Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hikmah dan hidayat-Nya atas selesainya makalah ini yang berjudul “ METODE
ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM “. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Manajemen Keperawatan.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan. Namun, berkat bantuan semua pihak, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini terdapat banyak kekurangandan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan
tersebut, penulis berharap makalah ini dapatbermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya untuk proses pembelajaran.

Bukittinggi. 09 maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
atar belakang
umusan masalah
ujuan
BAB II PEMBAHASAN
efenisi metode tim
ujuan metode tim
elebihan dan kekurangan metode tim
anggung jawab dalam metode tim
angkah – langkah pelaksanaannya
BAB III PENUTUP
esimpulan
aran
Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penugasan pekerjaan dalam pemanfaatan tenaga keperawatan di Rumah sakit
adalah keterampilan yang dikembangkan oleh perawat, pengelola oleh nanajer
unit berdasarkan pengetahuan megenai kebutuhan keperawatan pasien dan
pengetahuan kemampuan staf termasuk jenis-jenis kategori tenaga yang ada.
Beberapa metode yang digunakan dalam perencanaan pelayanan keperawatan
dalam unit tergantung misi, falsafah dan tujuan serta model keperawatan yang
dianut. Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan
keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga
dapat berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan
manajemen asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang
menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan
diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model asuhan keperawatan
yang diberikan.
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang
digunakan di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah bagaimana pemahaman perawat tentang model-model asuhan
keperawatan tersebut.pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah
mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota
kelompok. metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak
memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan
dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai
kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan
menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat
profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki
tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung
jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan
supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas yang menjadi fokus pembahsan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Definisi metode tim
2. Tujuan metode tim
3. Kelebihan dan kelemahan metode tim
4. Tugas dan tanggung jawab dalam metode tim

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi metode tim
2. Untuk mengetahui tujuan metode tim
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode tim
4. Untuk mengethui tugas dan tanggung jawab dalam metode tim

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Metode Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat
yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yeng terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki
pengetahuan dibidangnya (registered nurse). Pembagian tugas dalam kelompok
dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua group dan ketua group
bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group atau tim. Selain itu ketua
group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas
apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala
ruang tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan terhadap klien.
Keperawatan Tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat
berbagi pemimpin keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat
menyatukan perbedaan katagori perawat pelaksana dan sebagai upaya untuk
menurunkan masalah yang timbul akibat penggunaan model fungsional. pada
model tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan keperawatan
profesional(Marquis& Hutson,2000). di bawah pimpinan perawat
profesional,kelompok perawat akan dapat bekerja bersam untuk memenuhi
sebagai perawat fungsional. penugasan terhadap pasien disebut untuk tim yang
terdiri dari ketua tim dan anggota tim. Model tim didasarkan padaa keyakinan
bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperaweatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab perawat yang tinggi. setiap anggota tim akan merasakan kepuasan karena
diakui kontribusinya di dalam mencapai tujuan bersama yaitu
mencapai kualitas asuhan keperawatan yang bermutu. potensi setiap anggota
tim saling melengkapi menjadi satu kekuatan yang dapat
meningkatkan kemampuan kepemimpinan serta menimbulkan rasa kebersamaan
dalam setiap upaya dalam pemberian asuhan keperawatan.
Pelaksanan konsep tim sangat tergantung pada filisofi ketua tim apakah
berorientasi pada tugas atau oada klien. perawat yang berperan sebagai ketua tim
bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang
ada di dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. tugas ketua tim
meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien,
melakukan pendidikan kesehatan mengkoordinasikan aktivitas klien.

B. Tujuan Metode Tim


Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
a. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
objektif pasien sehingga pasien merasa puas.
b. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge
dan transfer of experiences diantara perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan
c. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
e. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
f. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan
konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
tehnik kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik bila didukung oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional,
tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan
harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan
asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari
dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan
keperawatan. ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman
dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang
(nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di
delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan
tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara cermat. tugas
dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan
rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya,
membagi tugas kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan
yang di miliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol
dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya
apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima
laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim


Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan,
yaitu:
a. Pemimpin tim didelegasikan atau diberi otoritas untuk membuat
penugasan bagi anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya
b. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau
partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim.
c. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada
kelompok pasien
d. Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar dapat sukses.
Komunikasi meliputi:
 Penulisan perawatan klien
 Rencana perawatan klien
 Laporan untuk dan dari pempinan tim
 Penentuan tim untuk mendiskusikan kasusu pasien
 Umpan balik informal diantara anggota tim

1. Kelebihan
 Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
 Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
 Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar
 Memberikepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
 Memungkinkan meningkatkan kemempuan anggota tim yang berbeda-
beda secara afektif
 Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapat
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara
keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai
kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yanvg diberikan
 Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggunga jawabkan
 Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas

2. Kelemahan
 Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik
sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik
 Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila
konsepnya tidak diimplementasikan dengan total
 Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim
ditiadakan, sehingga komunikasi antar anggota tim terganggu
 Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung staf, berlindung kepada anggota tim yang mampu
 Akontabilitas dari tim menjadi kabur
 Tidak efisien bila dibandingkan dengn model fungsional karena
membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.

D. Tanggung Jawab dalam Metode Tim


Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa tanggung jawab
yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu asuhan keperawatab meningkat.
Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
1. Tanggung Jawab Kepala Ruangan
a. Menetapkan standar kerja yang diharapkan sesuai denganstandar
asuhan keperawatan
b. Mengorganisir pembagian tim dan pasien
c. Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan
kepemimpinan
d. Menjadi narasumber bagi ketua tim
e. Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode atau
model tim dalam pemberian asuhan keperawatan
f. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangannya
g. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada
diruangannya
h. Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang
lainnya
i. Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya,
kemudian menindak lanjutinya
j. Memotivasi staf untuk meningkatkan kemempuan melalui riset
keperawatan
k. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf
2. Tanggung Jawab Ketua Tim
a. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan denagn kepala
ruangan
b. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruangan
c. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan
keperawatan bersama-sama anggota tim
d. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medic
e. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan
bimbingan melalui konferensi
f. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang
diharapkan serta mendokumentasikannya
g. Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan
h. Menyelenggarakan konferensi
i. Melakukan kolaborasi denagn tim kesehatan lainnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
j. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab
timnya
k. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan
3. Tanggung Jawab Anggota Tim
a. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan
b. Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah
diberikan berdasarkan respon klien
c. Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan
d. Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim
e. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim
f. Memberikan laporan
E. Langkah - langkah pelaksanaannya
Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
1. Ketua Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang
prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni
apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim
adalah:
a. Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
b. Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan
medis
c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota
kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi
d. Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai
serta mendokumentasikannya.
2. Komunikasi yang efektifpenting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan
terjamin. Komunikasi yang terbukka dapat dilakukan melalui berbagai cara,
terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang merupakan
pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim
membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan
kemampuan mereka.
4. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil
baik, apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan
diharapkan telah:
a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk
pengembangankepemimpinan
d. Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim
keperaawatan
e. Menjadi narasumber bagi ketua tim
f. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset
keperawatan
g. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan
dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga
didasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan
terbaik. Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas
memberi asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam
keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat
yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua
tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran,
dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di
bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk
melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah wawasan para pembacanya. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi
awal untuk bahan penugasan dan bahan belajar para mahasiswa keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Swanburg,russel c. pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk


perawat klinis. Jakarta. 1994. Penerbit buku kedokteran EGC.

Satrianegara m.fais. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan.


Jakarta. 2009. Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai