Daniel TL Shek Judul Individual and Social Predictors of Prosocial Behavior among Chinese Adolescents in Hong Kong Jurnal halaman 1-17 halaman
Latar belakang Perilaku prososial adalah tindakan
terutama ditujukan untuk kepentingan orang lain. Berbagi dan menyumbangkan sumber daya, menghibur orang lain, relawan untuk kegiatan amal, dan membantu orang yang membutuhkan adalah bentuk- bentuk khas perilaku prososial. Sebuah kompetensi individu dalam empati, penalaran moral prososial, dan pengaruh sosial dari orang tua, teman sebaya, dan sekolah adalah kunci penentu perilaku prososial antara remaja Cina di Hong Kong. Sebuah kekayaan penelitian menunjukkan bahwa perilaku prososial terkait dengan berbagai aspek pengembangan remaja positif, termasuk keberhasilan akademis, kepuasan dengan prestasi pribadi, kompetensi sosial, dan kesejahteraan subjektif. Menariknya, studi tentang pengembangan prososial pada remaja Cina bisa dibilang langka jika dibandingkan dengan jumlah besar studi tentang perilaku anti-sosial. Tujuan penelitian 1. Untuk mengidentifikasi prediktor membantu niat dan perilaku prososial dari sejumlah variabel yang menunjukkan kompetensi psikososial individu dan aspek pengaruh sosial.
2. Untuk menguji apakah ada perbedaan
gender dalam prediktor membantu niat dan perilaku prososial. Teori Teori Piaget tentang perkembangan moral Metode Subjek : Siswa SMA Alat ukur : Kuesioner penelitian terdiri 142 item dan memasukkan sejumlah instrumen standar untuk mengukur variabel kunci. Analisis : Berupa penalaran prososial dengan uji penalaran moral yang mendasari perilaku prososial. Tahap penalaran moral digunakan untuk menunjukkan peningkatan tingkat perkembangan moral dan berhubungan dengan perilaku prososial. Oleh karena itu, ini secara langsung berkaitan dengan perilaku prososial. Hasil Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa pengaruh faktor-faktor sosial, termasuk rekan, sekolah, dan orang tua berpengaruh, adalah prediktor kuat membantu niat dan perilaku prososial, sedangkan faktor kompetensi individual seperti empati dan penalaran moral prososial tidak. peserta laki-laki memiliki skor empati yang lebih tinggi dan membantu niat daripada perempuan, dirasakan orang tua mereka lebih bermanfaat, dan sekolah mereka sebagai lebih mendukung perilaku prososial. Namun, prediktor signifikan dari perilaku prososial dan membantu niat yang sama di seluruh gender. Temuan menunjukkan bahwa pengaruh sosial sangat terkait dengan perilaku prososial. Ini berarti bahwa sosialisasi dan dukungan sosial bagi norma-norma dan perilaku prososial dapat memberikan pengaruh yang kuat pada perilaku orang-orang muda dalam populasi Cina. Jurnal 2
Judul Prosocial Behaviour and Schooling
Jurnal halaman 1-10 halaman
Latar belakang Perilaku prososial dalam bentuk berbagi, membantu, dan bekerja sama merupakan ciri dari kompetensi sosial sepanjang masa. Relevansi langsung bagi sekolah adalah bahwa perilaku prososial telah berhubungan positif dengan hasil intelektual, termasuk nilai kelas dan nilai tes standar. Menampilkan perilaku prososial juga telah berhubungan positif dengan hasil yang kompeten secara sosial lainnya, termasuk penerimaan sosial dan persetujuan antara teman sekelas dan menjadi disukai oleh guru. Kebanyakan sarjana menganggap bahwa keterampilan kognitif dan afektif seperti mengambil perspektif, penalaran moral prososial, gaya atribusi adaptif, kompetensi dirasakan, dan emosional kesejahteraan memberikan fondasi psikologis untuk pengembangan perilaku prososial. perbedaan individu seperti karakteristik genetik dan temperamen juga telah dicatat. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apa proses psikologis yang mendasari dan mekanisme sosialisasi yang mempromosikan perilaku prososial dalam pengaturan sekolah formal.
2. Untuk mengetahui sejauh mana
perilaku prososial memprediksi kesiapan kognitif dan hasil-sekolah terkait dan,
3. Untuk mengetahui bagaimana
pendidik dapat mempromosikan pengembangan perilaku prososial dan keterampilan yang terkait. Teori Teori kemampuan pikiran, empati, dan emosi keterampilan regulasi. Metode Subjek : Anak sekolah dan pra-sekolah Alat ukur : Dari laporan guru dan teman sebaya, perilaku di kelas atau observasi kelas sistematis. Analisis : Berupa struktur pembelajaran kooperatif dan kolaboratif menggunakan uji kompetensi kognitif (misalnya, diskusi aktif dalam pemecahan masalah dan pemahaman konseptual), dan kinerja akademik (nilai dan uji skor) dalam sampel mulai dari prasekolah hingga SMA. Hasil Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang mendorong pengembangan perilaku prososial pada anak-anak. Perilaku prososial telah berhubungan positif dengan mengambil perspektif dan teori kemampuan pikiran, empati, dan emosi keterampilan regulasi. pengalaman Sosialisasi di rumah tampaknya terkait dengan pengembangan keterampilan ini pada anak-anak. Kualitas hubungan guru- murid juga telah terkait dengan perilaku prososial pada anak-anak; hubungan guru-murid ditandai dengan kedekatan emosional telah berhubungan positif dengan bentuk sosial yang kompeten dan prososial perilaku. Demikian pula, siswa yang diterima secara sosial oleh rekan-rekan mereka dan memiliki teman-teman juga cenderung lebih mudah bergaul, kooperatif, prososial, dan emosional mendukung bila dibandingkan dengan teman-teman sekelas mereka tanpa hubungan positif.