Anda di halaman 1dari 18
Kinerja dan Kredibilitas Lembaga KPK Saat ini Dipertontonkan JAKARTA — Kasus Dana Hibah Pemproy Sum-Sel, Tahun Anggaran 2013 yang dinilai berkaitan dengan pemilihan Gubernur (Pilgub) pada waktu itu, hingga kini masih buram. Meskipun sudah berjalan 5 tahun, pada kasus korupsi yang mencapai triliunan rupiah itu, pihak berwenang hi i baru menjerat 2 terdakwa. Itu pun, diduga kuat kedua orang ini bukanlah aktor utama Dilangsir dari beberapa media lokal maupun media Nas mengatakan bahwa” Laonma Tobing (mantan Kepala BPKAD Pemprov Sum-Sel) dan Ikhwanudin (mantan Kepala Kesbangpol Provinsi Sum-Sel), hanyalah aktor-aktor pembantu alias pejabat bawahan yang kebetulan bernasib buruk. “A.ya.. melihat ada indikasi bahwa saya akan dikorbankan (03/02/2018). Mahkamah Konstitusi (MK) pun menemukan fakta bahwa calon incumbent saat itu telah menggunakan anggaran Bantuan Sosial pada APBD Sumsel tahun Anggaran 2013 untuk membiayai kampanye nya. Bahkan, MK menunda kemenangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2013, walaupun KPUD Provinsi Sumsel saat itu telah menetapkan pasangan pemenang. Masyarakat Anti Korupsi Indom (MAKI), bahkan pernah menggugal Jaksa Agung HM Prasetyo di Pra Pradilan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Jl. Ampera Raya, pada pukul 10.30 WIB, Selasa (09/05). Gugatan dilakukan Karena Jaksa Agung tidak segera menetapkan tersangka atas Gubernur Sumsel dalam perkara dugaan korupsi Dana Hibah Sumsel tahun 2013. Ketua MAKI, Bonyamin Saiman, berpendapat bahwa Jaksa Agung menghentikan perkara ini dan hanya menimbulkan dua tersangka kepala dinas, diduga untuk menutupi hal yang tinggi. Menurutny s dugaan korupsi bansos dan hibah snya tidak mempersangkakan hanya di level kepala , Letapi pejabat di atasnya harus menjadi tersangka. “Saya mendapatkan data dari audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai data hasil kerugian negara. Harapan saya, hakim dapat lebih profesional dalam mengambil keputusan,” ujar Bonyamin dalam salah satu keterangan persnya. ‘Tujuan dilakukannya gugatan tersebut menurut Bonyamin juga sebagai menagih janji Jampidsus dan Jaksa Agung yang akan menambah tersangka baru, namun sampai saat ini tidak terbukti. Bonyamin mengingatkan, jelas dalam persidangan, tlerdakwa Laonma Tobing dan [khwanuddin hanya menjalankan arahan atau perintah dari atasan saja. Kuat dugaan keterlibatan atasan tergambar dalam fakta persidangan, Dalam kesaksiannya, Laonma Tobing juga mengkonfirmasi bahwa Sekretaris Daerah (Sekda) tidak mau tanda tangan suatu dokumen. Akhirnya, Laonma Tobing yang tanda tangan alas saran Gubernur. Dugaan keterkaitan Gubernur dalam proses pencairan Dana Hibah ini, ditegaskan oleh Bonyamin, menjadi terkonfirmasi. “Bahasa hukumnya diduga terlibat, bahkan tidak hanya mengetahui, tetapi juga mengarahkan,” tegas Bonyamin, Bermodal informasi itu semua, Bonyamin mengatakan bahwa harusnya KPK dapat merespon cepat kasus tersebut. Sebagai penegak hukum pemberantas korupsi, KPK juga harusnya tan menelusuri informasi-informasi yang berkembang sejauh ini. Tidak hanya menunggu, tapi harusnya bisa menjemput bola dalam menumpas kejahatan korupsi. Sumber : Kilikanggaran.com (Baca juga : Tajuk Klikanggaran Mega Skandal Korupsi Hibah Sumsel : Teatrikal Tingkat Dewa). (Baca juga : Skema Menyelamatkan sang Dalang dalam Korupsi Hibah Sumsel)

Anda mungkin juga menyukai