Program Kranisasi Sekolah Taman Kanak
Program Kranisasi Sekolah Taman Kanak
I. LATAR BELAKANG
1. Banyaknya kasus/penyakit DBD di Kota Yogyakarta.
2. Penyebaran penyakit DBD sangat berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan
perilaku masyarakat.
3. Angka Bebas Jentik (ABJ) digunakan sebagai indikator perkembangbiakan nyamuk
dan penyebaran penyakit DBD.
4. Sejak Th 2006 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melaksanakan kegiatan Kranisasi
Sekolah.
5. Th 2010 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melalui APBD Kota Yogyakarta
melaksanakan kranisasi sekolah.
6. Kegiatan kranisasi sekolah berupa pemberian stimulan kepada Sekolah, dengan
cara menghilangkan bak mandi, WC kemudian diganti dengan penampungan air
yang tidak permanen seperti : ember
Hingga th 1998 jumlah kasus DBD terus meningkat. Tahun 1999-2009 berfluktuasi
seirama dengan jenis kegiatan PSN yang dicanangkan di Kota Yogyakarta. KLB terjadi pada
tahun 1998 dan akhir 2005 – awal 2006.
1600
1400
1200
1000
1638
800
600
895
400
688
767
768
705
607
567
550
503
485
200
374
367
343
339
276
268
233
189
72
0
1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
IR tertinggi : 1. Karangwaru
2. Sorosutan
3. Giwangan
Pemantauan Jentik
PJB oleh Jumantik setiap hari 30 rumah (sekarang dilakukan oleh Jumantik RT
dan Pemantau DBD “Tahija”)
PJB oleh POKJANAL DBD yang anggotanya terdiri dari dinas/instansi di Kota
Yogyakarta secara sampling 2 kali setahun.
Yg terendah adalah lain-lain yg kebanyakan terdiri dari asrama mahasiswa dan kost
Dari semua bak yg positif jentik, bak mandi merupakan “penyumbang “ terbesar
II. TUJUAN
1. Menghilangkan densitas jentik nyamuk di bak penampungan air pada sekolah-
sekolah.
2. Menaikkan Angka Bebas Jentik (ABJ) sekolah.
3. Memberikan stimulan/percontohan terhadap upaya efektif Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN).
4. Tersedianya air bersih dan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat serta
peningkatan cakupan air bersih.
III. SASARAN
1. Sekolah di wilayah Kota Yogyakarta.
2. Sekolah yang mempunyai ABJ rendah (<85%).
3. Sekolah yang masih menggunakan bak mandi/bak WC yang kurang memenuhi
syarat hygiene sanitasi sarana air bersihnya.
4. Sekolah yang sangat membutuhkan sarana air bersih.
5. Sekolah yang mempunyai komite sekolah aktif.
IV. SISTEM/ METODE PROGRAM
1. Sekolah terpilih (sesuai kriteria) untuk mendapat stimulasi diwajibkan membuat
RAB yang meliputi rencana kebutuhan fisik dan non fisik rehabilitasi sarana yang
ada.
2. RAB diserahkan kepada Tim dan diteliti oleh Tim untuk kemudian ditetapkan untuk
dapat diberikan dana stimulasi kepada sekolah tersebut.
3. Program Kranisasi sekolah diberikan dalam bentuk dana, masing-masing sekolah
Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) untuk dibelanjakan barang keperluan kranisasi
antara lain :
Bahan perbaikan sumur (bis beton, semen, pasir, gamping, batu bata, dll)
Bahan perbaikan kamar mandi/WC (keramik, semen, pasir, gamping, batu bata,
dll)
Bahan perbaikan tower tandon (plat, besi, semen, pasir, dll)
Pompa air
Pipa pralon (PVC)
Tandon air (Water Reservoir)
Kran air
Keperluan perkakas (paku, kayu, begisting, begel, besi, dll)
V. MONITORING DAN EVALUASI
- Bappeda : Perencanaan
- Dalbang : Pengendalian
- Puskesmas : Pembinaan
2. Pentahapan
- Perencanaan (Pemantauan-Seleksi)
- Pelaksanaan
- Evaluasi
VI. DATA
TAHUN 2010