Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa

dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses

pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Dalam masa ini anak

mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun

perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun

cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun =

masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun =

masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa

remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja

awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja

akhir 18 – 21 tahun.

Obesitas pada remaja penting untuk diperhatikan karena remaja yang

mengalami obesitas 80% berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada saat

dewasa. Selain itu, terjadi peningkatan remaja obesitas yang didiagnosis dengan

kondisi penyakit yang biasa dialami orang dewasa, seperti diabetes tipe 2 dan

hipertensi. Remaja obesitas sepanjang hidupnya juga berisiko lebih tinggi untuk

menderita sejumlah masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung,

stroke, diabetes, asma, dan beberapa jenis kanker.


Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal

yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011). Menurut Myers (2004),

seseorang yang dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran

sel lemak tubuh mereka. Seorang remaja mengalami obesitas apabila memilki

IMT/U > 2 SD.

Berdasarkan data Rikesdas tahun 2013 prevalensi obesitas pada remaja

usia 16-18 tahun di indonesia adalah 1,6%. Provinsi Sumatera Barat berada pada

posisi nomor 17 tertinggi prevalensi obesitas pada remaja yaitu 1,5%. Prevalensi

obesitas pada remaja usia 16-18 tahun di sumatera barat tertinggi terdapat pada

kota payakumbuh sebesar 7,4%, kota solok 6,6%, kepulauan mentawai 3,0%, kota

padang panjang 2,5% dan padang pariaman 2,2%.

Stress adalah suatu keadaan yang muncul akibat ketidaksesuaian antara

tuntutan tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Daya tahan

stres setiap orang dapat berbeda tergantung pada keadaan somoto psikososial.

Masa remaja adalah periode transisi dari masa anak anak ke masa dewasa yang

ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

Keadaan psikologis anak juga disebutkan sebagai salah satu pemicu terjadinya

obesitas.

Selain stres, aktivitas fisik juga dikaitkan dengan kejadian obesitas akibat

kurangnya waktu untuk melakukan aktivitas fisik disamping peningkatan

konsumsi makanan padat energi. Suatu data menunjukan bahwa aktivitas fisik

anak-anak cenderung menurun. Anak-anak lebih banyak bermain di dalam rumah

dibanding diluar rumah, misalnya bermain games komputer, menonton televisi

maupun media elektronik lain ketimbang berjalan, bersepeda maupun naik-turun


tangga. Aktivitas sedentary seperti ini menurunkan keluaran energi sehingga

terjadi keseimbangan positif dimana masukan energi lebih banyak dibandingkan

keluaran energi. Tubuh cenderung untuk menyimpan energi dalam bentuk lemak

dan selanjutnya terjadi obesitas.

Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot otot tubuh dan

sistem penunjangnya. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan

oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi (Almatsier, 2003).

Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko

indenpenden untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperikrakan

menyebabkan kematian secara global ( WHO, 2010).

Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas karena bila

jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan merasa

mudah lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti olahraga atau

menjalankan aktivitas lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian Herlina (2012) menyatakan bahwa ada

Hubungan Aktivitas Fisik Remaja dengan Kejadian Obesitas dan mayoritas (60%)

anak remaja yang obesitas adalah berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil

penelitian Hendra,christian dkk (2016) menyatakan bahwa Faktor risiko yang

berpengaruh terhadap keajdian obesitas adalah faktor pola hidup, aktivitas fisik

dan lingkungan yaitu sebesar 24%. Faktor risiko lainnya adalah faktor psikis

dalam hal ini stress atau kekecewaan yaitu sebesar 14%.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan

penelitian berjudul Hubungan tingkat stress dan aktivitas fisik terhadap obesitas

pada remaja usia 16-18 Tahun di SMA XX Kota Payakumbuh Tahun 2018.
B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Hubungan tingkat stress dan aktivitas fisik terhadap

obesitas pada remaja usia 16-18 tahun di SMA XX Kota Payakumbuh

Tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan

tingkat stress dan aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja usia

16-18 tahun di SMA XX kota payakumbuh tahun 2018.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi tingkat stres remaja pada

remaja obesitas di SMA XX kota payakumbuh tahun

2018

b. Diketahui distribusi frekuensi aktivitas fisik pada

remaja obesitas di SMA XX kota payakumbuh tahun

2018.

c. Diketahui hubungan tingkat stres dengan obesitas pada

remaja di SMA XX kota payakumbuh tahun 2018.

d. Diketahui hubungan aktifitas fisik dengan obesitas pada

remaja di SMA XX kota payakumbuh tahun 2018.


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti dalam

bidang riset keperawatan khususnya tentang hubungan tingkat stres

dan aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja di SMA Kota

Payakumbuh tahun 2018.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi sekolah, terutama

di SMA XX tentang tingat stres dan aktivitas fisik terhadap

obesitas. Dengan informasi tersebut , sekolah dapat mengetahui

tingkat stress dan aktivitas fisik yang dialami remaja yang obesitas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk peneliti

selanjutnya dan dapat digunakan untuk menambah bahan informasi

yang dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa di

perpustakaan.

4. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini berguna bagi perawat yang memiliki tugas

dalam promosi kesehataan dengan menjadikan penelitian ini

sebagai dasar untuk mengetahui kebutuhan anak sekolah akan

promosi kesehataan tentang tingkat stress dan aktivitas fisik.

Anda mungkin juga menyukai