PENGARAH
Abhan
Mochammad Afifuddin
Ratna Dewi Pettalolo
Rahmat Bagja
Fritz Edward Siregar
PEMBINA
Gunawan Suswantoro
PENANGGUNG JAWAB
Ferdinand Eskol Tiar Sirait
KETUA TIM
Ilham Yamin
WAKIL KETUA
Djoni Irfandi
R. Alief Sudewo
Eko Agus Wibisono
PENELITI
Masykurudin Hafidz (Koordinator)
Ahsanul Minan
Yohan Wahyu
Toto Sugiarto
Engelbert Johannes Rohi
Yusfitriadi
Sunanto
Veri Junaidi
Erik Kurniawan
Sri Budi Eko Wardani
Nugroho Noto Susanto
Muhammad Zaid
Mohamad Ihsan
Deytri Aritonang
ASISTEN PENELITI
Adriansyah Pasga Dagama
Ira Sasmita
M. Qodri Imaduddin
Andika Asykar
Chandra Maulana Akbar
Anjar Arifin
Mouliza K. D. Sweinstani
Rury Uswatun Hasanah
Taufiequrrohman
Rafael Maleakhi
Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha
Kuasa karena atas izin-Nya sehingga Indeks Kerawanan Pemilihan
Umum (IKP) Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018 ini dapat diselesaikan.
IKP 2018 ini adalah salah satu produk hasil penelitian Badan Pengawas
Pemilihan Umum Republik Indonesia terhadap pelaksanaan pemilihan
umum, baik Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, maupun Pemilihan Kepala
Daerah.
IKP Pilkada 2018 merupakan upaya dari Bawaslu RI untuk
melakukan pemetaan dan deteksi dini terhadap berbagai potensi
pelanggaran dan kerawanan untuk kesiapan menghadapi pelaksanaan
Pilkada Serentak 2018. Dalam studi IKP ini, kerawanan didefinisikan
sebagai berbagai hal yang berpotensi mengganggu atau menghambat
proses pemilihan yang demokratis.
Pada tahun 2018 terdapat 171 daerah yang menggelar pilkada,
yang terdiri atas 17 provinsi dan 154 kabupaten/kota. Bawaslu menyusun
IKP Pilkada di 171 daerah tersebut dengan menggunakan 3 (tiga)
aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemilu yang demokratis, berkualitas, dan bermartabat.
Ketiga aspek tersebut adalah penyelenggaraan, kontestasi, dan
partisipasi. Dari tiga aspek tersebut, IKP dirumuskan ke dalam 10 variabel
dan 30 indikator untuk mengukur indeks agar lebih mudah diidentifikasi.
Hasil pengukuran dari masing-masing aspek, variabel, dan indikator di
171 daerah tersebut dijadikan pijakan oleh Bawaslu menyusun IKP Pilkada
2018.
Secara berkelanjutan Bawaslu telah melakukan penyusunan
IKP sejak Pemilu Legislatif tahun 2014. Pada proses penyusunan
IKP Pilkada 2018, Bawaslu menyempurnakan produk IKP agar lebih
sederhana dan semakin fungsional dengan tetap mengutamakan
kejelasan dan konsistensi metodologi dan analisisnya. Data, pengalaman
penyelenggaraan pilkada sebelumnya, serta pengetahuan tim ahli dalam
mengidentifikasi dan memproyeksi potensi terjadinya kerawanan pilkada
dijadikan sebagai basis utama menyusun IKP Pilkada 2018.
IKP Pilkada 2018 dirilis lebih awal dibandingkan IKP Pilkada 2017.
Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak tahapan yang diprediksi
dan semakin tinggi peluang melakukan pencegahan terhadap potensi
pelanggaran dalam setiap tahapan pilkada. Melalui serangkaian tahapan,
A B H AN
Ketua
MOCHAMMAD AFIFUDDIN
Koordinator Divisi Pencegahan dan Sosialisasi
SAMBUTAN..............................................................................................................iii
PENGANTAR............................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN...........................................................................................xii
BAB 1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Indeks Kerawanan Pemilu........................3
1.3 Definisi dan Operasionalisasi Konsep..............................................4
1.4 Tahapan Penyusunan IKP Pilkada 2018...........................................9
1.5 Data dan Metode ....................................................................................10
1.6 Metode Pengukuran dan Analisis Data............................................16
BAB 2
GAMBARAN IKP PILKADA 2018 PROVINSI
DAN KABUPATEN/KOTA ...................................................................................13
2.1 IKP Pilkada 2018 Tingkat Provinsi......................................................13
2.2 IKP Pilkada 2018 Tingkat Kabupaten/Kota....................................15
2.2.1. Kabupaten/Kota dengan Tingkat Kerawanan Tinggi.................18
2.2.2. Kabupaten/Kota dengan Tingkat Kerawanan Sedang..............20
2.2.3. Kabupaten/Kota dengan Tingkat Kerawanan Rendah..............23
2.2.4. Kabupaten/Kota dengan Situasi Khusus........................................27
2.3 IKP Pilkada 2018 di Tingkat Provinsi Berbasis Dimensi ............29
2.3.1. Dimensi Penyelenggaraan....................................................................31
2.3.2. Dimensi Kontestasi..................................................................................31
2.3.3. Dimensi Partisipasi..................................................................................31
2.4 IKP Pilkada 2018 di Tingkat Kabupaten/Kota
Berbasis Dimensi......................................................................................31
2.4.1. Dimensi Penyelenggaran.......................................................................33
2.4.2. Dimensi Kontestasi..................................................................................33
2.4.3. Dimensi Partisipasi..................................................................................34
BAB 4
ASPEK KERAWANAN DALAM IKP PILKADA 2018...................................115
4.1 Aspek Kerawanan Tinggi.......................................................................115
BAB 5
PENCEGAHAN KERAWANAN DALAM IKP PILKADA 2018 ..................125
5.1 Tindak Lanjut.............................................................................................125
5.2 Rekomendasi.............................................................................................127
DAFTAR KEPUSTAKAAN....................................................................................131
LAMPIRAN................................................................................................................132
DAFTAR GAMBAR
AHP
Analytical Hierarchy Process
APBD Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
ASN Aparatur Sipil Negara
Bawaslu RI Badan Pengawas Pemilihan
Umum Republik Indonesia
CSO Civil Society Organization
DAK2 Data Agregat Kependudukan per
Kecamatan
DKI Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta
DKPP Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu
DPD RI Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia
DPP Dewan Pimpinan Pusat
DPR RI Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DPS Daftar Pemilih Sementara
DPT Daftar Pemilih Tetap
DPTb Daftar Pemilih Tambahan
e-KTP Kartu Tanda Penduduk Elektronik
Gakkumdu Penegakan hukum terpadu
IKP Indeks Kerawanan Pemilu
KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kemendagri Kementerian Dalam Negeri
Kemenkopolhukam Kementerian Koordinator Politik,
Hukum dan Kemanan
KPU RI Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
Medsos Media Sosial
MK Mahkamah Konstitusi
4. Hak untuk memilih dan dipilih. Semua warga negara yang memenuhi
syarat dijamin bisa ikut dalam pemilihan tanpa diskriminasi;
5.
Badan penyelenggara pemilu harus dijamin bisa bekerja
independen. Hal ini merupakan persoalan penting karena mesin-
mesin pelaksana pemilu membuat dan melaksanakan keputusan
yang dapat memengaruhi hasil pemilu. Oleh karena itu, badan
14.
Pemantauan pemilu. Untuk menjamin transparansi dan
meningkatkan kredibilitas, kerangka hukum harus menetapkan
bahwa pemantau pemilu dapat memantau semua tahapan pemilu;
PARTISIPASI
KONTESTASI
PENYELENGGARAAN
(35%)
(35%)
(30%)
Pembobotan
Indeks Kerawanan Pemilu
(IKP)
Pembobotan
Dimensi, Variabel,
dan Indikator
DIMENSI 3: Partisipasi
Hak Pilih (variabel 8)
• Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 22)
• Pemilih yang menggunakan hak pilih tetapi tidak terdaftar
di DPT (Indikator 23)
• Pemilih yang hendak memilih tetapi tidak dapat menggunakan
hak pilihnya (Indikator 24)
DIMENSI 2: Kontestasi
Pencalonan (variabel 4)
• Dukungan untuk calon perseorangan (Indikator 11)
• Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12)
• Penetapan pasangan calon (13)
• Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 14)
• Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 15)
Kampanye (variabel 5)
• Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 16)
• Pelaporan/peristiwa praktik politik uang (Indikator 17)
• Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 18)
Kontestan(variabel 6)
• Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 19)
• Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 20)
Kekerabatan (variabel 7)
• Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 21)
DIMENSI 1: Penyelenggaraan
(35%)
(35%)
EVALUASI
Pengumpulan
Data
Verifikasi
dan Skoring
Penyusunan
Laporan
1. Workshop Evaluasi
Rangkaian workshop diawali dengan proses evaluasi atas hasil
dan instrumen IKP Pilkada 2017, yang kemudian dilanjutkan dengan
perumusan, penyusunan, dan penetapan instrumen IKP Pilkada 2018,
termasuk penentuan prioritas dan bobot nilai yang dilakukan oleh
Bawaslu, akademisi, praktisi, dan pegiat kepemiluan.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data IKP Pilkada 2018 dilakukan pada rentang
September sampai dengan November 2017. Sosialiasi dan penjelasan
pengisian instrumen dilakukan kepada Bawaslu Provinsi dan Panwas
4. Penyusunan Laporan
Tahapan ini adalah proses terakhir dari penyusunan IKP Pilkada
2018. Tim penyusun meminta masukan dari kementerian/lembaga,
penyelenggara pemilu, akademisi dan pegiat pemilu terhadap sajian
laporan akhir riset IKP Pilkada 2018. Setelah memperoleh berbagai
masukan dari para pemangku kepentingan, laporan akhir IKP Pilkada
2018 diterbitkan dan siap untuk dipublikasikan.
SKOR
3,00–5,00
SKOR
SKOR
2,00–2,99
0–1,99
KATEGORI
KERAWANAN TINGGI
Potensi kerawanan cenderung
menguat dan signifikan,
sehingga perlu perhatian
khusus dengan langkah-
langkah untuk meminimalisasi
potensi kerawanan.
KATEGORI
KERAWANAN SEDANG
KATEGORI Potensi kerawanan
KERAWANAN RENDAH cenderung mudah terjadi
Potensi kerawanan dan perlu mendapat
relatif lemah dan perhatian serta antisipasi
cenderung tidak rawan
PERINGKAT
PERINGKAT 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Kab/KOTA
Kab/KOTA
Indeks
Indeks
Kab. Mimika 3,43 Kab. Tanggamus 2,24
Kab. Paniai 3,41 Kab. Empat Lawang 2,23
Kab. Jayawijaya 3,40 Kab. Bogor 2,23
Kab. Puncak 3,28 Kab. Garut 2,22
Kab. Konawe 3,07 Kab. Tapin 2,19
Kab. Timor Tengah Selatan 3,05 Kab. Lamandau 2,18
Kab. Mamberamo Tengah 2,97 Kota Tangerang 2,18
Kab. Deiyai 2,78 Kab. Tangerang 2,16
Kab. Kerinci 2,71 Kab. Pulang Pisau 2,16
Kab. Lebak 2,68 Kab. Minahasa 2,16
Kab. Murung Raya 2,65 Kota Palopo 2,15
Kab. Nagekeo 2,63 Kab. Minahasa Tenggara 2,14
Kab. Maluku Tenggara 2,62 Kab. Sumba Barat Daya 2,14
Kab. Donggala 2,54 Kab. Morowali 2,13
Kab. Kep. Talaud 2,54 Kab. Kupang 2,12
Kab. Kolaka 2,52 Kab. Seruyan 2,12
Kab. Lombok Timur 2,47 Kab. Kubu Raya 2,12
Kota Serang Kab. Tegal
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
2,44 2,12
Kab. Barito Timur 2,36 Kab. Indragiri Hilir 2,12
Kab. Tabalong 2,34 Kab. Ciamis 2,11
Kota Bima 2,31 Kab. Sitaro 2,11
Kota Subulussalam 2,31 KAB. PASURUAN 2,11
Kota Tual 2,31 KOTA PALEMBANG 2,11
Kab. Katingan 2,30 Kab. Lombok Barat 2,10
Kab. Penajam Paser Utara 2,29 KAB. PROBOLINGGO 2,10
Kab. Alor 2,27 Kota Tanjung Pinang 2,09
Kota Gorontalo 2,27 Kota Bau-Bau 2,05
PERINGKAT 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154
Kab/KOTA
Kab/KOTA
Indeks
Indeks
KOTA PADANG 2,04 Kab. Polewali Mandar 1,74
KAB. PIDIE JAYA 2,04 Kab. Gianyar 1,73
KOTA PALANGKARAYA 2,03 Kab. Kayong Utara 1,71
KAB. ENDE 2,03 Kab. Gorontalo Utara 1,71
KOTA BOGOR 2,02 Kab. Ogan Komering Ilir 1,70
KAB. BIAK NUMFOR 2,01 Kab. Mempawah 1,70
KAB. DAIRI 2,01 Kota Mojokerto 1,69
KAB. SUMBA TENGAH 2,00 Kota Bandung 1,68
KAB. GUNUNG MAS 2,00 Kab. Kapuas 1,67
KAB. MERANGIN 1,99 Kab. Langkat 1,65
KAB. ACEH SELATAN 1,99 Kab. Lahat 1,64
KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA 1,98 Kab. Enrekang 1,64
KAB. MANGGARAI TIMUR 1,97 Kab. Tapanuli Utara 1,63
KAB. SANGGAU 1,97 Kota Padang Sidempuan 1,62
KOTA PADANG PANJANG 1,96 Kota Pangkal Pinang 1,62
KAB. PAMEKASAN 1,95 Kota Tarakan 1,59
KAB. PARIGI MOUTONG 1,94 Kab. SideNreng Rappang 1,59
KAB. KUDUS 1,93 Kab. Bojonegoro 1,58
KOTA PARIAMAN 1,93 Kota Probolinggo 1,57
KOTA PRABUMULIH 1,91 Kota Madiun 1,57
KAB. MAGELANG 1,90 Kab. Madiun 1,57
KAB. DELI SERDANG 1,90 Kab. Tanah Laut 1,56
KAB. KARANGANYAR 1,90 Kota Bekasi 1,55
KOTA BANJAR 1,90 Kab. Padang Lawas 1,54
KOTA PAGAR ALAM 1,90 Kota Kediri 1,54
KOTA TEGAL 1,89 Kab. Bantaeng 1,53
KAB. LUMAJANG 1,89 Kab. Bandung Barat 1,52
KOTA SUKABUMI 1,89 Kab. Pinrang 1,52
KAB. BONDOWOSO 1,87 Kota Bengkulu 1,51
KAB. CIREBON 1,87 Kab. Bangkalan 1,49
KAB. LAMPUNG UTARA 1,86 Kab. Temanggung 1,48
KAB. JENEPONTO 1,85 Kota Malang 1,44
KAB ROTE NDAO 1,85 Kab. Wajo 1,44
KAB. SIKKA 1,84 Kab. Magetan 1,40
KAB. MAMASA 1,83 Kab. Sinjai 1,39
KOTA JAMBI 1,83 Kota Parepare 1,37
KAB. BANYUASIN 1,83 Kab. Belitung 1,36
KAB. TULUNG AGUNG 1,83 Kota Makassar 1,35
KAB. PURWAKARTA 1,82 Kab. Bone 1,35
KOTA SAWAHLUNTO 1,82 Kab. Sumedang 1,33
KAB. HULU SUNGAI SELATAN 1,81 Kab. Bangka 1,31
KAB. BATU BARA 1,81 Kab. Nganjuk 1,22
KOTA KOTAMOBAGU 1,80 Kota Cirebon 1,21
KOTA LUBUK LINGGAU 1,80 Kab. Klungkung 1,20
KAB. BANYUMAS 1,80 Kab. Sukamara 1,19
KAB. SUBANG 1,79 Kab. Majalengka 1,12
KAB. JOMBANG 1,79
KAB. PADANG LAWAS UTARA 1,78
KAB. KUNINGAN 1,78
KAB. SAMPANG 1,78
KAB. LUWU 1,77
KAB. MUARA ENIM 1,76
KAB. BARITO UTARA 1,75
KAB. POLEWALI MANDAR 1,74
2
3
4 6
5
IN D E K S
AAN
GAR
G
30
P E N Y ELEN
%
35
%
KONT
ESTASI
35
%
PA R
T I S I PA S I
3,28
3,07 3,41
2,40
3,05
PERINGKAT
KAB.KOTA
KAB. MAMBERAMO TENGAH 7 3,18 2,65 3,11 2,97
KAB. DEIYAI 8 2,58 2,83 2,89 2,78
KAB. KERINCI 9 2,56 2,60 2,94 2,71
KAB. LEBAK 10 2,33 2,98 2,67 2,68
KAB. MURUNG RAYA 11 2,42 2,95 2,56 2,65
KAB. NAGEKEO 12 2,58 2,42 2,89 2,63
KAB. MALUKU TENGGARA 13 2,80 3,18 1,89 2,62
KAB. DONGGALA 14 3,31 2,03 2,39 2,54
KAB. KEP. TALAUD 15 2,78 2,53 2,33 2,54
KAB. KOLAKA 16 1,98 3,12 2,39 2,52
KAB. LOMBOK TIMUR 17 1,71 2,97 2,61 2,47
KOTA SERANG 18 1,87 3,03 2,33 2,44
KAB. BARITO TIMUR 19 2,69 2,12 2,33 2,36
KAB. TABALONG 20 1,60 2,87 2,44 2,34
KOTA BIMA 21 2,09 2,43 2,39 2,31
KOTA SUBULUSSALAM 22 2,09 2,20 2,61 2,31
KOTA TUAL 23 2,27 2,10 2,56 2,31
KAB. KATINGAN 24 2,33 1,90 2,67 2,30
KAB. PENAJAM PASER UTARA 25 1,71 2,25 2,83 2,29
KAB. ALOR 26 1,80 2,40 2,56 2,27
KOTA GORONTALO 27 2,87 2,32 1,72 2,27
KAB. TANGGAMUS 28 2,16 2,12 2,44 2,24
KAB. EMPAT LAWANG 29 2,42 2,90 1,39 2,23
KAB. BOGOR 30 2,40 2,25 2,06 2,23
KAB. GARUT 31 2,07 1,95 2,61 2,22
KAB. TAPIN 32 2,16 1,97 2,44 2,19
KAB. LAMANDAU 33 1,76 2,17 2,56 2,18
KOTA TANGERANG 34 2,33 2,50 1,72 2,18
KAB. TANGERANG 35 2,56 2,05 1,94 2,16
KAB. PULANG PISAU 36 1,27 3,03 2,06 2,16
KAB. MINAHASA 37 1,71 2,53 2,17 2,16
35% PAR
35% KO
30% P E
IND
NY EK
ELE N G G A RAA
N
S
NTE
TA
TISI
SI
S
PA
I
S
IND
NY EK
ELE N G G A RAA
N
S
NTE
TA
TISI
SI
S
PA
I
S
PERINGKAT
KAB.KOTA
KAB. MERANGIN 64 1.60 1.43 2.89 1.99
KAB. ACEH SELATAN 65 2.00 1.70 2.28 1.99
KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA 66 1.53 2.40 1.94 1.98
KAB. MANGGARAI TIMUR 67 1.53 1.43 2.89 1.97
KAB. SANGGAU 68 1.71 1.60 2.56 1.97
KOTA PADANG PANJANG 69 1.13 1.95 2.67 1.96
KAB. PAMEKASAN 70 1.82 1.95 2.06 1.95
KAB. PARIGI MOUTONG 71 2.91 1.60 1.44 1.94
KAB. KUDUS 72 1.40 2.05 2.28 1.93
KOTA PARIAMAN 73 1.98 1.43 2.39 1.93
KOTA PRABUMULIH 74 1.13 2.27 2.22 1.91
KAB. MAGELANG 75 1.58 2.20 1.89 1.90
KAB. DELI SERDANG 76 2.40 2.22 1.17 1.90
KAB. KARANGANYAR 77 1.62 1.93 2.11 1.90
KOTA BANJAR 78 1.93 2.10 1.67 1.90
KOTA PAGAR ALAM 79 1.80 2.32 1.56 1.90
KOTA TEGAL 80 1.40 2.27 1.94 1.89
KAB. LUMAJANG 81 1.87 1.92 1.89 1.89
KOTA SUKABUMI 82 1.93 1.68 2.06 1.89
KAB. BONDOWOSO 83 2.18 1.27 2.22 1.87
KAB. CIREBON 84 1.82 1.67 2.11 1.87
KAB. LAMPUNG UTARA 85 1.69 1.43 2.44 1.86
KAB. JENEPONTO 86 1.96 2.07 1.56 1.85
KAB ROTE NDAO 87 1.80 1.90 1.83 1.85
KAB. SIKKA 88 1.27 2.17 2.00 1.84
KAB. MAMASA 89 1.13 2.60 1.67 1.83
KOTA JAMBI 90 1.27 1.70 2.44 1.83
KAB. BANYUASIN 91 1.62 2.28 1.56 1.83
KAB. TULUNG AGUNG 92 1.98 1.75 1.78 1.83
35% PAR
35% KO
30% P E
IND
NY EK
ELE N G G A RAA
N
S
NTE
TA
TISI
SI
S
PA
I
S
IND
NY EK
ELE N G G A RAA
N
S
NTE
TA
TISI
SI
S
PA
I
S
IND
NY EK
ELE N G G A RAA
N
S
NTE
TA
TISI
SI
S
PA
I
S
KLUNGKUNG
Klungkung berpotensi terdampak oleh
masuknya pengungsi dari sekitar
Gunung Agung yang telah mencapai
ratusan ribu orang.
Jika pada saat penyelenggaraan Pilkada
di Kabupaten Klungkung status Gunung
Agung belum membaik, hal tersebut
dapat diperkirakan akan mempengaruhi
daftar pemilih dalam Pilkada Kabupaten
PROVINSI
Klungkung
BALI
Gianyar
Serupa dengan Kabupaten Klungkung,
Kabupaten Gianyar berpotensi
terdampak oleh masuknya pengungsi
dari sekitar Gunung Agung yang telah
mencapai ratusan ribu orang.
Jika pada saat penyelenggaraan Pilkada
di Kabupaten Gianyar status Gunung
Agung belum membaik, hal tersebut
dapat diperkirakan akan mempengaruhi
daftar pemilih dalam Pilkada
PROVINSI
Sumatera
Utara
Beberapa
kabupaten
terdampak
Dampak aktivitas
Gunung Sinabung
1
a 3
pu t
Pa 2
ra
1 u ku B a
3.4 al an
3,8
3 M a nt
lim
2
3.1 3.2
5
3.2
4
3,1
7 Ka
5
3.1 3.0
4
7 3
3.4 2,8
8
3.4
6
2.7
IN D E K S
AAN
GAR
G
30
P E N Y ELEN
%
35
%
KONT
ESTASI
35
%
PA R
T I S I PA S I
3,04
3,25 3,41
PROVINSI
IND
NY EK
ELE N G G A RAA
N
S
NTE
TA
TISI
SI
S
PA
I
S
PROVINSI
Kota Subulussalam 2.09 2.20 2.61
Kabupaten Aceh Selatan 2.00 1.70 2.28
Kabupaten Pidie Jaya 1.67 1.80 2.61
Kota Padang Sidempuan 1.49 1.63 1.72
Kabupaten Padang Lawas Utara 2.51 1.93 1.00
Kabupaten Batu Bara 2.42 1.53 1.56
Kabupaten Padang Lawas 1.58 1.43 1.61
Kabupaten Langkat 1.62 1.43 1.89
Kabupaten Deli Serdang 2.40 2.22 1.17
Kabupaten Tapanuli Utara 1.82 1.70 1.39
Kabupaten Dairi 1.84 2.65 1.50
Kota Sawahlunto 1.80 1.53 2.11
Kota Padang Panjang 1.13 1.95 2.67
Kota Pariaman 1.98 1.43 2.39
Kota Padang 1.27 2.20 2.56
Kabupaten Indragiri Hilir 1.76 2.65 1.89
Kota Jambi 1.27 1.70 2.44
Kabupaten Merangin 1.60 1.43 2.89
Kabupaten Kerinci 2.56 2.60 2.94
Kota Lubuk Linggau 1.27 1.62 2.44
Kota Pagar Alam 1.80 2.32 1.56
Kota Prabumulih 1.13 2.27 2.22
Kota Palembang 2.04 2.00 2.28
Kabupaten Muara Enim 1.49 1.85 1.89
Kabupaten Empat Lawang 2.42 2.90 1.39
Kabupaten Banyuasin 1.62 2.28 1.56
Kabupaten Lahat 1.49 1.20 2.22
Kabupaten Ogankomeringilir 1.13 1.33 2.56
Kota Bengkulu 1.47 1.83 1.22
35% PAR
35% KO
30% P E S
NY
ELE N G G A RAA
N
NTE
TA
TISI
SI
PA
I
S
NY
ELE N G G A RAA
N
NTE
TA
TISI
SI
PA
I
S
NY
ELE N G G A RAA
N
NTE
TA
TISI
SI
PA
I
S
NY
ELE N G G A RAA
N
NTE
TA
TISI
SI
S
PA
I
S
YEL A
EN G G A RA
ONT
N
N
TISIP
ASI
E
ASI
Indeks
Kota Subulussalam, Kabupaten
Aceh Selatan, dan Kabupaten
Pidie Jaya. Berdasarkan Indeks
Kerawanan Pemilu (IKP) Kota Subulussalam 2.09 2.20 2.61 2.31
Pilkada 2018, ketiga daerah itu
Kab. Aceh Selatan 2.00 1.70 2.28 1.99
masuk dalam kategori rawan
sedang dan rendah. Secara Kab. Pidie Jaya 1.67 1.80 2.61 2.04
berurutan, Kota Subulussalam
masuk kategori rawan sedang
dengan indeks 2,31, diikuti
oleh Kabupaten Pidie Jaya Dimensi
Partisipasi
dengan indeks 2,04 (kerawanan Dimensi
Indeks
Dimensi
Partisipasi
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Penyelenggaraan
Indeks
Dimensi
Partisipasi
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Penyelenggaraan
3.4 Provinsi Riau Tabel 3.4 IKP Pilkada 2018 Provinsi Riau
Untuk Provinsi
Riau, Pilkada 2018 akan
Indeks
digelar meliputi pemilihan
gubernur dan wakil
gubernur serta pemilihan
bupati dan wakil bupati Provinsi Riau 2.33 2.75 2.28 2.46
di Kabupaten Indragiri
Hilir. Kedua daerah itu Kab. Indragiri Hilir 1.76 2.65 1.89 2.12
masuk dalam kategori
kerawanan sedang. IKP
pemilihan gubernur/wakil
gubernur berada pada
angka 2,46, sedangkan
pemilihan bupati/ Dimensi
Partisipasi
wakil bupati Kabupaten Dimensi
Indragiri Hilir berada di Kontestasi
indeks 2,12. Dimensi
Penyelenggaraan
Indeks
Dimensi
Penyelenggaraan
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Partisipasi
Kota Prabumulih
Kota Pagar Alam
Kab. Muara Enim
Kota Palembang
Kab. Banyuasin
Kab. Lahat
1.70
1.64
1.83
2.23
1.76
2.11
1.91
1.90
1.80
2.55
Indeks
1.13
1.49
1.62
2.42
1.49
2.04
1.13
1.80
1.27
2.22
Dimensi
Penyelenggaraan
1.33
1.20
2.28
2.90
1.85
2.00
2.27
2.32
1.62
2.78
Dimensi
Kontestasi
2.56
2.22
1.56
1.39
1.89
2.28
2.22
1.56
2.44
2.61
Dimensi
Partisipasi
BENGKULU
KOTA
1.47 Dimensi
Penyelenggaraan
1.22 Dimensi
Partisipasi
Dimensi
1.83 Kontestasi
Indeks
1.51
Indeks
Dimensi
Penyelenggaraan
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Partisipasi
Indeks
Dimensi
Penyelenggaraan
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Partisipasi
Tanjung Pinan
Kota g
1.96 Dimensi
Penyelenggaraan
2.00 Dimensi
Partisipasi
Dimensi
2.28 Kontestasi
Indeks
2.09
Kab. Sumedang
Kota Sukabumi
Kab. Kuningan
Kota Bandung
Kota Cirebon
Kab. Cirebon
Kota Banjar
Kab. Subang
Kota Bekasi
Kota Bogor
Kab. Ciamis
Kab. Bogor
Kab. Garut
2.11
1.87
2.22
2.23
1.79
1.12
1.78
1.33
1.52
1.82
2.02
1.90
1.68
1.89
1.21
1.55
2.52
Indeks
1.27
1.82
2.07
2.40
1.62
1.27
1.13
1.27
1.13
1.93
1.53
1.93
1.13
1.93
1.40
1.96
2.44
Dimensi
Penyelenggaraan
2.40
1.67
1.95
2.25
1.95
1.10
2.50
1.37
1.70
1.53
2.35
2.10
1.60
1.68
1.10
1.20
2.65
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
2.56
2.11
2.61
2.06
1.78
1.00
1.61
1.33
1.67
2.00
2.11
1.67
2.22
2.06
1.17
1.56
2.44
Partisipasi
Indeks
Dimensi
Penyelenggaraan
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Partisipasi
Kota Probolinggo
Kab. Probolinggo
Kab. Bojonegoro
Kab. Bondowoso
Kab. Pamekasan
Kota Mojokerto
Kab. Bangkalan
Kab. Pasuruan
Kab. Lumajang
Kab. Sampang
Kab. Magetan
Kab. Jombang
Kab. Nganjuk
Kota Malang
Kota Madiun
Kab. Madiun
Kota Kediri
1.79
1.87
1.89
1.57
1.40
2.11
1.83
1.95
1.22
1.58
1.49
1.78
2.10
1.57
1.54
1.57
1.69
1.44
2.68
Indeks
1.13
2.18
1.87
2.16
1.60
2.31
1.98
1.82
1.13
1.27
1.40
1.93
1.69
2.04
1.49
1.36
1.89
1.13
2.76
Dimensi
Penyelenggaraan
2.63
1.27
1.92
1.47
1.42
2.72
1.75
1.95
1.50
1.37
1.33
1.75
2.48
1.57
2.13
1.67
1.43
1.43
2.92
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
1.50
2.22
1.89
1.17
1.22
1.33
1.78
2.06
1.00
2.06
1.72
1.67
2.06
1.17
1.00
1.67
1.78
1.72
2.39
Partisipasi
3.15 Provinsi Bali Tabel 3.15 IKP Pilkada 2018 Provinsi Bali
Provinsi Bali akan
menyelenggarakan tiga
Indeks
Pemilihan Gubernur di
Provinsi Nusa Tenggara
Barat mendapat skor (2,54),
Kabupaten Lombok Timur
Provinsi Nusa Tenggara Barat 1.84 3.50 2.17 2.54
(2,47), Kota Bima (2,31),
Kota Bima 2.09 2.43 2.39 2.31
dan Kabupaten Lombok
Kab. Lombok Timur 1.71 2.97 2.61 2.47
Barat (2,10). Lebih lanjut
Kab. Lombok Barat 1.98 1.85 2.44 2.10
bisa dilihat dalam tabel di
samping ini.
Dimensi
Partisipasi
Indeks kerawanan
Dimensi
di pemilihan Gubernur
Kontestasi Nusa Tenggara Barat pada
dimensi penyelenggaraan
Dimensi
Penyelenggaraan
masuk kategori rendah
(1,84), sedangkan pada
dimensi kontestasi skor
kerawanan sangat tinggi
(3,50). Kemudian untuk
Tabel 3.17 Indeks IKP Pilkada 2018 Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur 2.70 2.44 2.68 2.94
Kab. Timor Tengah Selatan 3.05 3.38 2.82 3.00
Kab. Sumba Barat Daya 2.14 2.67 1.77 2.06
Indeks
Dimensi
Penyelenggaraan
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Partisipasi
Kota Palangkaraya
Kab. Barito Utara
Kab. Sukamara
Kab. Lamandau
Kab. Katingan
Kab. Seruyan
Kab. Kapuas
2.00
1.75
2.36
2.65
2.16
2.30
2.12
2.18
1.19
1.67
Indeks
2.03
1.80
1.13
2.69
2.42
1.27
2.33
1.62
1.76
1.13
1.49
2.53
Dimensi
Penyelenggaraan
2.28
1.42
2.12
2.95
3.03
1.90
1.67
2.17
1.10
1.43
2.63
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
1.89
2.61
2.33
2.56
2.06
2.67
3.00
2.56
1.33
2.06
1.00
Partisipasi
Indeks
bupaten/kota, di wilayah ini juga
akan digelar Pilkada Kabupaten
Penajam Paser Utara. Berdasarkan
data indeks kerawanan, keduanya
masuk dalam kategori kerawanan Provinsi Kalimantan Timur 2.78 3,05 2.44 2.76
sedang, di mana Provinsi Kaliman- Kab. PEnajam Paser Utara 1.71 2,25 2.83 2.29
tan Timur berada di skor 2,76 dan
Kabupaten Panajam Paser Utara
pada skor 2,29. Lebih lanjut indeks
kerawanan Pilkada 2018 di Kali-
mantan Timur bisa dilihat dari ta- Dimensi
Indeks
baik pada indeks komulatif
kabupaten, ataupun dari
indeks dimensi. Dilihat dari
indeks dimensi, skor tertinggi Kabupaten Tapin 2.16 1.97 2.44 2,19
terdapat di dimensi kontestasi
Kabupaten Hulu Sungai Selatan 1.13 1.53 2.67 1.81
di Kabupaten Tabalong. Skor
Kabupaten Tanah Laut 1.13 1.70 1.78 1.56
tertinggi kedua diperoleh
Kabupaten Tabalong 1.60 2.87 2.44 2.34
oleh dimensi partisipasi
di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan. Sementara indeks
kerawanan berbasis dimensi Dimensi
Partisipasi
pada kategori terendah ada Dimensi
di dimensi penyelenggaraan Kontestasi
di Kabupaten Hulu Sungai Dimensi
Penyelenggaraan
Selatan dan Kabupaten Tanah
Laut.
TA TARAKAN
KO
1.27 Dimensi
Penyelenggaraan
1.94 Dimensi
Partisipasi
Dimensi
1.50 Kontestasi
Indeks
1.59
Indeks
Dimensi
Penyelenggaraan
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Partisipasi
3.24 Provinsi Sulawesi Tengah Tabel 3.24 IKP Pilkada 2018 Provinsi
Pilkada 2018 di Sulawesi Tengah
Kota Makassar
Kab. Jeneponto
Kab. Enrekang
Kota Parepare
Kab. Bantaeng
Kab. Pinrang
Kota Palopo
Kab. Sinjai
Kab. Luwu
Kab. Wajo
Kab. Bone
1,52
1,77
1,44
1,85
1,59
1,64
1,53
1,39
1,35
1,35
1,37
2,15
2,53
Indeks
Dimensi
1,71
2,27
1,13
1,96
1,80
1,58
1,49
1,60
1,71
2,16
1,40
2,56
2,78
Penyelenggaraan
1,17
1,33
1,27
2,07
1,27
1,67
1,92
1,37
1,17
1,00
1,33
2,38
2,57
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
1,72
1,78
1,89
1,56
1,72
1,67
1,17
1,22
1,22
1,00
1,39
1,56
2,28
Partisipasi
Indeks
Provinsi Sulawesi Tenggara 2.78 2.82 2.83 2.81
Kota Bau-Bau 1.40 2.53 2.11 2.05
Kab. Konawe 2.64 3.85 2.67 3.07
Kab. Kolaka 1.98 3.12 2.39 2.52
Dimensi
Partisipasi
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Penyelenggaraan
Indeks
Kota Gorontalo 1.72 2.32 2.87 2.27
Kab. Gorontalo Utara 1.56 1.85 1.71 1.71
Dimensi
Partisipasi
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Penyelenggaraan
Indeks
Kab. Mamasa 1.13 2.60 1.67 1.83
Kab. Polewali Mandar 1.47 1.83 1.89 1.74
Dimensi
Partisipasi
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Penyelenggaraan
Indeks
Dimensi
Partisipasi
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Penyelenggaraan
luku Utara
Ma
3.33 Dimensi
Penyelenggaraan
2.39 Dimensi
Partisipasi
Dimensi
2.50 Kontestasi
Indeks
2.71
Indeks
Dimensi
Penyelenggaraan
Dimensi
Kontestasi
Dimensi
Partisipasi
P
ada bab ini disajikan sejumlah temuan dan isu-isu yang selama ini
mewarnai sebuah kontestasi politik, terutama pada ajang pemilihan
kepala daerah. Penentuan isu yang mencuat berdasarkan bacaan
terhadap data lapangan yang berhasil dihimpun oleh tim peneliti. Dari
banyak aspek atau sektor yang mewarnai proses politik dalam pilkada,
peneliti mengambil sejumlah aspek yang memiliki derajat tertinggi atau
potensial terjadi di banyak daerah. Selain itu isu-isu lain yang mutakhir
juga menjadi kajian tim peneliti. Tentunya penentuan isu kontemporer
tersebut tetap berbasiskan data temuan riset yang disajikan dalam
laporan ini.
4.1.2 Kontestasi
Aspek kerawanan pada kontestasi ini disebabkan tingginya
tingkat kerawanan pada tiga indikator. Pertama, dukungan ganda dari
partai politik pengusung dalam proses pencalonan. Kedua, pada pilkada
sebelumnya penyelenggara pemilu pernah mendiskualifikasi pasangan
calon (bakal paslon). Ketiga, identifikasi pasangan calon petahana.
Sebanyak delapan provinsi menilai indikator identifikasi petahana
yang mencalonkan diri ini dengan kerawanan tinggi (skor 5,00). Dari
seluruh indikator pada IKP 2018, indikator ini menempati tingkat
kerawanan tinggi terbanyak kedua setelah kualitas daftar pemilih.
Adanya calon petahana membuat kontestasi menjadi rawan. Hal ini
berpotensi besar terhadap terjadinya penggunaan fasilitas negara,
4.1.3 Partisipasi
Partisipasi masyarakat termasuk dalam kategori rawan yang
sangat tinggi (skor 5,00) berdasarkan pada empat indikator berikut.
Pertama, berkaitan dengan pemilih. Pada kondisi ini, pemilih
hendak memilih namun tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
Setidaknya terdapat empat provinsi di mana terdapat sejumlah pemilih
yang sudah hendak memilih tetapi tidak bisa menyalurkan hak pilihnya.
Mereka terhambat berbagai urusan administratif, baik mengenai
kependudukan atau yang berkaitan dengan aturan kepemiluan.
Kedua, banyaknya jumlah kasus kekerasan terhadap pemilih.
Indikator ini juga merupakan alat ukur bagi aspek keamanan. Masih
adanya tindakan kekerasan terhadap pemilih ini berkontribusi signifikan
terhadap kerawanan mengenai partisipasi. Kasus kekerasan fisik
menunjukkan tingginya kerawanan pada aspek partisipasi.
Ketiga, berkaitan dengan kondisi geografis. Daerah-daerah
tersebut memiliki kondisi geografis yang menghambat pemilih mencapai
lokasi TPS.
Keempat, terkait lembaga pemantau pemilu. Pada beberapa
daerah ditemukan fakta tidak eksisnya lembaga pemantau pemilu yang
melakukan pemantauan, memberikan advokasi, dan melaporkan temuan
pelanggaran kepada Pengawas Pemilu. Fakta ini melengkapi penilaian
bahwa dalam aspek partisipasi masih menjadi potensi kerawanan tinggi
pada penyelenggaraan Pilkada 2018.
4.2.1 Keamanan
Penilaian terhadap aspek keamanan mencakup delapan indikator,
yaitu perusakan terhadap fasilitas penyelenggara, kekerasan fisik terhadap
penyelenggara, intimidasi terhadap penyelenggara, substansi materi
kampanye dalam berbagai bentuk dan media, konflik antarpeserta pemilu,
tim sukses, pendukung, pengaruh pemuka agama/adat, dan kekerasan
terhadap pemilih.
101
42
12 11
3 2
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
101
39
11
4 5 8
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
63
53
38
0 5 12
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
1. Pencegahan
a) Mempelajari IKP Pilkada 2018 ini sebagai bahan untuk memahami
kondisi dan potensi kerawanan pilkada di wilayah masing-masing.
b) Menyusun strategi pengawasan dalam rangka mengoptimalkan
pencegahan pelanggaran pemilu dan sengketa, dengan
mempertimbangkan karakter serta kondisi di daerah masing-
masing.
c) Membangun komunikasi dan koordinasi secara intensif dengan
lembaga Penyelenggara Pemilu serta stakeholder pilkada
terutama pemerintah Daerah, Kepolisian Daerah, Kominda, serta
Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, dalam rangka mendapatkan
data dan Informasi serta mengefektifkan kerja kolaboratif untuk
pencegahan pelanggaran Pemilu. Terutama terkait dengan
antisipasi penggunaan isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar
golongan), Politisasi Birokrasi, Politik Identitas, dan Politik Uang
2. Pengawasan
a) Bersikap dan bertindak proaktif dalam menjalankan agenda dan
kegiatan pengawasan Pemilu, serta bersikap responsif terhadap
laporan dugaan pelanggaran Pemilu.
b)
Bekerja secara taktis dengan menggerakkan sumber daya
struktural organisasi pengawas Pemilu untuk mencapai efektifitas
pengawasan.
c) Memperkuat supervisi kepada jajaran pengawas pemilu dibawahnya
untuk memastikan integritas dan profesionalitas penyelenggaran
pengawasan Pilkada.
d) Melibatkan peran serta kelompok masyarakat dalam kegiatan
pengawasan Pilkada untuk mendeteksi dan melaporkan dugaan
pelanggaran terutama terkait dengan daftar pemilih, penggunaan
isu sara dalam kampanye, politik uang, politisasi birokrasi, dan
politik identitas.
5.2 Rekomendasi
IKP Pilkada 2018 merekam masih tingginya potensi kerawanan
Pilkada 2018 hampir disemua dimensi penyelenggaraan, dimensi
kontestasi, dan dimensi partisipasi. Berdasarkan hal tersebut, Bawaslu
menyadari bahwa upaya pencegahan membutuhkan partisipasi banyak
pihak. Untuk itu Bawaslu merekomendasikan kepada sejumlah pihak
beberapa hal berikut ini:
4. Pemerintah Daerah
a) Memberikan jaminan dan percepatan proses penyediaan serta
penyaluran anggaran penyelenggaraan pilkada;
b)
Mencegah terjadinya penggunaan fasilitas negara dalam
pelaksanaan kampanye;
c) Menjaga netralitas ASN dan menindaklanjuti setiap rekomendasi
pengawas atas dugaan pelanggaran;
d) Memfasilitasi kegiatan sosialisasi dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan/pemantauan Pemilu
7. Kementerian Keuangan
a) Melakukan supervisi terhadap proses penganggaran dan pencairan
anggaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
9. Media
a) Mengedepankan kode etik jurnalistik dan penyiaran agar jalannya
pilkada berjalan jujur, adil, dan demokratis, termasuk tidak
menyebarkan isu-isu sensitif yang memicu konflik di masyarakat,
terkait agenda pilkada, tidak menyebarkan berita atau informasi
bohong (hoax) yang memicu konflik di publik, terutama antara
pasangan calon;
b) Menyajikan liputan dan pemberitaan berimbang (cover both sides)
dalam konteks memberikan informasi yang produktif bagi publik.
5 JAWA BARAT 2.00 3.00 2.33 2.60 3.00 2.00 3.00 2.33 2.00 3.00
6 JAWA TENGAH 1.00 2.20 2.33 2.20 2.33 2.00 3.00 3.00 1.00 2.50
7 JAWA TIMUR 4.00 2.60 1.67 3.00 1.67 2.00 5.00 3.67 2.00 1.50
8 BALI 2.00 2.60 1.67 3.80 2.33 1.00 3.00 2.33 1.00 2.50
9 NUSA TENGGARA BARAT 1.00 2.20 2.33 3.00 5.00 3.00 3.00 3.00 2.00 1.50
10 NUSA TENGGARA TIMUR 2.00 3.00 2.33 3.40 2.33 2.00 3.00 2.33 3.00 3.50
11 KALIMANTAN BARAT 2.00 2.60 3.67 2.60 4.33 4.00 3.00 3.00 3.00 2.50
12 KALIMANTAN TIMUR 3.00 3.00 2.33 2.20 3.00 4.00 3.00 2.33 3.00 2.00
13 SULAWESI SELATAN 3.00 3.00 2.33 2.60 3.67 1.00 3.00 2.33 2.00 2.50
14 SULAWESI TENGGARA 3.00 3.00 2.33 2.60 3.67 2.00 3.00 3.00 3.00 2.50
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
15 MALUKU 4.00 3.40 3.00 4.60 3.00 2.00 3.00 3.00 4.00 2.50
16 MALUKU UTARA 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 1.00 3.00 1.67 2.00 3.50
17 PAPUA 4.00 3.40 2.33 3.80 3.67 4.00 1.00 3.00 5.00 3.50
133
VARIABEL TIAP DIMENSI IKP KAB/KOTA
134
PENYELENGGARAAN KONTESTASI PARTISIPASI
Ke-
Profe- Penga-
Integ- kerasan
sion- Karak- wasan/
KAB/KOTA DIMENSI ritas Terh- Pen- Kampa- Kontes- Keker-
NO alitas Hak Pilih teristik Kontrol
VARIABEL Penye- adap calonan nye tan abatan
Penye- Lokal Mas-
lenggara Penye-
lenggara yarakat
lenggara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kota Subulussalam 2.00 2.60 1.67 1.80 3.00 1.00 3.00 2.33 2.00 3.50
2 Kab. Aceh Selatan 2.00 3.00 1.00 1.80 3.00 1.00 1.00 2.33 2.00 2.50
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
40 Kota Banjar 3.00 1.80 1.00 1.40 3.00 1.00 3.00 1.00 1.00 3.00
41 Kota Bogor 1.00 2.60 1.00 1.40 3.00 2.00 3.00 2.33 1.00 3.00
42 Kab. Purwakarta 3.00 1.80 1.00 1.80 2.33 1.00 1.00 1.00 1.00 4.00
43 Kab. Bandung Barat 1.00 1.40 1.00 1.80 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00
135
44 Kab. Sumedang 1.00 1.80 1.00 1.80 1.67 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00
136
45 Kab. Kuningan 1.00 1.40 1.00 3.00 3.00 1.00 3.00 2.33 1.00 1.50
46 Kab. Majalengka 1.00 1.80 1.00 1.40 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
47 Kab. Subang 1.00 2.20 1.67 1.80 3.00 2.00 1.00 2.33 2.00 1.00
48 Kab. Bogor 2.00 2.20 3.00 3.00 3.00 2.00 1.00 1.67 2.00 2.50
49 Kab. Garut 1.00 2.20 3.00 1.80 1.00 2.00 3.00 2.33 2.00 3.50
50 Kab. Cirebon 2.00 1.80 1.67 1.00 1.67 1.00 3.00 2.33 1.00 3.00
51 Kab. Ciamis 1.00 1.80 1.00 2.60 3.00 3.00 1.00 1.67 3.00 3.00
52 Kota Tegal 1.00 2.20 1.00 1.40 1.67 1.00 5.00 2.33 1.00 2.50
53 Kab. Banyumas 1.00 2.20 1.00 2.20 3.00 2.00 1.00 1.67 1.00 3.00
54 Kab. Temanggung 1.00 1.40 1.00 1.80 2.33 1.00 1.00 1.67 1.00 2.50
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
92 Kab. Alor 1.00 1.40 3.00 2.60 3.00 1.00 3.00 1.67 2.00 4.00
93 Kab. Kupang 2.00 3.40 1.00 1.40 3.67 2.00 1.00 1.67 1.00 4.00
94 Kab. Ende 2.00 1.40 3.67 1.40 1.67 1.00 3.00 1.00 2.00 3.00
95 Kab. Sumba Barat Daya 4.00 3.00 1.00 1.40 3.67 1.00 1.00 1.67 1.00 3.50
137
96 Kota Pontianak 1.00 1.40 1.00 2.20 2.33 2.00 1.00 2.33 1.00 3.00
138
97 Kab. Kayong Utara 1.00 1.80 2.33 3.80 1.00 3.00 1.00 1.67 1.00 1.00
98 Kab. Sanggau 1.00 1.80 2.33 1.40 3.00 1.00 1.00 1.67 3.00 3.00
99 Kab. Kubu Raya 2.00 1.80 1.67 1.40 4.33 3.00 1.00 1.67 2.00 2.50
100 Kab. Mempawah 2.00 1.80 1.00 1.40 2.33 1.00 1.00 1.67 2.00 2.50
101 Kota Palangkaraya 4.00 2.60 1.00 4.20 2.33 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00
102 Kab. Kapuas 1.00 1.80 1.67 1.40 2.33 1.00 1.00 1.67 2.00 2.50
103 Kab. Sukamara 1.00 1.40 1.00 1.40 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00
104 Kab. Lamandau 1.00 2.60 1.67 3.00 3.67 1.00 1.00 3.67 1.00 3.00
105 Kab. Seruyan 1.00 2.20 1.67 1.00 1.67 1.00 3.00 3.00 2.00 4.00
106 Kab. Katingan 3.00 3.00 1.00 2.60 3.00 1.00 1.00 3.00 2.00 3.00
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
143 Kab. Gorontalo Utara 1.00 1.80 2.33 1.40 3.00 2.00 1.00 1.67 1.00 2.00
144 Kab. Mamasa 1.00 1.40 1.00 1.40 3.00 3.00 3.00 1.00 1.00 3.00
145 Kab. Polewali Mandar 2.00 1.40 1.00 1.00 2.33 1.00 3.00 1.67 1.00 3.00
146 Kota Tual 2.00 1.80 3.00 1.40 3.00 3.00 1.00 1.67 3.00 3.00
139
147 Kab. Maluku Tenggara 2.00 3.40 3.00 1.40 4.33 4.00 3.00 1.67 1.00 3.00
140
148 Kab. Mamberamo Tengah 3.00 4.20 2.33 2.60 3.00 4.00 1.00 2.33 4.00 3.00
149 Kab. Paniai 4.00 4.20 4.33 3.80 3.00 4.00 1.00 1.67 4.00 4.00
150 Kab. Puncak 2.00 3.40 3.67 2.20 3.67 4.00 3.00 1.67 5.00 4.00
151 Kab. Deiyai 2.00 3.40 2.33 3.00 2.33 5.00 1.00 1.67 5.00 2.00
152 Kab. Jayawijaya 3.00 3.80 4.33 3.40 3.00 3.00 3.00 2.33 4.00 4.00
153 Kab. Biak Numfor 2.00 3.00 1.67 1.80 1.67 2.00 1.00 1.67 2.00 3.00
154 Kab. Mimika 5.00 4.20 4.33 3.00 3.00 3.00 3.00 2.33 3.00 3.50
Kami meminta bantuan pada Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota untuk mengumpulkan, mencari, dan
mengisi data dari daftar item pertanyaan yang berada dalam tabel di bawah ini untuk keperluan penyusunan index kerawanan
pemilu. Pengisian data dilakukan hingga tanggal 8 Oktober 2017.
Keterangan Pengisian:
1. Untukdaerah-daerah yang melaksanakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, kuesioner ini diisi oleh Bawaslu Provinsi.
2. Untuk daerah-daerah yang melaksanakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota, kuesioner
ini diisi oleh Panwas Kab/Kota
3. Pertanyaan tertutup diisi dengan tanda (x), sedangkan pertanyaan terbuka diisi dengan uraian deskriptif.
4. Jawaban setiap pertanyaan didasarkan pada data dan kondisi di lapangan.
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
a. Tidak Ada a. Tidak Ada a. Tidak Ada
Adakah Kasus hukum yang
pernah dilakukan oleh b. Ada, 1 Putusan b. Ada, 1 Putusan b. Ada, 1 Putusan
2
penyelenggara (seperti nar- c. Ada, lebih dari 1 c. Ada, lebih dari 1 c. Ada, lebih dari 1
koba, pidana, korupsi, dsb) putusan putusan putusan
141
PILKADA PILEG DAN MENJELANG
No PERTANYAAN KETERANGAN KETERANGAN KETERANGAN
142
SEBELUMNYA PILPRES 2014 PILKADA 2018
a. ada akses di a. ada akses di
semua TPS semua TPS
Adakah penyediaan akses
7 di TPS bagi pemilih berke- b. beberapa TPS b. beberapa TPS
butuhan khusus tidak ada tidak ada
Pernah atau tidak pernah a. tidak pernah a. tidak pernah a. tidak pernah
terjadi perusakan terhadap
b. 1-3 kali kejadian b. 1-3 kali kejadian b. 1-3 kali kejadian
fasilitas penyelenggara baik
8
KPU maupun bawaslu (ge- c. lebih dari 3 kali c. lebih dari 3 kali c. lebih dari 3 kali
dung, mobil dinas, sarana kejadian kejadian kejadian
kerja, dsb)
a. tidak pernah a. tidak pernah a. tidak pernah
Pernah atau tidak pernah
terjadi kekerasan fisik ter- b. 1-3 kali kejadian b. 1-3 kali kejadian b. 1-3 kali kejadian
9
hadap penyelenggara baik c. lebih dari 3 kali c. lebih dari 3 kali c. lebih dari 3 kali
KPU maupun bawaslu kejadian kejadian kejadian
a. tidak pernah a. tidak pernah a. tidak pernah
Pernah atau tidak pernah
terjadi intimidasi terhadap b. 1-3 kali kejadian b. 1-3 kali kejadian b. 1-3 kali kejadian
10
penyelenggara baik KPU c. lebih dari 3 kali c. lebih dari 3 kali c. lebih dari 3 kali
maupun bawaslu kejadian kejadian kejadian
a. tidak ada
b. ada namun tidak
Adakah dukungan ganda diskualifikasi
11 (KTP) dalam proses pen-
calonan perseorangan?
c. ada dan paslon
didiskualifikasi
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
143
PILKADA PILEG DAN MENJELANG
No PERTANYAAN KETERANGAN KETERANGAN KETERANGAN
144
SEBELUMNYA PILPRES 2014 PILKADA 2018
a. tidak ada
Adakah dukungan ganda b. ada namun tidak
dari partai politik pen- diskualifikasi
12
gusung dalam proses
pencalonan? c. ada dan paslon
didiskualifikasi
a. tidak ada
c. kedua petahana
saling bersaing
a. tidak ada
b. ada sengketa
dan tidak naik
Adakah sengketa pen- banding
15
calonan?
c. ada sengketa,
banding, dan meli-
batkan pendukung
PILKADA PILEG DAN MENJELANG
No PERTANYAAN KETERANGAN KETERANGAN KETERANGAN
SEBELUMNYA PILPRES 2014 PILKADA 2018
jelaskan: jelaskan: jelaskan:
Adakah materi kampanye
yang mengandung isu
16
SARA, fitnah (hoax), ha-
sutan, adu domba?
jelaskan: jelaskan:
jelaskan: jelaskan:
jelaskan: jelaskan:
b) Adakah penggunaan
fasilitas negara seperti
18 gedung, mobil dinas dan
fasilitas lainnya dalam ke-
giatan kampanye pasangan
calon?
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
jelaskan: jelaskan:
145
PILKADA PILEG DAN MENJELANG
No PERTANYAAN KETERANGAN KETERANGAN KETERANGAN
146
SEBELUMNYA PILPRES 2014 PILKADA 2018
a. tidak ada a. tidak ada a. tidak ada
b. dulu tidak ada b. dulu tidak ada b. dulu tidak ada
Apakah ada kepenguru- sekarang ada sekarang ada sekarang ada
19 san ganda partai politik di
daerah anda ?
c. dulu ada dan c. dulu ada dan c. dulu ada dan
sekarang berpoten- sekarang berpoten- sekarang berpotensi
si ada si ada ada
Jelaskan:
b). Apakah ada hubungan
kekerabatan antara pas-
21 angan calon dengan kepala
daerah lain di satu provinsi
yang sama ?
a. tidak menggu- a. tidak menggu-
nakan hak pilih s.d nakan hak pilih s.d
30% 30%
b. tidak menggu- b. tidak menggu-
nakan hak pilih nakan hak pilih
Berapa persentase pemilih sebesar 31%-59% sebesar 31%-59%
22 yang tidak menggunakan
hak pilih?
c. tidak menggu- c. tidak menggu-
nakan hak pilih nakan hak pilih
lebih dari 60% lebih dari 60%
a. kurang dari 1% a. kurang dari 1%
Berapa jumlah pemilih yang
23 b. 1-3% b. 1-3%
terdapat dalam DPTB?
c. lebih dari 3% c. lebih dari 3%
a. tidak a. tidak
Adakah pemilih yang hen- b. ada tapi tidak b. ada tapi tidak
dak memilih namun tidak melapor melapor
24
dapat menggunakan hak
pilih?
c. ada dan melapor c. ada dan melapor
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
147
148
PILKADA PILEG DAN MENJELANG
No PERTANYAAN KETERANGAN KETERANGAN KETERANGAN
SEBELUMNYA PILPRES 2014 PILKADA 2018
PILKADA PILEG DAN MENJELANG
No PERTANYAAN KETERANGAN KETERANGAN KETERANGAN
SEBELUMNYA PILPRES 2014 PILKADA 2018
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
149
CATATAN
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................