Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Aktivitas upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RS Nahdlatul


Ulama sejak awal tahun 2017 mulai mengacu kepada standar Tim Akreditasi
Rumah Sakit. Tim PONEK sebagai Tim yang diberi tugas sebagai pusat
monitoring dan koordinasi kegiatan di rumah sakit perlu menterjemahkan standar
– standar tersebut dalam rencana – rencana kegiatan yang praktis untuk
mendukung tercapainya target dari standar yang ada.
Awal pembentukan Tim PONEK di RS Nahdlatul Ulama sebenarnya mulai
bulan Juli 2017 tetapi belum ada pembentukan – pembentukan program sehingga
Tim PONEK belum bisa melaksanakan tugas – tugasnya. Pada bulan Desember
2017 baru menyelenggarakan rapat PONEK untuk membahas tentang semua
program – program PONEK.
Program awal mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2017 setelah beberapa kali
ada rapat PONEK.

Monev program PONEK 1


BAB II
LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat
untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagaimana yang
tertuang dakam UUD 1945 pasal 16.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals
(MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang
kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5
(meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan
Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya tidak terkait langsung yaitu
target 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target 3 (mendorong
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan).
Kementrian Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target-target
tersebut.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti
Berat Badan lahir Rendah (40%), asfiksia (24,6%) dan infeksi (sekitar 10%). Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan,
merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan
perdarahan (25%), infeksi (15%), pre-eklampsia/eklampsia (15%), persalinan
macet dan abortus. Mengingat kematian bayi dan perawatan bayi harus dilakukan
dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Terkait dengan target MDGs yang ke-3 (meningkatkan kesehatan ibu) dan
ke-4 (menurunkan angka kematian bayi), pemerintah menetapkan salah satu
kebijakan untuk mencapai target tersebut, yaitu PONEK (Pelayanan Obstetri
Neonatal Komprehensif). Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif adalah

Monev program PONEK 2


pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
serta komprehensif yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu dalam
masa nifas dengan komplikasi obstetri yang mengancam jiwa ibu dan janinnya.
Kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi angka kematian ibu dan angka
kematian bayi (Destiana, 2012).
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah
ketersediaan tenaga.

Monev program PONEK 3


BAB III
TUJUAN

3.1 Tujuan

3.1.1 Umum
Penyelenggarakan program PONEK yang komprehensif dan berkualitas
sesuai dengan visi misi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Banyuwangi
dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan Millenium Development
Goals (MDGs). Sehingga diharapkan menurunnya angka kematian Ibu
dan Bayi.
3.1.2 Khusus
1. Mendukung kebijakan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan
pelayanan PONEK 24 jam
2. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar
3. Terciptanya dan dilaksanakannya acuan pelayanan PONEK di RS
Nahdlatul Ulama Banyuwangi
4. Meningkatkan pelayanan maternal dan neonatal sehingga dapat
menurunkan kematian maternal dan neonatal di Rumah sakit
Nahdlatul Ulama Banyuwangi
5. Kerjasama integrative dengan unit terkait di Rumah sakit untuk
mendukung layanan PONEK
6. Melakukan Audit internal kematian maternal dan neonatal, serta
turut berpartisipasi dalam kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP)
atau Review Maternal Perinatal (RMP)

Monev program PONEK 4


BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1.1 Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Aktivasi tim PONEK
2. Menyusun rencana program dan analisis masalah
3. Sosialisasi program ponek ke unit terkait (poli kadungan, IGD ponek,
kamar bersalin, rawat inap, kamar operasi, ICU)
4. Pelaksanaan program
5. Evaluasi hasil program dan rencana tindak lanjut

Monev program PONEK 5


BAB V
CARA MELAKSANAAN KEGIATAN

5.1 Melaksanakan rapat / Pertemuan


Pertemuan meliputi pertemuan bulanan dan tahunan yang diadakan setiap hari
kamis minggu ke-4.
Saat pertemuan mengundang semua penanggung jawab ruangan terkait
PONEK dan narasumber yang dibutuhkan.
Tata cara dan Prosedur Rapat adalah sebagai berikut :
1. Rapat diadakan sesuai dengan kegiatan rutin dan kondisi
2. Acara rapat diajukan ke pihak manajemen untuk kebutuhan tempat, waktu
dan fasilitasnya melalui surat
3. Rapat rutin dihadiri seluruh anggota pokja dan undangan terkait
4. Semua yang hadir mengisi daftar hadir
5. Rapat dibuka oleh pembawa acara dan dilanjutkan arahan ketua atau wakil
PONEK sesuai dengan topik
6. Pimpinan rapat membacakan pokok rekomendasi notulen yang lalu yang
belum maupun yang sudah terlaksana
7. Notulen dilaksanakan oleh sekretaris dan membacakannya pada akhir
rapat
8. Semua peserta rapat menandatangani notulen rapat, yang diketahui oleh
ketua rapat dengan membubuhkan tanda tangan
9. Membuat laporan hasil rapat kepada direktur
5.2 Melaksanakan Audit
Audit dilakukan, bila ada masalah PONEK yang masuk atau teramati
melalui survey. Audit dilakukan dengan mengundang pihak terkait.
Pemberitahuan kepada pihak terkait tentang Audit. Audit dilakukan dengan
mendasarkan cara mekanisme persidangan.
1. Audit dilakukan secara tertutup, terbuka, jujur, sopan dan adil,
kekeluargaan serta pikiran positif (praduga tak bersalah)
2. Dibuka oleh pimpinan Audit

Monev program PONEK 6


3. Dilanjutkan dengan pembacaan paparan/masalah
4. Dialog dilakukan sedemikian rupa, sehingga jelas, teratur, dan terarah
guna mencapai pokok yang mengerucut
5. Bila belum dapat kata sepakat, dapat dilakukan mediasi oleh yang ditunjuk
dan dipercaya
6. Audit dilanjutkan setelah mediasi mencapai final. Dan ditutup setelah ada
keputusan akhir
7. Pembacaan kesimpulan Audit, faktor predisposisi, penyebab, tindakan
pencegahan dan solusi masalah
8. Penutupan audit oleh pembawa acara, dilanjutkan semua yang hadir
bersalaman
9. Hasil Audit didokumentasikan dan dilaporkan kepada Direktur, secara
lisan dan tertulis dalam laporan bulanan atau tahunan
5.3 Menerima keluhan dan masukan pada masing-masing instalasi terkait PONEK
1. Keluhan atau masalah PONEK dapat berasal dari manajemen, karyawan,
pasien, keluarga pasien maupun masyarakat
2. Keluhan harusnya tertulis
3. Semua keluhan didokumentasikan dan diagendakan dalam laporan
PONEK

Monev program PONEK 7


BAB VI
TARGET

1. Petugas yang terkait pelayanan PONEK, 90% tahu program PONEK dalam
waktu 3 bulan sejak sosialisasi program
2. Sarana dan prasarana penunjang pelayanan PONEK tersedia pada masing-
masing unit PONEK 100% pada bulan Juli tahun 2017
3. Petugas pemberi pelayanan PONEK, minimal 50% sudah pelatihan PONEK
4. Program layanan PONEK dapat dilaksanakan minimal 80% pada unit terkait
dalam waktu 6 bulan sejak dimulainya program
5. Mutu pelayanan persalinan
a. Kejadian kematian ibu karena perdarahan minimal ≤ 1%, pre-eklampsia
minimal ≤30%, sepsis minimal ≤ 0,2%
b. Pemberi pelayanan persalinan normal (dr spesialis dan bidan 100%)
c. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit (tim ponek yang terlatih)
minimal 40%
d. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi 100%
- Dokter Sp.OG
- Dokter Sp.A
- Dokter Sp.An
e. Kemampuan menangani BBLR 1500 gram – 2500 gram minimal 60%
f. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria ≤40% minimal 80%
g. Keluarga berencana
- Presentasi KB (Vasektomi dan Tubektomi yang dilakukan oleh tenaga
kompeten dr. Sp.Og, dr.Sp.B, dr.Sp.U, dr.Umum terlatih) 100%
- Presentasi peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap
bidan terlatih minimal 50%
h. Kepuasan pelanggan minimal 75%

Monev program PONEK 8


BAB VII
SKEJUL ( JADWAL ) PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
MONEV 

Monev program PONEK 9


BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

8.1 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


1. Evaluasi pelaksanaan program dilaksanakan setiap bulan dan tahunan dan
dilaporkan pada ketua PONEK melalui rapat tim.
2. Laporan tahunan dibuat pada akhir tahun mengetahui pelaksanaan
program dilaporkan ketua PONEK kepada Direktur.
3. Rencana tindak lanjut dilaksanakan pada bulan akhir tahun berdasarkan
hasil evaluasi tahunan sebagai dasar penyusunan rencana program PONEK
tahun berikutnya.

Monev program PONEK 10


BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

9.1 Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi


Pelaporan atas pelaksanaan kegiatan program disampaikan berupa :
1. Laporan 3 Bulanan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja pokja
PONEK yang dilaporkan kepada ketua PONEK setiap bulan dan
diteruskan kepada Direktur.
2. Laporan 6 Bulanan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja pokja
PONEK yang dilaporkan kepada ketua PONEK setiap bulan dan
diteruskan kepada Direktur.
3. Laporan Tahunan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja pokja
PONEK yang dilaporkan kepada ketua PONEK setiap tahun dan
diteruskan kepada Direktur.

Monev program PONEK 11


1.1 INDIKATOR AREA KLINIS
1. Assasmen Pasien
No Bulan IMD Rawat Gabung PMK ASI
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. Juli 6 29 13 35 3 0 13 35
2. Agustus 13 26 16 26 3 0 16 26
3. September 11 24 10 26 3 0 10 10
Total 30 79 39 87 9 0 39 39

No Bulan IMD Rawat Gabung PMK ASI


Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. Oktober 16 44 18 45 5 0 18 45
2. November 19 37 9 51 4 0 9 51
3. Desember 21 24 19 28 8 0 19 28
Total 56 105 46 124 17 0 46 124

a. Pengupulan data
- Pengumpula data di lakukan di Unit Rekam medik dan buku
register
- Data di kumpulkan oleh petugas kamar bersalin
- Metodologi pengumpulan data adalah secara retrospektif
- Data di kumpulkan berdasarakan pasien yang tidak melakukan
ims, pmk, rawat gabung dan pemberian asi eksklusif
- Penilaian data di lakukan harian
- Periode waktu pelaporan kepada Sekretariat Mutu adalah 3
Bulanan
- Analisis data dilakukan 3 bulanan.

Monev program PONEK 12


b. Stady
Grafik berdasarkan pasien yang tidak melakukan Rawat Gabung

Chart Title
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%

60%

40%

20%
1% 1% 1% 1% 1% 1%
0%
juli agustus september oktober november desember

Rawat Gabung Non Rawat Gabung

Data diolah dari Rekam Medis dan buku Register RS Nahdlatul Ulama
Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa
melakukan rawat gabung tertinggi terjadi di Bulan oktober yaitu 45
pasien (1,4%).
Saat ini pelayanan rawat gabung dilaksanakan pada pasien kelas 1 dan
kelas VVIP Ibu dan bayi dirawat bersama 24 jam. Dan pasien kelas 2
dan 3 tidak dapat melakukan rawat gabung dikarenakan ruang nifas
masih belum tersedia, bayi sering dianjurkan untuk di tempatkan di
ruang perinatologi dengan alasan di ruang perawatan tidak ada bidan.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi rawat gabung selain karena
adanya indikasi medis dari ibu dan bayi juga disebabkan karena
fasilitas perawatan rawat gabung yang belum sesuai standar,
sehingga perawat ruangan bayi (perinatologi) lebih sering
menganjurkan keluarga untuk di rawat di ruang bayi (perinatologi)

Monev program PONEK 13


- Ketidaksiapan ibu dalam merawat bayi dan ketidakpercayaan ibu
untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi.

IMD
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%

60%

40%

20%
1% 1% 1% 1% 1% 1%
0%
juli agustus september oktober november desember

IMD Non IMD

Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register Kamar Bersalin RS
Nahdlatul Ulama Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa
melakukan IMD tertinggi terjadi di Bulan oktober yaitu 44 pasien
(1,36%).
Saat ini pelayanan imd dilaksanakan bila bayi yang nilai apgar score
diatas 6. Tidak dilakukan imd bila bayi mengalami asfiksia, bayi berat
lahir rendah, dan lain-lain.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang tidak IMD selain karena
adanya indikasi medis dari ibu dan bayi juga disebabkan karena
fasilitas perawatan yang belum sesuai standar.
- Ketidaksiapan ibu dalam melakukan tindakan IMD pada bayi.

Monev program PONEK 14


PMK
120%
100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%

60%

40%

20% 9%
3% 3% 5% 4%
0%
juli agustus september november desember

PMK Non PMK

Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register Kamar Bersalin RS
Nahdlatul Ulama Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa
melakukan PMK tertinggi terjadi di Bulan september yaitu 1 pasien
(9%). Saat ini pelayanan PMK dilaksanakan bila bayi yang bb
<2500gram. Tidak dilakukannya pmk dikarenakan orang tuanya yang
tidak mau.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang tidak PMK selain karena
ibu yang tidak berani melakukan PMK karena terlalu kecil bayi
dan karena fasilitas perawatan yang belum sesuai standar.
- Ketidaksiapan ibu dalam melakukan tindakan PMK pada bayi.

Monev program PONEK 15


ASI EKSKLUSIF
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%

60%

40%

20%
1% 1% 2% 1% 1% 1%
0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

ASI NON ASI

Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register RS Nahdlatul Ulama
Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa
memberikan ASI Eksklusif tertinggi terjadi di Bulan november yaitu
51 pasien (1,4%). Saat ini pemberian asi eksklusif dilaksanakan pada
pasien kelas 1 dan kelas VVIP Ibu dan bayi dirawat bersama 24 jam.
Dan pasien kelas 2 dan 3 tidak dapat memberikan asi eksklusif
dikarenakan ruang nifas masih belum tersedia, bayi sering dianjurkan
untuk di tempatkan di ruang perinatologi dengan alasan di ruang
perawatan khusus ibu post partum belum tersedia.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang diberikan asi eksklusif
karena belum tersedianya ruang perawatan ibu nifas
- Ketidaksiapan ibu dalam memberikan asi pada bayi dan
ketidakpercayaan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi.

Monev program PONEK 16


c. Action
- Rawat Gabung
Rekomendasi :
 Dibuat ruangan rawat gabung yang sesuai standar, sebaiknya
ruang instalasi kamar bersalin terpisah
 Fasilitas untuk rawat gabung seperti meja perawatan bayi dan
fasilitas air mengalir
 Pelatihan manajemen asi eksklusif bayi bidan ruang nifas agar
dapat meningkatkan jumlah ibu yang memberikan asi eksklusif
pada bayi
- Inisiasi Menyusu Dini
Rekomendasi :
 Dibuatkan kamar bersalin yang sesuai standar, bersih dan
nyaman
 Diadakan tim pendukung ASI
- Perawatan Metode Kanguru
Rekomendasi :
 Dibuatkan ruang NICU yang sesuai standar, bersih dan nyaman.
- Asi Eksklusif
Rekomendasi :
 Dibuat ruangan rawat gabung (ruang nifas) yang sesuai standar.
 Fasilitas untuk rawat gabung seperti lampu sorot dan fasilitas air
mengalir
 Pelatihan manajemen asi eksklusif bayi bidan ruang nifas agar
dapat meningkatkan jumlah ibu yang memberikan asi eksklusif
pada bayi

Monev program PONEK 17


BAB X
RENCANA TINDAK LANJUT

1. Tercapainya target semua program ponek .


2. Untuk Rencana Tindak Lanjut terlampir dalam Laporan Monitoring dan
Evaluasi PONEK.

Monev program PONEK 18


BAB XI
PENUTUP

Demikian hasil monitor dan evaluasi pelaksanaan program pelayanan


obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK) diRS Nahdlatul Ulama
Banyuwangi ini disusun sebagai indikator peningkatan mutu pelayanan pasien.

Monev program PONEK 19

Anda mungkin juga menyukai