PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa
dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Dalam masa ini anak
cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun =
masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa
remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja
akhir 18 – 21 tahun.
mengalami obesitas 80% berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada saat
dewasa. Selain itu, terjadi peningkatan remaja obesitas yang didiagnosis dengan
kondisi penyakit yang biasa dialami orang dewasa, seperti diabetes tipe 2 dan
hipertensi. Remaja obesitas sepanjang hidupnya juga berisiko lebih tinggi untuk
sel lemak tubuh mereka. Seorang remaja mengalami obesitas apabila memilki
usia 16-18 tahun di indonesia adalah 1,6%. Provinsi Sumatera Barat berada pada
posisi nomor 17 tertinggi prevalensi obesitas pada remaja yaitu 1,5%. Prevalensi
obesitas pada remaja usia 16-18 tahun di sumatera barat tertinggi terdapat pada
kota payakumbuh sebesar 7,4%, kota solok 6,6%, kepulauan mentawai 3,0%, kota
tuntutan tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Daya tahan
stres setiap orang dapat berbeda tergantung pada keadaan somoto psikososial.
Masa remaja adalah periode transisi dari masa anak anak ke masa dewasa yang
Keadaan psikologis anak juga disebutkan sebagai salah satu pemicu terjadinya
obesitas.
Selain stres, aktivitas fisik juga dikaitkan dengan kejadian obesitas akibat
konsumsi makanan padat energi. Suatu data menunjukan bahwa aktivitas fisik
keluaran energi. Tubuh cenderung untuk menyimpan energi dalam bentuk lemak
Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot otot tubuh dan
sistem penunjangnya. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan
Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko
jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan merasa
mudah lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti olahraga atau
Hubungan Aktivitas Fisik Remaja dengan Kejadian Obesitas dan mayoritas (60%)
anak remaja yang obesitas adalah berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil
berpengaruh terhadap keajdian obesitas adalah faktor pola hidup, aktivitas fisik
dan lingkungan yaitu sebesar 24%. Faktor risiko lainnya adalah faktor psikis
penelitian berjudul Hubungan tingkat stress dan aktivitas fisik terhadap obesitas
pada remaja usia 16-18 Tahun di SMA XX Kota Payakumbuh Tahun 2018.
B. Rumusan Masalah
Tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tingkat stress dan aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja usia
2. Tujuan khusus
2018
2018.
1. Bagi peneliti
tingkat stress dan aktivitas fisik yang dialami remaja yang obesitas.
perpustakaan.