Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Trauma saat ini merupakan penyebab kematian paling sering di empat
dekade pertama kehidupan dan masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang utama di setiap negara.1 Data WHO (World Health
Organization) menyebutkan sebanyak 5,6 juta orang meninggal dan sekitar
1,3 juta orang mengalami cacat fisik akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh
dunia selama tahun 2011. Data dari Kepolisian Republik Indonesia tahun
2010 menyebutkan pada tahun 2009 terjadi 57.726 kasus kecelakaan di jalan
raya dengan korban terbanyak berusia 15-55 tahun.1
Sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan, trauma telah
menjadi masalah kesehatan dan social yang signifikan. Multi trauma adalah
keadaan yang disebabkan oleh luka atau cedera. Definisi ini memberikaan
gambaran superfisial dari respon fisik terhadap cedera, trauma juga
mempunyai dampak psikologis dan sosial. Pada kenyataannya trauma
adalah kejadian yang bersifat holistik dan dapat menyebabkan hilangnya
produktif seseorang.2 Berdasarkan mekanismenya, terdapat trauma tumpul
yang biasanya disebabkan karena kecelakaan kendaraan bermotor dan
trauma tajam biasanya disebabkan karena tusukan, tikaman atau tembakan
senapan. Trauma yang terjadi seringkali melibatkan beberapa regio tubuh.
Pada multipel trauma, sering terjadi perdarahan yang akan mengakibatkan
kematian. Selain itu, pada multipel trauma juga terjadi keadaan hipoperfusi
dan asidosis serta koagulopati yang juga akan meningkatkan mortalitas
pasien multipel trauma.2,3
Penanganan secara sistematis sangat penting dalam penatalaksanaan
pasien dengan trauma yaitu primery survey yang dinilai ABCDE dan
secondary survey. Perawatan penting yang menjadi prioritas adalah
mempertahankan jalan napas, memastikan pertukaran udara secara efektif,
dan mengontrol pendarahan.

1
2

Oleh karena itu, pada laporan kasus ini diharapakan dapat mengetahui
bagaimana penegakan diagnosis serta tindakan apa yang dilakukan secara
tepat pada multiple trauma.

Anda mungkin juga menyukai