th SD Belum IRT -


Tamat
4 An.”D” L Anak 5 th TK Pelajar Lengkap

37
Genogram :
hipertensi

Keterangan :

: Laki-Laki : Identifikasi Klien

: Perempuan : Anak Kandung

: Menikah
: Tinggal dalam satu
: Meninggal rumah

7. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn.H adalah keluarga tradisional dengan tipe keluarga besar
adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, keponaan, paman-bibi).

38
8. Suku Bangsa : Sasak/Indonesia
9. Agama : Islam
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. “S” mengatakan bekerja sebagai petani, sedangkan Tn. “H” yang
berprofresi sebagai buruh penghasilan sekitar ± Rp.500.000 – 1.000.000
/ bulan. Uang tersebut digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-
hari. Dari hasil observasi, keluarga ini tidak mempunyai tabungan dan
yang mengelola uang dalam keluarga adalah Ny. “S”.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga mengatakan jarang melakukan kegiatan rekreasi, baik pada
hari minggu ataupun hari libur nasional lainnya. Keluarga mengatakan
jika ada waktu senggang digunakan untuk berkumpul dengan keluarga
atau tetangga.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap Perkembangan Keluarga Ny. S adalah Tahap III keluarga dengan
anak prasekolah (families with preschool). Tahap ini dimulai saat anak
pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Anak
pertama berumur 5 tahun di tingkat prasekolah.Ny. S mengatakan selalu
menanamkan nilai dan norma agama dalam perkembangan anaknya.
2. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Ny. “S” mengatakan keluarga belum mampu untuk merawat anggoya
keluarga yang menderita hypertensi karena kurangnya pengetahuan dan
tidak mengerti tentang hypertensi. Tugas keluarga yang terpenuhi saat
ini, keluarga memberikan figure yang baik bagi anak-anaknya.Pada
tahap ini tugas pengembangan keluarga dengan prasekolah yaitu
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga,
Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
39
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a) Ny .S
Ny.S mengatakan bahwa Ny.A menderita penyakit Hipertensi sejak
tahun 2014 yang lalu. Keluhan yang dirasakan pertama kali adalah
pusing, sakit pada leher, susah tidur saat malam hari, terasa panas
pada daerah kaki. Ny.A setahun yang lalu pernah di rawat inap di
puskesmas ubung karena hypertensi dengan tekanan darah 200/150
mmhg, Ny.A tidak memiliki kebiasaan meminum kopi ataupun
merokok Sedangkan anggota keluarga yang lain hanya menderita
penyakit biasa seperti batuk, pilek, demam dan cepat sembuh
dengan meminum obat yang di beli di warung dan saat ini anggota
keluarga yang lain dalam keadaan sehat.
Ny.A sudah pernah berkunjung ke puskesmas ubung untuk
memeriksakan keadaan dirinya, dan selalu minum obat yang
diberikan oleh dokter.
Tetapi gejala hipertensi seperti nyeri pusing dan nyeri dibagian
tekuk masih tetap dirasakan. Dari hasil pengkajian didapatkan TD :
160/100 mmHg, Nadi : 84x/menit, RR : 20x/menit.
b) Ny.S
Ny.S tidak menderita penyakit hipertensi tetapi terkadang keluhan
yang dirasakan adalah pegal-pegal pada daerah badan, pusing. Ny.
T mengatakan gejala yang dirasakan tersebut setelah melakukan
aktivitas karena profesi dari Ny.S adalah petani. Dari hasil
Pengkajian didapatkan TD : 100/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, RR :
20x/menit. Pada Anak pertama tidak ada mengalami keluhan
c) Anak I
Pada Anak I tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak memiliki
riwayat penyakit

40
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Ny.S mengatakan orang tua dari suaminyanya ada riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi.
Sedangkan Ny.S tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, stroke, kencing manis, asma dan jantung

III. Data Lingkungan


1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati oleh Keluarga Ny.S merupakan rumah sendiri,
yang terdiri dari 1 lantai dengan kontruksi bangunan permanen. Luas
bangunan rumah 5x6 𝑚2 status rumah milik pribadi, jenis rumah petak,
atap rumah terbuat dari genteng, ventilasi dan kebersihan rumah cukup,
pengaturan rumah kurang/tidak teratur, keluarga jarang membuka
jendela, penerangan menggunakan listrik PLN, lantai rumah terbuat dari
semen. Keluarga tidak mempunyai tempat pembuangan sampah
dirumah, sampah dibuang dan dibakar, keluarga mengambil air untuk
minum di sumur, keluarga tidak mempunyai saluran pembuangan air
sehingga pembuangan ke got didekat rumah. Kelengkapan rumah, lantai
rumah terbuat dari semen, rumah hanya terdiri dari 2 kamar tidur, ruang
makan tidak ada, 1 kamar mandi dan WC, 1 ruang dapur, keluarga
mengatakan kurang mengerti dengan syarat-syarat rumah sehat
2. Denah Rumah
U
1 2

B T
3 4

41
Keterangan :
1. Kamar Tidur
2. Dapur
3. Teras
4. Kamar mandi/WC
3. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Keluarga Ny.S mengatakan sering mengikuti kegiatan yang diadakan
dimasjid ataupun acara yang dilaksanakan didesanya, dan hubungan
keluarga Ny.S dengan tetangga sekitar yaitu baik. Anggota keluarga
sering ikut dalam anggota kemasyarakatan seperti gotong royong ,
keluarga juga tidak cukup berpengaruh dimasyarakat, tidak ada konflik
keluarga dengan masyarakat.
4. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny.S mengatakan tidak pernah pindah tempat tinggal sela
menikah sampai saat ini.
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny.S mengatakan Ny.A jarang ikut dalam kegiatan yang diadakan di
lingkungan tempat tinggalnya seperti pengajian, gotong royong dan
acara lainnya .
6. Sistem Pendukung Keluarga
Ny.S mengatakan jika Ny.A sakit maka Ny.S mengalami kesilitan untuk
ke pelayanan kesehatan karena tidak memiliki kendaraan untuk pergi
berobat ke puskesmas yang diantar oleh keluarga .

42
IV. Struktur Keluarga
1. Struktur Peran
Tn.H berperan sebagai kepala keluarga dan kepala rumah tangga. Ny.S
berperan sebagai ibu rumah tangga yang membantu suami mencari
nafkah dengan menjadi petani dirumahnya dan merawat anak-anak.
Anak pertama berperan sebagai anak pertama.
2. Nilai dan Norma Keluarga
Ny.S mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga
disesuaikan dengan agama yang dianut oleh keluarga, bila ada keluarga
yang sakit akan dibawa ke sarana kesehatan.
3. Pola Komunikasi Keluarga
Ny.S mengatakan pola komunikasi dalam keluarga dilakukan secara
terbuka tetapi terkadang ada masalah yang membuat salah satu anggota
keluarga ( Anak I ) hanya mau berkomunikasi dengan Ibunya saja.
4. Struktur Kekuasaan Keluarga
Ny.S mengatakan bahwa yang membuat dan mengambil keputusan
dalam keluarga adalah KK, dimana keputusan tersebut sudah
dibicarakan sebelumnya dengan anggota keluarga. Ny.S mengatakan
dalam keluarga terkadang saling menghargai antara satu dengan yang
lain dan terkadang tidak. Ny.S mengatakan bahwa Tn.H biasanya
bersifat egois terutama masalah ekonomi.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Ny.S mengatakan sangat menyayangi anggota keluarganya, begitu juga
AnaK I. Anak I juga memberikan perhatian kepada Ny.S dan Ny.A
dengan cara suka mengikuti apa yang diminta seperti tidak nakal,
belajar dengan rajin, membantu orang tua.

43
2. Fungsi Sosialisasi
Kegiatan yang ada dilingkungan ini adalah kerja bakti yang tidak tentu
dilakukan. Ny.S dan Ny.S sesekali mengikuti kegiatan kerja bakti jika
dalam keadaan baik. Diwaktu luang, Ny.S dan Ny.A juga sering
mengobrol dengan tetangga sekitar, mampu berinteraksi dengan baik di
lingkungan dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
3. Fungsi Pemenuhan Kesehatan
a) Mengenal Masalah Kesehatan
Ny.S tidak dapat mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga.
b) Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan
Ny.S dan Ny.A tidak mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
merasakan adanya masalah kesehatan, Ny.S merasa kadang
menyerah terhadap masalah yang dialami termasuk penyakit yang
diderita oleh Ny.A, keluarga merasa takut akan akibat penyakit yang
menderita salah satu anggota keluarga terutama yang diderita oleh
Ny.A, keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan, Tn.H kurang percaya terhadap petugas kesehatan karena
Ny.A sampai sekarang Hipertensi yang diderita tidak kunjung
sembuh.
c) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Ny.S mengetahui keadaan penyakit yang diderita saat ini tetapi
perawatan yang dilakukan sangat kurang, anggota keluarga yang
bertanggung jawab adalah Ny.A, sedangkan sumber keuangan atau
financial saat ini dari Tn.H dan Ny.S, sikap keluarga terhadap yang
sakit adalah perhatian satu sama lain.
d) Kemampuan Keluarga Memelihara atau Memodifikasi Lingkungan
Rumah yang Kuat

44
Tn.H dan Ny.S jarang menerapkan kepada anak-anaknya bahwa
pentingnya hygiene untuk lingkungan rumah yang sehat. Tn.H dan
Ny.S selalu mengajarkan An.D untuk selalu membuang sampah
pada tempatnya, menyapu halaman rumah, membersihkan
lingkungan dalam rumah
e) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Keberadaan fasilitas keluarga sangat mudah terjangkau dari rumah,
Ny.S percaya petugas kesehatan yang lainnya.
4. Fungsi Reproduksi
Ny.S memiliki suami dengan 1 orang anak laki-laki. Ny.S mengatakan
pernah menggunakan alat KB seperti spiral saat ini.
5. Fungsi Ekonomi
Ny.S mengatakan saat ini Ny.A sudah tidak bekerja dikarenakan sakit
yang diderita , saat ini Ny.S dalam mencari nafkah yang bekerja sebagai
petani dengan penghasilan ± Rp 500.000/bulan. Uang tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

VI. Stress dan Koping keluarga


1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Nyonya “A” mengatakan sejak tiga tahun lalu mengalami penyakit
Hipertensi yang sewaktu-waktu penyakitnya bias kambuh dan
membuatnya khawatir,Ny “A” khawatir jika suatu saat Hipertensinya
kambuh dan dia tidak mempunyai uang/penghasilan untuk lebih untuk
pengobatan,disamping itu anaknya masih sekolah dan masih
membuthkan banyak biaya.
2. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap Stressor
Ny “A” mengatakan dalam menghadapi masalah di dalam keluarga
maka keluarga akan mendiskusikannya untuk mendapat penyelesaian

45
yang tepat dan akan menusaha semampunya untuk dapat menyelesaikan
masalah terebut,maka keluarga akan menyerahkan dan pasrah kepada
Tuhan Yang Maha Esa,serta akan senantiasa berdo’a agar masalah yang
dihadapi tidak berlarut-larut.
3. Strategi Koping yang Digunakan
Ny”A” mengatakan selalu berusaha menghadapi dan menyelesaikan
masalah yang ada di dalam keluarga,serta selalu tabah dan sabar
menghadapi keadaan keluarganya saat ini.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Nyonya “A” mengatakan saat in mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi.

VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

No Keterangan Tn. ”H” Ny. “S” Ny. “A” An. “D”


1 Penampilan Baik Baik Baik Baik
Umum 165 cm 137 cm 155 cm 112cm
TB : 67 kg 48 kg 56 kg 20 kg
BB :
2 TTV
TD 110/70mmHg 100/70mmHg 160/100mmHg
Nadi 84x/menit 80x/menit 80x/menit 72x/menit
Suhu 36℃ 36℃ 36℃ 36℃
RR 22x/menit 20x/menit 20x/menit 25x/menit

3 Bagian Bersih, hitam, Bersih, Bersih, hitam, Bersih,


Kepala pendek, tidak hitam, panjang, tidak hitam,
Rambut berketombe, panjang, berketombe, pendek, tidak
tidak mudah tidak tidak mudah berketombe,
rontok, berketombe, rontok, tidak mudah
tidak mudah rontok,
rontok, Tidak anemik
Conjungtiva Tidak anemik Tidak anemik Tidak ikteris
Sclera Tidak ikteris Tidak anemik Tidak ikteris Simetris,
Telinga Tidak ikteris tidak ada

46
Simetris, tidak Simetris, Simetris, tidak peradangan
ada peradangan tidak ada ada peradangan dan tidak ada
dan tidak ada peradangan dan tidak ada serumen.
serumen. dan tidak ada serumen.
serumen.

Hidung Septum di Septum di Septum di Septum di


tengah, tidak tengah, tidak tengah, tidak tengah, tidak
bersekret, tidak bersekret, bersekret, tidak bersekret,
ada kelainan tidak ada ada kelainan tidak ada
pada kelainan pada pada penciuman kelainan pada
penciuman penciuman penciuman

Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir


lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak
ada kesulitan ada kesulitan ada kesulitan ada kesulitan
dalam menelan dalam dalam menelan dalam
dan tidak ada menelan dan dan tidak ada menelan dan
sianosis tidak ada sianosis tidak ada
sianosis sianosis

4 Dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada


klien simetris, klien klien simetris, klien
tidak terjadi simetris, tidak terjadi simetris,
barrel chest, tidak terjadi barrel chest, tidak terjadi
funnel chest barrel chest, funnel chest barrel chest,
maupun pigeon funnel chest maupun pigeon funnel chest
chest. Pada maupun chest. Pada maupun
dada tidak ada pigeon chest. dada tidak ada pigeon chest.
lesi, oedema Pada dada lesi, oedema Pada dada
tidak ada lesi, tidak ada lesi,
oedema oedema

Jantung BJ I dan BJ II BJ I dan BJ II BJ I dan BJ II BJ I dan BJ II


tunggal, tidak tunggal, tidak tunggal, tidak tunggal, tidak
ada bunyi ada bunyi ada bunyi ada bunyi
jantung jantung jantung jantung
tambahan tambahan tambahan tambahan

47
Paru Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan
vesikuler, tidak vesikuler, vesikuler, tidak vesikuler,
ada suara tidak ada ada suara tidak ada
tambahan suara tambahan suara
tambahan tambahan
5 Abdomen
Inspeksi Pada saat Pada saat Pada saat Pada saat
inspeksi inspeksi inspeksi inspeksi
abdomen klien abdomen abdomen klien abdomen
tidak terdapat klien tidak tidak terdapat klien tidak
pembesaran, terdapat pembesaran, terdapat
tidak ada lesi, pembesaran, tidak ada lesi, pembesaran,
warna kulit tidak ada lesi, warna kulit tidak ada lesi,
abdomen sawo warna kulit abdomen sawo warna kulit
matang dan abdomen matang dan abdomen
terlihat bersih sawo matang terlihat bersih sawo matang
dan terlihat dan terlihat
bersih bersih

Auskultasi Peristaltic ususPeristaltic Peristaltic usus Peristaltic


12x/menit usus 12x/menit usus
12x/menit 15x/menit
Perkusi Tympani Tympani Tympani Tympani
Palpasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
massa, tidak massa, tidak massa, tidak ada massa, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri nyeri tekan ada nyeri
epigastrik, tekan epigastrik, tidak tekan
tidak ada epigastrik, ada pembesaran epigastrik,
pembesaran tidak ada linen dan hepar tidak ada
linen dan hepar pembesaran pembesaran
linen dan linen dan
hepar hepar
6 Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkaka pembengkakan, pembengkaka
simetris, dapat n, simetris, simetris, dapat n, simetris,
digerakkan dapat digerakkan dapat
kesegala arah digerakkan kesegala arah digerakkan
kesegala arah kesegala arah
7 Kaki Tidak ada Tidak ada Adanya keluhan Tidak ada
keluhan, tidak keluhan, pegal-pegal keluhan,
tidak ada tekuk leher, tidak ada

48
ada pembengkaka pusing seperti pembengkaka
pembengkakan n berkunang- n
kunang terasa
panas pada
daerah kaki

VIII. Harapan Keluarga


Ny. S mengatakan sanagat mengharapkan anggota keluarga dapat memilik
pribadi yang sehat, bisa mencegah terjadinya penyakit yang akan datang.
Keluarga Ny. S berharap anggota keluarga dapat berperan masing-masing
tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatannya. Sehingga semua bisa
berjalan lancar tanpa hambatan dan Ny. A bisa sembuh dan keluarga selalu
dalam keadaan sehat agar bias beraktivitas sebagaimana biasanya.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
I. Analisa dan Sintesis Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Ketidak Resiko tinggi
mampuan serangan
1. Ny. A menderita
keluarga berulang pada
hipertensi sejak tahun
mengenal Ny. A
2014 Pernah dirawat di
masalah yang
PuskesmasUbung karena
berkaitan
terkena Hipertensi
dengan
2. Kadang-kadang merasakan
hipertensi
tidak enak badan dan
kepala pusing, sakit pada
daerah tekuk leher saat
tekanan darahnya naik
tinggi
3. Keluarga mengatakan
tidak tahu banyak tentang
hipertensi, termasuk
bahaya dan tindakan yang
dapat dilakukan untuk
mencegah maupun
menanggulanginya bila

49
ada serangan

DO :
1. Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum Ny. A :
Tampak keletihan,
Penampilan terlihat rapi,
kebersihan diri baik.
2. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah :
160/100 mmHg.
Respirasi : 22 x/mnt
Suhu : 36 0C
TB : 155 cm
BB : 56 Kg.

2 DS : Kurang Ancaman
1. klien dan keluarga pengetahuan kesehatan
mengatakan kadang klien dan
pengolahan makan keluarga cara
disatukan dengan klien pengoalahan
hipertensi dan anggota makanan untuk
keluarga yang lain klien hipertensi
DO :
1. Jumlah dan jenis makan
dengan anggota
keluarga yang lain
kadang berbeda karena
klien jarang
mengkonsumsi garam

50
II. Perumusan Diagnosis Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan ( PES )
1 Resiko tinggi serangan berulang pada Ny. A berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga mengenal tentang masalah penyakit
hipertensi yang ditandai dengan Ny. A menderita hipertensi sejak
tahun 2014 Pernah dirawat di Puskesmas Ubung karena terkena
Hipertensi, Kadang-kadang merasakan tidak enak badan dan kepala
pusing seperti berkunang-kunag saat tekanan darahnya naik tinggi ,
Keluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang hipertensi, termasuk
bahaya dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah maupun
menanggulanginya bila ada serangan

2 2. Ancaman kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan


klien dan keluarga cara pengoalahan makanan untuk klien
hipertensi yang ditandai dengan klien dan keluarga mengatakan
pengolahan makan kadang disatukan dengan klien hipertensi dan
anggota keluarga yang lain dan Jumlah dan jenis makan dengan
anggota keluarga yang lain kadang berbeda karena klien jarang
mengkonsumsi garam

III. Penilaian ( Skoring ) Diagnosis Keperawatan


No
Dx Kriteria Skor Pembenaran
kep
1 a. Sifat masalah: 3/3x1=1 a. Ketidak tahuan
Tidak/kurang sehat keluarga tentang
masalah penyakit
hipertensi
merupakan bahaya
terhadap kondisi
klien.

b. Kemungkinan 1/2x2= 1 b.Kondisi klien pada


masalah dapat usia lansia.
diubah: Lama penyakit
Hanya sebagian sudah + 2 tahun

51
Berdasarkan
prognosa masalah
hipertensi hanya
sebagian kecil bisa
sembuh, dan hanya
bisa dilakukan
tindakan
pencegahan.

c. Potensial masalah 2/2x1=1 c. Penyakit hipertensi


untuk dicegah: memungkinkan
Tinggi untuk dicegah
dengan menghindari
faktor resiko.
keluarga mau diajak
kerjasama
(kooperatif)

d. Menonjolnya 2/2x1=1 d. Bila tidak segera


masalah: ditangani maka
Masalah berat, harus akan terjadi
segera ditangani komplikasi lebih
lanjut, seperti
stroke,
kelumpuhan.
Total Skor 4
2 a. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 a. Kurang/tidak
sehat.
b. Kemungkinan 1/2 x 2 = 1 b. Kurangnya
masalah dapat pengetahuan
diubah klien dan
keluarga cara
pengolahan
makanan

52
c. Potensi untuk 2/3 x 1 =2/3 c. Tingkat
mencegah masalah pengetahuan
dan kesadaran
klien dan
keluarga masih
kurang
d. Menonjolnya 0x1=0 d. Tidak
masalah mengikuti
anjuran yang
diberikan dan
tidak dianggap
suatu masalah.

Total Skor 2 2/3

IV. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Prioritas Diagnosis Keperawatan Skor
1 Resiko tinggi serangan berulang pada Tn. S 4
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
mengenal tentang masalah penyakit hipertensi
yang ditandai dengan Tn. S menderita hipertensi
sejak tahun 2008 Pernah dirawat di RS karena
terkena Hipertensi, Kadang-kadang merasakan
tidak enak badan dan kepala pusing saat tekanan
darahnya naik tinggi , Keluarga mengatakan tidak
tahu banyak tentang hipertensi, termasuk bahaya
dan tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegah maupun menanggulanginya bila ada
serangan

2 Ancaman kesehatan berhubungan dengan kurang 2 2/3


pengetahuan klien dan keluarga cara pengolahan
makanan untuk klien hipertensi yang ditandai
dengan klien dan keluarga mengatakan
pengolahan makan disatukan dengan klien
hipertensi dan anggota keluarga yang lain

53
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Kriteria evaluasi
No.Dx Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Setelah dilakukan a. menyebutkan Verbal 1. Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan keluarga.
tindakan pengertian hipertensi (pengetahuan) menyebutkan tanda- 2. Kaji kemampuan keluarga yang
keperawatan tidak b. menyebutkan tanda tanda dan gejala telah dilakukan pada Ny. A.
terjadi serangan dan gejala hipertensi penyakit hipertensi. 3. Kaji tindakan yang pernah
berulang pada Ny. A (3-6) 2. Keluarga dapat dilakukan bila Tn. S mengalami
c. menyebutkan 3 mengidentifikasi gejala serangan.
faktor resiko yang dini terjadinya serangan. 4. Diskusikan dengan keluarga
menyebabkan 3. Keluarga dapat tentang tanda dan gejala peny.
hipertensi memutuskan tindakan Hipertensi.
d. menyebutkan 2 yang harus dilakukan 5. Diskusikan dengan keluarga
akibat hipertensi bila bila terjadi serangan. cara mengiidentifikasi serangan.
tidak dirawat. 6. Diskusikan alternatif yang dapat
e. menyebutkan 2 cara dilakukan untuk mencegah
mencegah timbulnya serangan berulang.
hipertensi. 7. Berikan kesempatan keluarga
menanyakan penjelasan yang
telah diberikan setiap kali
diskusi.
8. berikan penjelasan ulang bila
ada penjelasan yang belum
dimengerti.
9. Evaluasi secara singkat
terhadap topik yang
didiskusikan dengan keluarga.
10. Berikan pujian terhadap
kemampuan yang diungkapkan
keluarga
setiap kali diskusi.
54
2. Setelah dilakukan a. Klien dan keluarga Verbal 1. Klien dan keluarga 1. Kaji pengetahuan keluarga.
tindakan mampu mengolah ( Pengetahuan) mampu menyebut jumlah 2. Kaji kemampuan keluarga yang
keperawatan pasien makanan dalam makanan yang telah dilakukan pada Tn.S
tidak mengalami jumlah yang tepat.. dikonsumsi oleh klien 3. Beri penjelasan kepada klien
Ancaman kesehatan 2. Keluarga menyajikan dan keluarga tentang cara
berhubungan dengan makanan dalam jumlah pengolahan makanan untuk
kurang pengetahuan yang tepat untuk klien. klien .
klien dan keluarga - 4. Berikan penjelasan kepada klien
cara pengolahan dan keluarga tentang jumlah
makanan untuk klien makanan yang dikonsumsi oleh
hipertensi klien
5. Berikan contoh sederhana
kepada klien dan keluarga
tentang cara membuat makanan
dalam jumlah yang tepat
6. Berikan kesempatan keluarga
menanyakan penjelasan yang
telah diberikan setiap kali
diskusi.
7. Berikan penjelasan ulang bila
ada penjelasan yang belum
dimengerti.
8. Evaluasi secara singkat terhadap
topik yang didiskusikan dengan
keluarga.
9. Berikan pujian terhadap
kemampuan yang diungkapkan
keluarga
setiap kali diskusi.

55
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Tanggal Diagnosa Implementasi


dan Waktu Keperawatan
1. 25 April 1 1. Mengkaji pengetahuan keluarga.
2018 jam 2. Mengkaji kemampuan keluarga yang
12.00 telah dilakukan pada Ny. A.
3. Mengkaji tindakan yang pernah
dilakukan bila Ny. A mengalami
serangan.
4. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
tanda dan gejala peny. Hipertensi.
5. Mendiskusikan dengan keluarga cara
mengiidentifikasi serangan.
6. Mendiskusikan alternatif yang dapat
dilakukan untuk mencegah serangan
berulang.
7. Memberikan kesempatan keluarga
menanyakan penjelasan yang telah
diberikan setiap kali diskusi.
8. Memberikan penjelasan ulang bila ada
penjelasan yang belum dimengerti.
9. Mengevaluasi secara singkat terhadap
topik yang didiskusikan dengan keluarga.

2. 29 April 2 1. Mengkaji pengetahuan keluarga.


2018 jam 2. Mengkaji kemampuan keluarga yang
11.00 telah dilakukan pada Ny. A
3. Memberi penjelasan kepada klien dan
keluarga tentang cara pengolahan
makanan untuk klien .
4. Memberikan penjelasan kepada klien dan
keluarga tentang jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh klien
5. Memberikan contoh sederhana kepada
klien dan keluarga tentang cara membuat
makanan dalam jumlah yang tepat
6. Memberikan kesempatan keluarga
menanyakan penjelasan yang telah
diberikan setiap kali diskusi.
7. Memberikan penjelasan ulang bila ada
penjelasan yang belum dimengerti.
8. Mengevaluasi secara singkat terhadap
topik yang didiskusikan dengan keluarga.
9. Memberikan pujian terhadap kemampuan
yang diungkapkan keluarga
setiap kali diskusi.

56
E. Evaluasi Keperawatan

No. Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan Waktu Keperawatan
30 April 2018 1 S:
jam 11.00 Ny. A mengatakan pusingnya belum
berkurang, nyeri pada tekuk leher
Keluarga mengatakan tahu sedikit tentang
hipertensi, tanda dan gejala hipertensi
mengerti bahaya dan tindakan yang dapat
dilakukan untuk mencegah maupun
menanggulanginya bila ada serangan

O : Tekanan Darah 150/90 mmHg

A : Masalah Teratasi

P : Perencanaan dihentikan
30 April 2018 2 S:
jam 11.15 klien dan keluarga mengatakan pengolahan
makan tidak disatukan lagi dengan klien
hipertensi dan anggota keluarga yang lain

O : klien dan Keluarga sudah mengerti dan


Jumlah dan jenis makan sudah terpisah
dengan anggota keluarga yang lain
A : Masalah Teratasi

P : Perencanaan Dihentikan

57

Anda mungkin juga menyukai