Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN BANTUAN OPERASIONAL

KESEHATAN (BOK) DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK


PROGRAM KESEHATAN KELUARGA & GIZI
TAHUN ANGGARAN 2020

PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA


TAHUN 2020
PROFIL PUSKESMAS
BAB I
PENDAHULUAN

Kebutuhan data dan informasi dari hari ke hari semakin meningkat. Masyarakat semakin
peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah terutama terhadap masalah – masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan
kesehatan mereka, sebab kesehatan menyangkut hajat hidup masyarakat luas. Kepedulian
masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan
itu sendiri.

Profil Puskesmas Ketapang Nusantara adalah buku statistik Puskesmas Ketapang


Nusantara Kecamatan Linge menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di
Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang Nusantara yang diterbitkan setahun sekali. Dalam setiap
terbitan Profil Puskesmas Ketapang Nusantara berisi data/informasi yang menggambarkan
derajat kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Puskesmas Ketapang
Nusantara

Dalam setiap penerbitan Profil Puskesmas Ketapang Nusantara, selalu dilakukan berbagai
upaya perbaikan, baik dari segi materi maupun tampilan fisiknya, sesuai masukan dari berbagai
pihak walaupun masih dijumpai kendala sehingga data dan informasi dari setiap puskesmas,
masing-masing program ataupun dari instansi terkait lainnya masih belum terisi secara lengkap,
namun demikian diharapkan profil ini dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang
didasari kepada data dan informasi ( Evidence Based ) serta digunakan sebagai salah satu
rujukan data dan informasi.

Sebagaimana diamanatkan dalam undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan, Pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab terhadap
ketersediaan akses informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Selain itu pasal 168 menyebutkan
bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi
kesehatan,yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerja sama lintas sektor dengan
ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan peraturan pemerintah. Sedangkan pasal 169
disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses

terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.


Profil Puskesmas Ketapang Nusantara adalah salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan.
Metodologi Penyusunan Profil Puskesmas Ketapang Nusantara 2020 ini dilakukan dengan
pengumpulan data, memvalidasi data, analisis data dan korelasi antar tabel serta check and
balance dari seluruh kegiatan program yang dihimpun dari seluruh Puskesmas/Kecamatan. Profil
Puskesmas Ketapang Nusantara 2020 ini terdiri atas 5 (lima) BAB yaitu :

BAB I Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dibuatnya Profil Puskesmas
Ketapang Nusantara ini dan sistimatika ( Uraian ringkas isi bab demi bab ) dari
penyajiannya.
BAB II Gambaran Umum Daerah, Bab ini menyajikan tentang keadaan Geografi,cuaca,
penduduk, serta informasi umum lainnya.

BAB III Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini menyajikan tentang berbagai indikator derajat
kesehatan yang mencakup tentang angka kematian dan angka kesakitan serta hasil –
hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2020.

BAB IV Situasi Upaya Kesehatan, Bab ini menyajikan tentang upaya – upaya kesehatan yang
telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2020, untuk tercapai dan
berhasilnya program – program pembangunan di bidang kesehatan.

BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan,
tenaga kesehatan , pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH

1. KEADAAN GEOGRAFIS PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA KECAMATAN


LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH
Puskesmas Ketapang Nusantara merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di
Kecamatan Linge Kab.Aceh Tengah Provinsi Aceh dengan luas wilayah ±2.000 km² dengan
ketinggian bervariasi antara 200 meter sampai dengan 2.600 meter di atas permukaan laut.
Adapun batas-batas wilayah Ketapang Nusantara adalah :

 Utara : Kecamatan. Bintang


 Selatan : Kabupaten. Gayo Lues
 Timur : Kabupaten. Aceh Timur
 Barat : Kecamatan. Linge
Kecamatan Linge memiliki topografi wilayah yang bervariasi, mulai dari datar,
lembah, bergelombang, berbukit sampai bergunung dengan kemiringan permukaan tanah
mulai dari landai sampai curam. Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara terdiri 10
Desa.

Puskesmas Ketapang Nusantara dikelilingi bukit yang ditumbuhi pohon pinus


merkusi, sebagaimana pegunungan dan bukit lainnya yang banyak terdapat di kabupaten ini.
Luas Hutan Pinus sekitar 470 H,Hutan pinus ini di kelola oleh sebuah perusahan yg getahnya
di manfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat yang terletak berada
di wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah
dan Puskesmas Ketapang Nusantara memiliki sungai-sungai berada di belakang rumah
penduduk Setempat.

Sungai Kp. Lumut Kecamatan Linge

2. JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

Hasil estimasi jumlah penduduk Ketapang Nusantara keadaan tahun 2020 adalah
3.700 jiwa, dengan perbandingan laki-laki sebanyak 1.905 jiwa dan perempuan 1.795 jiwa.
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida
penduduk. Berdasarkan hasil estimasi jumlah penduduk yang telah dilakukan, dapat disusun
sebuah piramida penduduk tahun 2020. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk,
badan piramida bagian kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki – laki dan badan
piramida bagian kiri menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Dilihat dari grafik 2.1
jumlah penduduk menurut kelompok umur Ketapang Nusantara jumlah terbesar terdapat
pada range usia 0-4 tahun dengan jumlah 415 jiwa.

Grafik 2.1
Piramida Penduduk Ketapang Nusantara 2020

75+ 10 24
70-74 20 20
65-69 26 34
60-64 48 54
55-59 55 63
50-54 72 65
45-49 102 110
40-44 124 117
35-39 171 132
30-34 188 159
25-29 199 148
20-24 166 182
15-19 167 169
10-14 177 143
5-9 178 162
0-4 202 213
250 200 150 100 50 0 50 100 150 200 250

Laki-laki Perempuan

3. KEPADATAN PENDUDUK
Berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk tertinggi di Ketapang Nusantara terdapat di
desa Lumut dengan jumlah penduduk sebesar 759 jiwa dan jumlah penduduk terendah terdapat
di Desa Penarun dengan jumlah penduduk sebesar 216 jiwa.

Grafik 2.2
Jumlah Penduduk per Desa Ketapang Nusantara Tahun 2020

Jumlah Penduduk
309
298
378
255
326
230
759
666
216
263

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan . Indikator – indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas,
mortalitas dan status gizi. Pada bagian ini derajat kesehatan masyarakat di Indonesia
digambarkan melalui (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA),
Angka Kematian Ibu dan angka morbiditas beberapa penyakit .

A. MORTALITAS ( Angka Kematian)


Kejadian kematian dalam suatu kelompok populasi dapat mencerminkan kondisi
kesehatan masyarakat. Keberhasilan pelayanan kesehatan dan berbagai program pembangunan
kesehatan lainnya juga dapat diukur melalui tingkat kematian yang ada. Pada bab ini kita dapat
melihat gambaran angka kematian di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020.
Salah satu tujuan Milenium tahun 2020 adalah menurunkan jumlah kematian Anak
dengan menghitung Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di
suatu negara. Upaya ini dilakukan dengan kegiatan program yang fokus, terintegrasi secara
sektoral dan berkesinambungan sehingga berdampak ungkit besar terhadap penurunan AKB dan
AKABA.
Dalam profil ini juga akan disampaikan angka kejadian lahir mati, oleh karena banyak
terjadi kematian pada janin dalam kandungan sebelum dilahirkan. Untuk perhitungan indikator
ini digunakan defenisi operasional yang standar dengan kategori masing – masing yaitu Angka
Lahir Mati, AKB, dan AKABA. Pengertian lahir hidup adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa
memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda – tanda
kehidupan, misalnya : bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot. Sementara yang dimaksud
dengan lahir mati adalah suatu kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling
sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda – tanda kehidupan.

1. Angka Kematian Neonatus (AKN)


Angka Kematian Neonatus (AKN) adalah jumlah bayi (usia 0 – 28 hari) yang meninggal
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa neonatus.
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah
dan infeksi. Dari seluruh kematian balita tahun 2020 sebanyak 2 jiwa, Angka kematian neonatal
di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 sebanyak 2 jiwa.
Sebagian besar kematian bayi didominasi oleh kematian balita. Perhatian terhadap upaya
penurunan angka kematian balita menjadi lebih penting karena kematian balita memberi
kontribusi lebih separuh terhadap jumlah kematian bayi. Untuk mencapai target penurunan
kematian bayi, maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir dan balita
menjadi prioritas utama.

Grafik 3.1
Angka Kematian Neonatus (AKN)
Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2018 - 2020

Angka Kematian Neonatus


2.5

1.5

0.5

0
2017
2018 2018
2019 2019
2020

2. Angka Kematian Bayi


Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan suatu daerah. AKB yaitu
banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun pada tahun yang sama yang
dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup.
Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB, diantaranya pemerataan
pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan
pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang
berdampak pada daya tahan terhadap penyakit infeksi.
Pada tahun 2020 di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara terdapat 2
kematian bayi dari jumlah kelahiran hidup.

Grafik 3.2
Angka Kematian Bayi (AKB)
Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2018 - 2020
Angka Kematian Bayi
2.5
2
1.5
1
0.5
0
2017
2018 2018
2019 2019
2020

Berdasarkan data diatas AKB Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara tahun
2020 meningkat dari tahun sebelumnya, dimana tahun sebelumnya yaitu sebesar 0/1000
kelahiran hidup, sedangkan di tahun 2020 meningkat menjadi 2/1000 kelahiran hidup.

3. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun pada periode waktu tertentu dalam 1000 lahir hidup. Pada Tahun 2020
AKABA Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara sebanyak 2 jiwa.

Grafik 3.3
Angka Kematian Balita (AKB)
Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 - 2020

Angka Kematian Balita


2.5
2 2
1.5
1
0.5
0 0
2019 2020
2018 2019

4. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian wanita pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan. Kematian yang dihitung dapat terjadi karena
kehamilannya, persalinannya dan masa nifas bukan karena sebab – sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dll.

Untuk mengetahui besaran masalah kesehatan ibu, indikator yang digunakan adalah
AKI. Perhitungan AKI di kabupaten sulit dilakukan, karena jumlah kelahiran hidup tidak
mencapai 100.000 kelahiran. Upaya efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah
dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional di fasilitas
kesehatan, meningkatkan penggunaan kontrasepsi paska persalinan dan penanganan
komplikasi maternal.

Kematian terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Kematian ibu tertinggi
juga terjadi pada usia 20 – 34 tahun. Karakteristik usia ibu, merupakan salah satu faktor
risiko tinggi kematian maternal. Bahwa usia <20 tahun dan >35 tahun dikategorikan sebagai
usia risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan yang berdampak terhadap kematian
maternal.

Penyebab medis kematian ibu tertinggi disebabkan oleh kelompok kasus hipertensi dalam
kehamilan (HDK) dan kasus Perdarahan Post Partum (PPP). Kedua kelompok kasus ini
mempunyai Case Fatality Rate yang masih tinggi. Artinya bila ibu mengalami komplikasi HDK
dan PPP ini sulit diselamatkan bila penanganan tidak cepat dan adekuat. Periode kematian ibu
tahun 2020 di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara terjadi pada masa nifas yaitu
sebesar 0 %.

Di wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 tidak ada terjadi kematian Ibu.

B. MORBIDITAS ( Angka Kesakitan)

Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) suatu penyakit yang terjadi
pada suatu populasi dalam kurun waktu tertentu. Gambaran morbiditas penyakit – penyakit
menular dan tidak menular yang dapat menjelaskan keadaan derajat kesehatan masyarakat di
Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara .

1. Case Notification Rate (CNR) Tuberkulosis


Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi basil tuberculosis. Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur
dengan case notification rate (CNR) dan prevalensi (didefenisikan sebagai jumlah kasus
tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas (didefenisikan sebagai jumlah
kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).

Case Notification Rate (CNR) Tuberkulosis adalah angka yang menunjukkan jumlah
pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah
tertentu. Pada tahun 2020 jumlah kasus baru TB BTA+ adalah 2 kasus. Angka Case
Notification Rate (CNR) Tuberkulosis adalah 0,07/3,629 penduduk.

2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+( cure rate), Kelengkapan Pengobatan


(Complate Rate) dan Keberhasilan Pengobatan (Success Rate/SR)

Salah satu upaya untuk mengendalikan TB Paru yaitu dengan pengobatan


Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan
(success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari angka kesembuhan dan
angka pengobatan lengkap.

Jumlah BTA+ yang diobati di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020


berjumlah 2 kasus dengan angka kesembuhan 100 persen karena di tahun 2020 mereka telah
menyelesaikan pengobatan.

3. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani


Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Cakupan penemuan
pneumonia pada balita 0,0 dengan tidak ada kasus ditemukan di Kecamatan Linge. Adapun
di Puskesmas Ketapang Nusantara tidak terdapat penderita balita Pneumonia.

4. Jumlah kasus HIV/AIDS


Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan dampak atau efek dari
perkembangbiakan virus Human Immunodefiency Virus (HIV). Perkembangan Penyakit
HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan meskipun berbagai upaya pencegahan dan
penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah,
menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku
seksual yang tidak aman dan penyalahgunaan NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya) melalui suntikan secara simultan telah memperbesar resiko tingkat
penyebaran HIV/AIDS. Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat
epidemi yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih
dari 0 % pada sub populasi tertentu misalnya pada kelompok penjaja seks dan pada para
penyalahguna NAPZA. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan seperti “Fenomena
Gunung Es” (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil
dari pada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita
HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti.

Menurut jenis kelamin , persentase kasus baru AIDS tahun 2020. Jumlah penderita
AIDS tahun 2020 di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara tidak ditemukan
penderita kasus HIV/AIDS .

5. Cakupan Penanganan Kasus Diare


Penyakit diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses
selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih
berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang
berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Penderita diare yang ditangani adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di
sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Perkiraan
jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan adalah 10 persen dari angka
kesakitan dikali dengan jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun.
Sementara angka kesakitan adalah angka kesakitan nasional yaitu sebesar 270/1000
penduduk.

Grafik 3.5
Kasus Diare ditemukan dan di tangani
Di Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020

120 Penanganan Kasus


111
Diare
100 92
80
60
40
20
0
2018
2019 2019
2020

Grafik diatas menunjukkan cakupan penemuan kasus diare dan ditangani tahun 2020
berjumlah 92 kasus dan pada tahun 2020 berjumlah 111 kasus.

6. Prevalensi Penyakit Kusta


Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Diagnosis
kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut :
a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa ati rasa dan kelemahan /
kelumpuhan.
c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif).
Kusta terbagi 2 yaitu Pausibasiler (PB) dan Multibasiler(MB). Tingkat kecacatan
kusta : Tingkat 0, normal. Tingkat I, mati rasa pada telapak tangan dan atau telapak kaki.
Tingkat II, kelopak mata tidak menutup, jari tangan maupun jari kaki memendek, bengkok
dan luka.
Penderita PB adalah penderita kusta dengan hasil BTA (-) pada pemeriksaan kerokan
kulit, yaitu TT dan BT. Penderita MB adalah semua penderita kusta tipe BB, BL dan LL atau
apapun klasifikasi klinisnya dengan BTA (+). NCDR (New Case Detection Rate) Kasus
kusta yang baru ditemukan pada kurun waktu tertentu per 100.000 penduduk.
Tahun 2018 penderita kusta di Kabupaten Aceh Tengah berjumlah 5 orang yaitu 4
orang penderita laki – laki dan 1 orang penderita perempuan pada kasus kusta MB. Dengan
angka penemuan kasus new case detection rate (NCDR) sebesar 2,40/100.000 penduduk.
Penderita kusta yang selesai berobat RFT (Release From Treament) adalah penderita
kusta yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Pada RFT PB sasarannya adalah penderita kusta yang diobati pada tahun lalu,
sedangkan pada RFT MB yang diobati adalah penderita kusta MB yang diobati 2 tahun
sebelumnya.
Pengobatan penderita kusta ditujukan untuk mematikan kuman kusta sehingga tidak
berdaya merusak jaringan tubuh dan tanda-tanda penyakit jadi kurang aktif sampai akhirnya
hilang. Dengan hancurnya kuman maka sumber penularan dari penderita terutama multi
basiler (MB) ke orang lain terputus.Bila penderita kusta tidak minumobat secara teratur maka
kuman kusta akan aktif kembali sehingga timbul gejala-gejala baru pada kulit dan saraf yang
dapat memburuk keadaan.
Di Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 terdapat 1 orang penderita kusta.

7. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


a. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh
melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan
oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan di
Negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
rendah.
Kasus TN tidak ditemukan di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara .

b. Campak
Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak.
Sebagian besar kasus campak menyerang anak – anak. Penularan dapat terjadi melalui
udara yang telah terkontaminasi oleh secret orang yang telah terinfeksi. Kasus campak
tidak ditemukan di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara.

c. Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae yang menyerang
system pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan,
sakit tekak. Difteri kerap ditandai dengan tumbuhnya membrane kelabu yang menutupi
tonsil serta bagian saluran pernafasan.
Di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 tidak ditemukan kasus
difteri.

d. Polio dan AFP


Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang
system saraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya
menyerang anak berumur 0 – 3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah , sakit
kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Sedangkan AFP merupakan
kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab
yang jelas kemudian berakibat kepada kelumpuhan.
Di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 tidak ditemukan kasus
polio dan AFP

e. Pertusis
Pertusis adalah penyakit membrane mukosa pernafasan dengan gejala demam ringan ,
bersin, hidung berair dan batuk kering. di wilayah kerja Ketapang Nusantara Tahun 2020
tidak ditemukan kasus Pertusis.

f. Hepatitis B
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis (A, B, C, D dan E).
Tahun 2020 terdapat 4 orang Ibu Hamil dengan kasus Hepatitis B dan 1 orang biasa
terkena Hepatitis B.
8. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan
ditularkan oleh vector nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak
berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa.

Di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 tidak ditemukan kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD).

9. Angka kesakitan Malaria


Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya
menjadi komitmen global dalam MDGs. Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia ditularkan oleh nyamuk
Anopheles betina, dapat menyerang semua orang baik laki- laki ataupun perempuan pada
semua golongan umur dari bayi, anak – anak dan orang dewasa.
Target angka kesakitan malaria yang diukur dengan angka API (Annual Parasite
Incidence). Angka kesakitan Malaria di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara tahun
2020 sebesar 0 per 1000 penduduk beresiko. Pada tahun 2020 telah dilakukan pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 0 atau 0 persen terhadap penderita klinis malaria. Tingginya cakupan
pemeriksaan sediaan darah di laboratorium tersebut merupakan pelaksanaan kebijakan
nasional pengendalian malaria dalam mencapai eliminasi malaria, yaitu semua malaria klinis
harus dikonfirmasi laboratorium. Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif.
Pemberian jenis obat harus benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai
dengan acuan program pengendalian malaria. Pengobatan yang efektif adalah pemberian
ACT (Artemicin- based Combination Therapy ) pada 24 jam pertama pasien panas dan obat
harus diminum habis dalam 3 hari.
Pada tahun 2020 di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara terdapat 1 kasus
malaria.

10. Cakupan Penanganan Penyakit Filariasis


Penyakit kaki gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit
menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis
nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan,
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki – laki. Penyakit kaki gajah pada umumnya banyak terdapat pada
wilayah tropis.
Di Wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 tidak terdapat kasus
filariasis.
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya – upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan
jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam
makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya,
serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
perorangan mencakup upaya – upaya promosi kesehatan , pencegahan penyakit, pengobatan
rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan
terhadap perorangan.
Berikut diuraikan upaya kesehatan yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir,
khususnya untuk tahun 2020.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan
kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat telah dapat diatasi.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat
berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan
bayi serta anak.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional


(dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil
selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada
kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan
K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran
ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali
kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua
kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kuantitas pelayanan
kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 mencapai
100% dan cakupan K4 mencapai 51,1%.

b. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih serta diupayakan dilakukan di fasilitas
kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I
sampai dengan kala IV persalinan.
Persalinan yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dapat menurunkan risiko
kematian ibu saat persalinan karena di tempat tersebut persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
dan tersedia sarana kesehatan yang memadai sehingga dapat menangani komplikasi yang
mungkin terjadi pada saat persalinan yang membahayakan nyawa ibu dan bayi.
Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan
ditolong tenaga kesehatan terlatih (cakupan.Pn). Indikator ini memperlihatkan diantaranya
tingkat kemampuan pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
Peningkatan cakupan persalinan perlu dilakukan melalui upaya pelaksanaan program
unggulan kesehatan ibu, di antaranya adalah kemitraan bidan dan dukun, peningkatan persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan melalui jaminan program persalinan, model rumah tunggu di
Kabupaten dengan puskesmas di daerah terpencil untuk pencegahan terhadap komplikasi yang
terjadi selama persalinan, revitalisasi bidan koordinator melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif
untuk peningkatan mutu dan kualitas tenaga penolong persalinan, serta peningkatan kualitas
surveilans kesehatan ibu melalui pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS KIA). Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan mencapai 56,6%.

Grafik 4.1
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes
Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020-2020

Persalinan Oleh Nakes


57 56.6
56
55
54 53.3
53
52
51 2020
2019
2018 2019

c. Cakupan Pelayanan Nifas


Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas minimal 3 kali yaitu 1
kali pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari; 1 kali pada minggu ke II, dan 1 kali pada
minggu ke IV termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan atau pemasangan KB
pasca persalinan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan
pelayanan kesehatan ibu nifas ( cakupan KF3). Indikator ini menilai kemampuan daerah dalam
menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang berkualitas sesuai standar.

Pada tahun 2020 pelayanan kesehatan ibu nifas dan mendapat pelayanan kesehatan (KF3)
adalah 100%. Salah satu pelayanan yang diberikan saat pelayanan ibu nifas adalah pemberian
vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah jumlah pemberian vitamin A 2
kali pada ibu bersalin saat periode nifas yaitu 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan.

Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas (melahirkan) memiliki manfaat penting bagi ibu
dan bayi yag disusuinya. Tambahan vitamin A melalui suplementasi dapat menigkatkan kualitas
ASI, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak. Dari
cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020
adalah 51 orang (100 %).

Grafik 4.2
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020-2020

Pelayanan Ibu Nifas


120%
100% 100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
2019
2018 2020
2019

d. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil

Imunisasi Toksoid Tetanus (TT) ibu hamil adalah pemberian vaksin TT pada ibu hamil
sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan)
dengan tujuan memberikan kekebalan seumur hidup. Pemberian TT2 adalah jeda waktu
pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3
adalah jeda waktu pemberian minimal bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun.
Pemberian TT4 adalah jeda waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa
perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 adalah jeda waktu pemberian minimal 1 tahun setelah
TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Pemberian TT2+ adalah imunisasi tetanus yang
diberikan minimal 2 kali saat kehamilan yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan.

Imunisasi TT perlu dilakukan oleh wanita sebelum menikah dan pada ibu hamil, karena
imunisasi TT dapat memberikan kekebalan tubuh pada ibu hamil agar janin terhindar dari
Tetanus Neonatarum . Sebagian besar bayi yang terkena tetanus biasanya lahir dari ibu yang
tidak pernah mendapatkan imunisasi TT dan persalinan yang dilakukan tidak sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP) misalnya kurang steril. Grafik dibawah ini memberi informasi
cakupan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020.

Grafik 4.3
Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020
70 58
60
42.5
50 42.5
40 32.5
Ibu Hamil
30
20
10 2.5
2.5
0

TT-1

TT-2

TT-3

TT-4

TT-5

TT 2 +
e. Pemberian Tablet Besi (Fe)
Pelayanan pemberian tablet besi (Fe) dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta
meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami oleh ibu hamil.
Pemberian Tablet Fe (suplement) merupakan salah satu upaya penting dalam pencegahan dan
penanggulangan Anemia, karena jenis Anemia yang terbanyak di Indonesia adalah Anemia Gizi
Besi. Anemia pada ibu hamil mendapat prioritas utama karena kelompok ini berisiko dan
cenderung akan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), resiko pendarahan sebelum dan
pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi bilamana ibu hamil tersebut
menderita Anemia Berat.Pemberian Fe dianggap cukup apabila diberikan sebanyak 90 tablet
selama masa kehamilan. Gambaran cakupan pemberian tablet besi (Fe3) pada ibu hamil pada
tahun 2020 dapat dilihat di bawah ini .

Gambar 4.4
Persentase Penggunaan Fe3
Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020

94.4% Ibu Hamil


58.5%

e. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal


Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat
mengancam jiwa ibu dan bayi baru lahir. Cakupan komplikasi kebidanan adalah jumlah kasus
komplikasi ibu hamil, bersalin dan ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar di fasilitas
pelayanan dasar mampu PONED dan fasilitas rujukan RSUD dan swasta. Penanganan defenitif
adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus
komplikasi kebidanan. Neonatus komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang
dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti
asfiksia, ikterus, hiportemia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) < 2500gr, sindroma gangguan pernafasan, kelainan congital. Neonatus
komplikasi yag ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

f. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah


Bayi lahir ditimbang adalah jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang. BBLR adalah Bayi
dengan berat lahir kurang 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
pertama setelah lahir.

Bayi berat lahir rendah mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi
dan mudah terserang komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada
sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskuler, hematologi, gastro intestinal, ginjal,
termoregulasi.

g. Cakupan Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada Neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas
kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu.

Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(umur 6 jam – 48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai
standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Selain KN1,
indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi neonatal adalah KN lengkap yang
mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan kunjungan neonatal minimal 3
kali sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu tahun.

Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 sebesar
72.34% (68 orang), hal ini telah mendekati target nasional yaitu sebesar 78% dan Kunjungan
neonatal yang ke 3 kali (KN Lengkap) 55.3% (52 orang).

Grafik 4.5
Cakupan Kunjungan Neonatal
Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 s/d 2020
72.3
80
70 55.3
60
50
40
30
20
10
0
Kunj. Kunj.
Neonatus 1 Neonatus 3
(KN 1) kali (KN
Lengkap)

h. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi


Cakupan kunjungan bayi adalah jumlah kunjungan bayi umur 29 hari sampai 11 bulan di
sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit).
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari –
3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan. Pelayanan kesehatan
tersebut meliputi penimbangan berat badan pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT, HB1-3, Polia
1-4, campak). Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : konseling ASI eksklusif,
pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit
(sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11
bulan.

Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya pemerintah dalam


meningkatkan akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini
mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta
peningkatan kualitas hidup bayi. Persentase cakupan pelayanan kesehatan bayi di Puskesmas
Ketapang Nusantara tahun 2020 sebesar 101% (83 orang).

2. Pelayanan Keluarga Berencana


a. Cakupan Pelayanan KB Aktif dan KB Baru
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) yaitu gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Pembatasan kelahiran dapat dilakukan dengan
penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom, spiral, IUD dan lainnya. Tingkat pencapaian
Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang
ditunjukkan melalui kelompok sasaran program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi,
tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Pada tahun 2020 Cakupan
peserta KB Aktif dan baru di Puskesmas Ketapang Nusantara masing – masing sebesar 82,1%
dan 84,1 %.

b. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi


Pencapaian peserta KB aktif merupakan salah satu indikator kuantitatif keberhasilan
pelaksanaan program KB. Berdasarkan jenis kelamin , metode kontrasepsi yang digunakan oleh
peserta laki – laki adalah MOP dan Kondom ( dengan mengasumsikan bahwa kondom sebagian
besar digunakan oleh laki – laki ). Sedangkan metode kontrasepsi yang digunakan perempuan
adalah suntik, pil , IUD, Implant dan MOW. Dengan demikian sebagian peserta KB aktif adalah
perempuan yaitu sebesar 100% dan 0% lainnya adalah laki – laki. Terdapatnya kesenjangan
yang tinggi antara laki – laki dan perempuan dalam partisipasi terhadap penggunaan metode /
alat KB. Untuk itu perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan partisipasi laki – laki terhadap
penggunaan metode/alat KB.

Berdasarkan metode kontrasepsi yang di pakai di Puskesmas Ketapang Nusantara


,pemakaian KB suntik adalah yang terbanyak yaitu Terbasar Pil 62,2% dan MOW sebesar 5,5%
dan terendah Sintik (1,1%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 4.6
Cakupan Peserta KB Aktif
Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020

44.6

45 34.2
40
35
30
25
20
Cakupan Peserta
15 6.9 KB Aktif
10 6.7 4.1 3.3

5 0.1 0
0

c. Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi

Peserta KB baru adalah Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah
satu cara/alat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali alat kontrasepsi
setelah berakhir masa kehamilannya.

Dari grafik dibawah ini menggambarkan bahwa penggunaan metode suntik dan pil masih
menunjukkan persentase terbanyak. Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih
alat kontrasepsi antara lain adalah pertimbangan medis, latar belakang sosial budaya, sosial
ekonomi, pengetahuan, pendidikan dan jumlah anak yang diinginkan. Disamping itu adanya efek
samping yang merugikan dari suatu alat kontrasepsi juga berpengaruh dalam menyebabkan
bertambah atau berkurangnya akseptor memilih suatu alat kontrasepsi juga berpengaruh dalam
menyebabkan bertambah atau berkurangnya akseptor memilih suatu alat kontrasepsi. Di
Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 cakupan peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi
yang tertinggi adalah yang memakai suntik sebesar 45,9% dan yang memakai pil sebesar 39,2%.

Grafik 4.7
Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi
Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020
43.9

45
40
29.7
35
30
25
20 11.9
Cakupan KB Baru
10.6
15
10 4

5 0
0
0
0

3. Pelayanan Imunisasi

Suatu penyakit dengan memasukkan vaksin sehingga bila kelak terpapar hanya akan sakit
ringan. Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah atau dimatikan. Maka dengan imunisasi dapat
mencegah penyakit Dipteri, Pertusis, Tetanus, TBC dan Campak.

a. Imunisasi Pada Bayi


Program imunisasi pada bayi dikelompokkan menjadi beberapa jenis imunisasi yaitu
BCG, DPT+HB1, DPT+HB3, Polio dan Campak. Adanya penurunan jumlah imunisasi pada bayi
perlu mendapat perhatian dari peleksana program, mengingat peningkatan status kesehatan bayi
sangat dipengaruhi dari kekebalan bayi terhadap penyakit yang akan dimunculkan, akibat
ketidaklengkapan dari imunisasinya. Pelayanan imunisasi bayi dilakukan melalui pelayanan rutin
di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan imunisasi bayi di Puskesmas
Ketapang Nusantara pada tahun 2020 adalah DPT3+HB3 mencapai 81%, Campak mencapai
63,78%, polio4 mencapai 71,94%. Dan capaian imunisasi dasar lengkap mencapai 63,78%.

b. Desa UCI
Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi adalah
Universal Child Immunization atau disingkat UCI. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan
suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan
masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Dalam hal ini pemerintah mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah
administrasi desa/kelurahan. Suatu desa telah mencapai target UCI apabila > 80 % bayi di desa
tersebut mendapat imunisasi lengkap.

Grafik 4.8
Trend Cakupan Desa UCI Puskesmas Ketapang Nusantara
Tahun 2019 - 2020
Cakupan Desa UCI
102%
100%
100%
98%
96%
94%
92% 91.30%
90%
88%
86%
2019
2018 2020
2019

Dari grafik diatas terjadi peningkatan cakupan desa UCI di Puskesmas Ketapang Nusantara
dari tahun 2019 100%, di tahun 2020 mengalami sedikit penurunan yakni 91.3%.

B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani


permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa masalah gizi yang sering dijumpai pada
kelompok masyarakat adalah Kekurangan Kalori Protein, Kekurangan Vitamin A, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium dan Anemia Gizi Besi. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui
indikator–indikator antara lain Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi
Balita, Status Gizi Wanita Usia Subur, Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Kekurangan
Yodium (GAKY) serta Pemantauan Berat Badan Balita secara teratur.

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita


Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan
terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu
secara rutin setiap bulan serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang
berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan.Hal ini diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan balita termasuk deteksi dini gangguan tumbuh kembangnya.Setelah balita
ditimbang , hasilnya dicatat di buku KIA atau KMS. Pada buku tersebut akan terlihat berat
badannya naik atau tidak.

Tanda – tanda balita yang naik berat badannya :

 Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna KMS


 Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna diatasnya
Tanda – tanda Berat Badan (BB) tidak naik:

 Garis pertumbuhannya menurun


 Garis pertumbuhannya mendatar
 Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna lebih muda
Tanda – tanda balita kurang gizi:

 BB tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus


 Mudah sakit dan tampak lesu dan lemah, mudah menangis/rewel.
Kondisi gizi buruk pada balita dibagi 3 kategori yaitu : Kwashiorkor , marasmus dan marasmus-
kwashiorkor.

1. Tanda - tanda balita kwashiorkor


Edeme seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki), wajah bulat dan sembab,
cengeng/rewel/apatis, perut buncit, rambut kusam dan mudah dicabut, bercak kulit yang
luas dan kehitaman/bintik kemerahan.

2. Tanda – tanda Marasmus


Tampak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, apatis, perut cekung , otot
pantat mengendur, pengeriputan otot lengan dan tungkai.

Indikator program yang dihitung untuk penimbangan balita adalah D/S dimana D adalah
jumlah balita yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan dan S adalah semua
balita yang ada di unit tersebut. Pada tahun 2020 cakupan D/S balita ditimbang sebesar 87%.
Dari jumlah tersebut terdapat 3% balita dengan BGM.

a. Persentase Balita dan Baduta Dengan Gizi Kurang


Banyak faktor yang mempengaruhi seorang anak atau bayi mengalami kurang gizi,
beberapa diantaranya adalah karena kurangnya asupan gizi seimbang pada anak dan adanya
penyakit penyerta. Sebagai tanda awal kurang gizi yang bila tidak ditanggulangi akan menjadi
gizi buruk. Beberapa tanda awalnya yaitu berat badan anak tidak naik selama 3 bulan , posisi
hasil penimbangan di bawah garis merah atau BGM.

Di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 terdapat balita gizi kurang (BGM)
sebesar 57 kasus atau 16,5% dari jumlah balita yang ditimbang. Sedangkan pada baduta di
Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 terdapat baduta BGM sebanyak 3 kasus atau 2,1%.

Balita dengan gizi buruk berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya. Gejala
awal sering tidak jelas, hanya terlihat bahwa berat badananak tersebut lebih rendah dibanding
anak seusianya. Adapun ciri – ciri klinis yang biasa menyertainya antara lain : kenaikan berat
badan berkurang, terhenti atau bahkan menurun, ukuran lingkaran lengan atas menurun, maturasi
tulang terlambat, rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun, tebal lipat kulit
normal atau semakin berkurang.

Di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 jumlah balita gizi buruk sebanyak 2 kasus
terdapat di Desa Linge 1 kasus dan Desa Lumut 1 kasus, dan semua penderita 100% mendapat
perawatan.

2. Pemberian Kapsul Vitamin A


a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita
Vitamin A merupakan zat gizi yang sangat diperlukan bagi bayi dan anak balita karena
zat gizi ini sangat penting agar proses fisiologis dalam tubuh berlangsung secara normal,
termasuk pertumbuhan sel, meningkatkan fungsi penglihatan, meningkatkan imunologis dan
pertumbuhan badan. Vitamin A juga membantu mencegah perkembangan sel – sel kanker.
Cakupan bayi mendapat kapsul vit.A adalah jumlah bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A
dosis 100µA 1 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian
vitamin A yang rutin dilakukan setahun dua kali, yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
Cakupan pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 adalah
100% (39 bayi) dan pada anak balita sebesar 100% (317 balita).

b. Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI (Air Susu Ibu)
saja sejak lahir sampai 6 bulan. ASI merupakan makanan khusus bayi supaya kebutuhan
nutrisinya akan kalori, asam lemak, laktosa dan asam amino dapat terpenuhi dalam proporsi yang
tepat. ASI juga memberikan perlindungan pada bayi baru lahir karena kaya akan imunoglobulin
(antibodi yang diperlukan untuk kekebalan tubuhnya). Pemberian ASI ekslusif harus dilakukan
selama 6 bulan, persentase bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2020 mencapai 78,4%. Hal ini
telah dibawah target nasional sebesar 55,7%.

C. KESEHATAN USILA

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan salah satunya adalah


peningkatan Usia Harapan Hidup, dengan peningkatan UHH maka akan meningkatlah jumlah
usia lanjut. Pada Tahun 2020 jumlah penduduk usia lanjut atau 60 tahun keatas di Puskesmas
Ketapang Nusantara mencapai 236 jiwa, yang tersebar pada 10 wilayah Desa, jumlah usia
lanjut yang tergolong besar tersebut membawa konsekuensi terhadap aspek kehidupan baik fisik,
mental, psikososial dan ekonomi.

Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut di Puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020 sebesar
100%.

D. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi
masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara
langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan
kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan puskesmas dipersiapkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan.

E. PERILAKU HIDUP SEHAT

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan
masyarakat. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
Misalnya tentang gizi : makan beraneka ragam makanan, minum tablet tambah darah,
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita kapsul vitamin A. Tentang kesehatan
lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.

Rumah Tangga ber PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah tangga yang
seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator yaitu
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif, balita ditimbang setiap
bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun , menggunakan
jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.

Di puskesmas Ketapang Nusantara Tahun 2020, jumlah rumah tangga 901 dan yang
dipantau adalah 0 (0%) dan rumah tangga ber PHBS adalah 0 (0%).

F. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Persentase Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah dan lantai rumah
yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan). Persentase rumah sehat di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020
adalah 54.05%.

2. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak.


Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut Kementrian
Kesehatan RI, syarat – syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
mengandung mikroorganisme yang berbahaya dan tidak mengandung logam berat. Air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi
kesehatan dan dapat langsung diminum.

Terdapat dua akses air minum di masyarakat yaitu melalui jaringan perpipaan dan non
perpipaan. Yang termasuk non perpipaan yaitu sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa,
sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindung dan penampungan air hujan. Di
Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 penduduk yang memiliki akses air minum yang
memenuhi syarat sebesar 96%

3. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak


Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang kontruksinya memenuhi syarat – syarat
kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik. Adapun jenis sarana jamban yang sering
dipakai masyarakat yaitu komunal, leher angsa, plengsengan dan cemplung.
Sanitasi yang layak penting bagi penduduk atau rumah tangga di daerah urban maupun
rural, meskipun risikonya lebih besar di daerah urban karena lebih sulit menghindari kontak
dengan pembuangan kotoran. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan rakyat dari
aspek Kesehatan. Persentase penduduk dengan akses sanitasi yang layak di Puskesmas Ketapang
Nusantara tahun 2020 adalah sebesar 33%.

4. Persentase desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat


STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yaitu pendekatan untuk mengubah perilaku
higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci
tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan
benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan. Desa yang melaksanakan STBM yaitu desa yang sudah melakukan
pemicuan minimal 1 dusun , mempunyai tim kerja masyarakat/natural leader, dan telah
mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju sanitasi total.

Persentase desa yang melaksanakan STBM di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun


2020 sebesar 0 %.

5. Persentase TTU dan TPM Sehat


Tempat – tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan
suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit.
TTU meliputi sarana pendidikan , sarana kesehatan dan hotel sedangkan TPM meliputi jasa
boga, restoran/Rumah makan , Depot Air Minum, Makanan jajanan.

TPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai.

Di Puskesmas Ketapang Nusantara tahun 2020 TTU yang memenuhi syarat kesehatan
sebesar 100% sedangkan TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi sebesar 36%.
HASIL CAKUPAN PROGRAM
KERANGKA ACUAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
NAMA KEGIATAN PELAYANAN ANTENATAL (ANC) TERPADU
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
PENANGGUNG JAWAB KEPALA PUSKESMAS & PENANGGUNG JAWAB UKM
PELAKSANA PENGELOLA PROGRAM IBU
KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELAYANAN ANTENATAL ( ANC ) TERPADU

I. PENDAHULUAN
Kinerja tenaga kesehatan yang baik akan berdampak pada kualitas pelayanan
pemeriksaan pada ibu hamil, termasuk kinerja bidan sebagai penyedia pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Dengan kualitas ANC yang baik maka ibu dan keluarga siap
menjadi orang tua dan juga dapat melalui proses persalinan dengan aman. Apabila proses
kehamilan, persalinan dan nifas dilalui dengan aman, maka AKI akan menurun.
Pelayanan ANC Terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan
terpadu, mencakup upaya promotif, preventif sekaligus kuratif dan rehabilitative yang
meliputi pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS,
malaria, PMS), penanganan penyakit tidak menular serta beberapa program local dan
spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan program.
Dalam ANC Terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan
berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu
hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani
persalinan normal.
Berkenaan dengan hal tersebut maka pelayanan antenatal terpadu dianggap pelu
untuk dilaksanakan kepada seluruh ibu hamil di setiap jajaran fasilitas kesehatan terutama
FKTP.

II. LATAR BELAKANG


Berdasarkan data pada Cakupan program tahun 2019 di UPTD Puskesmas
Ketapang, selama 1 tahun terdapat 106% Cakupan K1 ( > 100 % ) 35 % ibu hamil dengan
resiko tinggi dan 79% ( > 100 % ) ibu bersalin di Fasilistas Pelayanan Kesehatan,
Cakupan K4 94,5% dari target 95%.
Berdasarkan data di atas maka diperlukan suatu kegiatan terpadu untuk
mendeteksi secara dini masalah dan penyakit yang di alami oleh ibu hamil, melalui
kegiatan “Pelayanan Antenatal ( ANC ) Terpadu”.

Dasar Pelaksanaan :
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Jenis – jenis pelayanan, peanggung
jawab dan pelaksana kegiatan.

III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat dan
berkualitas.

2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas , termasuk
konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
b. Menghilangkan “ Missed Oppurtunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas.
c. Mendeteksi secara dini dan melakukan intervensi dini terhadap kelainan / penyakit /
gangguan yang di derita ibu hamil.
d. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
rujukan yang ada.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Pelayanan Antenatal Kader :
( ANC ) Terpadu 1. Mengumpulkan Ibu hamil di tempat yang ditentukan.
2. Membantu petugas dalam persiapan tempat pelayanan.

Bidan :
1. Melalukan persiapan alat dan bahan
2. Melakukan pemeriksaan :
a. Timbang Berat Badan & Ukur Tinggi Badan
b. Ukur lingkar lengan atas ( LILA )
c. Ukur tekanan darah
d. Ukur tinggi fundus uteri ( TFU )
e. Hitung denyut jantung janin ( DJJ )& Tentukan
presentasi janin
f. Beri imunisasi Tetanus Toksoid ( TT )
3. Mencatat hasil pemeriksaan dan menyimpulkan hasil
pemeriksaan
4. Menyampaikan kepada ibu hasil pemeriksaan
5. Melakukan penyuluhan kesehatan.
6. Memberikan tablet FE dan Calcium Lactat dan
menjelaskan cara meminumnya.
7. Melanjutkan Penanganan kasus dan konseling dan KIE
efektif, meliputi : Kesehatan Ibu; PHBS; P4K; Tanda
bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi; Gizi seimbang; P2M; PMTCT;
IMD dan ASI Eksklusif; KB pasca bersalin; Imunisasi,
Brain Booster.

Petugas Laboratorium :
1. Melakukan pemeriksan laboratorium, Rutin ( Gol.darah;
Hb; Protein Urine; Reduksi ) dan Khusus ( pemeriksaan
darah malaria; tes sifillis; HIV; BTA )

Petugas Gigi / Dokter Gigi :


1. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi Ibu hamil.

Dokter Umum :
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan umum pada ibu
hamil
2. Memberikan terapi yang dibutuhkan sesuai degan
kondisi ibu hamil

Petugas Gizi
1. Melakukan pemeriksaan status gizi dan konseling gizi
Ibu hamil.
V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Dalam Gedung
Cara pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan sasaran
di fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan pelayanan antenatal terpadu yang
berkualitas serta penanganan / tata laksana kasus, dengan metode Wawancara,
Pemeriksaan kehamilan 10T, dan KIE menggunakan media Buku KIA.
b. Luar Gedung
Cara pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah dengan cara melakukan kunjungan
rumah dan memberikan pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas serta penanganan
/ tata laksana kasus, dengan metode Wawancara, Pemeriksaan kehamilan 10T, dan KIE
menggunakan media Buku KIA.

VI. SASARAN DAN PELAKSANA


a. Sasaran
Seluruh Ibu Hamil dalam wilayah kerja Puskesmas dengan Target Kinerja diukur dari
Target K1: 100% dan Target K4 : 100% dan Target deteksi ibu hamil risiko tinggi.
b. Pelaksana : 1. Bidan
: 2. Petugas Laboratorium
: 3. Dokter Umum
: 4. Dokter gigi
: 5. Tenaga Gizi

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Penanggung jawab

&
No Desa
Ju No
Jan Feb Mar Apr Mei Jul Ags Sep Okt Des Pelaksana Kegiatan
n v
 

   

1  Umang      

  Nova Nanda Lia, A.Md.Keb


   
Penarun Suaini Fitri, A.Md.Keb
 2      
Iramayanti, A.Md.Keb
   

Zuriatina, SST
   

 3 Owaq     Zurkaedah, A.Md.Keb

      Nurhasanah, A.Md.Keb

 4 Lumut      

   
 
     
Ise –ise    
 5  
   

Linge
6      

Jamat
7

Reje  
8
Payung
 

 
Delung
9
Sekinel

Kute
10
Reje

VIII. MONITORING, EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. MONITORING
1. Terlaksananya pelayanan antenatal ( ANC ) Terpadu di fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai perencanaan dan anggaran.
2. Digunakannya logistik pendukung yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelayanan
antenatal terpadu.
3. Tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan antenatal terpadu sesuai standart.
4. Digunakannya informasi sistem dan tempat rujukan dalam pelaksanaan pelayanan
antenatal terpadu.
No Monitoring Hasil Monitoring
1 Jadwal Pelaksanaan Kepala Puskesmas telah Memberikan SPT
kepada petugas KIA untuk melakukan
Kunjungan Rumah Ibu Hamil
2 Pelaksana Kegiatan Petugas KIA

3 Ketersediaan Alat Tensi Meter, timbangan, centimeter, pita


Lila,Dopler dan alat cek lab Sederhana
4 Ketersediaan Anggaran BOK DAK NON FISIK TA 2020
5 Kondisi Lapangan Baik ibu hamil menerima petugas untuk di
periksa kesehatanya
6 Sasaran Semua Ibu Hamil Yang ada di desa

B. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


No Monitoring Permasalahan Upaya Penyelesaian
Masalah
1 Jadwal Pelaksanaan Tidak ada Tidak ada
2 Pelaksana Kegiatan Petugas Laboraturium Mengantikan untuk
Sederhana Tidak Dapat sementara Petugas dengan
hadir dan tidak adanya petugas yang lain
dokter gigi di Puskesmas
3 Ketersediaan Alat Sebagian Alat Tidak Bisa Agar Ibu hamil dapat di
Di bawa turun periksakan Triple eliminasi,
Kelapangan Seperti alat petugas Mengambil Darah
Pemeriksaan Triple Ibu hamil sebanyak 3 cc
Eliminasi (centrofus) Untuk dibawa ke Puskesmas
untuk pengecekan
Hepatitis/HIV/sifilis
4 Ketersediaan BOK DAK NON FISIK TA
Anggaran 2020
5 Kondisi Lapangan
6 Sasaran Ibu hamil yang di Agar semua ibu hamil bias
kunjungi tidak ada di mendapatkan pelayanan
rumah ( tempat) kesehatan maka ibu hamil
akan di kunjungi pada lain
hari

C. PELAPORAN
No Monitoring Rencana Tindak Lanjut
1 Jadwal Pelaksanaan Untuk pelayanan yang komperehensif akan
di tingkatkan kunjungan ke rumah ibu
hamil,agar dapat terdeteksi secara dini
komplikasi pada kehamilan dan persalinan
2 Pelaksana Kegiatan Mengantikan untuk sementara Petugas
dengan petugas yang lain
3 Ketersediaan Alat Untuk alat yang tidak lengkap akan di beli
dari uang JKN Puskesmas
4 Ketersediaan Anggaran BOK DAK NON FISIK TA 2020
5 Kondisi Lapangan Untuk pelayanan Maksimal petugas harus
sesering mungkin mengunjungi rumah ibu
hamil
6 Sasaran Agar ibu hamil terhindar dari komplikasi
kehamilan maka ibu hamil di anjukan
memeriksakan kehamilan maupun
melahirkan ke fasilitas yang lebih lengkap

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan pelayanan antenatal terpadu menggunakan formulir yang sudah ada yaitu :
a. Register kohort ibu
b. Buku KIA ( dipegang Ibu )
c. Pencatatan dari program yang sudah ada ( catatan dari imunisasi. Malaria, gizi,
Kb, TB, dll )
2. Pelaporan pelayanan antenatal terpadu menggunakan formulir pelaporan yang sudah
ada, yaitu :
a. LB3 KIA
b. PWS KIA
c. PWS Imunisasi
d. Bukti pelaporan yang disepakati oleh masing masing program.
3. Evaluasi dari kegiatan pelayanan antenatal terpadu yaitu meningkatnya cakupan kasus
Ibu hamil resiko tinggi dan Komplikasi yang tertangani serta berlakunya sistem
rujukan.

X. BIAYA
Dana didapatkan dari anggaran BOK Puskesmas Ketapang Sebesar Rp.2.700.000
Demikian Kerangka Acuan Pelayanan antenatal ( ANC ) Terpadu, sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan tersebut pada tahun 2020.

Mengetahui Ketapang , 31 Oktober 2020


Kepala Puskesmas Penanggung jawab Program KIA
Ketapang Nusantara

HADIJATUN, SST.M.Kes NOVA NANDA LIA, A.Md.Keb


Nip. 19750106 200604 1 006 Nip. 19920502 201903 2 012
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN KELAS IBU
PROGRAM PWS KIA
PENANGGUNG JAWAB KEPALA PUSKESMAS & PENANGGUNG JAWAB UKM
PELAKSANA KEGIATAN PENGELOLA PROGRAM IBU

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELAKSANAAN KELAS IBU

I. PENDAHULUAN
Program pembangunan di Indonesia masih di prioritaskan pada upaya peningkatan
derajat kesehatan yaitu ibu hamil,bersalin dan prenatal. Hal ini di tandai dengan ada nya
kematian ibu dan kematian bayi.
Pengunaan buku KiA di harapkan dapat meningkatkan kualitas perlayanan kesehatan
ibu dan anak serta giji, sehingga salah satu tujuan pembangunan nasehatan nasional untuk
menurun kan angka kematian ibu dan bayi. Kelas ibu merupakan sarana untuk belajar
bersama tentang kesehatn ibu hamil,ibu menyusui dan ibu balita. Dalam rangka tatap muka
dan kelompok yang bertujuan untuk peninggkatn pengentahuan dan keterampilan ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi
baru lahir, ibu menyusui agar mengetahui pentingnya asi eksklusif untuk bayi 0 sampai 6
bulan untuk ibu balita pentingan nya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balitanya.

II. LATAR BELAKANG


Berdasarkan data pada Cakupan program tahun 2019 di UPTD Puskesmas Ketapang,
selama 1 tahun capaian target terdapat 11 %.
Berdasarka data di atas maka di perlukan suatu kegiatan terpadu untuk mendeteksi

secara dini masalah dan penyakit yang di alami ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita,

melalui kegiatan “Pelaksanaan Kelas Ibu”.

Dasar Pelaksanaan :

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan


Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
4. Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Jenis – jenis pelayanan, peanggung jawab
dan pelaksana kegiatan.

2. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


3. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan prilaku agar memahami tentang
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan
perawatan bayi baru lahir, mitos, kepercayaan , adat istiadat setempat, dan penyakit
menular.
4. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
b. Meningkatkan kesadarani ibu tentang pemberian asi ekslusif
c. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI dan gizi seimbang
d. Meningkatkan kemampuan memantau pertumbuhan dan melaksanakan stimulasi
perkembangan balita

3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Pelaksanaan Kelas Kader :
Ibu 3. Mengumpulkan Ibu di tempat yang ditentukan.
4. Membantu petugas dalam persiapan tempat pelayanan.

Bidan :
8. Melalukan persiapan alat dan bahan
- Pemberian materi yang berhubungan dengan ibu
hamil dan perslinan
- Pemberian materi tentang pertumbuhan dan
perkembangan balita
- Pemberian materi tentang asi ekslusif
- Sesi Tanya jawab

4. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


c. Dalam Gedung
Cara pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan
sasaran di fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan penyuluhan mengenai
perawatan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan balita dan pemberian asi ekslusif.
d. Luar Gedung
Cara pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah dengan cara melakukan
kunjungan rumah dan memberikan pelayanan kesehatan dan memberikan penyuluhan
mengenai perawatan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan balita dan pemberian
asi ekslusif.

5. SASARAN DAN PELAKSANA


a. Sasaran
Seluruh Ibu Hamil ibu menyusui dan ibu balita
b. Pelaksana : 1. Bidan
2. Kader

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

N Desa Jadwal Penanggung jawab


o &
Jan Feb Mar Apr Me Jun Ju Ags Sep Okt Nov Des
Pelaksana Kegiatan
i l
 
   

1  Umang      

   
Penarun
 
     
2
   

    1. Nova Nanda Lia,


  A.Md.Keb
Owaq     2. Suaini Fitri, A.Md.Keb
3
3. Iramayanti, A.Md.Keb
      4. Zuriatina, SST
5. Zurkaedah, A.Md.Keb
   
6. Nurhasanah, A.Md.Keb
   
Lumut      
4
     
 

Ise –ise    
 
 
 
5    

Linge
6      

Jamat
7

Reje
8
Payung

Kute
reje
9

7. MONITORING, EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. MONITORING
1. Terlaksananya pelaksanaan kelas ibu di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
perencanaan dan anggaran.
2. Digunakannya logistik pendukung yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan
pelayayanan
3. Tenaga kesehatan mampu melaksanakan pelaksanaan kelas ibu

No Monitoring Hasil Monitoring


1 Jadwal Pelaksanaan Kepala Puskesmas telah mengeluarkan SPT
kepada petugas kia dan petugas telah
memberikan surat pemberitahuan kepada reje
sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan
2 Pelaksana Kegiatan Petugas IBU
3 Ketersediaan Alat Tikar
4 Ketersediaan Anggaran BOK DAK NON FISIK TA 2020
5 Kondisi Lapangan Masyarakat kurang respon dengan kegiatan
yang diberikan
6 Sasaran Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu balita

B. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


No Monitoring Permasalahan Upaya Penyelesaian
Masalah
1 Jadwal Pelaksanaan Surat Pemberitahuan Sehari sebelum jadwal
jadwal Pelaksanaan tidak pelaksanaan menelfon
sampai kepada Reje di desa Reje untuk memastikan
apakah surat telah
diterima atau tidak atau
langsung mengunjungi
desa dan menemui Reje
yang akan
dilaksanakannya
kegiatan sehari sebelum
hari yang di tentukan
2 Pelaksana Kegiatan Salah satu Petugas KIA Menggantikan untuk
berhalangan hadir dalam sementara waktu dengan
melaksanakan Kegiatan di Staf Puskesmas yang lain
jadwal waktu yang yang mengerti tentang
ditentukan kegiatan di Program KIA
3 Ketersediaan Alat Tidak ada Tidak ada
4 Ketersediaan BOK DAK NON FISIK
Anggaran TA 2020
5 Kondisi Lapangan Masyarakat kurang peduli Mendekatkan diri kepada
dengan petugas kesehatan tokoh masyarakat
6 Sasaran Kurangnya pengetahuan Menjelaskan kepada ibu
ibu hamil tentang tanda mengenai tanda bahaya
bahaya kehamilan, dan ibu kehamilan, dan
balita kurangmya memberikan konseling
pengetahuan ibu tentang tentang asi ekslusif
pentingnya asi ekslusif .

C. PELAPORAN
No Monitoring Rencana Tindak Lanjut
1 Jadwal Pelaksanaan Memastikan kembali ke Reje kampung
apakah surat pemberitahuan sudah di terima
2 Pelaksana Kegiatan Menggantikan sementara dengan staf
puskesmas lain yang berada di Puskesmas
agar kegiatan berjalan dengan lancer
3 Ketersediaan Alat Tidak ada
4 Ketersediaan Anggaran BOK DAK NON FISIK TA 2020
5 Kondisi Lapangan Lebih mendekatkan diri lagi kepada tokoh
masyarakat
6 Sasaran Melibatkan bidan desa untuk ikut
berpartisipasi dalam melakukan penyuluhan

4. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan kelas ibu
a. Daftar hadir
2. Pelaporan kelas ibu
a. PWS KIA
b. Bukti pelaporan yang disepakati oleh masing masing program.
3. Evaluasi dari kegiatan pelaksanaan kelas ibu yaitu meningkatnya cakupan kelas ibu

4. BIAYA
Dana didapatkan dari anggaran BOK DAK NON FISIK Puskemas Ketapang
Nusantara sebesar Rp 3.800.000,-

Demikian Kerangka Acuan Pelaksanaan Kelas ibu, sebagai acuan dalam melakukan
kegiatan tersebut pada tahun 2020.

Mengetahui Ketapang, 31 Oktober 2020


Kepala Puskesmas Penanggung jawab Program KIA
Ketapang Nusantara

HADIJATUN, SST, M.Kes NOVA NANDA LIA, A.Md.Keb


Nip.19730623 200504 2 001 Nip. 19920502 201903 2 012

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


NAMA KEGIATAN PELAYANAN PRENATAL CARE (PNC) TERMASUK KB
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS & KB
PENANGGUNG JAWAB KEPALA PUSKESMAS & PENANGGUNG JAWAB UKM
PELAKSANA KEGIATAN PENGELOLA PROGRAM KB

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELAYANAN PRENATAL CARE (PNC) TERMASUK KB
I. PENDAHULUAN
Masa nifas (puerperium)  adalah dimana setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil, berlangsung selama
kira-kira 6 minggu. Bahaya terbesar yang biasanya terjadi pada masa nifas adalah
haemoragi/pendarahan. Selain pendarahan, ada juga bahaya lain yang mengancam  ibu, yaitu 
infeksi pada masa nifas.  Disamping itu, kesehatan ibu yang beru melahirkan yang relatif
lemas juga membutuhkan perhatian ekstra dalam segala hal, termasuk dalam pemilihan alat
kontrasepsi (KB).
Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan khususnya
bidan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebaban ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa
nifas seperti sepsis puerperalis. Pelayanan nifas sesuai standar dengan sedikitnya 3
kunjungan yaitu pada 6 jam sampai hari ke-3 pasca salin,pada minggu ke-2, dan pada minggu
ke-6 termasuk pemberian vitamin A dua kali serta persiapan dan atau penggunaan alat
kontrasepsi setelah persalinan (Wiknjosastro,2009:58-59).

II. LATAR BELAKANG


Berdasarkan data pada Cakupan program tahun 2019 di UPTD Puskesmas Ketapang
Nusantara, selama 1 tahun terdapat 89 ibu hamil dengan resiko tinggi, dan 32 ibu bersalin
dengan komplikasi.
Berdasarkan data di atas maka diperlukan suatu kegiatan untuk mendeteksi secara
dini masalah yang dialami ibu nifas termasuk KB, melalui kegiatan “Pelayanan Prenatal Care
(PNC) termasuk KB”.

Dasar Pelaksanaan:
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor Tahun 97 Tahun 2014 tentang pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang jenis-jenis pelayanan, penanggung jawab dan
pelayanan kegiatan.

III.TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Pelayanan Kesehatan Nifas termasuk KB bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu nifas
memeperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga menjalani masa nifas
dengan sehat, dan memperoleh pelayanan KB sesuai kebutuhan ibu nifas.

2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan asuhan pelayanan nifas termasuk KB yang komprehesif dan
berkualitas.
b. Menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan ibu nifas.
c. Melakukan antisipasi baik secara langsung maupun kolaborasi sesuai dengan kondisi
ibu nifas.
d. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang terjadi
sehingga teratasi.
e. Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan masalah.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. Pelayanan Prenatal Care Kader:


(PNC) termasuk KB
1. Membantu petugas dalam mempersiapkan
tempat pelayanan

Bidan:

1. Melakukan persiapan alat dan bahan


2. Melakukan pemeriksaan head to toe
3. pemeriksaan TFU
4. pemantauan eliminasi ibu
5. pemantauan involusio uteri
6. Memberikan konseling KB sesuai kebutuhan ibu

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Bidan mengunjungi ibu nifas di rumah pasien
2. Melakukan pemeriksaan head to toe
3. Melakukan pemeriksaan TFU
4. Melakukan pemantauan eliminasi ibu
5. Melakukan pemantauan involusio uteri

VI. SASARAN DAN PELAKSANA


a. Sasaran
Semua ibu nifas yang berada dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Ketapang
Nusantara.
b. Pelaksana
1. Pengelola Program
2. Bidan Desa
3. Dokter Umum

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilakukan setiap bulannya di rumah Ibu nifas dalam wilayah kerja
puskesmas Ketapang Nusantara.

VIII. MONITORING, EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. MONITORING

Menunjang pelaksanaan kegiatan di fasilitas UKM ( Posyandu ) didukung oleh


dana yang bersumber dari dana bantuan operasional kesehatan (BOK).

No Monitoring Hasil Monitoring

1 Jadwal Pelaksanaan Kepala Puskesmas telah Memberikan SPT kepada


petugas KB untuk melakukan kunjungan Rumah ibu
Nifas

2 Pelaksanaan Kegiatan Petugas KB

3 Ketersediaan Alat Tensimeter,Termometer

4 Ketersediaan Anggaran BOK DAK NON FISIK TA 2020

5 Kondisi Lapangan Baik

6 Sasaran Semua Ibu Nifas yang ada di desa

B. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


No Monitoring Permasalahan Upaya Penyelesaian Masalah

1 Jadwal Pelaksanaan Tidak ada Tidak ada

2 Pelaksanaan Kegiatan

3 Ketersediaan Alat

4 Ketersediaan
Anggaran

5 Kondisi Lapangan

6 Sasaran

C. PELAPORAN
No Monitoring Rencana Tindak lanjut

1 Jadwal Pelaksanaan Memastikan kembali kepada Reje kampung apakah


surat pemberitahuan sudah diterima

2 Pelaksanaan Kegiatan Menggantikan sementara dengan staf puskesmas lain


yang berada di Puskesmas agar kegiatan berjalan
dengan lancar

3 Ketersediaan Alat Memiliki Alat Cadangan di Puskesmas


4 Ketersediaan Anggaran BOK DAK NON FISIK TA 2020

5 Kondisi Lapangan Tidak Ada

6 Sasaran Melakukan kolaborasi dengan bidan desa dan kader


untuk mengetahui sasaran ibu nifas.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis menggunakan format laporan
bulanan
2. Pelaporan diserahkan setiap akhir bulan
3. Pelaporan diserahkan kepada bidan koordinator dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas Ketapang Nusantara.

X. BIAYA
Dana didapatkan dari anggaran BOK DAK NON FISIK Tahun Anggaran 2019
Puskesmas Ketapang Nusantara sejumlah Rp 3.600.000
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan Pelayanan Nifas termasuk KB sebagai acuan
dalam melakukan kegiatan tersebut pada tahun 2020.

Mengetahui Ketapang, 31 Oktober 2020


Kepala Puskesmas Ketapang Nusantara Penanggung jawab Program KB

HADIJATUN, SKM, M.Kes NOVA NANDA LIA, A.Md.Keb


Nip. 19730623 200504 2 001 Nip. 19920502 201903 2 012

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


NAMA KEGIATAN PEMANTAUAN KESEHATAN NEONATUS TERMASUK
NEONETUS RESIKO TINGGI
PROGRAM ANAK
PENANGGUNG JAWAB KEPALA PUSKESMAS & PENANGGUNG JAWAB UKM
PELAKSANA KEGIATAN PENGELOLA PROGRAM ANAK

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMANTAUAN KESEHATAN NEONATUS
TERASUK NEONETUS RESIKO TINGGI

I. PENDAHULUAN
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan ini dua kali
untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di dalam
maupun di luar gedung puskesmas, bentuk pelayanan tersebut meliputi pelayanan
kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,pencegahan hipoteri, pemberian asi
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perwatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi) dan penyuluhan neonatus di rumah menggunakan buku KIA, agar terwujudnya
puskesmas yang bermutu menuju masyarakat yang sehat.
Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke
fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program kesehatan ibu dan anak
(KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah
oleh petugas kesehatan

Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat di pantau kesehatannya dan dideteksi dini.
Jika di temukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk
melakukan asuhan dasar bayi muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera. Proses
penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan
sampai 5 tahun

Petugas harus memotivasi keluarga bayi tersebut dan melakukan kunjungan ulang
agar pelayanan kesehatan berkesinambungan.

II. LATAR BELAKANG

Berdasarkan data pada Cakupan program tahun 2019 di UPTD Puskesmas Ketapang
Nusantara, selama 1 tahun terdapat 1 ( 7,69 % ) neonatus dengan resiko tinggi dan 68
( 100 % ) kelahiran hidup neonatus dengan Cakupan 100 % dari target 95%.
Berdasarkan data di atas maka diperlukan suatu kegiatan terpadu untuk mendeteksi
secara dini masalah dan penyakit yang di alami oleh neonatus, melalui kegiatan
“Pemantauan kesehatan neonatus terasuk neonatuas risiko tinggi (Terpadu)”.

III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupannya
sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan kesehatan tersebut
selama 24 jam setelah kelahiran

2. Tujuan Khusus untuk mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada neonatus
sehingga cepat dapat pertolongan.
e. Mengetahui identitas pasien dan keluarga serta prilaku kehidupan sehari-hari
f. Memantau kesehatan bayi baru lahir
g. Mengenali sejak dini faktor risiko dan risiko tinggi pada bayi muda
h. Memberikan konseling pada ibu serta keluarga tentang keadaan bayi muda
i. Memotivasi ibu supa ya mau datang ketempat pelayanan kesehatan
j. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
rujukan yang ada.

8. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


N KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
o
1. Kunjungan Neonatal ke- Bidan :
1(KN1) dilakukan dalam 9. Melalukan persiapan alat dan
kurun waktu 6-48 jam bahan
setelah bayi 10. Melakukan pemeriksaan :
Lahir, Kunjungan neonatal g. mengukur berat badan, TB, nadi,
ke 2 dilakukan pada kurun pernafasan, suhu dan
waktu hari ke 3-7 setelah memandikan bayi
bayi lahir, Kunjungan h. mempertahankan suhu tubuh bayi
neonatal ke 3 (KN3) i. pemeriksaan fisik
dilakukan dalam kurun j. perwatan tali pusat
waktu hari ke 8 -28 setelah k. memeriksa setatus pemberian
bayi baru lahir VIT K
l. Konseling

9. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Dalam Gedung
Cara pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan
sasaran di fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan pelayanan pemeriksaan
neonatus terpadu yang berkualitas serta penanganan / tata laksana kasus, dengan
metode Wawancara, Pemeriksaan fisik neonatus
b. Luar Gedung
Cara pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah dengan cara melakukan
kunjungan rumah dan memberikan pelayanan terpadu yang berkualitas serta
penanganan / tata laksana kasus, dengan metode Wawancara, Pemeriksaan fisik
neonatus
10. SASARAN DAN PELAKSANA
a. Sasaran
Seluruh neonatus risiko tinggi dalam wilayah kerja Puskesmas ketapang nusantara
dengan Target Kinerja diukur dari Target 10 ( > 100 % ) neonatus dengan resiko
tinggi dan 41 ( > 100 % ) kelahiran hidup neonatus dengan Cakupan 100 % dari
target 95%.
b. Pelaksana : 1. Bidan

11. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Penanggung
No Desa jawab &
pelaksana
kegiatan
jan fe mr ap me ju jul agts se ok no De
b t rl i ni i p t v s

1 Lumut 23

2 Ise-Ise 24
3 Penaru 26 Nova Nanda Lia,
n Amd.Keb &
4 Owaq 27 Iramayanti,
Amd.Keb
5 Delun 31
g
Sekun
el

12. MONITORING, EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
a. MONITORING
5. Terlaksananya Pemantauan kesehatan neonatus termasuk neonatus risiko tinggi
di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai perencanaan dan anggaran.
6. Digunakannya logistik pendukung yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan
pelayanan Pemantauan kesehatan neonatus termasuk neonatus risiko tinggi
7. Tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan Pemantauan kesehatan
neonatus termasuk neonatus risiko tinggi sesuai standar.
8. Digunakannya informasi sistem dan tempat rujukan dalam pelaksanaan
pelayanan Pemantauan kesehatan neonatus termasuk neonatus risiko tinggi.

No Monitoring Hasil Monitoring


1 Jadwal Pelaksanaan Kepala Puskesmas telah
mengeluarkan SPT kepada
petugas anak dan petugas telah
memberikan surat pemberitahuan
kepada reje sesuai dengan jadwal
yang telah di tentukan
2 Pelaksana Kegiatan Petugas anak
3 Ketersediaan Alat Pengukur TB, Timbangan BB,
Alat tulis
4 Ketersediaan BOK DAK NON FISIK TA 2020
Anggaran
5 Kondisi Lapangan Baik dan masyarakat menerima
dengan kegiatan kesehatan yang
diberikan
6 Sasaran Ibu Neonatus dan Neonatus risiko
tinggi

b. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

N Monitorin Permasalahan Upaya


o g Penyelesaian
Masalah
1 Jadwal Surat Pemberitahuan Sehari sebelum
Pelaksanaa jadwal Pelaksanaan jadwal pelaksanaan
n tidak sampai kepada menelfon Reje
Reje di desa untuk memastikan
apakah surat telah
diterima atau tidak
atau langsung
mengunjungi desa
dan menemui Reje
yang akan
dilaksanakannya
kegiatan sehari
sebelum hari yang
di tentukan
2 Pelaksana Salah satu Petugas Menggantikan
Kegiatan anak berhalangan untuk sementara
hadir dalam waktu dengan Staf
melaksanakan Puskesmas yang
Kegiatan di jadwal lain yang mengerti
waktu yang tentang kegiatan di
ditentukan Program anak
3 Ketersediaa Sebagian alat Rusak Mengusulkan
n Alat dan tidak dapat Kepada Kepala
digunakan Puskesmas agar
membeli alat yang
rusak dengan
anggaran dana JKN
di Puskesmas
4 Ketersediaa BOK DAK NON
n Anggaran FISIK TA 2020
5 Kondisi Tidak Ada Tidak Ada
Lapangan
6 Sasaran Kurangnya Memberikan
Partisipasi ibu penyuluhan kepada
neonatus dalam ibu neonatus saat
kunjungan rumah kunjungan rumah

c. PELAPORAN
No Monitoring Rencana Tindak Lanjut
1 Jadwal Pelaksanaan Memastikan kembali ke Reje
kampung apakah surat
pemberitahuan sudah di terima
2 Pelaksana Kegiatan Menggantikan sementara dengan
staf puskesmas lain yang berada
di Puskesmas agar kegiatan
berjalan dengan lancar
3 Ketersediaan Alat Memiliki Alat Cadangan di
Puskesmas
4 Ketersediaan Anggaran BOK DAK NON FISIK TA
2020
5 Kondisi Lapangan Tidak Ada
6 Sasaran Memberikan penyuluhan kepada
ibu neonatus tentang bahaya
neonatus risiko tinggi

13. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


14. Pencatatan pelayanan Pemantauan kesehatan neonatus termasuk neonatus risiko
tinggi menggunakan formulir yang sudah ada yaitu :
a. Register kohort bayi
b. Buku KIA ( dipegang Ibu )
c. Pencatatan dari program yang sudah ada ( catatan dari KIA, imunisasi dll )

15. Pelaporan pelayanan Peantauan kesehatan neonatus terasuk neonatus risiko tinggi
terpadu menggunakan formulir pelaporan yang sudah ada, yaitu :
e. MTBS
f. PWS KIA
g. PWS Imunisasi
h. Bukti pelaporan yang disepakati oleh masing masing program.

16. Evaluasi dari kegiatan pelayanan Peantauan kesehatan neonatus terasuk neonatus
risiko tinggi terpadu yaitu meningkatnya cakupan kasus Ibu hamil resiko tinggi dan
Komplikasi yang tertangani serta berlakunya sistem rujukan.

17. BIAYA
Dana didapatkan dari anggaran BOK DAK NON FISIK Puskesmas ketapang
nusantara sebesar satu juta dua ratus ribu rupiah. Demikian Kerangka Acuan Pelayanan
Pemantauan kesehatan neonatus termasuk neonatus resiko tinggi, sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan tersebut pada tahun 2020.

Mengetahui, Ketapang Nusantara, 03 November 2020


Kepala Puskesmas Ketapang Nusantara Penanggung jawab Program Anak
(HADIJATUN.SST.M.Kes) ZURIATINA,SST
NIP. 19730623 200504 2 001

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


NAMA KEGIATAN PEMBINAAN UKS DAN KEDER KESEHATAN
SEKOLAH
PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH / USAHA
KESEHATAN GIGI SEKOLAH
PENANGGUNG JAWAB KEPALA PUSKESMAS & PENANGGUNG JAWAB
UKM
PELAKSANA KEGIATAN PENGELOLA PROGRAM UKS/UKGS

KERANGKA ACUAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH


A. Pendahuluan
Tujuan pembangunan di Bidang Kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Unit sosial terkecil dimasyarakat adalah keluarga, dan anak
merupakan bagian terkecil dari keluarga. Dalam siklus hidup masa anak merupakan
waktu yang tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang
berkualitas sebagai sumber daya pembangunan bangsa.

B. Latar Belakang
Menurut SDKI 1997 tingkat partisipasi Sekolah Dasar besarnya 90 % dari jumlah anak
usia 6 – 14 tahun, dan dilanjutkan di tingkat Sekolah SLTP dan SLTA. Oleh karena itu
memberdayakan anak untuk hidup sehat yang dilakukan melalui sekolah merupakan
upaya strategi untuk menjangkau kelompok umur usia sekolah agar memiliki kemampuan
untuk hidup sehat.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Tujuan Umum
 Meningkatnya kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam upaya pembentukan manusia
Indonesia yang berkualitas.
Tujuan Khusus
 Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan
peserta didik di wilayah Kecamatan Linge.
Mencakup didalamnya :
- Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di
sekolah dan di perguruan agama, rumah tangga maupun di lingkungan
masyarakat.
- Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.
- Memiliki daya hayal dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat berbahaya lainnya
(NAPZA).

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Pembinaan Usaha 1. Membuat MOU dengan Sekolah yang akan


Kesehatan Sekolah dan dilakukan Pembinaan Usaha Kesehatan
Kader Kesehatan Sekolah.
Sekolah. 2. Membuat SK Tim Pelaksana Kegiatan UKS
3. Membuat SK Tim Pembina Kecamatan
4. Melakukan Pembinaan Usaha Kesehatan
Sekolah di SD, SMP dan SMA.
5. Melakukan Pemantaun Ruang UKS

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Membentuk tim pelaksana kegiatan UKS yang melibatkan upaya KIA, Kesling,
Gizi dan P2.
2. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Menentukan jadwal kegiatan.
4. Memberitahukan jadwal pelaksanaan pada semua sekolah sebelum melaksanakan
kegiatan.
5. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal pelaksanaan.
6. Melaporkan hasil kegiatan dalam rapat bulanan dan rapat lintas sektoral.
7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan.

F. Sasaran dan Pelaksana


a. Sasaran
1. Upaya Promkes (UKS), Upaya KIA, Upaya Kesling, Upaya P2
2. Guru UKS dari, SD, SMP dan SMA
3. Siswa/ siswi SD, SMP dan SMA
4. Siswa /siswi yang ditunjuk sebagai perwakilan sekolah
5. Siswa /siswi ditunjuk sebagai perwakilan sekolah untuk Pembinaan Kader
Kesehatan Remaja.
b. Pelaksana
1. Pengelola Program
2. dr. Umum
3. Perawat
4. Bidan

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No. Kegiatan yang dilaksanakan Waktu kegiatan


1. Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah di
- SD Negeri 2 Linge
- SD Negeri 4 Linge
- SD Negeri 12 Linge 21 s/d 26 September 2020
- SD Negeri 13 Linge
- SD Negeri 18 Linge
- SD Negeri 21 Linge
- SD Negeri 8 Linge
- SD Negeri 9 Linge 28 s/d 30 September 2020
- SD Negeri 10 Linge
- SMP Negeri 24 Takengon 1 Oktober 2020
- SMA Negeri 13 Takengon 2 Oktober 2020

H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


1. Penanggung jawab Upaya Promkes dan UKS melakukan monitoring kegiatan,
melakukan evaluasi dan tindak lanjut dari kegiatan tersebut.
2. Hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan disampaikan pada rapat
bulanan Puskesmas serta rapat Lintas Sektoral yang dilakukan 3 bulan sekali.

I. Pencatatan , Pelaporan dan evaluasi kegiatan


1. Semua hasil kegiatan didokumentasikan oleh Penanggung jawab Upaya Promkes
dan UKS.
2. Hasil kegiatan dilaporkan ke DKK.
3. Hasil evaluasi kegiatan ditindaklanjuti dan disampaikan pada rapat Lintas
Sektoral.

J. Biaya
Dana di dapatkan dari anggaran BOK DAK NON FISIK Tahun Anggaran 2020
Puskesmas Ketapang Nusantara sejumlah Rp 2.200.000
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah dan Kader
Kesehatan Sekolah sebagai acuan dalam melakukan kegiatan tersebut pada tahun 2020.

Mengetahui Ketapang, 06 Oktober 2020


Kepala Puskesmas Ketapang Nusantara Penanggung jawab Program UKS

HADIJATUN, SKM, M.Kes YULIANI SIMEHATE, Amkg


Nip. 19730623 200504 2 001 Nip. 19901009 201903 2 007

SOP
PEMERIKSAAN PELAYANAN
ANTENATAL CARE/PEMERIKSAAN
KEHAMILAN

No. Dokumen : 440/ /PKM-KN/2020


No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 08 Oktober 2020

PUSKESMAS Hadijatun, SST,M.Kes


Halaman : ½
KETAPANG Nip. 19730623 200504 2 001
NUSANTARA

Kehamilan adalah fase yang pentingnya awal kehidupan oleh karena itu
untuk mengurangi angka kematian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi
PENGERTIAN
(AKB) perlu dilakukan pemeriksaan ibu hamil secara berkala demi
mengoptimalkan kesehatan ibu dan bayi.

Meningkatkan Cakupan K1 dan K4 dan untuk deteksi adanya resiko tinggi


TUJUAN
pada kehamilan

SK-Kepala Puskesmas Ketapang No: 440/ /PKM-KN/2020 Tentang


KEBIJAKAN
Pelayanan Amtenatal Care/ Pemeriksaan Kehamilan.

REFERENSI

PROSEDUR 1. Melakukan Kunjungan Rumah


2. Melakukan Persiapan Alat dan bahan
3. Melakukan Pemeriksaan :
a.Tinggi badan dan Ukur Berat Badan
b. Mengukur Tekanan Darah
c. Mengukur Lingkar Lengan ( LILA)
d. Mengukur Tinggi Rahim
e. Memerikas denyut Jantung Janin
f. Pemberian TTD
g. Imunisasi TT
I. Tes Laboraturium Sederhana
j. Memberikan Konseling
k. Tata Laksana Kasus
4. Melakukan Pencatatan Hasil pemeriksaan
Pelayanan dilakukan oleh tenaga Propesional yaitu petugas dari
puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan pemeriksaan dan pengobatan ringan

DIAGRAM ALUR Petugas Melakukan


Petugas melakukan
persiapan Peralatan
Kunjungan Rumah Ibu
Pemeriksaan Ibu
hamil
hamil
Petugas melakukan
Petugas Membuat
Pemeriksaan Sesuai
Pencatatan dan Pelaporan
Standar 10 T
Hasil Kegiatan

DOKUMEN Laporan PWS KIA

UNIT TERKAIT Polindes, PUSTU, Puskesmas


KELAS IBU

No. Dokumen : 440/ /PKM-KN/SOP/2020

No. Revisi : 00

PUSKESMAS Tanggal Terbit : 8 Oktober 2020 Hadijatun, SST, M.Kes


KETAPANG Nip:19730623 200504 2
Halaman : 1/1
NUSANTARA 001

Kelas Ibu adalah suatu kegiatan berupa penyuluhan dan memberi informasi
PENGERTIAN tentang kesehatan kepada Masyarakat terutama ibu hamil,ibu bayi dan Ibu
Balita
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan prilaku agar memahami
tentang kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB
TUJUAN
pasca persalinan perawatan bayi baru lahir, mitos, kepercayaan , adat istiadat
setempat, dan penyakit menular.
SK-Kepala Puskesmas Ketapang No: 440/ /PKM-KN/20120 Tentang
KEBIJAKAN
Pelayanan Antenatal Care/ Pemeriksaan Kehamilan
REFERENSI
5. Melakukan Kunjungan ke Desa
PROSEDUR 6. Mengumpulkan Ibu Hamil Ibu Bayi dan Ibu Balita
7. Melakukan Pemyuluhan Tentang informasi Kesehatan
8. Melakukan Pencatatan Hasil pemeriksaan
Pelayanan dilakukan oleh tenaga Propesional yaitu petugas dari
puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan pemeriksaan dan pengobatan ringan
DIAGRAM ALUR
Petugas Melakukan
persiapan Tempat

Petugas melakukan
Penyuluhan Tentang
Kesehatan
DOKUMEN Laporan PWS KIA

UNIT TERKAIT Polindes, PUSTU, Puskesmas


SOP PELAYANAN IBU NIFAS TERMASUK KB

440/
No. Dokumen :
/PKM-KN/SOP/2020
No. Revisi : 00
PUSKESMAS Tanggal Terbit : 08 Oktober 2020 Hadijatun, SST, M.Kes
KETAPANG Nip:19730623 200504 2 001
Halaman : ½
NUSANTARA

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ibu
PENGERTIAN selama masa nifas sesuai dengan standar pelayanan kesehatan ibu nifas seperti
yang telah ditetapkan dalam buku pedoman pelayanan bagi petugas puskesmas.
Agar ibu nifas mendapatkan pelayanan kesehatan secara teratur difasilitas
kesehatan minimal 3x selama nifas, hal ini bertujuan untuk mencegah
TUJUAN
terjadinya komplikasi pada nifas, sehingga dapat mengurangi/menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian pada nifas Termasuk Pelayanan Ber KB.
SK-Kepala Puskesmas Ketapang No: 440/ /PKM-KN/2020 Tentang
KEBIJAKAN
Pelayanan Ibu Nifas Termasuk KB
REFERENSI
9. Melakukan Kunjungan Rumah
10. Melakukan Persiapan Alat dan bahan
11. Melakukan Pemeriksaan :
a. Mengukur Tekanan Darah
PROSEDUR b. Mengukur Suhu Badan
c. Mengukur Tinggi Rahim
d. Memberi Vitamin A
e. Memberi Konseling Tentang BerKB
f. Tata Laksana Kasus
12. Melakukan Pencatatan Hasil pemeriksaan
Pelayanan dilakukan oleh tenaga Propesional yaitu petugas dari
puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan pemeriksaan dan pengobatan ringan
DIAGRAM ALUR Petugas Melakukan
Petugas melakukan
persiapan Peralatan
Kunjungan Rumah Ibu
Pemeriksaan Ibu
hamil
Nifas
Petugas melakukan
Petugas Membuat
Pemeriksaan Sesuai
Pencatatan dan Pelaporan
prosedur
Hasil Kegiatan
DOKUMEN Laporan KB

UNIT TERKAIT Polindes, PUSTU, Puskesmas

STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
KUNJUNGAN NEONATUS
SOP No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD Puskesmas Ketapang Kepala Puskesmas HADIJATUN.SST.M.Kes


Nusantara Nip. 19730623 200504 2001
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari kehidupan pada

1. Pengertian masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian
fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik baiknya.
Meningkatkan cakupan kunjungan Neonatus dan menurunkan angka
2. Tujuan
kematian neonatus di wilayah kerja Puskesmas Ketapang Nusantara.
SK Kepala Puskesmas No. Tentang Pemeriksaan Neonatus
3. Kebijakan
Panduan pelayanan kesehatan bayi baru lahir berbasis perlindungan
4. Referensi anak 2010
1. Petugas bidan datang ke rumah bayi baru lahir
5. Prosedur
a. Melalukan persiapan alat dan bahan
b. Melakukan pemeriksaan :
 mengukur berat badan,TB, nadi,pernafasan,suhu dan
memandikan bayi
 mempertahankan suhu tubuh bayi
 pemeriksaan fisik
 perwatan tali pusat
 memeriksa setatus pemberian VIT K
 Konseling

6. Unit Terkait Bidan

PEMBINAAN UKS

No. Dokumen : 440/


S /ADMEN/PKM-KN/2020
O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 09 Oktober 2020
Halaman : 2 halaman
UPTD PUSKESMAS HADIJATUN, SST, M. Kes
KETAPANG NIP. 19730623 200504 2 001
NUSANTARA

Merupakan pembinaan usaha kesehatan anak sekolah yang mempunyai daya ungkit
yang besar terhadap kualitas kesehatan masyarakat di masa mendatang karena anak
1. Pengertian sekolah merupakan generasi penerus bangsa, juga merupakan hal yang sangat
strategis karena keberhasilan program UKS di sekolah sangat ditentukan oleh
petugas kesehatan juga oleh guru, orang tua dan organisasi sekolah.

Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
2. Tujuan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga tercapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal dalam upaya membentuk manusia Indonesia yang berkualitas.

SK Kepala Puskesmas No: 800/065/PKM-KN/2020


3. Kebijakan
Tentang Penetapan Penanggungjawab UKS

Buku Usaha Kesehatan Sekolah di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan
4. Referensi
Pondok Pesantren Kementrian Kesehatan RI 2011
5. Prosedur/ 1. Alat dan bahan
Langkah- a. ATK
langkah 2. Petugas yang melaksanakan
a. Pj.UKS
b. Pj.Promkes
c. Pj.Kesling
3. Langkah-Langkah
a. Penyampaian kepada pihak sekolah melalui surat pemberitahuan tentang
kegiatan pembinaan kesehatan
b. Petugas melapor kepada pihak sekolah pada hari yang ditentukan.
c. Peninjauan ruang UKS bagi sekolah yang sudah tersedia ruang UKS dan
pengadaan ruang UKS bagi sekolah yang belum terdapat ruang UKS dengan
peralatan sederhana seperti : Tempat tidur, timbangan berat badan, alat ukur
tinggi badan, snellen chart, kotak P3K dan obat-obat
(betadin,oralit,parasetamol).
d. Penjelasan kepada pihak sekolah mengenai pamanfaatan ruang UKS dan
kegiatan yang dilakukan petugas kesehatan dan tim pembina UKS, yaitu :
 Memberikan pendidikan kesehatan, misalnya: pendidikan jasmani
 Memberikan pelayanan kesehatan, meliputi : penyuluhan kesehatan,
imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi massal
 Memberikan pembinaan lingkungan sekolah sehat, meliputi : pengecekan
ketersediaan air bersih, tempat cuci tangan, ada WC/Jamban yang
berfungsi, ada tempat sampah, saluran pembuangan yang berfungsi, pojok
UKS,dll

e. Pemilihan dan pembentukan Tim Pembina UKS yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaan kegiatan secara continue di sekolah.
f. Melakukan pencatatan
Petugas melapor kepada pihak
Penyampaian
6. BaganAlir
sekolah
pada pihak
sekolah

Peninjauan ketersediaan ruang


UKS

Penyampaian pada pihak


sekolah tentang pemanfaatan

Pemilihan dan pembentukan


Tim Pembina UKS Sekolah

Melakukan
Pencatatan

7. Hal-hal yang
perlu Peran serta guru dan siswa dalam kegiatan
diperhatikan

8. Unit terkait Program Promkes, Program Kesling & Pihak Sekolah

9. Dokumen terkait Laporan Kegiatan


Foto Kegiatan
SK KEPALA PUSKESMAS TENTANG JENIS
PELAYANAN DAN PENANGGUNG JAWAB
PROGRAM TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA
Jl. Takengon-Blang Kejeren (Isaq)
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA
NOMOR : 800/ /PKM-KN/2020
TENTANG
JENIS PELAYANAN YANG DISEDIAKAN

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat


pertama yang menyediakan pelayanan kepada masyarakat. Oleh
Karena itu perlu ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan
bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya dengan
mendapatkan masukan dari masyarakat melalui proses
pemberdayaan masyarakat;
b. bahwa untuk menunjang hal tersebut di atas perlu adanya kebijakan
Kepala UPTD Puskesmas Ketapang Nusantara sebagai landasan
bagi penentuan jenis pelayanan yang disediakan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2019 tentang Pelayanan Publik;
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 44
Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG


NUSANTARA TENTANG JENIS PELAYANAN YANG DI
SEDIAKAN.

Kesatu : Menetapkan jenis pelayanan yang disediakan di UPTD Puskesmas


Ketapang Nusantara.
Kedua…
Kedua : Jenis pelayanan yang disediakan sebagaimana dimaksud pada diktum
kesatu terlampir dalam keputusan ini.

Ketiga : Di setiap jenis pelayanan yang disediakan, petugas :


a. Mempersiapkan perlengkapan sesuai dengan jenis pelayanan yang
disediakan
b. Memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi dan SOP yang
ada
c. Memberikan pelayanan yang tepat, cepat dan memuaskan
d. Memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan
e. Memberikan pelayanan dengan hak yang sama

Keempat : Dalam melaksanakan jenis pelayanan yang disediakan sebagaimana


dimaksud diktum kesatu petugas bertanggung jawab dan melaporkan
pelaksanaanya kepada Kepala Puskesmas.
Kelima : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan kepada anggaran puskesmas.

Keenam : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan perubahan dan pembetulan sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : Ketapang
Pada tanggal : 30 September 2020
KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG
NUSANTARA

Hadijatun, SST.M.Kes

LAMPIRAN I : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD


PUSKESMAS KETAPANG
NUSANTARA
NOMOR : 800/ /PKM-KN/2020
TENTANG : JENIS PELAYANAN YANG
DISEDIAKAN DI UPTD PUSKESMAS
KETAPANG NUSANTARA

A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


a. UKM Esensial dan PERKESMAS
1. Pelayanan Promosi Kesehatan Masyarakat
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
5. Pelayanan Gizi
b. UKM Pengembangan
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa
2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
3. Pelayanan Kesehatan Lansia
4. Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga
5. Pelayanan Bencana
6. Pelayanan Kesehatan Remaja dan Reproduksi
7. Pelayanan Anak
8. Pelayanan UKS/UKGS

B. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


1. Pelayanan Gawat Darurat (UGD)
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Pelayanan KIA/KB
4. Pelayanan Imunisasi
5. Pelayanan MTBS
6. Pelayanan Gigi
7. Pelayanan Laboratorium
8. Pelayanan Administrasi
9. Pelayanan Farmasi
10. Rujukan Ambulance

Di tetapkan di : Ketapang
Pada tanggal : 30 September 2020
KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG
NUSANTARA,

Hadijatun, SST,M.Kes

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


KETAPANG NUSANTARA
NOMOR : 800/ /PKM-KN/2020
TENTANG : JENIS-JENIS PELAYANAN YANG DISEDIAKAN DI
UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA

JENIS-JENIS PELAYANAN, PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN, JADWAL DAN


ALUR PELAYANAN YANG DISEDIAKAN
DI UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA

C. Jenis-Jenis Pelayanan Puskesmas Ketapang Nusantara

No JENIS PELAYANAN KETERANGAN


1. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
a. UKM Esensial
1. Pelayanan Promosi Kesehatan Masyarakat
- PIS-PK
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit:
-Imunisasi
- Survailans
- DBD
- Malaria
- HIV, Syphilis, Hepatitis
- TB
-Kecacingan
- Filariasis
- Rabies
- PTM
5. Pelayanan Gizi
b. UKM Pengembangan
9. Pelayanan Kesehatan Jiwa
10. Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad)
11. Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga
12. Pelayanan Kesehatan Lansia
13. Pelayanan Kesehatan remaja dan reproduksi
14. Pelayanan Bencana
15. Pelayanan UKS/UKGS
16. Pelayanan Haji

2. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN JADWAL KET


a. Pelayanan Gawat Darurat (UGD)
b. Pelayanan Pemeriksaan Umum
c. Pelayanan pemeriksaan calon jamaah haji 08.00- Jadwal pelayanan
d. Pelayanan KIA-KB
14.30 rawat jalan
e. Pelayanan MTBS
f. Pelayanan Imunisasi WIB khusus hari
g. Pelayanan Laboratorium jum’at sampai
h. Pelayanan administrasi
jam 12.00 WIB
i. Pelayanan farmasi
j. Pelayanan Gigi dan Sabtu sampai
k. Rujukan Ambulance jam 13.00 WIB

D. Nama Penanggung Jawab Jenis- Jenis Pelayanan

NO JENIS PELAYANAN PENANGGUNG JAWAB


Ruang Pendaftaran SUSANTI, A.Md.Keb
1.
Rekam Medik RAHMAYANA, A.Md.Keb
dr. DEWI JUWITA
2. Ruang Pemeriksaan Umum SUARDI, A.Md.Kep
LISA THERESIA, A.Md.Kep
3. Ruang Gigi YULIANI SIMAHATE, Amkg
4. Ruang Anak /MTBS ZURIATINA,SST
6. Ruang KIA/KB NOVA NANDA LIA, A.Md.Keb
7. Imunisasi WIN MUTUAH, A.Md.Kep
8. Laboratorium HARDI SUPRIANTO, Am.Ak
9. Rujukan/ P-Care SUSANTI, A.Md.Keb
10. Rujukan Ambulance RUSDI LATIF, A.Md.Kep
11. Apotek AINA FITRI, A.Md.Keb
14. Pelayanan Tata Usaha RUSDI LATIF, A.Md.Kep
17. Unit Gawat Darurat (UGD) MUDE WALI, S.Kep

Di tetapkan di : Ketapang
Pada tanggal : 30 September 2020
KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG
NUSANTARA,

Hadijatun, SST, M.Kes

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA
Jln. Takengon-Blang Kejeren

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA
NOMOR : 800/ /PKM-KN/2020

TENTANG
PENANGGUNG JAWAB PROGRAM
UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA

Menimbang : a. bahwa dalam meningkatkan kualitas pelayanan di unit pelayanan publik di


Puskesmas Ketapang Nusantara yang transparan dan akuntabel serta efektif
dan efisien dianggap perlu dibuat keputusan dari Kepala Puskesmas tentang
nama penganggung jawab program di Puskesmas;
b. bahwa guna membagi tugas dan fungsi petugas agar tidak terjadi tumpang
tindih beban kerja sehingga mampu memberikan pelayanan yang
maksimal;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu
ditetapkan keputusan Kepala Puskesmas Jagong Tentang Penanggung
Jawab Program.

Mengingat : 1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 No 144,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Kesehatan (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
3. Permenkes No 65/MENKES/2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan;
4. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.

Kedua:
MEMUTUSKAN…………...
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KETAPANG


NUSANTARA TENTANG PENANGGUNG JAWAB PROGRAM

Kesatu : Nama–nama penanggung jawab program terlampir sebagai bagian


yang tidak terpisahkan dari keputusan.

Kedua : Penanggung jawab berkewajiban untuk merencanakan, menyelenggarakan,


memfasilitasi pelaksana dan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program;

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan
diperbaiki sesuai ketentuan;
Ditetapkan di : Ketapang
Pada tanggal : 30 September 2020
KEPALA PUSKESMAS KETAPANG
NUSANTARA,

Hadijatun, SST.M.Kes

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


KETAPANG NUSANTARA
NOMOR : 800/ /PKM-KN/2020
TENTANG : PENANGGUNG JAWAB PROGRAM

NO PENANGGUNG JAWAB NIP PROGRAM


PUSKESMAS

UKM ESENSIAL

1 MAHDALI, SKM 800/123/TAHUN/2020 Promkes

2 SUARDI,A.Md.Kep 814/260/DINKES/2020 PIS-PK

3 LAILA SIMEHATE, SKM 800/935/TAHUN/2020 Kesling

4 NOVA NANDA LIA,A.Md.Keb 19920502 201903 2 012 KIA/KB

5 ZURIATINA, SST 814/260/DINKES/2020 Anak

Diare
AMP

AHDATUL RITONA HAMID, Gizi


6 800/096/TAHUN/2020
SKM

7 P2P:

814/260/DINKES/2020 Imunisasi
a. WIN MUTUAH, A.Md.Kep

b. SALFIAN PRINKO, 814/260/DINKES/2020 Survailans


A.Md.Kep
814/260/DINKES/2020 DBD
c. RAHMAYANA, A.Md.Keb
Malaria

HIV, Syphilis, Hepatitis


19860109 201903 2 005
d. DR. DEWI JUWITA
TB

Kecacingan
814/260/DINKES/2020
e. SUARDI, A.Md.Kep
Filariasis

f. RIZA PURNAMA, 814/260/DINKES/2020 Rabies


A.Md.Kep
814/260/DINKES/2020 PTM
g. AINA FITRI, A.Md.Keb
UKM PENGEMBANGAN

UKS

8 YULIANI SIMEHATE, Amkg 19901009 201903 2 007 UKGS

PKPR

HAJI
9 LISA THERESIA, A.Md.Kep 19890824 201903 2 004
KESJAOR

ISPA
10 MUDE WALI, S.Kep 19801231 200212 1 001
Bencana

11 DR. DEWI JUWITA 19860109 201903 2 005 YANKESTRAD

12 AINA FITRI, A.Md.Keb 814/260/DINKES/2020 Lansia

13 RIZA PURNAMA, A.Md.Kep 814/260/DINKES/2020 KESWA

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KETAPANG NUSANTARA

Hadijatun,SST,M.Kes
LAPORAN REALISASI KEUANGAN
RENCANA TINDAK LANJUT
KOMITMEN
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KETAPANG NUSANTARA
JL. Takengon – Blang Kejeren (Isaq)

KOMITMEN KEPALA PUSKESMAS DAN PUSKESMAS LINGE


DALAM RANGKA MENINGKATKAN CAKUPAN PROGRAM
BERDASARKAN HASIL KINERJA TAHUN 2020
 
Indikator : Pelayanan Kesehatan Keluarga & Gizi 
Kepala Puskesmas Ketapang Nusantara dan Staf Puskesmas Ketapang Nusantara berkomitmen
untuk meningkatkan Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar  Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. dengan Langkah – langkah sebagai
berikut:
1. Melaksanakan Konseling dan Penyuluhan
2. Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor
3.Meningkatkan Kerjasama Bides dan Kader Posyandu

KAMI YANG BERKOMITMEN

KEPALA PUSKESMAS LINGE PENANGGUNG JAWAB UKM

HADIJATUN, SST, M.Kes NOVA NANDA LIA, A.Md.Keb


Nip. 19730623 200504 2 001 Nip. 19920502 201903 2 012

PENGELOLA PROGRAM IBU PENGELOLA PROGRAM UKS

YULIANI SIMEHATE, Amkg


NOVA NANDA LIA, A.Md.Keb
Nip. 19901009 201903 2 007
Nip. 19920502 201903 2 012
PENGELOLA PROGRAM ANAK PENGELOLA PROGRAM LANSIA

ZURIATINA, SST AINA FITRI, A.Md.Keb

PENGELOLA PROGRAM AMP PENGELOLA PROGRAM


KESEHATAN REMAJA

YULIANI SIMEHATE, Amkg


ZURIATINA, SST Nip. 19901009 201903 2 007

Anda mungkin juga menyukai