OLEH:
Iif Adwiyatu ‘Iffa
NIM 152310101061
Hari :
Tanggal :
TIM PEMBIMBING
NIP NIP
BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN
Fisiologis Paru
Paru-paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis. Dalam keadaan
normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga
paru-paru dengan mudah bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan
antara paru-paru dan dinding dada berada di bawah tekanan atmosfer. Fungsi
utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer. Pertukaran
gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus
berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, tapi
pernafasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan karbon dioksida
tersebut.
Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit
(bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama
(trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru (alveoli)
yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida
dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli
di dalam paru-paru manusia bersifat elastis. Ruang udara tersebut dipelihara
dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang dapat menetralkan
kecenderungan alveoli untuk mengempis.
1.3 Epidemiologi
Asma merupakan masalah kesehatan dunia, di mana diperkirakan 300 juta
orang diduga mengidap asma. Kematian akibat asma di dunia diperkirakan
mencapai 250.000 orang/tahun. Di indonesia, prevalensi asma belum diketahui
secara pasti, namun diperkirakan 2-5% penderita Indonesia menderita asma.
Insiden pasien asma sebanyak 300 juta orang dan diperkirakan pasien asma akan
mencapai 400 juta orang pada tahun 2025. Asma lebih banyak menyerang pada
anak dan jumlahnya mencapai 8,9 milyar orang. Angka kejadian asma pada anak
meningkat 50%. Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan
pasien memerlukan perawatan, baik di rumah sakit maupun di rumah. Separuh
dari semua kasus asma berkembang sejak masa anak-anak, sedangkan
sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur 40 tahun. Asma dapat dimulai pada
segala usia, mempengaruhi laki-laki dan perempuan dan bisa terjadi pada setiap
orang dan etnis.
3. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi
menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema
paru yaitu :
a. Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi
dan clock wise rotation.
b. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB
(Right bundle branch block).
c. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan
VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
4. Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi
udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
5. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang
paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan
dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah
pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan
adrenergik.Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan
diagnosis asma.Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari
20%.Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis
tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan.Benyak
penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
Pencetus serangan
(alergen, emos/stres, obat-obatan, dan infeksi)
Hipersensitifitas
Stimulasi IgE
Degranulasi (pemecahan)
sel mast
wheezing
Penyempitan Penumpukan sekret
bronkus kental
Ketidak efektifan
pola nafas Ventilasi Tergaggu Sekret tidak dapat dikeluarkan
Resiko infeksi
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang
dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. Keluhan Utama
Pada pasien dengan asma biasanya mengeluh batuk-batuk kurang lebih
selama 8 minggu pada pagi, siang, dan malam hari, sesak napas, bunyi pada saat
bernapas/wheezing, rasa tertekan di dada, dan gangguan tidur karena batuk dan
sesak napas.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan pasien dengan asma dapat disebabkan karena batuk, sesak
napas, rasa tertekan di dada, dan sering terbangun saat tidur karena batuk dan
sesak napas yang hebat dan mendadak kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain
yaitu wheezing, penggunaan otot bantu pernapasan, kelelahan, gangguan
kesadaran, sianosis serta perubahan tekanan darah.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit pernapasan yang pernah di derita pasien di masa lalu
yang menjadi pemicu timbulnya asma seperti infeksi saluran napas atas, sakit
tenggorokan, amandel, sinusitis, polip hidung.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada pasien penderita asma perlu dikaji tentang riwayat penyakit asma
atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena hipersensitifitas
pada penyakit asma ini lebih ditentukan oleh faktor genetik oleh lingkungan.
f. Pengkajian Pola-Pola Fungsi Kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi
perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan persepsi
yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan.
Pola nutrisi dan metabolisme
kurang nafsu makan (mual dan muntah) dan porsi tidak dihabiskan
Pola eliminasi
menggambarkan pola fungsi ekskresi, kandung kemih, dan kulit sehingga
perlu dikaji tentang kebiasaan BAB dan BAK mencakup warna bentuk,
kosentrasi, frekuensi, jumlah serta kesulitan dalam melaksanakannya.Dalam hal
ini, pada penderita dengan asma biasanya keluaran keringat meningkat.
Pola aktivitas dan latihan
perlu dikaji tentang aktifitas keseharian pasien seperti olahraga dan
aktifitas lainnya. Aktifitas fisik dapat menjadi faktor penyebab terjadinya asma
yang disebut dengan Exerase Induced Asthma. Saattimbulsesakpadapasen ,
makaaktivitas yang sedangdilakukannyaakanterganggu.
Pola tidur dan istirahat
perlu dikaji tentang bagaimana tidur dan istirahat pasien meliputi berapa
lama tidur dan istirahat serta berapa besar kelelahan yang dialami. Adanya
wheezing, sesak dan ortopnea dapat mempengaruhi pola tidur dan istirahat pasien
Biasanyapengidappenyakit asma sering terbangun saat tidur bila timbul sesak.
Pola hubungan dan peran
pada pola hubungan dan peran tidak mempengaruhi secara besar. ketika
asma pada penderitanya kambuh hal itu akan mempengaruhi perannya missal
sebagai seorang ibu rumah tangga, pasien tidak dapat menjalankan fungsinya
sebagai seorang ibu yang harus mengasuh anaknya, mengurus suaminya dengan
baik ketika asmanya kambuh.
Pola persepsi dan konsep diri
Persepsi pasien terhadap dirinya akan berubah. Pasien yang tadinya sehat,
tiba-tiba mengalami sakit, sesak nafas, nyeri dada. Sebagai seorang awam, pasien
mungkin akan beranggapan bahwa penyakitnya adalah penyakit berbahaya dan
mematikan. Dalam hal ini pasien mungkin akan kehilangan gambaran positif
terhadap dirinya.
Pola sensori dan kognitif
Fungsi panca indera pasien tidak mengalami perubahan, demikian juga
dengan proses berpikirnya.
Pola reproduksi seksual
Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini hubungannya tidak akan berubah
secara total.mungkin jika asma pasien kambuh hal itu akan mempengaruhinya.
Pola penanggulangan stress
Bagi pasien yang belum mengetahui proses penyakitnya akan mengalami
stress dan mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat dan dokter yang
merawatnya atau orang yang mungkin dianggap lebih tahu mengenai penyakitnya.
Pola tata nilai dan kepercayaan
Sebagai seorang beragama pasien akan lebih mendekatkan dirinya kepada
Tuhan dan menganggap bahwa penyakitnya ini adalah suatu cobaan dari Tuhan.
g. Pemeriksaan fisik
Dada :
a. Contour ,confek, tidak ada depresi sternum
b. Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal
c. Keabnormalan struktur thorax
d. Contour dada simetris
e. Kulit thorax : hangat, kering, pucat / tidak, warna merata
f. RR dan ritme selama 1 menit
Palpasi :
a. Temperatur kulit
b. Fremitus : vibrasi dada
c. Pengembangan dada
d. Krepitasi
f. Edema
Auskultasi :
a. Vesikuler
b. Bronkovesikuler
c. Hiperventilasi
d. Ronchi
e. Wheezing
f. Lokasi perubahan suara napas serta kapan saatnya terjadi
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 1. Jakarta:
EGC
Graha, Chairinniza. 2008. Terapi untuk Anak Asma: panduan bagi Orang Tua
Menangani Anak ynag Menderita Asma. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Global Initative for Asthma (GINA). 2017. Global Strategy for Asthma
Management and Prevention.
http://ginasthma.org/2017-gina-report-global-strategy-for-asthma-
management-and-prevention/ (diakses pada, 13 November 2017).
Hartantyo I, dkk. (1997). Pedoman Pelayanan Medik Anak. Edisi Kedua.
Semarang : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Undip, SMF Kesehatan Anak
RSUP Dr. Kariadi
Huda, Amin Nurarif, S. Kep., Ns. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan
diagnose Medis dan NANDA NIC-NOC Edisi Revisi jilid 3. Jogjakarta:
Mediaction Publishing
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika
https://books.google.co.id/books?id=G3KXne15oqQC&pg=PA4&dq=gamb
ar+anatomi+paru+buku&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjpjs6qxNbYAhXJPI
8KHYsZD9kQ6AEIMDAB#v=snippet&q=anatomi%20paru%20&f=false
(diakses Sabtu, pada 13 Januari 2018)
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Sundaru H, Sukamto, Asma Bronkial, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakulas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, juni 2006
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan
kedua puluh Sembilan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
https://books.google.co.id/books?id=3ZyOm94xiCMC&pg=PA1&dq=sherwo
od+2001+anatomi+dan+fisiologi+manusia&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi
kytzV88vYAhVJr48KHS7uAckQ6AEILjAB#v=onepage&q=sherwood%20
2001%20anatomi%20dan%20fisiologi%20manusia&f=false (diakses pada
Selasa, 9 Januari 2018)