Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, terutama pada
bab X pasal 37 telah dijelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat
Pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. Pendidikan keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal.
Pada pendidikan bahasa, salah satu yang harus diajarkan adalah mata pelajaran bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah
dasar. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 yang menerangkan bahwa standar
kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap
bahasa dan sastra Indonesia
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi
menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki tujuan antara lain (1)
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan
maupun tulis; (2) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial; (3) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar antara lain agar siswa
memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian,
mempertajam kepekaan, perasaan, dan memperluas wawasan kehidupannya, selain itu juga
dimaksudkan untuk melatih keterampilanmendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang
masing-masing erat hubungannya (Susanto, 2015: 245). Tarigan (2008: 22-23) menyatakan bahwa
menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan siswa untuk berpikir kritis,
menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman. Pada keterampilan
menulis, siswa dapat melakukan kegiatan menulis karangan ataupun menulis karya sastra.
Siswa perlu mempelajari sastra sebab sastra dapat menjadi media untuk mengungkapkan
pengalaman dan siswa dapat mengambil makna yang ada pada sastra tersebut. Melalui sastra
seseorang dapat melampaui batas bangsa dan zaman karena dalam sastra menceritakan kisah
maupun karya yang sudah ada dalam beberapa ratus tahun yang lalu dan juga di tempat yang
bereda. Sastra juga dapat meningkatkan kreativitas dalam berbahasa (Zulela, 2013: 20-23).
Salah satu karya sastra yang ada yaitu puisi. Menurut Waluyo (Jabrohim, 2009: 34)
berpendapat bahwa struktur fisik puisi terdiri dari baris-baris puisi yang bersama-sama
membangun bait puisi. Bait-bait puisi itu membangun makna di dalam keseluruhan puisi.
Unsur yang terdapat dalam puisi terbagi menjadi dua yaitu unsur lahiriah dan unsur
batiniah. Unsur lahiriah terdiri dari: (1) Diksi (pemilihan kata) merupakan kemampuan memilih
kata demi kata secara tepat menurut tempatnyayang sesuai dalam suatu jalinan kata yang harmonis
dan artistik sehingga sejalan dengan maksud puisinya, baik secara denotatif maupun secara
konotatif. (2) Pengimajian yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan (Waluyo, 2004: 78).
(Nurgiyantoro, 2013: 346). (3) Kata konkret ialah pemakaian kata-kata yang dapat mewakili suatu
pengertian secara konkret dengan memilih kata yang khusus, bukan yang umum. (4) Daya bayang
(imagery) adalah kemampuan penyair mendeskripsikan suatu benda atau peristiwa sehingga
seolah-olah pembaca mengalami peristiwa seperti yang disaksikan atau dialami penyair. (5) Irama
dan rima, irama adalah berkaitan dengan keras lembutnya suara (tekanan), panjang pendeknya
suara (tempo), dan tinggi rendahnya suara (nada), perhentian sejenak (jeda) dan lainnya.
Sedangkan rima adalah persamaan bunyi awal, akhir, awal-akhir.
Unsur batiniah dalam puisi terdiri dari: (1) Tema adalah pokok persoalan yang mendasari
dan menjiwai setiap larik puisi. (2) Rasa ialah sikap pandang (pendapat) penyair terhadap pokok
persoalan/tema tertentu. Ada penyair yang bersikap simpati-antipati, setujutidak setuju, dan lain-
lain. (3) Nada ialah sikap bahasa penyair terhadap penikmat karyanya. Ada penyair bersikap
didaktis, persuasif, sinis (ironis), tawadhu (rendah diri), dan sebagainya. (4) Amanat ialah pesan,
nasihat, petuah, yang disampaikan oleh penyair dalam karyanya baik secara langsung atau tak
langsung. Pesan tersebut dapat dijadikan sebagai perluasanwawasan, memperkaya pengalaman,
dan memperhalus budi pekerti, serta mempertinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Namun pada kenyataannya hasil penelitian internasional, Programme for International
Student Assessment (PISA) tahun 2015 tentang kemampuan membaca siswa, menyebutkan bahwa
kemampuan membaca siswa di Indonesia menduduki urutan ke-69 dari 76 negara yang disurvei.
Hasil itu lebih rendah dari Vietnam yang menduduki urutan ke-12 dari total negara yang disurvei.
Kemampuan membaca dan menulis saling mempengaruhi dan berkaitan, apabila kemampuan
membaca baik maka kemampuan menulis juga baik. Berdasarkan hasil survei tersebut rendahnya
kemampuan membaca siswa hal ini juga berpengaruh pada rendahnya kemampuan menulis siswa,
sebab dalam keterampilan berbahsa keempat aspeknya saling berhubungan. Dengan membaca
siswa dapat menambah perbendaharaan kata dan memahami kata tersebut, karena dalam menulis
perlu adanya pemahaman kosakata dan perbendaharaan kata yang cukup.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V di SDN Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen dari tujuh guru kelas V ada empat guru kelas yaitu di SDN Wonolopo 01 kelas
VA, SDN Wonolopo 02, SDN Wonolopo 03, dan SDN Jatisari kelas VA yang menyatakan bahwa
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia siswa banyak mengalami kesulitan dari keempat
keterampilan berbahasa siswa mengalami kesulitan pada keterampilan menulis. Siswa mengalami
kesulitan dalam mengembangkan kata menjadi sebuah kraya dan juga mengalami kesulitan dalam
mengorganisasikan idenya khususnya dalam hal karya sastra. Selain itu juga belum adanya
pembiasaan siswa dalam menulis.
Permasalahan ini sangat penting untuk dicarikan solusinya karena menulis merupakan cara
untuk menyampaikan suatu gagasan atau ide berupa kata-kata, Tarigan (2008:22-23) menyatakan
bahwa menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan siswa untuk berpikir kritis,
menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman.
Pada keterampilan menulis, siswa dapat melakukan kegiatan menulis karangan atau
menulis karya sastra. Sastra dapat meningkatkan kreativitas siswa dan juga meningkatkan daya
imajinatif siswa. Dalam hal ini peneliti memilih menulis karya sastra dalam bentuk puisi karena
sesuai dengan materi yang ada pada kelas V yaitu menulis puisi bebas dengan pemilihan kata yang
sesuai. Berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia belum maksimal terutama pada keterampilan menulis puisi.
Berdasarkan akar penyebab masalah tersebut peneliti memilih model pembelajaran yang
menyenangkan, dan inovatif dalam mengembangkan keterampilan siswa dalam menulis puisi
yaitu model mind mapping. Model pembelajaran ini dipilih karena model pembelajaran mind
mapping adalah sebuah model pembelajaran untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui
rangkaian peta-peta biasanya digunakan untuk membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang
berkaitan dengan penguasaan dan pengembangan konsep (Huda, 2014:307). Kelebihan dari model
Mind Mapping yaitu dapat mengorganisasikan ide-ide yang muncul dalam pemikiran, selain itu
juga proses pennggambaran diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain, juga diagram yang
sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis (Shoimin, 2014:107).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dikaji suatu permasalahan menggunakan
penelitian eksperimen dengan judul “Keefektifan Model Mind Mapping terhadap Keterampilan
Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen.”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Pada penelitian ini terdapat dua kelas
yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain
Quasi Experimental Design dengan bentuk nonequivalent control group design pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain eksperimen
semu ini digunakan karena peneliti tidak dapat mengontrol secara ketat semua variabel yang dapat
mempengaruhi penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen Kota Semarang. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen Kota Semarang berjumlah 239 siswa. Untuk
menentukkan sampel peneliti melakukan uji normalitas dan uji homogenitas pada data nilai UAS
bahasa Indonesia kelas V SDN Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak dan memiliki varian yang sama atau tidak. Setelah dilakukan
penghitungan terdapat 4 SDN yang memiliki data berdistribusi normal dan memiliki varian yang
sama yaitu SDN Wonolopo 01 kelas VA, SDN Wonolopo 02, SDN Wonolopo 03, dan SDN
Wonoplembon 01.Sampel pada penelitian ini adalah SDN Wonolopo 01 kelas VA digunakan
sebagai kelas kontrol, SDN Wonolopo 02 sebagai kelas eksperimen, dan SDN Wonoplembon 01
digunakan sebagai kelas uji coba
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data oleh sebab itu teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian (Sugiyono, 2013: 308). Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes dan non tes.
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah pretest dan posttest. Pretest
dilakukan pengujian pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui tingkat
penguasaan atau pemahaan subyek penelitian terhadap materi yang difokuskan sebelum diberi
treatmen atau perlakuan. Posttest dilakukan ketika kelas eksperimen telah diberikan perlakuan yatu
dengan menggunakan model mind mapping dalam pembelajaran menulis puisi. Jenis non tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, dan wawancara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterampilan menulis puisi pada penelitian ini adalah hasil posttest siswa kelas V SDN
Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen. Posttest dilakukan setelah siswa mendapat perlakuan
menggunakan model pembelajaran pada penerapan proses pembelajarann. Pada kelas eksperimen
menggunakan model mind mapping, dan pada kelas kontrol menggunakan model direct instructon
sebagaimana yang dilakukan guru pada pembelajaran sebelumnya. Sebelum dilakukan perlakuan
siswa diberikan pretest terlebih dahulu. Soal pretest dan posttest yang digunakan berupa soal
kinerja sebanyak satu soal yang berisi petunjuk untuk membuat puisi, yang sebelumnya sudah
dilakukan uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya beda untuk memenuhi kriteria soal
yang baik.
Pada penelitian ini untuk mengetahui kemampuan awal menulis puisi siswa peneliti
melakukan pretest. Rata-rata nilai pretest pada kelas eksperimen yaitu 58,84, dan kelas kontrol
58,47. Pada data pretest dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas yang bertujuan untuk
mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak juga memiliki variansi yang sama atau
tidak. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 20
hasil yang didapatkan untuk data nilai pretest pada kelas eksperimen memiliki signifikansi 0,168,
dan kelas kontrol memiliki signifikansi 0,147 maka ketiga data tersebut berdisitribusi normal sebab
signifikansinya lebih dari 0,05.
Penghitungan variansi juga menggunakan SPSS versi 20 dengan One-Way ANOVA,
kriteria pengujian jika signifikansi > 0,05 data memiliki variansi yang sama atau homogen. Hasil
yang diperoleh berdasarkan penghitungan data prettest 0,779, berdasarkan data tersebut maka
signifikansi lebih dari 0,05 maka data pretest dapat dikatakan memiliki variansi yang sama atau
homogen. Kesamaan rata-rata nilai pretest tidak terdapat perbedaan dibuktikan dengan hasil
penghitungan t hitung lebih kecil dari t tabel maka data tersebut memiliki rata-rata yang sama
Berdasarkan diagram tersebut banyak siswa yang tidak tuntas pada kelas eksperimen dari
33 siswa sebanyak 25 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, pada kelas kontrol dari 30 siswa
sebanyak 21 siswa yang nilainya di bawah KKM. KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia
yaitu 65. Pemerolehan kriteria menulis puisi pada kelas kontrol sebanyak 17 siswa pada kriteria
cukup dan 13 siswa pada kriteria kurang. Pada kelas eksperimen siswa yang memiliki keterampilan
menulis puisi baik sebanyak dua siswa, pada kriteria cukup sebanyak 17 siswa dan pada kategori
kurang sebanyak 14 siswa. Berikut adalah diagram kategori hasil kriteria pretest menulis puisi
siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen:
Perlakuan pada setiap kelas dilakukan setelah siswa diberikan pretets. Proses pembelajaran
berlagsung selama empat kali pertemuan terpisah dari pretest dan posttest dengan alokasi setiap
pertemuan 2 x 35 menit. Model mind mapping diterapkan pada kelas eksperimen. Pada umumnya
proses awal pembelajaran sama, namun pada tahap inti kegiatan disesuaikan dengan masing-
masing sintak pembelajaran sesuai dengan model yang diterapkan.
Posttest dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan. Posttest dilakukan untuk mengetahui
kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan. Rata-rata hasil posttest pada kelas eksperimen
yaitu 82,58 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 73,61. Hasil kriteria menulis puisi pada kelas
kontrol sebanyak 5 siswa pada kriteria baik sekali, 5 siswa dengan kriteria baik, 19 siswa dengan
kriteria cukup dan satu siswa dengan kriteria kurang. Pada kelas eksperimen siswa yang memiliki
keterampilan menulis puisi baik sekali ada 10 siswa, pada kriteria baik sebanyak 18 siswa, pada
kriteria cukup sebanyak 5 siswa. Berikut adalah diagram kategori hasil kriteria posttest menulis
puisi siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen:
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji nomalitas dan uji homogenitas. Hasil
penghitungan menujukkan bahwa data posttest berdistribusi normal dan memiliki variansi sama
atau homogen. Pada kelas eksperimen signifikansinya 0,056, dan pada kelas kontrol
signifikansinya 0,067. Ketiga data tersebut memiliki signifikansi lebih dari 0,05 maka data
dikatakan normal dan pada uji homogenitas diperoleh signifikansi 0,423 ini berarti bahwa data
juga memiliki variansi yang sama atau homogen.
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas langkah selanjutnya yaitu dilakukan
uji hipotesis. Pada penelitian ini menggunakan uji rata-rata satu pihak kanan dengan menggunakan
independent sample t-test berbantuan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS)
versi 20. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika ttabel > thitung maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Ada tiga hipotesis yang diajukan yaitu pada uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai ttabel
yaitu 4,559 dan thitung 1,671, berdasarkan hasil tersebut maka ttabel lebih besar dari thitung.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dengan pernyataan penggunaan model mind
mapping efektif terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Gugus Dwija Harapan
Kecamatan Mijen.
Setalah dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui seberapa besar peningkatan nilai pretest
dan posttest peneliti melakukan uji n gain. Hasil penghitungan yang diperoleh yaitu pada kelas
eksperimen terdapat peningkatan sebesar 0,58 sesuai dengan kriteria penyajian jika g > 0,7 maka
peningkatan keterampilan menulis puisi termasuk dalam kategori sedang.. Sedangkan pada kelas
kontrol terdapat peningkatan sebesar 0,36 juga termasuk dalam kategori sedang. Walaupun kedua
kelas tersebut dalam kategori sedang namun pada kelas kontrol memiliki peningkatan yang paling
rendah.
Berikut adalah diagram rata-rata hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Berdasarkan diagram 4.4 kelas eksperimen mengalami peningkatan signifikan daripada
kelas kontol. Hal tersebut dibuktikan dengan pemerolehan hasil pretest dan posttest menulis puisi.
Hasil pretest menunjukan bahwa kelompok eksperimen memperoleh rata-rata 58,93 dan kelas
kontrol memperoleh rata-rata 58,47. Hasil posttest menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
mempereoleh rata-rata 82,58 dan kelas kontrol memperoleh rata-rata 73,61. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil keterampilan menulis puisi kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diperoleh hasil penelitian bahwa model mind mapping efektif
terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen.
Dibuktikan dengan hasil uji t, dengan hasil penghitungan t hitung sebesar 4,559 dan t tabel 1,9962
yang berarti bahwa model mind mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi. Selain
itu ditunjukkan dari rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Peningkatan keterampilan menulis puisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat dari perhitungan rata-rata gain ternormalisasi. Pada kelas eksperimen memiliki rata-rata
gain sebesar 0,5767 yang termasuk dalam peningkatan kategori sedang. Rata-rata gain
ternormalisasi pada kelas kontrol sebesar 0,3678 yang termasuk kategori sedang namun hasil gain
kelas kontrol lebih rendah dari kelas eksperimen. Rata-rata gain gternormalisasi yang lebih tinggi
pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan menulis puisi terhadap
siswa kelas V SDN Gugus Dwija Harapan Kecamatan Mijen dipengaruhi dari penerapan model
mind mapping.

Anda mungkin juga menyukai