Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Pembangunan Nasional di Indonesia pada hakekatnya membangun manusia Indonesia


seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya secara adil dan merata berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dengan berpedoman pada Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN). Namun demikian, peran serta perempuan dalam keberhasilan pembangunan
masih banyak dikesampingkan dan dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak.

Banyak negara-negara di dunia pada saat ini berorientasi ke arah kesetaraan gender dalam
penyusunan program pembangunannya dengan maksud menghilangkan semua bentuk
diskriminasi antara laki-laki dengan perempuan di segala bidang. Pengertian gender berbeda
dengan seks. “Gender” adalah perbedaan status, peran, dan kesempatan serta tanggung jawab
antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sebagai hasil warisan
adat dan social budaya yang dapat berubah dan diubah. Sedangkan “seks” adalah perbedaan
biologis antara laki-laki dan perempuan baik ciri fisik primer maupun ciri fisik sekunder dari
bentuk organ reproduksi tubuh manusia.

Dengan adanya penandatanganan kesepakatan Millenium Development Goal’s (MDGs)


atau Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2000 oleh 189 negara, termasuk Indonesia,
merupakan salah satu momentum untuk lebih melihat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan
dalam keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan. Dalam tujuan pembangunan millennium
(MDGs) tersebut, disebutkan salah satu tujuannya adalah mendorong adanya kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan (butir tujuan ke-3), dengan indikatornya antara lain kesamaan
akses perempuan terhadap fasilitas pendidikan dan ketenagakerjaan.

Perlakuan diskriminatif terhadap perempuan telah terjadi sejak lama hingga masyarakat
telah menganggapnya sebagai “kodrat” kaum perempuan. Sebagai usaha untuk menghilangkan
perlakuan tersebut telah dilakukan upaya-upaya pemberdayaan perempuan. Walaupun berbagai
macam upaya telah dilakukan, kenyataannya sampai sekarang masih terjadi kesenjangan gender.
Status dan peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum sejajar
dengan laki-laki yang tercermin di antaranya adalah pada sedikitnya jumlah perempuan yang
menempati posisi penting dalam pemerintahan, badan legislatif, dan yudikatif serta dalam
masyarakat.

Kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan masih terlihat jelas yang ditandai
oleh masih rendahnya peluang yang dimiliki perempuan untuk bekerja dan berusaha, serta
rendahnya akses mereka terhadap sumber daya ekonomi, seperti teknologi, informasi, pasar,
kredit, dan modal kerja. Semua ini berdampak pada masih rendahnya partisipasi, akses, dan
kontrol yang dimiliki serta manfaat yang dinikmati perempuan dalam pembangunan. Bentuk-
bentuk ketidak setaraan dan ketidakadilan gender dikenal dengan kesenjangan gender (gender
gap) yang pada gilirannya menimbulkan permasalahan gender (gender issues). Hal ini antara lain
belum banyak masuknya pertimbangan manfaat pembangunan secara adil antara perempuan dan
laki-laki. Akibatnya, terjadi ketidaksetaraan gender (kesenjangan gender).

Dalam era otonomi daerah sekarang ini, keberhasilan pembangunan tidak lagi ditentukan
oleh pemerintah pusat saja namun lebih ditentukan oleh pemerintah daerah. Oleh sebab itu,
pemahaman tentang kondisi daerah setempat sangat diperlukan, khususnya dalam upaya
pembangunan pemberdayaan perempuan yang dilakukan melalui penyediaan data terpilah di
berbagai bidang.
Tujuan

1. Tujuan dari pembuatan proposal ini untuk memohon bantuan dalam upaya peningkatan
Sumbaer daya manusia ( SDM ) khususnya kaum perempuan di kabupaten sorong dan
penyediaan Advokasi Pengerustamaan Gander bagi perempuan.
2. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan namun masih membutuhkan bantuan dalam
upaya peningkatan persamaan gander adalah :
a. Jahit Menjahit
b. Tenun Ikat Tardisional
c. Penyediaan Advokasi PUG

Gambaran Umun

 Kabupaten Sorong terletak pada 00° 33’ 42” - 01° 35’ 29” Lintang Selatan dan 130° 40’
49” - 132° 13’ 48” Bujur Timur.
 Luas wilayah Kabupaten Sorong mencapai 13.603,46 Km2, yang terdiri dari daratan
seluas 845,71 Km2, dan lautan seluas 514,65 Km2 (sumber: BAPPEDA Kabupaten
Sorong).
 Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Sorong berbatasan dengan Kabupaten Raja
Ampat di sebelah utara dan baratnya, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Sorong Selatan. Sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Manokwari.

Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin


VISI MISI KABUPATEN SORONG

VISI :

“ TERWUJUDNYA TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG


SEJAHTERA”

MISI :

1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri;


2. Meningkatkan tersedianya infrastruktur dasar yang memadai di ibu kota kabupaten dan ibu
kota distrik guna menggerakan perekonomian dan kawasan serta mengurangi keterisolasian
daerah ;
3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi rakyat dan peningkatan pendapatan masyarakat ;
4. Meningkatkan ketahanan pangan dan ketersediaan perumahan terutama bagi masyarakat yang
tidak mampu ;
5. Mewujudkan sistem pemerintahan daerah yang bersih, akuntabel, transparan, responsif,
efisien, bertanggung jawab, dan berwibawa;
6. Menciptakan kondisi aman, damai, tertib, dan tenteram dalam kehidupan masyarakat.

VISI MISI KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB

VISI :

“ TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER, KESEJAHTERAAN


DAN PERLINDUNGAN ANAK, SELURUH KELUARGA IKUT KB. DALAM
KEHIDUPAN BERKELUARGA, BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA.”

MISI :

1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan.


2. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak.
3. Meningkatkan pelaksanaan dan memperkuat kelembagaan Pengarusutamaan Gender.
4. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
5. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat.
USULAN KEGIATAN

Bertitik tolak dari permasalahan yang dikemukakan diatas, serta Visi Misi Kabupaten
Sorong dan Visi Misi Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Sorong maka, untuk
terlaksananya kegiatan Peningkatan Kualitas hidup perempuan papua di Kabupaten Sorong,
melalui proposal ini diajukan usulan rencana kegiatan, Adapun usulan rencana tersebut
sebagaimana tercantum dibawah ini :

Perincian Biaya

1. Kegiatan Jahit – Menjahit Rp. 154.080.000

2. Kegaiatan Tenun Rp. 77.905.000

3. Advokasi PUG Rp. 80.000.000

TOTAL Rp. 311.985.000

TERBILANG : TIGA RATUS SEBELAS JUTA SEBILAN RATUS DELAPAN PULUH


LIMA JUTA RUPIAH
PENUTUP

Keseimpulan

1) Kabupaten Sorong dengan wilayah yang cukup luas, masih menghadapi permasalahan
terkait dengan persamaan Gander serta kualitas hidup perempua papua yang harus di
tingkatkat untuk menuju ke kehiudupan yang lebih sejahtera
2) Sebagai salah program yang memiliki peranan yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan dari Mellenium Development Goal’s ( MDG’s ) pada indicator ke 3.

Untuk memenuhi meningkatkan kualitas hidup perempuan papua di Kabupaten Sorong,


kami mohon agar Bapak Mentri Daerah Tertinggal RI dapat mengalokasikan anggaran guna
menunjang kegiatan tersebut.

KEPALA KANTOR
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB
KABUPATEN SORONG

DORKAS KANA PAU, BA


NIP. 19601111 198503 2 007

Anda mungkin juga menyukai