PENDAHULUAN
3.1 Tujuan
3.1.1 Umum
Penyelenggarakan program PONEK yang komprehensif dan berkualitas
sesuai dengan visi misi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Banyuwangi
dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan Millenium Development
Goals (MDGs). Sehingga diharapkan menurunnya angka kematian Ibu
dan Bayi.
3.1.2 Khusus
1. Mendukung kebijakan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan
pelayanan PONEK 24 jam
2. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar
3. Terciptanya dan dilaksanakannya acuan pelayanan PONEK di RS
Nahdlatul Ulama Banyuwangi
4. Meningkatkan pelayanan maternal dan neonatal sehingga dapat
menurunkan kematian maternal dan neonatal di Rumah sakit
Nahdlatul Ulama Banyuwangi
5. Kerjasama integrative dengan unit terkait di Rumah sakit untuk
mendukung layanan PONEK
6. Melakukan Audit internal kematian maternal dan neonatal, serta
turut berpartisipasi dalam kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP)
atau Review Maternal Perinatal (RMP)
1. Petugas yang terkait pelayanan PONEK, 90% tahu program PONEK dalam
waktu 3 bulan sejak sosialisasi program
2. Sarana dan prasarana penunjang pelayanan PONEK tersedia pada masing-
masing unit PONEK 100% pada bulan Juli tahun 2017
3. Petugas pemberi pelayanan PONEK, minimal 50% sudah pelatihan PONEK
4. Program layanan PONEK dapat dilaksanakan minimal 80% pada unit terkait
dalam waktu 6 bulan sejak dimulainya program
5. Mutu pelayanan persalinan
a. Kejadian kematian ibu karena perdarahan minimal ≤ 1%, pre-eklampsia
minimal ≤30%, sepsis minimal ≤ 0,2%
b. Pemberi pelayanan persalinan normal (dr spesialis dan bidan 100%)
c. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit (tim ponek yang terlatih)
minimal 40%
d. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi 100%
- Dokter Sp.OG
- Dokter Sp.A
- Dokter Sp.An
e. Kemampuan menangani BBLR 1500 gram – 2500 gram minimal 60%
f. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria ≤40% minimal 80%
g. Keluarga berencana
- Presentasi KB (Vasektomi dan Tubektomi yang dilakukan oleh tenaga
kompeten dr. Sp.Og, dr.Sp.B, dr.Sp.U, dr.Umum terlatih) 100%
- Presentasi peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap
bidan terlatih minimal 50%
h. Kepuasan pelanggan minimal 75%
BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
MONEV
a. Pengupulan data
- Pengumpula data di lakukan di Unit Rekam medik dan buku
register
- Data di kumpulkan oleh petugas kamar bersalin
- Metodologi pengumpulan data adalah secara retrospektif
- Data di kumpulkan berdasarakan pasien yang tidak melakukan
ims, pmk, rawat gabung dan pemberian asi eksklusif
- Penilaian data di lakukan harian
- Periode waktu pelaporan kepada Sekretariat Mutu adalah 3
Bulanan
- Analisis data dilakukan 3 bulanan.
Chart Title
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
20%
1% 1% 1% 1% 1% 1%
0%
juli agustus september oktober november desember
Data diolah dari Rekam Medis dan buku Register RS Nahdlatul Ulama
Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa
melakukan rawat gabung tertinggi terjadi di Bulan oktober yaitu 45
pasien (1,4%).
Saat ini pelayanan rawat gabung dilaksanakan pada pasien kelas 1 dan
kelas VVIP Ibu dan bayi dirawat bersama 24 jam. Dan pasien kelas 2
dan 3 tidak dapat melakukan rawat gabung dikarenakan ruang nifas
masih belum tersedia, bayi sering dianjurkan untuk di tempatkan di
ruang perinatologi dengan alasan di ruang perawatan tidak ada bidan.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi rawat gabung selain karena
adanya indikasi medis dari ibu dan bayi juga disebabkan karena
fasilitas perawatan rawat gabung yang belum sesuai standar,
sehingga perawat ruangan bayi (perinatologi) lebih sering
menganjurkan keluarga untuk di rawat di ruang bayi (perinatologi)
IMD
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
20%
1% 1% 1% 1% 1% 1%
0%
juli agustus september oktober november desember
Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register Kamar Bersalin RS
Nahdlatul Ulama Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa
melakukan IMD tertinggi terjadi di Bulan oktober yaitu 44 pasien
(1,36%).
Saat ini pelayanan imd dilaksanakan bila bayi yang nilai apgar score
diatas 6. Tidak dilakukan imd bila bayi mengalami asfiksia, bayi berat
lahir rendah, dan lain-lain.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang tidak IMD selain karena
adanya indikasi medis dari ibu dan bayi juga disebabkan karena
fasilitas perawatan yang belum sesuai standar.
- Ketidaksiapan ibu dalam melakukan tindakan IMD pada bayi.
80%
60%
40%
20% 9%
3% 3% 5% 4%
0%
juli agustus september november desember
Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register Kamar Bersalin RS
Nahdlatul Ulama Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa
melakukan PMK tertinggi terjadi di Bulan september yaitu 1 pasien
(9%). Saat ini pelayanan PMK dilaksanakan bila bayi yang bb
<2500gram. Tidak dilakukannya pmk dikarenakan orang tuanya yang
tidak mau.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang tidak PMK selain karena
ibu yang tidak berani melakukan PMK karena terlalu kecil bayi
dan karena fasilitas perawatan yang belum sesuai standar.
- Ketidaksiapan ibu dalam melakukan tindakan PMK pada bayi.
80%
60%
40%
20%
1% 1% 2% 1% 1% 1%
0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register RS Nahdlatul Ulama
Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa
memberikan ASI Eksklusif tertinggi terjadi di Bulan november yaitu
51 pasien (1,4%). Saat ini pemberian asi eksklusif dilaksanakan pada
pasien kelas 1 dan kelas VVIP Ibu dan bayi dirawat bersama 24 jam.
Dan pasien kelas 2 dan 3 tidak dapat memberikan asi eksklusif
dikarenakan ruang nifas masih belum tersedia, bayi sering dianjurkan
untuk di tempatkan di ruang perinatologi dengan alasan di ruang
perawatan khusus ibu post partum belum tersedia.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang diberikan asi eksklusif
karena belum tersedianya ruang perawatan ibu nifas
- Ketidaksiapan ibu dalam memberikan asi pada bayi dan
ketidakpercayaan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi.