Proposal Revisi Kti Undang 2018
Proposal Revisi Kti Undang 2018
Oleh :
UNDANG DARNAWAN
NIM. P2.06.20.3.17.071
Tasikmalaya, ................................................
Pembimbing I Pembimbing II
.................................................. ..................................................
NIP. NIP.
i
DAFTAR ISI
ii
2. Sampel ....................................................................................................................... 45
E. Prosedur Pengambilan Data .......................................................................................... 45
1. Prosedur Administrasi ............................................................................................... 45
2. Prosedur Asuhan Keperawatan ................................................................................. 46
F. Alat/Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................... 46
1. Pengkajian ................................................................................................................. 46
2. Pemeriksaan fisik ...................................................................................................... 46
3. Diagnosis keperawatan .............................................................................................. 47
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 47
1. Wawancara ................................................................................................................ 48
2. Observasi ................................................................................................................... 48
3. Pemeriksaan penunjang ............................................................................................. 48
H. Analisa Data .................................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 50
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Tipe Pasien TB MDR Diregistrasi Sesuai dengan Pengelompokkan Riwayat
Sebelumnya .......................................................................................................... 21
Tabel 2.2: Pemantauan Pengobatan TB MDR ......................................................................... 29
Tabel 2.3 : Rencana Keperawatan ........................................................................................... 40
iv
DAFTAR GAMBAR
v
HALAMAN LAMPIRAN
vi
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
(Setiawan,2010).
penduduk dunia (Depkes, 2011). Tahun 2011 diperkirakan 8,7 juta kasus TB
baru dan 1,4 juta orang meninggal karena TB. Perkiraan terbanyak dari kasus
yang terjadi di Asia (59%) dan Afrika (26%), proporsi terkecil terjadi di
Negara Bagian Mediterania Timur (7,7%), Negara Bagian Eropa (4,3%), dan
Negara Bagian Amerika (3%). Lima negara dengan jumlah insiden kasus TB
terbesar pada tahun 2011 adalah India (2-2,5 juta kasus), China (0,9-1,1 juta
kasus), Afrika Selatan (0,4-0,6 juta kasus), Indonesia (0,4-0,5 juta kasus), dan
paru yang terdeteksi per Juni 2012 adalah DKI Jakarta (42,95%), Banten
1
dan dilaksanakan di Puskesmas secara bertahap. Strategi DOTS dilaksanakan
membutuhkan waktu yang relatif lama (6-7 bulan). Hal ini menyebabkan
TB menjadi pelaksana teknis. Tim pengarah dan tim teknis yang dilaksanakan
2
sakit, rutan/lapas, dan beberapa balai pengobatan yang telah menerapkan
pertama kali pada tahun 1943. TB-MDR muncul seiringan dengan mulai
2012).
lipat atau lebih dibandingkan dengan pasien yang belum pernah diobati.
dapat 3 kali lebih besar dari insidensinya sebenarnya yaitu mendekati atau
3
Berdasarkan hasil pencatatan di Puskesmas Kalimanggis terdapat 1
nafas dengan frekwensi nafas 32 x/menit, mual dan muntah. Dan mengalami
bagaimana mengatasi sakit supaya tidak terjadi keparahan dan menjadi sehat
kesehatannya. Perawat juga dapat menjadikan pasen dari yang tidak tahu
menjadi tahu, atau yang tidak manpu dan mampu menjadi mau dan mampu.
Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan Asuhan
Tahun 2018.
4
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Puskesmas
5
Diharapkan pimpinan Puskesmas dapat meneruskan kepada perawat
Kalimanggis.
Paru – MDR
Hasil penelitian laporan yang diperoleh ini dapat menjadi data dasar
6
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TB MDR
1. Pengertian
OAT lebih rumit dan memerlukan perhatian yang lebih banyak dari pada
a. Penemuan Pasien
Penemuan pasien TB Resistan Obat adalah suatu rangkaian
7
Semua kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan penemuan pasien
(WHO, 2008).
8
d. Ekstensif Drug Resistan (XDR):
bawah ini:
Pasien TB kronik
DOTS
pasien TB MDR
9
Pasien koinfeksi TB-HIV yang tidak respon terhadap
pemberian OAT
a) Kasus Kronik
pengobatan TB sebelumnya.
pengobatan.
tahap awal.
10
d) Pasien kembali setelah lalai berobat/default
2011).
2012).
11
Gambar 2.1 Alur Penemuan Kasus TB MDR
b. Penegakan Diagnosa
di Indonesia:
Metode konvensional
12
Tes Cepat (Rapid Test).
pemberian OAT.
13
Pemeriksaan ini dilakukan untuk kasus setiap pasien
14
Gambar 2.2. Alur Standard Diagnosis TB MDR
15
4) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan mikroskopis
M.tuberculosis.
b) Biakan M. tuberculosis
16
lama yaitu 3-8 minggu. Sebaliknya bila menggunakan
Adelaide, Australia).
17
dianjurkan karena tingkat kepercayaan dan
kepekaan M.tuberculosis:
18
keamanan laboratorium, pemeliharaan alat dan
terjamin.
tersedia adalah :
19
a. Line probe assay (LPA)
b. Gene Xpert
a. Paru
20
b. Ekstra Paru
21
c. Transfer in Pasien TB Resistan Obat yang sudah diobati
dan sudah diregister di RS Rujukan/Sub
Rujukan lain.
d. Lain-Lain Pasien TB yang riwayat pengobatan
sebelumnya tidak jelas atau tidak dapat
dipastikan
22
Persiapan sebelum pengobatan dimulai adalah:
a. Pemeriksaan fisik
dll.
b. Pemeriksaan kejiwaan
pasien selesai.
c. Pemeriksaan penunjang
M.tuberculosis
23
3. Pemeriksaan kimia darah; Faal ginjal: ureum, kreatinin, Faal
hormon (TSH)
5. Tes kehamilan
8. Pemeriksaan EKG
kesehatan terlatih
a. Tahap awal
konversi biakan.
KIE yang intensif. Pada pasien yang menjalani rawat inap, TAK
24
- Tidak ditemukan efek samping pengobatan atau efek
25
sebulan (jadwal kedatangan disesuaikan dengan jadwal
diperlukan.
keadaan/kejadian khusus.
b. Tahap lanjutan
26
dengan dokter (sesuai dengan jadwal pemeriksaan dahak dan
biakan).
PMO.
luas.
dahak dan biakan dilakukan setiap bulan sampai terjadi konversi biakan
27
3. Pemeriksaan dahak dan biakan dilakukan setiap bulan selama
konversi biakan.
hipotiroidisme.
28
Tabel 2.2: Pemantauan Pengobatan TB MDR
Bulan Pemantauan
Pemantauan
0 1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Evaluasi Utama
Pemeriksaan dahak dan
√ Setiap bulan pada tahap awal, setiap 2 bulan pada fase lanjutan
biakan dahak
Evaluasi Penunjang
Evaluasi Klinis
Setiap bulan sampai pengobatan selesai atau lengkap
(termasuk BB)
Uji Kepekaan Obat √ Berdasarkan indikasi
Foto Toraks √ √ √ √
Ureum, Kreatinin √
Elektrolit (Na, Kalium,
√ √ √ √ √ √ √
Cl)
EKG √ Setiap 3 bulan sekali
Thyroid Stimulating
√ √ √ √
Hormon (TSH)
Enzim Hepar (SGOT,
√ Evaluasi secara periodik
SGPT)
Tes Kehamilan √ Berdasarkan indikasi
a. Konversi Biakan
pengobatan selanjutnya.
minimal enam bulan atau empat bulan setelah konversi biakan dan
jumlah obat oral yang diberikan minimal 168 dosis dan suntikan
29
c. Lama Pengobatan Seluruhnya.
1) Sembuh
biakan positif selama kurun waktu tersebut dan tidak ada bukti
2) Pengobatan lengkap
maupun gagal.
3) Meninggal
pengobatan.
30
4) Gagal
kedua.
5) Lalai/Defaulted
6) Pindah
Lengkap
31
Evaluasi dilakukan setiap 6 bulan sekali selama 2 tahun,
kekambuhan.
a. Data Pasien
32
pada anak dapat terjadi pada usia berapapun, namun usia paling umum
b. Riwayat Kesehatan
2. Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi
sputum).
setengah paru-paru.
4. Keringat malam.
33
7. Sianosis, sesak nafas, kolaps: merupakan gejala atelektasis.
Bagian dada pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung
terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit
sakitnya
34
3. Berapa lama pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan
penyakitnya
jumlah penghasilan.
sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah
putus harapan.
g. Faktor Pendukung:
1. Riwayat lingkungan.
h. Pemeriksaan Fisik
35
Pernafasan : biasanya nafas pasien meningkat (normal : 16-
20x/i)
1. Kepala
2. Thorak
inspirasi
3. Abdomen
36
4. Ekremitas atas
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
5. Ekremitas bawah
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
i. Pemeriksaan Diagnostik
penyakit.
3. Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap dini
menurun.
37
j. Pola Kebiasaan Sehari-hari
hilang timbul.
2. Pola Nutrisi
berat badan.
3. Respirasi
dada.
38
pernafasan tidak simetris (effusi pleura), perkusi
4. Rasa nyaman/nyeri
pleuritis.
5. Integritas Ego
2. Diagnosa Keperawatan
bertahan/sisa sekresi
membrane alveolar-kapiler
39
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
kekanisme regulasi
kewaspadaan perdarahan
3. Rencana keperawatan
40
1. Batuk yang tidak efektif ada deviasi dari kisaran e) Buang secret dengan
2. Dyspnea normal memotivasi pasien untuk
3. Gelisah d) Suara nafas tambahan tidak melakukan batuk atau
4. Kesulitan verbalisasi ada menyedot lender
5. Penurunan bunyi nafas e) Dispnea dengan aktifitas f) Instruksikan bagaimana
6. Perubahan frekensi nafas ringan tidak ada agar bias melakukan batuk
7. Perubahan pola nafas f) Penggunaan otot bantu efektif
8. Sputum dalam jumlah pernafasan tidak ada g) Auskultasi suara nafas
yang berlebihan h) Posisikan untuk
9. Suara nafas tambahan status pernafasan : ventilasi meringankan sesak nafas
dengan kriteria hasil :
Faktor yang berhubungan a) Frekuensi pernafasan tidak Monitor pernafasan
1. Lingkungan ada deviasi dari kisaran a) Monitor kecepatan, irama,
a) Perokok normal kedalaman dan kesulitan
b) Perokok pasif b) Irama pernafasan tidak ada bernafas
c) Terpajan asap deviasi dari kisaran normal b) Catat pergerakan dada,
2. Obstruksi jalan nafas c) Suara perkusi nafas tidak catat ketidaksimetrisan,
a) Adanya jalan nafas ada deviasi dari kisaran penggunaan otot bantu
buatan normal pernafasan dan retraksi
b) Benda asing dalam d) Kapasitas vital tidak ada otot
jalan nafas deviasi dari dari kisaran c) Monitor suara nafas
c) Eksudat dalam alveoli normal tambahan
d) Hyperplasia pada d) Monitor pola nafas
dinding bronkus e) Auskultasi suara nafas,
e) Mucus berlebihan catat area dimana terjadi
f) Spasme jalan nafas penurunan atau tidak
3. Fisiologis adanya ventilasi dan
a) Disfungsi keberadaan suara nafas
neuromuscular tambahan
b) Infeksi f) Kaji perlunya penyedotan
pada jalan nafas dengan
auskultasi suara nafas
ronki di paru
g) Monitor kemampuan batuk
efektif pasien
h) Berikan bantuan terapi
nafas jika diperlukan
(misalnya nebulizer)
Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
berhubungan dengan keperawatan diharapkan a) Bersihkan jalan nafas
hiperventilasi status pernafasan : ventilasi dengan teknik chin lift atau
Definisi : dengan kriteria hasil : jaw thrust sebagai mana
Batasan karakteristik a) Frekuensi pernafasan tidak mestinya
1. Bradipnea ada deviasi dari kisaran b) Posisikan pasien untuk
2. Dyspnea normal memaksimalkan ventilasi
3. Penggunaan otot bantu b) Irama pernafasan tidak ada c) Identifikasi kebutuhan
pernafasan deviasi dari kisaran normal aktual/potensial pasien
4. Penurunan kapasitas c) Suara perkusi nafas tidak untuk memasukkan alat
kapasitas vital ada deviasi dari kisaran membuka jalan nafas
5. Penurunan tekanan normal d) Lakukan fisioterapi dada
ekspirasi d) Kapasitas vital tidak ada sebagai mana mestinya
6. Penurunan tekanan deviasi dari dari kisaran e) Buang secret dengan
inspirasi normal memotivasi pasien untuk
7. Pernafasan bibir melakukan batuk atau
8. Pernafasan cuping hidung menyedot lender
41
9. Takipnea f) Instruksikan bagaimana
agar bias melakukan batuk
Factor yang berhubungan efektif
1. Ansietas g) Auskultasi suara nafas
2. Cedera medulla spinalis h) Posisikan untuk
3. Hiperventilasi meringankan sesak nafas
4. Keletihan
5. Keletihan otot pernafasan Terapi oksigen
6. Nyeri a) Pertahankan kepatenan
7. Obesitas jalan nafas
8. Posisi tubuh yang b) Siapkan peralatan oksigen
menghambat ekspansi dan berikan melalui
paru system humidifier
c) Berikan oksigen tambahan
seperti yang diperintahkan
d) Monitor aliran oksigen
e) Monitor efektifitas terapi
oksigen
f) Amati tanda-tanda
hipoventialsi induksi
oksigen
g) Konsultasi dengan tenaga
kesehatan lain mengenai
penggunaan oksigen
tambahan selama kegiatan
dan atau tidur
Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Terapi oksigen
berhubungan dengan keperawatan diharapakan a) Pertahankan kepatenan
perubahan membrane status pernafasan : jalan nafas
alveolar-kapiler pertukaran gas dengan b) Siapkan peralatan oksigen
Definisi : kriteria hasil : dan berikan melalui
Kelebihan atau deficit a) Tekanan parsal oksigen di system humidifier
oksigenasi dan/atau eliminasi darah arteri (PaO2) tidak c) Berikan oksigen tambahan
karbondioksida pada ada deviasi dari kisaran seperti yang diperintahkan
membrane alveolarkapiler normal d) Monitor aliran oksigen
Batasan karakteristik b) Tekanan parsial e) Monitor efektifitas terapi
1. Diaphoresis karbondioksisa di darah oksigen
2. Dyspnea arteri (PaCO2) tidak ada f) Amati tanda-tanda
3. Gangguan penglihatan deviasi dari hipoventialsi induksi
4. Gas darah arteri abnormal c) kisaran normal oksigen
5. Gelisah d) Saturasi oksigen tidak ada g) Konsultasi dengan tenaga
6. Hiperkapnia deviasi dari kisaran normal kesehatan lain mengenai
7. Hipoksemia e) Keseimbangan ventilasi penggunaan oksigen
8. Hipoksia dan perfusi tidak ada tambahan selama kegiatan
9. pH arteri abnormal deviasi dari kisaran normal dan atau tidur
10. pola pernafasan
abnormal Tanda-tanda vital dengan Monitor tanda-tanda vital
11. sianosis kriteria hasil : a) Monitor tekanan darah,
a) Suhu tubuh tidak ada nadi, suhu dan status
Factor berhubungan deviasi dari kisaran normal pernafasan dengan tepat
1. Ketidakseimbangan b) Denyut nadi radial tidak b) Monitor tekanan darah saat
ventilasi-perfusi ada deviasi dari kisaran pasien berbaring, duduk
2. Perubahan membrane normal dan berdiri
alveolar-kapiler c) sebelum dan setelah
perubahan posisi
42
c) Tingkat pernafasan tidak d) Monitor dan laporkan
ada deviasi dari kisaran tanda dan gejala
normal hipotermia dan hipertermia
d) Irama pernafasan tidak ada e) Monitor keberadaan nadi
deviasi dari kisaran normal dan kualitas nadi
e) Tekanan darah sistolik f) Monitor irama dan tekanan
tidak ada deviasi dari jantung
kisaran normal g) Monitor suara paruparu
f) f) Tekanan darah diastolik h) Monitor warna kulit, suhu
tidak ada deviasi dari dan kelembaban
kisaran normal Identifikasi kemungkinan
penyebab perubahan
tanda-tanda vital
Sumber : Nanda (2015) : Nursing Intervention Classification (NOC) (2013) : Nursing Outcome
Classification (NIC) (2013)
43
3 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah deskriptifdengan bentuk studi kasus.
utama dengan memberikan gambaran situasi atau fenomena secara jelas dan
rinci tentang apa yang terjadi (Afiyanti, Yati. 2014). Hasil yang diharapkan
oleh peneliti adalah melihat asuhan keperawatan keluarga pada Tn. S dengan
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada kasus ini menggunakan 1 orang pasien yang
44
2. Sampel
Sampel yang diambil berjumlah 1 orang yang didapat dari populasi dengan
kriteria inklusi:
penelitian
penelitian
45
Selanjutnya peneliti dan keluarga melakukan kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya.
redponden
pada responden
2. Pemeriksaan fisik
thermometer, stetoskop.
46
3. Diagnosis keperawatan
a. Analisa data
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi
perncanaan keperawatan
d. Implementasi
e. Evaluasi
meliputi:
47
1. Wawancara
data subyektif. Data yang perlu ditanyakan yaitu : Data biografi pasien,
kesehatan, pola nutrisi dan metabolik, pola eliminasi, pola istirahat, pola
kognitif, pola persepsi diri, pola peran hubungan, pola nilai keyakinan,
2. Observasi
Perkusi, Auskultasi).
3. Pemeriksaan penunjang
48
H. Analisa Data
analis data, data yang dikumpulkan dikaitkan dengan konsep, teori, prinsip
keperawatan.
ditemukan.
49
4 DAFTAR PUSTAKA
Somantri Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
50