Anda di halaman 1dari 6

E.

PATOMEKANISME
Jantung mendapatkan vaskularisasi dari arteri koronaria untuk
menyalurkan oksigen serta membuang hasil metabolisme seperti CO2, asam
laktat, dan ion hidrogen dari miokard. Iskemia terjadi ketika kebutuhan oksigen
meningkat sedangkan pasokan oksigen menurun. Penurunan pasokan oksigen
dapat terjadi pada keadaan anemia, keracunan karbon monoksida, namun
seringkali disebabkan oleh atherosklerosis.

Atherosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya angina dan infark


miokard. Angina stabil terjadi akibat penyempitan arteri koronaria, angina
tidak stabil ialah akibat dari oklusi trombotik yang berlangsung 10-20 menit.
Infark miokard terjadi pada trombus yang persisten.

Gambar 2. Patofisiologi Atherosklerosis ( Ambrose et al., 2015).


Jantung mendapatkan energi dari adenosintrifosfat ( ATP). Ketika tidak
ada oksigen, maka terjadi metabolisme anaerob sehingga produksi asam laktat
meningkat. Jika reperfusi tidak dilakukan dalam waktu 40-60 menit dapat
menyebabkan kerusakan ireversibel yang ditandai dengan membengkaknya
mitokrondria, kerusakan pada membran sel serta penurunan glikogen. Jika
dalam 5 menit dilakukan reperfusi, maka fungsi sistolik dapat kembali
membaik, walaupun diastolik membaik dalam waktu lebih lama sekitar 40
menit. Iskemia yang tidak ditangani dalam 1 jam membutuhkan waktu 1 bulan
untuk mengembalikan fungsi ventrikel ( Kusumoto, F, 1995).
F. GEJALA DAN TANDA
1. Gejala :
a. Nyeri dada substernal, menjalar leher, punggung, bahu, dan lengan kiri
• Seperti tertindih, terikat, teriris
• Durasi >15 min
• Berkurang sedikit/tidak hilang dengan istirahat.
• Tidak dipengaruhi batuk, nafas dalam dan pergerakan.
b. Sesak nafas
c. Diaphoresis
d. Bradikardia/Takikardia
e. Mual dan muntah
2. Tanda :
a. EKG ( Kosowsky et al., 2009)
- Elevasi segmen ST ≥ 1 mm (0,1 mm) pada 2 atau lebih lead ekstremitas
yang berdampingan ( dari aVL sampai lead III,
termasuk –aVR
- Elevasi segmen ST ≥ 1 mm (0,1 mV) pada lead
precordial v4 sampai v6
- Elevasi segmen ST ≥ 2 mm (0,2 mV) pada lead
precordial v1 sampai v3
- Left bundle branch yang baru
b. Kenaikan biomarker jantung
- Peningkatan troponin I
- Peningkatan CKMB

G. PENEGAKAN DIAGNOSIS ( PERKI, 2015)


1. Anamnesis
a. Nyeri dada yang tipikal (angina tipikal) atau atipikal ( angina
ekuivalen)
Keluhan angina tipikal berupa rasa tertekan/berat daerah
retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area
interskapular, bahu, atau epigastrium. Keluhan ini dapat berlangsung
intermiten/ beberapa menit atau persisten ( >20 menit). Keluhan
angina tipikal sering disertai dengan diaphoresis, mual/muntah, nyeri
abdominal, sesak nafas, dan sinkop. Presentasi angina atipikal yang
sering dijumpai adalah rasa gangguan perncernaan, sesak nafas yang
sulit diterangkan, atau rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan.
Keluhan atipikal sering dijumpai pada pasien usia muda ( 25-40
tahun) atau usia lanjut ( > 75 tahun), wanita, penderita diabetes,
gagal ginjal menahun, atau demensia. Diagnosis sindrom koroner
akut menjadi lebih kuat jika ditemukan pada pasien dengan
karakteristik :
1. Pria
2. Memiliki riwayat penyakit aterosklerosis non koroner (
penyakit arteri perifer/karotis)
3. Memiliki penyakit jantung koroner atas dasar pernah
mengalami infark miokard, bedah pintas koroner, atau IKP
4. Memiliki faktor risiko : umur, hipertensi, merokok,
dislipidemia, diabetes mellitus, riwayat PJK dini dalam
keluarga, yang diklasifikasi atas risiko tinggi, risiko sedang,
risiko rendah menurut NCEP ( National Cholesterol
Education Program)
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengidentifikasi faktor pencetus
iskemia, komplikasi iskemia, penyakit penyerta, dan menyingkirkan
diagnosis banding. Regurgitasi katup mitral akut, suara jantung tiga s3,
ronkhi basah halus dan hipotensi harus diperiksa untuk mengidentifikasi
komplikasi iskemia. Ditemukannya tanda-tanda regurgitasi katup mitral
akut, hipotensi, diaphoresis, ronki basah halus, atau edema paru
meningkatkan kecurigaan terhadap SKA. Pericardial friction rub karena
perikarditis, kekuatan nadi tidak seimbang dan regurgitasi katup aorta
akibat diseksi aorta, pneumothoraks, nyeri pleuritik disertai suara nafas
yang tidak seimbang perlu dipertinbangkan dalam memikirkan diagnosis
banding SKA.
3. Pemeriksaan Elektrokardiogram
Gambaran EKG yang dijumpai pada pasien dengan keluhan angina
cukup bervariasi, yaitu : normal, non diagnostik, LBBB ( Left Bundle
Branch Block) baru/ persangkaan baru, elevasi segmen ST yang persisten
( > 20 menit) maupun tidak persisten, atau depresi segmen ST dengan atau
tanpa inversi gelombang T. Penilaian ST Elevasi dilakukan pada J point
dan ditemukan pada 2 sadapan yang bersebelahan. Nilai ambang elevasi
segmen ST untuk diagnosis STEMI untuk pria dan perempuan pada
sebagian besar sadapan adalah 0,1 mV. Nilai ambang elevasi segmen ST
di sadapab V1-3 pada pria usia ≥ 40 tahun adalah ≥0, 2 mV, < 40 tahun
adalah ≥0, 2 mV, sedangkan pada perempuan nilai ambang elevasi segmen
ST tanpa memandang usia adalah ≥ 0,15 mV.
Lokasi infark berdasarkan sadapan EK

Sadapan dengan Deviasi


Lokasi iskemia atau infark
Segmen ST
V1-V4 Anterior
V5-V6, AVL Lateral
II, III, AVF Imferior
V7-V9 Posterior
V3R. V4R Ventrikel kanan

Depresi segmen yang diagnostik untuk iskemia adalah sebesar ≥0,


05 mV di sadapan V1-V3 dan ≥0, 1 mV di sadapan lainnya. Inversi
gelombang T yang simetris ≥0, 2 mV memiliki spesifisita tinggi
untuk iskemia akut.

3. Pemeriksaan Marka Jantung


Kreatinin kinase – MB ( CKMB) atau troponin I/T merupakan marka
nekrosis miosit jantung dan menjadi marka untuk diagnosis infark
miokard. Dalam keadaan nekrosis miokard, pemeriksaaan CK-MB atau
troponin I/T menunjukan kadar yang normal dalam 4-6 jam setelah
awitan SKA, pemeriksaan hendaknya diulang 8-12 jam setelah awitan
angina. Jika awitan SKA tidak dapat ditentukan dengan jelas, maka
pemeriksaan hendaknya diulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama.

4. Pemeriksaan laboratorium
Data laboratorium seperti tes darah rutin, gula darah sewaktu, status
elektrolit, koagulasi darah, tes fungsi ginjal, dan profil lipid. Pemeriksaan
laboratorium tidak boleh menunda terapi SKA.

5. Pemeriksaan foto polos dada


Tujuan pemeriksaan ialah untuk membuat diagnosis banding, identifikasi
komplikasi dan penyakit penyerta
DAFTAR PUSTAKA

Ambrose, J. A., Manmeet S. 2015. Pathophysiology of Coronary Artery Disease


leading to Acute Coronary Syndromes, F1000Prime Reports, 7:08.

Kosowsky, J., Maame Y., Luke K., Andy J. 2009. The Diagnosis and Treatment of
STEMI In The Emergency Department. EB Medicine, vol 11, no 6.

Kusumoto, F. 1995. Patophysiology of Disease. Connecticut : Appleton & lange.

PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Jakarta : PERKI.

Anda mungkin juga menyukai

  • Morning Report X8 Ulkus Dekubitus
    Morning Report X8 Ulkus Dekubitus
    Dokumen14 halaman
    Morning Report X8 Ulkus Dekubitus
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen30 halaman
    Bab Ii
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • EFUSI PLEURA (Morning Report 17 September
    EFUSI PLEURA (Morning Report 17 September
    Dokumen25 halaman
    EFUSI PLEURA (Morning Report 17 September
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Masala H
    Masala H
    Dokumen1 halaman
    Masala H
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Chronic Kidney Disease
    Chronic Kidney Disease
    Dokumen4 halaman
    Chronic Kidney Disease
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Chronic Kidney Disease
    Chronic Kidney Disease
    Dokumen4 halaman
    Chronic Kidney Disease
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen1 halaman
    Bab 5
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen10 halaman
    Bab 4
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Pendahuluan
    Bahasa Pendahuluan
    Dokumen11 halaman
    Bahasa Pendahuluan
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen2 halaman
    Pemba Has An
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Psoriasis
    Psoriasis
    Dokumen2 halaman
    Psoriasis
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen3 halaman
    Penda Hulu An
    Nur Annisa Laras Fikria
    Belum ada peringkat