PENDAHULUAN
18.Kollaorasi TB-HIV
19.Manajemen TB Resisten Obat
20.Jejaring Penatalaksanaan
1.4 Batasan Operasional
1.4.1 Pengertian
Pelayanan Tuberkulosis dengan Strategi DOTS di Rumah Sakit adalah
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit DOTS Merupakan strategi
penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit melalui pengobatan
jangka pendek dengan pengawasan langsung.
1.4.2 Kriteria Rumah Sakit DOTS
1. Kriteria Umum Rumah Sakit DOTS
a. Falsafah dan tujuan
Setiap pelayanan TB dengan strategi DOTS bagi pasien TB
harus berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh
Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional.
b. Administrasi dan Pengelolaan
Direktur berfungsi sebagai Administrator yang berfungsi
sebagai pembuat kebijakan, membentuk TIM DOTS, dan
sebagai pengawas dalam pencatatan dan pelaporan
C .Staf dan pimpinan
Pimpinan RS membentuk TIM DOTS sebagai wadah khusus
dalam pengelolaan pasien TB di RS, pembentukan ini bersifat
fungsional dan ditetapkan melalui surat keputusan direktur RS
.
KUALIFIKASI
NAMA JUMLAH
NO
JABATAN KEBUTUHAN
FORMAL INFORMAL
Dokter Pelatihan
Penanggung
1 Spesialis pelayanan tuberkulosis 1
jawab DOTS
Penyakit Dalam dengan strategi DOTS di RS
Pelatihan
2 Ketua DOTS Dokter umum pelayanan tuberkulosis 1
dengan strategi DOTS di RS
Pelatihan
Sekretaris
3 S1 keperawatan pelayanan tuberkulosis 1
DOTS
dengan strategi DOTS di RS
Pelatihan
Penanggung
4 Apoteker pelayanan tuberkulosis 1
jawab farmasi
dengan strategi DOTS di RS
Penanggung Pelatihan
D4 Rekam
5 jawab rekam pelayanan tuberkulosis 1
Medik
medis dengan strategi DOTS di RS
Penanggung Pelatihan
6 jawab rawat S1 keperawatan pelayanan tuberkulosis 1
jalan dengan strategi DOTS di RS
Penanggung Pelatihan
D3
7 jawab rawat pelayanan tuberkulosis 1
keperawatan
inap dengan strategi DOTS di RS
Pelatihan
Penanggung D3
8. pelayanan tuberkulosis 1
jawab IGD Keperawatan
dengan strategi DOTS di RS
Pelatihan
Pencatatan dan D3
10 pelayanan tuberkulosis 3
Pencatatan Keperawatan
dengan strategi DOTS di RS
Penanggung Pelatihan
11 jawab D4 Analis pelayanan tuberkulosis 1
laboratorium dengan strategi DOTS di RS
Penanggung Pelatihan
12 jawab D3 Radiologi pelayanan tuberkulosis 1
Radiologi dengan strategi DOTS di RS
PETUGAS
WIND WIND
PASIEN
SPESI
NO NAMA ALAT JML FIKAS UKURAN KET
I
1 Meja kayu 1 1x2 m
2 Seperangkat computer 1 LG 4 inch
3 Telepon 1 Standart
4 Kursi 3 Standart
5 Lemari 2 1x1,5 m
6 Pengharum ruangan 1 Standart
7 Kipas Angin 1 Standart
8 Jam dinding 1 Standart
9 Lampu baca hasil foto 1 45x45 cm
4 OBAT - OBATAN
NAMA
NO JML KLASIFIKASI UKURAN KET
ALAT
1 Lemari file 1 Standart
Lemari 30x45x30
2 1
laminar cm
3 Bunsen 1 Standart
5 Kursi 1 Standart
Seperangkat
6 1 Panasonic
AC
Alat pengukur
7 1 Standart
waktu
8 Slide 23
9 Pot sputum 25
10 Box slide 1
2. ALKES
NAMA
NO JML SPESIFIKASI UKURAN KET
ALAT
1 Bed pasien 1
2 Kaca sediaan 1
Tempat
pembuangan
desinfektan 1 Standart
(misalnya
6 lysol 5%)
7 Masker 1 box
Rak sediaan
untuk
1
meletakkan
8 sediaan
Pinset atau
1
9 penjepit kayu
10 Hand wash 1
11 Handscrub 1
12 Pot dahak 50
13 Mikroskop 1
NAMA
NO JML SPESIFIKSI UKURAN KET
ALAT
Metylene blue
1 1
0,3%
Karbol fuchin
2 1
0,3%
Asam alkohol
3 (3% HCL 2
dalam ethanol)
4 Spiritus 0,5 lt
Pasien baru, tidak ada riwayat pengobatan TB, tidak ada riwayat kontak Pasien dengan riwayat pengobatan TB, pasien dengan riwayat
erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (-) atau tidak diketahui kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (+)
Keterangan alur:
Ada akses foto rontgen toraks dan/atau uji Tidak ada akses foto rontgen toraks dan uji
tuberkulin*) tuberkulin
Skoring sistem
TB anak
terkonfirma TB anak klinis Ada Tidak ada/tidak
si kontak jelas kontak pasien
TB TB paru**)
paru**)
Menetap Menghilang
Keterangan:
Bukan TB
*) Dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sputum
**) Kontak TB Paru Dewasa dan Kontak TB Paru Anak terkonfirmasi
bakteriologis.
***) Evaluasi respon pengobatan. Jika tidak merespon baik dengan pengobatan
adekuat, evaluasi ulang diagnosis TB dan adanya komorbiditas atau
rujuk.
Parameter 0 1 2 3 Jml
Laporan BTA
positifkeluarga,BTA
Kontak TB Tidak jelas negatif atau tidak BTA positif
--
tahu, BTA tidak
jelas
Positif
(=10mm, atau
Uji Tuberkulin Negatif -- -- =5mm pada
keadaan
imunosupresi)
Klinis gizi buruk
Berat badan / BB/TB<90%
- atau BB/TB<70% -
keadaan gizi BB/U<80%
atau BB/U<60%
Demam tanpa
-- >2 minggu - -
sebab jelas
Batuk - =3 minggu - -
Pembesaran
kelenjar limfe >1 cm, Jumlah
- -
koli, aksila 1 tidak nyeri
inguinal -
Pembengkakan
tulang/sendi Ada
- - -
panggul, lutut, pembengkakan
falang
Normal/tidak Gambaran sugestif
-
Foto thoraks jelas TB
SKOR TOTAL MAKSIMAL 13
D2 o OAT baru
Bedaquiline
(Bdq)
Delamanid (Dlm)*
Pretonamid (PA-
824)*
D3
o OAT tambahan
Asam para
aminosalisilat
(PAS)
Imipenemsilasta
tin (Ipm)*
Meropenem
(Mpm)*
Amoksilin
clavulanat (Amx-
Clv)*
Thioasetazon
(T)*
- Kategori-1:
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
Pasien TB paru terdiagnosis klinis.
Pasien TB ekstra paru.
Jumlah
Hari/kali
Dosis perhari / kali
Menelan
Tahap
Lama Obat
pengobata
pengobatan Tablet
n Tablet Tablet Tablet
Isoniazid
Rifampicin Pirazinamid Ethambutol
@
@450mgr @500mgr @250mgr
300mgr
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 bulan 2 1 - 48
- Kategori -2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif
yang pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang) yaitu:
Pasien kambuh.
Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori
1 sebelumnya.
Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up)
badan
a. Kehamilan
Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda
dengan pengobatan TB pada umumnya. Menurut WHO, hampir
semua OAT aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin.
Streptomisin tidak dapat dipakai pada kehamilan karena bersifat
permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta.
Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan
pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang
akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa
keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya
Keterangan :
(====) : Pengobatan tahap awal
(-------) : Pengobatan tahap lanjutan
X : Pemeriksaan dahak ulang pada minggu terakhir bulan
pengobatan untuk memantau hasil pengobatan
( X ) : Pemeriksaan dahak ulang pada bulan ini dilakukan
hanya apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap
awal hasilnya BTA(+)
o Jika pasien tidak konversi atau pasien gagal,
lakukan pemeriksaan dengan tes cepat tes cepat
molekuler TB, apabila hasil nya Resisten
Rifampisin rujuk ke RS rujukan MDR Pasien dan
lakukan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan.
Apabila hasil nya negative atau Sensitif Rifampisin
lanjutkan pengobatan.
Tindakan pada pasien yang putus berobat selama kurang dari 1 bulan
•Dilakukan pelacakan pasien
•Diskusikan dengan pasien untuk mencari faktor penyebab putus berobat
•Lanjutkan pengobatan dosis yang tersisa sampai seluruh dosis pengobatan terpenuhi *
Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1 – 2 bulan
Tindakan pertama Tindakan kedua
Lacak pasien Apabila Lanjutkan pengobatan dosis yang tersisa sampai seluruh dosis
Diskusikan hasilnya pengobatan terpenuhi*
dengan BTA
pasien untuk negatif
mencari atau pada
faktor awal
penyebab pengobatan
putus berobat adalah
Periksa pasien TB
dahak ekstra paru
dengan 2 Apabila Total dosis Lanjutkan pengobatan dosis yang tersisa
sediaan salah satu pengobatan sampai seluruh dosis pengobatan terpenuhi
contoh uji atau lebih sebelumnya ≤
dan hasilnya 5 bulan
melanjutkan BTA
pengobatan positif
sementara
Total dosis Kategori 1 :
pengobatan 1. Lakukan pemeriksaan tes cepat
sebelumnya ≥ 2. Berikan Kategori 2 mulai dari awal **
5 bulan Kategori 2 : Lakukan pemeriksaan TCM TB
atau dirujuk ke RS Rujukan TB MDR ***
pengobatan *
sementara
menunggu hasilnya
Hasil Definisi
pengobatan
Sembuh Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.
Pengobatan Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana
lengkap pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif
namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan.
Gagal Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi
9. Pengobatan Pasien TB - RO
Keterangan :
Pasien Baru adalah pasien yang belum pernah
diobati atau pernah diobati dengan paduan OAT
Resistan Obat kurang dari satu bulan.
Pasien yang pernah diobati adalah pasien yang
pernah diobati dengan paduan OAT Resistan Obat
lebih dari satu bulan.
Tahap lanjutan adalah tahap pengobatan setelah selesai
pengobatan tahap awal dan pemberian suntikan
dihentikan.
o Pasien Baru: Lama tahap lanjutan adalah 12-14 bulan.
o Pasien pernah diobati TB RR/ ROatau pasien TB
XDR: Lama tahap lanjutan adalah 12 bulan
o Satuan bulan yang dimaksud adalah bulan sesuai dosis
yang diberikan, bukan bulan kalender. Satu bulan
pengobatan adalah bila pasien mendapatkan 28 dosis
pengobatan (1 bulan = 4 minggu = 28 hari).
o Pemberian obat oral selama periode pengobatan tahap
awal dan tahap lanjutan menganut prinsip DOT =
Directly Observed Treatment dengan PMO diutamakan
adalah tenaga kesehatanselama tahap awal, sedang pada
tahap lanjutan dapat juga dilaksanakan oleh kader
kesehatan terlatih
o Obat suntikan harus diberikan oleh petugas kesehatan.
o Cara pemberian obat:
Tahap awal:
Keterangan :
Angka di depan obat menunjukkan jumlah bulan
Angka di belakang bawah obat menunjukkan hari
pemberian per minggu
Tanda slash (/) untuk membedakan tahap
pengobatan
Tanda kurung () menunjukkan obat dapat
diberikan atau tidak sesuai ketentuan. *Catatan:
Angka bulan nantinya akan menyesuaikan
dengan bulan konversi biakan.
- Pemantauan Kemajuan Pengobatan TB RO
Pemantauan yang dilakukan selama pengobatan
meliputi pemantauan secara klinis dan pemantauan
laboratorium seperti pada tabel 17 berikut.
Selama menjalani pengobatan, pasien harus dipantau
secara ketat untuk menilai respons pengobatan dan
mengidentifikasi efek samping sejak dini. Gejala TB berupa
batuk, berdahak, demam dan BB menurun, pada umumnya
Kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan pada kondisi :
1. TB Meningitis,
2. Sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar (endobronkhial
TB)
3. Perikarditis TB
4. TB milier dengan gangguan napas yang berat,
5. Efusi pleura
6. TB abdomen dengan asites.
Obat yang sering digunakan adalah prednison
dengan dosis 2mg/kg/hari, sampai 4 mg/kg/hari pada kasus
sakit berat, dengan dosis maksimal 60mg/hari selama 4
minggu. Tappering-off dilakukan secara bertahap setelah 2
minggu pemberian kecuali pada TB meningitis pemberian
selama 4 minggu sebelum tappering-off .
Keterangan:
R: Rifampisin; H: Isoniasid; Z: Pirazinamid
1. Bayi di bawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah,
tidak dalam bentuk kombinasi dosis tetap, dan
sebaiknya dirujuk ke RS
2. Apabila ada kenaikan BB maka dosis/jumlah tablet
yang diberikan, menyesuaikan berat badan saat itu
3. Untuk anak obesitas, dosis KDT menggunakan Berat
Badan ideal (sesuai umur). Tabel Berat Badan
berdasarkan umur dapat dilihat di lampiran
Rumus:
Jumlah pasien TB yang mempunyai hasil tes HIV yang dicatat di formulir
pencatatan TB yang hasil tes HIV diketahui termasuk pasien TB yang
sebelumnya mengetahui status HIV positif x 100%
Jumlah seluruh pasien TB terdaftar (ditemukan dan diobati TB)
Jumlah kasus TB resistan obat (TB resistan rifampisin dan atau TB-MDR)
yang terdaftar dan yang memulai pengobatan lini kedua x 100%
Jumlah anak < 5 tahun yang dilaporkan mendapatkan pengobatan pencegahan TB X100%
Perkiraan jumlah anak < 5 tahun yang memenuhi syarat diberikan pengobatan pencegahan TB
Perkiraan jumlah anak < 5 tahun yang
memenuhi syarat diberikan PP INH= jumlah
pasien TB yang akan diobati x proporsi BTA
positif baru (yaitu 62%) x jumlah pasien TB BTA
positif baru yang memiliki anak (yaitu 30%) x
jumlah anak < 5 tahun (yaitu 1 orang) x jumlah
anak < 5 tahun yang tidak sakit TB (yaitu 90%).
Indikator ini menggambarkan berapa banyak
anak < 5 tahun yang mendapatkan PP INH di
antara anak < 5 tahun yang seharusnya
mendapatkan PP INH.
Persentase kasus TB yang ditemukan dan dirujuk
oleh masyarakat atau organisasi kemasyarakatan
Adalah jumlah semua kasus TB yang dirujuk oleh
masyarakat atau organisasi kemasyarakatan yang
tercatat (TB 01) di antara semua kasus TB
setiap tingkat pelaksana program Penanggulangan TB, yaitu mulai dari tingkat
Pusat, Dinkes Provinsi, Dinkes Kab/kota sampai di tingkat Fasyankes, baik rumah
Resistan Obat (TB-RO). Logistik Non OAT adalah semua jenis bahan dan alat
kesehatan selain OAT yang digunakan untuk mendukung tatalaksana pasien TB.
pasien TB.
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E
2(HRZ)/4(HR)
2HRZ/4HR
Salicylic (PAS)
Delamanid Tablet 50 mg
Logistik Non OAT terbagi dalam 2 jenis yaitu logistik Non OAT
s/d TB.13.
c. Cartridge TCM.
d. Masker bedah.
e. Respirator N95.
OAT, dll
Program Penanggulangan TB
TB.
Penanggulangan TB
logistik dan merupakan salah satu fungsi yang menentukan dalam proses
jenis logistik.
faskesnya.
ditentukan/disepakati.
adalah:
5.3.1 Menyiapkan data yang dibutuhkan, antara lain: data pasien TB yang
memperhitungkan sisa stok logistik yang masih ada dan masih dapat
tahun.
kegiatan.
proporsi tipe penemuan pasien tahun lalu, jumlah stok yang ada
dengan memperhatikan:
a. Jenis logistic
b. Spesifikasi
c. Jumlah kebutuhan
e. Unit pengguna
Penanggulangan TB
CPOB.
yang ditentukan.
Penanggulangan TB
dan Fasyankes.
6. Distribusi Logistik
perencanaan kebutuhan.
adalah:
8. Manajemen Pendukung
6.1 DEFINISI
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
6.1.1 Assesment resiko
6.1.2 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien
6.1.3 Pelaporan dan analisis insiden
6.1.4 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
6.1.5 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
6.2 TUJUA N
harus mengikuti tata laksana baku yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan.
menjadi:
rujukan mikroskopis.
fasyankes di Wilayahkerjanya.
wilayah kerjanya.
kinerja pemeriksaan).
di wilayahnya.
wilayahnya.
kinerja pemeriksaan).
a. Peran:
mikroskopis TB
c. Tugas:
mikroskopis TB.
mikroskopis TB.
laboratorium mikroskopisTB.
TB RO ( TB RR).
Kesehatan kabupaten/kota.
pokok laboratorium
a. Peran
b. Tugas pokok
internasiona
identifikasi M. Tuberculosis
yaitu:
wilayah kerjanya.
laboratorium biakan
kerjanya.
wilayah kerjanya
o Peran
secara fenotipik.
fenotipik.
o Tugas Pokok
secara fenotipik.
secara fenotipik
fenotipik.
secara fenotipik.
fenotipik.
supranasional.
secara fenotipik.
yaitu
Tujuan PMI:
yaitu
misalnya :
- SPO Inokulasi
- SPO identifikasi
kuman control
berkesinambungan.
1. Perencanaan PME
laboratorium TB.
penyelenggara.
2. Kegiatan PME
TB.
mutu, meliputi:
jenjang.
uji fungsi.
pemeriksaan.
Ditetapkan di :Banyuwangi
Tanggal : 15 Juni 2017
Direktur ,