Anda di halaman 1dari 40

PERAN POGI DALAM PENCEGAHAN DAN

TATALAKSANA KASUS STUNTING

Narasumber : dr.Hj.Siti Rahayu,Sp.O.G,MM

TIM PAKAR AUDIT KASUS STUNTING POGI CABANG SUMATERA SELATAN /


KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU
2022
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
a. Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak termasuk
Imunisasi
b. Perbaikan Gizi khususnya stunting
c. Pengendalian Penyakit Menular (HIV/ AIDS (TE), Tuberkulosis
& Malaria
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, Diabetes
Melitus, Obesitas & Kanker)
Stunting di Indonesia

3
10/5/2022 PRESENTATION TITLE 4
Level dan trend pada malnutrisi anak
Tahun 2020
6
Prevalensi Stunting Anak Usia Di Bawah Lima Tahun di ASEAN

TERTINGGI KE 2

Asian Development Bank;2020


Series 1 Series 2 Series 3

Quarterly performance
2.0

Q1 2.4

Series 1 Series 2 Series 3


4.3

3.0
Q3 1.8
3.5

5.0
2.0
Q4 2.8
4.5

Q2 4.4

2.5

10/5/2022 PRESENTATION TITLE 8


Timeline
Perkembangan
Organ Janin
Peran SpOG

Pentingnya menjaga
nutrisi yang adekuat
sejak masa prekonsepsi
dan selama kehamilan
(Makronutrisi &
Mikronutrisi)

10
Etiologi: KOKPENDK
Kelainan kronis
Obat-obatan
Kecil masa kehamilan dan BBLR
Psikososial
Endokrin
Nutrisi dan metabolik
Displasia Tulang
Kromosom
Etiologi dari Kondisi dan Calon Ibu

Postur ibu pendek

Jarak kehamilan < 2 tahun

Multipara

Usia terlalu muda/tua

Asupan zat gizi kurang selama


hamil
Etiologi dari Kondisi Bayi dan Balita

BBLR PROSES PENYAPIHAN DINI

GAGAL ASI EKSKLUSIF TIDAK IMD

KUANTITAS, KUALITAS,
KEAMANAN, PANGAN SANITASI
PMT RENDAH HYGIENE BURUK

PENYAKIT INFEKSI
Penyebab stunting janin

1 2 3 4 5

PRETERM / KELAINAN KELAINAN


IUGR INFEKSI
BBLR KONGENITAL KROMOSOM

10/5/2022 PRESENTATION TITLE 14


Areas of focus
B2B market scenarios Cloud-based opportunities
Develop winning strategies to keep ahead Iterative approaches to corporate strategy
of the competition
Establish a management framework from
Capitalize on low-hanging fruit to identify a the inside
ballpark value
Visualize customer directed convergence

10/5/2022 PRESENTATION TITLE 15


Dampak Kurang Gizi Pada Awal Kehidupan
Terhadap Kualitas SDM

16
01
Our research (Herlambang et al) :
Fokus pada makronutrient (asam amino, asam
lemak) dalam road map pre eklampsia

BMC Pregnancy and Child birth :


Kadar OMEGA-3 yang tinggi terbukti dapat
Bersama-sama dengan intervensi pada aspek mencegah SGA (small gestational age and baby
mikronutrisi menjadi penguatan untuk kontribusi weight) pada pre eklampsia
pencegahan stunting

Perbaikan/ optimalisasi intervensi makronutrisi


Perbaikan/ optimalisasi intervensi dapat memberi kontribusi pencegahan pre
makronutrisi juga memfasilitasi eklampsia
jaminan nutrisi untuk kontribusi
pencegahan stunting
Nutrisi prekonsepsi yang buruk dikaitkan dengan kegagalan reproduksi,
pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan kesehatan pada generasi sekarang
dan berikutnya
International Journal of Gynecology and Obstetrics 131 S4 (2015) S213–S253
DAMPAK STUNTING BAGI KELUARGA DAN NEGARA

Penyebab Multi Dimensi

BALITA STUNTING
DAMPAK BAGI (TB/U)
KELUARGA MENGHAMBAT
1. GAGAL TUMBUH – Pendek Pembangunan dan
(TB/U), Kurus (BB/U) Peluang Menjadi
2. GAGAL KEMBANG – Gangguan
Kognitif, lambat menyerap
NEGARA
pengetahuan, lemah di Riskesdas 2013  MAJU
matematika; Stunting (pendek 37,2 %(9 Juta)
dan deficit kognitif)
3. GANGGUAN METABOLISME
PSG 2017  29,6%
TUBUH – potensi untuk terkena
penyakit tidak menular
Masalah Kesehatan
(di atas ambang batas
20%)

19
Angka stunting secara nasional menunjukkan perbaikan
dengan turunnya tren sebesar 3,3 persen dari 27.7 persen
tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021.

Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono saat


acara Launching Hasil Studi Satus Gizi Balita Indonesia (SSGI) 2021 di
Jakarta (27/12).

10/5/2022 PRESENTATION TITLE 20


Areas of growth

B2B Supply chain ROI E-commerce


Q1 4.5 2.3 1.7 5.0

Q2 3.2 5.1 4.4 3.0

Q3 2.1 1.7 2.5 2.8

Q4 4.5 2.2 1.7 7.0

10/5/2022 PRESENTATION TITLE 21


Indikator Stranas Untuk Pemda Kabupaten/Kota
1. Persentase remaja putri yang menerima layanan pemeriksaan status 1. Persentase bayi usia kurang dari 6
anemia (hemoglobin) bulan mendapat air susu ibu (ASI)
2. Remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) eksklusif Terdapat 29
3. Persentase calon pengantin/calon ibu yang menerima Tablet Tambah 1. Persentase 2. Persentase anak usia 6-23 bulan yang
Darah (TTD) 1.Persentase ibu hamil pelayanan mendapat Makanan Pendamping Air indikator dengan PJ-
4. Calon pasangan usia subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan Kurang Energi Kronik keluarga Susu Ibu (MP-ASI) nya adalah Pemerintah
kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah (KEK) yang menerima berencana 3. Persentase anak berusia di bawah
pasca lima tahun (balita) gizi buruk yang Daerah kab/kota dengan
5. Cakupan calon PUS yang menerima pendampingan kesehatan tambahan asupan gizi
reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pra-nikah 2.Persentase ibu hamil melahirkan mendapat pelayanan tata laksana unit intervensi
gizi buruk
6. Pasangan calon pengantin yang mendapatkan bimbingan perkawinan yang mengonsumsi 2. Persentase
4. Anak berusia di bawah lima tahun
remaja, ibu hamil, ibu
dengan materi pencegahan stunting Tablet Tambah Darah unmet need (balita) yang dipantau pertumbuhan masa interval, balita dan
7. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah (TTD) minimal 90 tablet pelayanan dan perkembangannya
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat selama masa keluarga keluarga
5. Persentase anak berusia di bawah
8. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kehamilan. berencana lima tahun (balita) gizi kurang yang (sumber: Perpres
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai mendapat tambahan asupan gizi 72/2021)
9. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah 6. Persentase balita yang memperoleh
kesejahteraan sosial yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI) imunisasi dasar lengkap

Kelompok Ibu masa


Calon pengantin/remaja/PUS Ibu hamil Balita (0-59 bulan)
sasaran interval
Keluarga:
1. Persentase keluarga yang stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
2. Persentase keluarga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Persentase Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
4. Persentase Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan
5. Cakupan Keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan
6. Persentase Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
7. Rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak
8. Rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak
9. Kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang mengikuti Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dengan modul kesehatan dan gizi
10. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur
Kesehatan Reproduksi Seorang Perempuan Saat Hamil
Mempengaruhi Kualitas 2 GENERASI Berikutnya

1000 HPK
Perkembangan otak (80%) dan
730 Hari setelah organ-organ lain
kelahiran
270 Hari Masa
Kehamilan
Optimalisasi 1000 HPK
IBU ANAK

 Asupan yang beragam, bergizi seimbang • Asupan yang beragam, bergizi seimbang dan
dan aman aman
 Pemeriksaan kehamilan • Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
 Metode Amenore Laktasi (MAL)
• ASI Eksklusif
 KB Pascapersalinan
 Pencegahan Penyakit Infeksi • Pencegahan Penyakit Infeksi
 Hindari 4 Terlalu • Pendidikan Kesehatan Reproduksi
 Hindari 3 Terlambat • Pola Asuh yang baik
 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
BERENCANA ITU KEREN
Peran KB, ASI & Jarak Healthy Timing a n d Spacing o f Pregnancies:
Kehamilan A F a m i l y P l a nn in g I n v e st m e n t S t r a t eg y for Accelerating
t h e P a c e o f I m p r o v e m e n t s in C h i l d S u r v i v a l

Figure 2 : Child U n d e r nutrition Risk by Bir th-to-Pregnancy Inter vals


1.4
1.25 1.30
1.12
1.2
1.16
1.29 1.11
Breast feeding 1.22 1.19 1.13
1.07
1.00
1.11 0.95

Adjusted Relative
1.0 1.06 0.90
1.00 0.82
0.8 0.90 0.89
0.82

ASI 0.6

0.4

Risk
0.2 Stunted
U n d e r w eight
0
<6 6–11 12–17 18–23 24–29 30–35 36– 45–59 60–95 96+

KB S o u r c e : Rutstein, 2 0 0 8
* R e f G ro u p
47*
B i r t h - t o - P re g n a n c y I n t e r v als

Stunting
IMD + ASI Eksklusif : 1.5 s/d 1,9 X
Spacing mencegah stunting
ASI Eksklusif merupakan KB Alami
Dimasa Pandemi Covid-19
(LAM)
Breast feeding + Spacing ASI Eksklusif + Spacing mempengaruhi
PENTING AUTISME

BERENCANA ITU KEREN


5 Pilar dan Prioritas Percepatan
Pencegahan Stunting
PILAR1 PILAR2 PILAR3 PILAR4 PILAR5

Komitmen Kampanye Mendorong


dan visi nasionaldan konvergensi Ketahanan Pemantauan
5|PILAR kepemimpinan komunikasi program pangandan gizi dan evaluasi
nasional dan perubahan di tingkatpusat
daerah perilaku dandaerah

Prioritas PercepatanPencegahanStunting

Sasaran Prioritas Intervensi Kabupaten/kota Sepuluhprovinsi


Prioritas prioritas
Ibu hamil dan anak • Intervensi gizi • 2018 => 100 kabupaten/kota prioritas
dengan prevalensi
usia 0-2 tahun atau spesifik • 2019 => 160 kabupaten/kota
stuntingtertinggi
• 2020 => 260 kabupaten/kota
rumah tangga • Intervensi • 2021 => 360 kabupaten/kota sesuaiArahan
Presiden pada ratas 5
1.000 HPK gizi sensitif • 2024 => semua
Agustus 2020.
kabupaten/kota

Strategi Nasional. Percepatan Pencegahan Stunting Periode 2018-2024.. Jakarta: Kementerian Wakil Presiden Republik Indonesia; 2021. 25
26
PERAN POGI DALAM INTERVENSI SPESIFIK DAN SENSITIF
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Intervensi Sensitif
Target (Penyebab tidak langsung)
70% pelayanan KB pascapersalinan
15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai
bagian pelayanan nikah
100% rumah tangga mendapat akses air minum
layak di kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi(air
limbah domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
90% keluarga berisiko stunting memperoleh
pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh
bantuan tunai bersyarat
70% target sasaran memiliki pemahaman yang
baik tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang
menerima bantuan sosial pangan

90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar


Sembarangan (BABS)

Sumber: Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021


Sebelum lahir

INTERVENSI DI HULU PADA REMAJA PUTRI


Sasaran Remaja Putri siswi SMP/SMA/Sederajat : 16.256.613 siswi

Remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), 1 tablet


1
setiap minggu selama 52 minggu (1 tahun)

2 Skrining Anemia pada remaja putri dengan pemeriksaan kadar Hb, pada
kelas 7 dan 10 utamanya.

Edukasi remaja putri: manfaat TTD, bahaya anemia, kespro, gizi seimbang
3

Kegiatan tambahan:
4 - Minum TTD Bersama di sekolah “Anemia No,Tablet Tambah Darah Yes.”
- Sarapan Bersama di sekolah

Nurtito A. Intervensi Program Sensitif dan Spesifik dalam Percepatan Penurunan Stunting; 2022
Sebelum lahir

INTERVENSI PADA IBU HAMIL


Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)

Ibu Hamil mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), minimal


mengonsumsi 90 tablet selama masa kehamilan
1

Evidence: mampu menurunkan kejadian lahirnya Bayi Kecil (Small


for Gestational Age/SGA) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
hingga 13% (Haider and Bhutta 2015)

2 Skrining Anemia pada saat pemriksaan kehamilan (K1)


Riskesdas 2018: % Ibu Hamil Anemia = 48,9%

3
Edukasi hamil: manfaat TTD, gizi seimbang untuk ibu hamil, IMD,
ASI Eksklusif “Anemia No,Tablet Tambah Darah Yes.”

Nurtito A. Intervensi Program Sensitif dan Spesifik dalam Percepatan Penurunan Stunting; 2022
Sebelum lahir

INTERVENSI PADA IBU HAMIL


Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi

Skrining status gizi ibu hamil dengan pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA) pada
1
saat pemeriksaan kehamilan/ANC. Ibu menderiat risiko KEK jika LILA < 23,5 cm
ANC 6 X, minimal 2X diperiksa oleh dokter

2 Pemberian tambahan asupan gizi untuk ibu Hamil KEK selama 90 hari

3 Edukasi hamil: manfaat makanan tambahan, gizi seimbang untuk ibu hamil

4 Monitoring tingkat kepatuhan konsumsi tambahan asupan gizi


secara berkala oleh kader dan tenaga kesehatan

Nurtito A. Intervensi Program Sensitif dan Spesifik dalam Percepatan Penurunan Stunting; 2022
Setelah lahir

Pemberian ASI Eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan sebagai salah satu standar Pemberian Makan
Bayi dan Anak (PMBA)
100 80
Tantangan 80
90 64,5
70
Pandemi COVID-19 berdampak pada pelaksanaan pelayanan kesehatan di 60
47,5
Puskesmas dan Posyandu 50
40
 43,5% Puskesmas meniadakan Pelayanan Posyandu (Survey Cepat 30
Balitbangkes, 2020) 20
10
 Cakupan Konseling Pemberian Makan Bayi Dan Anak (PMBA) 0
Bayi 0-5 bulan mendapatkan ASI Eksklusif
menurun 23,5% (Survey Cepat Gizi, 2020)
2018 2021 Target 2024

Sumber: Riskesdas , 2018 ; SSGI2021

Solusi
Pelaksanaan modifikasi layanan konseling PMBA melalui tele-konseling
atau kunjungan ke rumah
 68,7% Puskesmas Melakukan Kunjungan Rumah Balita (Survey Cepat
Balitbangkes, 2020)
 69,42% Puskesmas Melakukan Kunjungan Rumah Ibu Hamil (Survey Cepat
Balitbangkes, 2020)
Penyusunan media KIE terkait menyusui, webinar tentang pentingnya ASI

Nurtito A. Intervensi Program Sensitif dan Spesifik dalam Percepatan Penurunan Stunting; 2022 Sumber: Riskesdas , 2018 ; SSGI 2021
Program untuk mencapai target indikator intervensi spesifik
Indikator Intervensi Spesifik Program
1 Skrining Hb remaja putri
2 Pemberian TTD remaja putri
Sebelum

Remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)


3 Pemeriksaan ibu hamil
lahir

Ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama 4 Pemberian TTD ibu hamil
kehamilan Ibu hamil Kurang Energi Kronik (K Pemberian makanan tambahan ibu hamil
5
Kurang Energi Kronis (KEK)

Edukasi Remaja Putri, Ibu Hamil, dan Keluarga


6
Balita
Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif Pemberian asupan protein hewani pada
7
baduta
Anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan PendampingASI
(MP- ASI) 8 Pemantauan tumbuh kembang
Balita dipantau pertumbuhan dan 9 Tatalaksana balita dengan masalah gizi
Setelah lahir

perkembangannya Balita gizi kurang mendapat Peningkatan cakupan dan perluasan jenis
10
imunisasi
tambahan asupangizi

Balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk

Balita memperoleh imunisasi dasar lengkap 12


Nurtito A. Intervensi Program Sensitif dan Spesifik dalam Percepatan Penurunan Stunting; 2022
INTERVENSI GIZI SENSITIF
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor
berkontribusi pada 70% penurunan stunting

BKP/PERTANIAN PU
Ketahanan Pangan dan Air Bersih &
Gizi (Fortifikasi Bahan Sanitasi
Pangan)

PP DAN PA
BPJS Remaja Perempuan
Edukasi Kesehatan
Jaminan Kesehatan
Seksual dan Reproduksi,
Nasional
pada Remaja.

AGAMA
SOSIAL Edukasi Kes pada Catin,
UKS pada sekolah
Penanggulangan keagamaan
Kemiskinan(PKH) BKKBN
DIKBUD
Keluarga Berencana,
Pendidikan Anak Usia Dini
Pengasuhan orang tua,
Edukasi Kes Seksual dan
Direktorat Kesehatan Keluarga;2018 Reproduksi Remaja 33
Rembuk Stunting

Langkah penting yang harus dilakukan pemerintah


kabupaten/kota untuk memastikan pelaksanaan rencana
kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting
dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung
jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan
masyarakat.

Salah satu Lembaga non-pemerintah 


Perkumpulan Obstetri &Ginekologi (POGI)
34
Bappenas 2019. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi. Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas; 2019.
Tantangan Pelaksanaan
• Konvergensi di Tingkat Pusat, Kabupaten dan Desa masih harus terus
didorong dan bukan hal mudah untuk dilakukan. Ini yang harus

• Cakupan dan Beberapa Indikator Program Masih Rendah:


• Anemia Ibu Hamil: prevalensi nya naik, konsumsi TTD > 90 tablet rendah
• Gizi Remaja
• ASI Ekslusif cakupannya rendah
• Imunisasi: cakupan imunisasi cederung menurun
• PAUD HI: 14,8% anak mengakses PAUD Pra Sekolah; usia 0-2 tahun sangat minim.
• Sanitasi dan air minum
• Kampanye Perubahan Perilaku: 6 pesan utama
• Perubahan perilaku tidaklah mudah, butuh waktu dan kontinuitas dalam
pelaksanaannya.
• Sistem surveillance, pemantauan dan evaluasi harus dikuatkan, baik di tingkat
Kabupaten/Kota maupun di tingkat nasional.
35
Strategi Nasional. Percepatan Pencegahan Stunting Periode 2018-2024.. Jakarta: Kementerian Wakil Presiden Republik Indonesia; 2021.
Kesimpulan
POGI ikut berperan aktif dalam program rembuk stunting dan tim pakar audit kasus
stunting yang termasuk dalam strategi nasional percepatan pencegahan stunting.

POGI berkolaborasi dengan tim medis dan paramedis ( bidan,perawat) serta non medis
dalam melaksanakan program penurunan angka stunting.

POGI diharapkan menjalankan intervensi spesifik dan sensitive sesuai kasus yang ada.

POGI melakukan pengawasan dan edukasi petugas dalam pelaksanaan ANC terpadu
dan pengisian Buku KIA revisi terbaru. 36

KIE mengenai program KB dan alat kontrasepsi dalam mencegah kehamilan.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai