MALARIA
Disusun
ANIKA FRASENTYA
TA : 2017 / 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MALARIA
D. SETTING TEMPAT
Penyaji
Audiance
E. PEMBAGIAN TUGAS
1. Peran Moderator
- Membuka dan menutup acara
- Membuat tata tertib acara
- Mengatur kelancaran acara
- Mengingatkan coleader tentang waktu kegiatan
2. Peran Penyaji
- Menyampaikan materi
- Coleader dan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta
F. SETTING ACARA
1. Pendahuluan
3. Penutup
G. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Seluruh audiens dapat mengikuti penyuluhan
b. Tempat dan alat tersedia
c. Peran dan tugas mahasiswa
2. Evaluasi proses
a. Melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di lakukan
b. Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan dan awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam diskusi
d. Waktu yang di rencanakan sesuai dengan pelaksanaan
3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 75% audien mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
b. Manimal 75% audien mampu menjelaskan kembali tentang materi
c. Minimal 75% audien dapat berperan aktif dalam proses diskusi
2. Etiologi
Malaria paling sering di sebabkan oleh gigitan nyamuk
spesiesAnopheles betina yang terinfeksi dengan spesies dari protozoa genus
plasmodium. Terdapat lima spesies paling umum yang memberikan pengaruh ceddera
terhadap manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai berikut.
1. Plasmodium Falcifarum
2. Plasmodium Vivax
3. Plasmodium Ovale
4. Plasmodium Malariae
5. Plasmodium Knowlesi
Plasmodium Knowlesi, baru-baru ini di identifikasi di Asia tenggara sebagai
patogen bermakna secara klinis pada amanusia (Cox-Singh, 2008) (Arif Muttaqin,
dkk, 2011).
3. Jenis-jenis Malaria
Sesuai dengan penyebab malaria di bedakan berdasarkan jenis
plasmodiumnya. (Arif Muttaqin, dkk, 2011)
JENIS MALARIA
Jenis Penyebab Klinis
Malaria Plasmodium Malaria tropika adalah jenis malaria
Tropika Falcifarum yang paling berat, di tandai dengan panas
yang iriguler, anemia, splenomogali,
parasitemia, dan sering terjadi
komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari.
Malaria ini menyerang semua bentuk
eritrosit. Plasmodium Falcifarum
menyerang sel darah merah seumur
hidup. Infeksi plasmodium falcifarum
sering sekali menyebabkan sel darah
merah yang mengandung parasit
menghasilkan banyak tonjolan untuk
melekat pada lapisan endotel dinding
kapiler dengan akibat obstruksi
trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini
sering kali lebih berat dan infeksi lainnya
dengan angka komplikasi tinggi
(Murphy, 1996)
Malaria Plasmodium Plasmodium malariae mempunyai
Kwartana malariae tropozoit yang serupa dengan
plasmodium vivak, lebih kecil dan
sitoplasmanya lebih kompak/lebih
biru.tropozoit matur mempunyai granula
coklat tua sampia hitam dan terkadang
mengumpul sampai terbentuk pita.
Skizon plasmodium malariae
mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun
seperti kelopak bunga/rosate. Bentuk
gametosit sangat mirip dengan
plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
(Cunha, 2008)
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah
puncak 48 jam. Gejala lain adalah nyeri
pada kepala dan punggung, mual,
pembesaran limpa, dan melaise umum.
Komplikasi jarang terjadi, namun dapat
terjadi seperti sindrome nefrotik dan
komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada
pemeriksaan akan di temukan edema,
asites, proteinuria, hipoproteinemia,
tanpa uremia dan hipertensi (Dorsey,
2000)
Malaria Plasmodium Ovale Malaria tersiana (plasmodium Ovale)
Ovale bentuknya mirip plasmodium malariae,
skizonnya hanya mempunyai 8 merozoid
dengan masa pigmen hitam di tengah.
Karakteristik yang dapat di pakai untuk
identifikasi adalah bentuk eritrosit yang
terinfeksi plasmodium ovale dimana
biasanya oval atau ireguler dan fibriated.
Malaria ovale merupakan bentuk yang
paling ringan dari semua bentuk malaria
yang di sebabkan oleh plasmodium
ovale. Masa inkubasi 11-16 hari,
walaupun priode laten sampai 4 tahun.
Serangan proksismal 3-4 hari dan jarang
terjadi lebih dari 10 kali walaupun tanpa
terapi dan terjadi pada amalam hari
( Busch, 2003)
Malaria Plasmodium Vivax Malaria tersiana (plasmodium vivax)
Tersiana biasanya menginfeksi eritrosit muda
yang diameternya lebih besar dari
eritrosit noramal, bentuknya mirip
dengan plasmodium falcifarum, namun
seiring dengan maturasi, tropozoid vivax
berubah menjadi amoeboid. Terjadi atas
12-24 merozoid ovale dan pigment
kuning tengguli. Gametosit berbentuk
aval hampir memenuhi seluruh eritrosit,
kromatinin eksternis, pigmen kuning.
Gejala malaria jenis ini secara periodik
48 jam dengan gejala klasik trias malaria
dan mengakibatkan demam berkala 4
hari sekali dengan puncak demam 72 jam
(karmona, 2009).
6. Patofisiologi
Pasien malaria biasanya memperoleh infeksi di daerah endemik melalui
gigitan nyamuk. Vektor, spesies nyamuk Anopheles, melewati plasmodia, yang
terkandung dalam air liur masuk ke dalam tubuh manusia saat nyamuk tersebut
menghisap darah hasil infeksi tergantung pada imunitas host. Individu dengan
kekebalan dapat secara spontan menghapus parasit. Pada mereka yang tidak memiliki
kekebalan, parasit, memperluas infeksi. Sejumlah kecil parasit
menjadi gametocytes, yang mengalami reproduks, seksual ketika diisap oleh nyamuk.
Hal ini dapat berkembang menjadi infeksi sporozoites. yang terus berkembang
menjadi siklus transmisi baru setelah menggigit ke dalam host baru. Secara garis
besar semua jenis plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian
di tubuh manusia dan sebagian di tubuh nyamuk.Kondisi masuknya sporozit ke dalam
tubuh manusia, maka akan terjadi siklus malaria yang terdiri atas siklus eksoeritrosit,
siklus eritrosit, dan siklus sporogonik (CDC, 2009).
a) Siklus eksoeritrosit.
Siklus ini terjadi di dalam tubuh manusia dan terjadi di dalam hati. Penularan
terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan
ludahnya memasukkan sporozoit ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya
bermukim pada sel hepatosit di parenkim hati. Parasit tumbuh dan mengalami
pembelahan. Setelah 6-9 hari skizon menjadi dewasa dan pecah dengan melepaskan
beribu-ribu merozoit. Sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan
berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain,
antara lain limpa atau diam di hati. Dalam waktu 48-72 jam, sel-sel darah merah
pecah dan merozoit yang dilepaskan dapat memasuki siklus dimulai kembali.
b) Siklus eritrosit.
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit
membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizonmerozoit. Setelah 2-3
generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa
antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa
prapaten, sedangkan masa tunas dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes
sampai timbulnya gejala klinis demam.
c) Siklus sporogonik.
Siklus ini terjadi di dalam tubuh nyamuk (sporogoni). Setelah beberapa siklus,
sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk-bentuk
seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak akan berkembang lalu mati bila tidak
diisap oleh Anopheles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari
gametosit jantan dan betina menjadi zigot, yang kemudian melakukan penetrasi pada
dinding lambung dan berkembang menjadi okista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit
kecil akan memasuki kelenjar ludah nyamuk.
A. KESIMPULAN
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem hematologi
melalui vektor nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium. (Arif Muttaqin, dkk,
2011)Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan
splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah
merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan
kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
Terdapat lima spesies paling umum yang memberikan pengaruh cedera
terhadap manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai berikut.
1. Plasmodium Falcifarum
2. Plasmodium Vivax
3. Plasmodium Ovale
4. Plasmodium Malariae
5. Plasmodium Knowlesi
Plasmodium Knowlesi, baru-baru ini di identifikasi di Asia tenggara sebagai
patogen bermakna secara klinis pada amanusia (Cox-Singh, 2008) (Arif Muttaqin,
dkk, 2011).Sesuai dengan penyebab malaria di bedakan berdasarkan jenis
plasmodiumnya. (Arif Muttaqin, dkk, 2011)Pasien malaria biasanya memperoleh
infeksi di daerah endemik melalui gigitan nyamuk. Vektor, spesies
nyamuk Anopheles, melewati plasmodia, yang terkandung dalam air liur masuk ke
dalam tubuh manusia saat nyamuk tersebut menghisap darah.Hasil infeksi tergantung
pada imunitas host. Individu dengankekebalan dapat secara spontan menghapus
parasit. Pada mereka yang tidak memiliki kekebalan, parasit, memperluas infeksi.
Sejumlah kecil parasit menjadi gametocytes, yang mengalami reproduks, seksual
ketika diisap oleh nyamuk. Hal ini dapat berkembang menjadi infeksi
sporozoites. yang terus berkembang menjadi siklus transmisi baru setelah menggigit
ke dalam host baru. Secara garis besar semua jenis plasmodium memiliki siklus hidup
yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia dan sebagian di tubuh nyamuk.
B. Saran
Diharapkan oleh penulis adalah penulis lebih memahami prosester jadinya
penyakit malaria pada anak, penyebab, klasifikasi, tanda dan gejalasampai pengobatan
yang tepat sesuai dengan keadaan penyakit klien dan rasional sesuai dengan fakta
yang ada. Selain itu diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu teman-
teman dalam mengenal dan memahami penyakit malaria secara menyeluruh.
Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan
mental yang baik, dan memperoleh cukup energiuntuk menyusui serta merawat bayi
kelak. Kekurangan nutrisi dalam kehamilan karena akan berdampak buruk baik bagi
ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi pada ibu hamil diantaranya menyebabkan
anemia, pendarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan mudah terkena
infeksi. Sedangkan kekurangan nutrisi pada janin diantaranya mengakibatkan
keguguran, lahir mati, kelahiran neonatal, mgalami cacat bawaan dan berat badan bayi
rendah.
.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Gastrointestinal. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.
http://dezlicious.blogspot.com/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/11/askep-malaria-pada-anak.html
http://dimas-nursehalut.blogspot.com/2010/08/askep-malaria-pada-anak.html