Anda di halaman 1dari 89

BAB.

I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya


kesehatan pengembangan, puskesmas harus menerapkan azas penyelenggaraan
puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat menghasilkan
luaran yang efektif dan efisien puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan
baik. Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara
keterkaitan dan berkesinambungan.

Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
maupun upaya kesehatan penunjang.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP No. 25 Tahun


2000, daerah mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah kesehatan
yang harus diprioritaskan dan intervensi yang perlu dilakukan serta menentukan berapa
besar anggaran yang diperlukan. Disamping itu juga mempunyai kewenagan untuk
melakukan integrasi perencanaan dan anggaran. Melalui pelaksanaan otonomi –
desentralisasi diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan yang lebih dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.

1. MAKSUD DAN TUJUAN


Dengan penyususan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen
yang ada di Puskesmas Wajo dapat:

a) Menganalisis Situasi Wilayah Kerja, Prilaku Kesehatan masyarakat, dan Lembaga


Bersumber Daya Masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Wajo.

b) Mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada di wilayah kerja


Puskesmas Wajo, kemudian membuat urutan prioritas masalah yang akan diselesaikan
secara bersama-sama bersama lintas program ataupun lintas sektoral.

c) Menganalisis hambatan, yaitu menganalisis kemungkinan hambatan yang akan


mempengaruhi pencapaian tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi hambatan
internal dan hambatan eksternal.

d) Menyusun Kegiatan Intervensi berupa program kesehatan bersama-sama lintas


program dan lintas sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.

e) Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh


Puskesmas Wajo dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat satu atau
dua tahun kedepan.

f) Perhitungan Anggaran, yaitu melakukan perhitungan kebutuhan anggaran


kegiatan yang direncanakan.

VISI DAN MISI PUSKESMAS WAJO


Puskesmas Wajo adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah dibidang kesehatan .

Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan baik
yang ada di Dinas Kesehatan Kota Baubau maupun kebijakan dari daerah kota Baubau,
maka Puskesmas Wajo pada tahun 2016 ini memiliki visi dan misi baru menyesuaikan
dengan visi misi Kota Baubau dan Dinas Kesehatan yang baru :

VISI
Puskesmas Wajo sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar yang terpercaya, bermutu
baik, professional dan terjangkau, menuju masyarakat Baubau yang sehat dan sejahtera.
MISI
1. Memberikan pelayanan secara prima
2. Meningkatkan kualitas SDM
3. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan kualitas pelayanan
STRATEGI
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan ( promotif, preventif dan kuratif ) di Puskesmas
induk dan jejaring
2. Membangun komunikasi dan koordinasi serta kerjasama lintas sektor dan pihak
terkait
3. Membangun peran serta masyarakat di bidang kesehatan
MOTO
Puskesmas Wajo bekerja dengan CAKEP
(Cepat, Akurat, Kreatif, Energik, Prestasi)
Dengan Visi, Misi, Strategi serta Moto pelayanan yang jelas, maka diharapkan arah
pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Wajo dapat berjalan dengan baik
dan optimal sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

BAB. II
GAMBARAN UMUM

1. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geografi
Puskesmas Wajo merupakan salah satu puskesmas perawatan di kota Baubau yang
berada di tengah kota . Luas wilayah kerja Puskesmas Perawatan Wajo adalah 3,5km2
dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :

 Utara : Berbatasan dengan wilayah kerja Puseksmas Meo-Meo.


 Timur : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Bataraguru.
 Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Katobengke.
 Barat : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Betoambari.

Wilayah kerja Puskesmas Wajo yang terletak di Kecamatan Murhum terdiri atas tiga
kelurahan, yaitu :

 Kelurahan Wajo
 Kelurahan Lamangga
 Kelurahan Tanganapada
Secara administrative wilayah kerja Puseksmas Wajo terdiri atas 16 RW (Rukun Warga)
serta 51 RT (Rukun Tetangga). Keterjangkauan pelayanan kesehatan salah satunya
dapat dilihat dari keadaan dan kondisi geografis wilayah tersebut, dimana Kelurahan
Jagasatru secara geografis terletak di daerah perkotaan dan mudah dijangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya.

Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2.1

Situasi Geografis Kelurahan

Tabel 2.1

Situasi Geografi RW
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012

Jarak Kondisi Kete


terjauh RW
ke
Fasilitas Roda R
No RW Kategori JumlahRT Kesehatan 2 4

KUTAGARA
1 UTARA Perkotaan 5 ± 75 m V V

KUTAGARA
2 SELATAN Perkotaan 5 ± 50 m V V

3 JAGASATRU Perkotaan 4 ± 100 m V V

PEGAJAHAN
4 UTARA Perkotaan 6 ± 300 m V V

PEGAJAHAN
5 SELATAN Perkotaan 5 ± 250 m V V

SUCI
MANAH
6 TIMUR Perkotaan 5 ± 100 m V V

SUCI
MANAH
7 BARAT Perkotaan 5 ± 155 m V V

8 KR. ANYAR Perkotaan 5 ± 175m V V

Kra.
JAGASATRU
9 BARAT Perkotaan 5 ± 200 m V V

Kra.
JAGASATRU
10 SELATAN Perkotaan 6 ± 225 m V V
Sumber : BPS 2010 Data Kelurahan Jagasatru Kec. Pekalipan Cirebon
Dari Tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas
kesehatan yaitu Puskesmas Jagasatru relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 17
menit dan waktu tempuh yang terdekat 5 menit ini diukur dengan menggunakan
kendaraan umum.Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Jagasatru adalah RW IV yang
berjarak ± 300 m dengan jarak tempuh ± 10 menit dengan menggunakan kendaraan
roda dua.
1. Kependudukan / Demografi
Wilayah Kerja Puskesmas Jagasatru meliputi Kelurahan Jagasatru Kecamatan
Pekalipan Kota Cirebon dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 menurut sumber
data Kantor Kelurahan Jagasatru sebanyak 10.572jiwa terdiri
dari 5.452 jiwa penduduk laki laki dan5.120 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala
Keluarga sebanyak 2.439 KK (Kepala Keluarga) . Jumlah penduduk per-RW di
Kelurahan Jagasatru yang paling banyak adalah RW 05 Pegajahan Selatan
yaitu 1.626 jiwa (%), sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah RW 01
yaitu 595 Jiwa (%).
Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Jagasatru ditampilkan di Tabel 2.2

Tabel 2.2

Jumlah Kepala Keluarga, Rumah dan Penyebaran Penduduk


di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013
Luas Rata-
daerah Jumlah Jumlah rata Kepa
No RWJagasatru (km²) rumah KK jiwa/KK pddk

1 I 2.50 129 132 4 238

2 II 2.53 162 151 7 426

3 III 4.92 202 245 5 224

4 IV 2.46 206 283 4 499

5 V 4.42 218 386 4 368

6 VI 2.96 178 259 4 332

7 VII 3.28 183 241 4 306


8 VIII 3.96 151 262 4 275

9 IX 3.64 152 207 4 206

10 X 3.92 173 273 4 284

Jumlah 34.59 1.754 2.439 6 306


Sumber : BPS 2010 Data Kelurahan Jagasatru Kec. Pekalipan
Cirebon

Berdasarkan UU No. 56/1960 tentang kategori jumlah penduduk, maka kriteria


kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3

Klasifikasi Kepadatan Penduduk

Luas wilayah Kelurahan Jagasatru menurut data yang kami peroleh dari Kelurahan
Jagasatru adalah kurang lebih 34,595 Ha meliputi 10 RW ( Rukun Warga ) serta 51
RT ( Rukun Tetangga ).Dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah
maka dapat diketahuikepadatan penduduk Kelurahan Jagasatru rata-
rata30.563jiwa/km2, dengan tingkat hunian > 6 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat
hunian yang sangat padat dan potensial terhadap penularan penyakit.
Penyebaran dan kepadatan penduduk di masing – masing RW di wilayah kerja
Puskesmas Jagasatru di Kelurahan Jagasatru berkisar antara 206 jiwa/km2 sampai
dengan 499jiwa/km2. Wilayah terpadat penduduknya untuk Kelurahan Jagasatru
adalah di RW 4 yaitu 499 jiwa/km2.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada
di Kelurahan Jagasatru dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur


Di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

Jumlah penduduk Kelurahan Jagasatru yang berada pada golongan usia antara usia 15
– 64 tahun sebanyak 7.613 jiwa ( 72,01 % ) dimana golongan usia tersebut
merupakanusia produktif serta merupakan sasaran program yang paling efektif.
Untuk mengetahui angka beban tanggungan di Kelurahan Jagasatru maka digunakan
formula sebagai berikut :

Jumlah usia tidak produktif

Beban Tanggungan = Jumlah usia produktif x 100

3.504

Beban Tanggungan = 7.069 x 100

3.504

Beban Tanggungan = 7.069 x 100 = 49,57


yang berarti setiap 100 jiwa penduduk produktif harus menanggung 49 jiwa yang
tidak produktif, tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai angka 49,57 ini
merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi di Kelurahan Jagasatru, karena
sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia produktif, harus dikeluarkan
untuk memenuhi kebutuhan usia yang tidak produktif.
Sex ratio merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk
perempuan dalam datu daerah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam
banyaknya penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan (Lembaga
Demografi, FEUI dalam Supartini: 2005)

Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang terdapat
dalam penduduk tertentu dan kemudian di bagi oleh jumlah perempuan yang temasuk
kedalam penduduk itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai dengan definisi
tersebut akan mencerminkan/100 penduduk perempuan.

Rasio jenis kelamin penduduk kelurahan Jagasatru dapat dihitung dengan


menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah penduduk laki-laki

Sex Ratio = Jumlah penduduk perempuan x 100

Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan


(5.120 jiwa) di Kelurahan Jagasatru lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-laki
(5.452 jiwa) denganSex Ratio 106,48 %, oleh karenanya selain perlu memberikan
perhatian pada penduduk golongan perempuan upaya yang lebih intensif juga
perludilakukan terhadap penduduk golongan laki-laki sebagai pencari nafkah pada
keluarganya.
Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di kelurahan Jagasatru dapat
dilihat pada gambar 2.2 tentang Komposisi Penduduk Laki-laki dan Perempuan.

Gambar 2.2

Perbandingan Jumlah Penduduk Perempuan dan Laki– Laki


Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

Sumber : Data Kelurahan Jagasatru Kec. Pekalipan Cirebon


Dari jumlah penduduk di kelurahan Jagasatru
yaitu 10.572 jiwa, 6.099 jiwa (57,69%) diantaranya
merupakan Masyarakat Miskin (lihat Tabel 2.5), tentunya ini merupakan
permasalahan yang memerlukan penanganan serta prioritas kebijakan tersendiri.
Sampai tahun 2013 ini belum ada data terbaru mengenai jumlah penduduk menurut
jenis mata pencaharian, oleh sebab itu masih menggunakan data th 2011 dari Kelurahan
Jagasatru.

Tabel 2.5

Jumlah dan Proporsi Penduduk Miskin


Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013
JUMLAH JUMLAH PROPORSI

PENDUDUK
PENDUDUK PENDUDUK MISKIN

NO RW SELURUHNYA MISKIN (%)

1 I 595 465 78,15

2 II 1.079 487 45,13

3 III 1.103 639 57,93

4 IV 1.228 615 50,08

5 V 1.626 878 53,99

6 VI 983 850 86,47

7 VII 1.004 465 46,31

8 VIII 1.091 596 54,63

9 IX 750 287 38,27

10 X 1.113 817 73,41


JUMLAH 10.572 6.099 57,69
Sumber : Data Kelurahan Jagasatru Kec. Pekalipan Cirebon
Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Jagasatru sebagian besar adalah karyawan
swasta sebanyak 246 orang (37%) serta PNS/TNI/Polri 208 orang (31%) sedangkan
yang tidak bekerja/pensiunan pegawai sebanyak 152 orang (23%). Bila melihat Tabel
2.5 tersebut diatas kita gabungkan golongan yang bekerja sebagai karyawan swasta
ditambah dengan pensiunan dan yang tidak bekerja serta yang bekerja sebagai buruh
tidak tetap sebagai golongan yang berpenghasilan rendah, maka jumlah penduduk yang
berpenghasilan rendah ada sebanyak 431 orang (64,1%), hal ini tentunya akan
mempengaruhi daya beli masyarakat Kelurahan Jagasatru.

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian


Di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2013
LAKI
JENIS – PEREMP JUMLA
NO PEKERJAAN LAKI UAN H %

1 PNS 129 61 190 28%

Industri Rumah
2 tangga 18 9 27 4%

3 Pedagang keliling 5 2 7 1%

4 Montir 5 0 5 1%

5 Dokter Swasta 0 1 1 0%

Pembantu Rumah
6 Tangga 0 21 21 3%

7 TNI 9 0 9 1%

8 POLRI 8 1 9 1%

Pensiun
9 PNS/TNI/POLRI 56 96 152 23%
1
0 Notaris 0 1 1 0%

1 Jasa Pengobatan
1 Alternatif 1 0 1 0%

1
2 Dosen Swasta 2 0 2 0%

Karyawan
1 perusahaan
3 swasta 182 64 246 37%

Karyawan
1 perusahaan
4 pemerintah 1 0 1 0%

1
0
0
JUMLAH 416 256 672 %
Sumber : Data Kelurahan Jagasatru Kec. Pekalipan Cirebon TH.2011
Dari gambaran Table 2.7 di bawah, pendidikan mayoritas penduduk Kelurahan
Jagasatru adalah lulusan SLTP sebanyak 3.465 orang (45,17%), dan masih banyak
yang hanya pernah bersekolah SD tetapi tidak diketahui apakah lulus atau tidak yaitu
sebanyak 1.783 orang (23,24%) hal ini tentunya sangat mempengaruhi terhadap status
sosial ekonomi masyarakat, dimana akan berdampak pula pada kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat itu sendiri.
Perlu adanya antisipasi kedepan dengan bekerjasama antara Lintas Sektoral
sepertiKelurahan, Kecamatan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan agar tidak
bertambah lagi jumlah anak yang hanya lulusan SD, maupun yang hanya bisa baca
tulis saja namun tidak lulus SD karena kedaan tersebut berpotensi menimbulkan
berbagai masalah di masyarakat seperti masalah ekonomi, kesehatan dan keamanan
sepertiKriminalitas, Narkoba, Miras maupun PSK.Oleh karena salah satu
penentu keberhasilan pembangunan salah satunya adalah bidang pendidikan.
Diharapkan dengan lebih meningkatnya pendidikan masyarakat, dapat mengungkit
pembangunan diberbagai sektor.
Sasaran Program Puskesmas tersebut di atas, kemudian di kelompokan pada
kelompoksasaran khusus/kelompok rentan. Kelompok usia rentan di wilayah
kelurahan Jagasatru ada sebanyak 4.427orang (41%) ini termasukdidalamnya jumlah
anak sekolah baik SD, SMP maupun SMA sebanyak 2.695 orang (25%). Bila
dibandingkan dengan tenaga, sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Jagasatru,
maka hal ini merupakan suatu tantangan untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal dan prima bagi masyarakat Kelurahan Jagasatru.

Tabel 2.7

Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2013

NO URAIAN JUMLAH %

1 Tidak Sekolah 0 0

2 Pernah SD 1.783 23,24 %

3 Lu Lulus SD 0 0

4 Lulus SLTP 3.465 45,17 %

5 Lulus SLTA 1.993 25,99%

Lulus Perguruan Tinggi /


.6 Akademi 431 5,6 %

JUMLAH 7.672 100%


Sumber: Data Kelurahan Jagasatru 2013
Dalam menjalankan kegiatan operasional pelayananan progam kesehatan, Puskesmas
Jagasatru mempunyai sasaran kelompok rentan lain yang akan menerima pelayanan
kesehatan dipuskesmas yaitu meliputi ibu hamil, ibu bersalin dan neonatus (Tabel 2.8).
Dimana data tersebut adalah data hasil proyeksi/estimasi tingkat kota. Data sasaran di
tahun 2013 ini tidak ada perubahan dalam jumlah, tetapi berbeda dengan tahun 2012
dalam sebaran sasaran tiap RW nya.

Tabel 2.8

Jumlah Sasaran Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jagasatru


Tahun 2013

SASARAN

IBU A

IBU IBU MEN NEO BAYI BA N

NAMA HAM BERS YUS NAT 0-11 LI SI ANAKSEKOLA

NO RW IL ALIN UI US BL TA A H

Kutagara 1

1 Utara 13 12 24 10 0 32 57

Kutagara 2

2 Selatan 25 24 48 23 3 59 70

3 Jagasatru 26 25 50 24 4 58 27 SD

Pegajaha 2

4 n Utara 25 24 48 23 3 75 45

Pegajaha 2

5 n Selatan 31 30 60 27 7 88 65

Cucimana 3

6 h Timur 36 33 66 34 4 63 34 SLTP

Cucimana 1

7 h Barat 18 18 36 17 7 60 52

Kra.

Jagasatru 2

8 Timur 31 30 60 29 9 69 32 SMA
Kra.

Jagasatru 1

9 Barat 17 16 32 15 5 46 33

Kra.

Jagasatru 1

10 Selatan 19 18 36 17 7 51 41

1 59 45

JUMLAH 241 230 460 219 9 7 6 2.695

Sumber: Data Sasaran Wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru 2013 – Dinas


Kesehatan Kota Cirebon
Yang merupakan sasaran pelayanan kesehatan yang lainnya adalah masyarakat miskin.
Di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru, jumlah penduduk miskin yang mendapat
jaminan
progam JAMKESMAS sebanyak 3.634 jiwa dan KCMS2.877 jiwa. Proporsi
penduduk miskin terhadap jumlah penduduk seluruhnya juga tinggi yaitu
sebesar 61,58 % di wilayah Kelurahan. Keadaan ini tentunya sangat berpengaruh
terhadap status kesehatan masyarakat Kelurahan Jagasatru dan keberhasilan intervensi
program UPTD Puskesmas Jagasatru.

Tabel 2.9

Masyarakat Miskin yang mendapatkan Jamkesmas dan KCMS


Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013
N R JUMLAHJAMKESM JUMLAHSK JUMLAHTO
O W AS TM TAL

1 I 276 198 465

2 II 241 246 487

3 III 331 308 639

4 IV 315 300 615

5 V 499 379 878


6 VI 437 413 850

7 VII 231 234 465

VII
8 I 332 264 596

9 IX 142 145 287

10 X 427 390 817

6.511( 412
3.222ditambah412( jiwa tidak
tidak diketahui diketahui
JUMLAH RT/RW) 2.877 RT/RW)
Sumber: Data Peserta Jamkesmas/KCMS Wilayah UPTD Pusk. Jagasatru-
Dinas Kesehatan Kota Cirebon
Dari jumlah seluruh masyarakat miskin yang mendapatkan Kartu Jamkesmas dan
Kartu Cirebon Menuju Sehat (KCMS) yaitu sebanyak 6.511 jiwa, ada tambahan lagi
masyarakat miskin di wilayah Kelurahan Jagasatru yang akan mendapatkan Kartu
Jamkesmas baru sebanyak 412 jiwa.

1. HASIL KEGIATAN PUSKESMAS

a) ANALISA KETENAGAAN

Puskesmas Jagasatru mempunyai tenaga 28 orang karyawan dengan rincian dapat


dilihat pada Tabel 2.10 di bawah ini :
Tabel 2.10

Daftar Ketenagaan Berdasarkan Golongan Kerja


di Puskesmas Wajo Tahun 2016
P SU

JENIS GOLI T KW

NO KETENAGAAN GOLIV GOLIII I T AN JUMLAH

1 Dokter umum 0 2 0 0 0 2

2 Dokter gigi 0 1 0 0 0 1

3 Kes. Masyarakat 0 1 0 0 0 1

4 Bidan 0 2 2 1 0 5

5 Perawat 0 3 3 0 0 6

6 Perawat gigi 0 0 1 0 0 1

7 Sanitarian 0 0 1 0 0 1

8 Promkes 0 1 0 0 0 1

9 Nutrisionist 0 0 1 0 0 1

10 Analis farmasi 0 1 0 0 1 2

11 Pelaksana 0 2 0 0 2 4

12 Cleaning service 0 0 0 0 1 1

Tenaga

13 Administrasi 0 0 0 0 1 1

14 Penjaga malam 0 0 0 0 1 1

JUMLAH 28

Sumber : Data Puskesmas Jagasatru 2013


UPTD Puskesmas Jagasatru hanya memiliki 1 (satu) orang tenaga fungsional dokter
umum. Kunjungan BP Umum di UPTD Puskesmas Jagasatru rata-rata perhari ± 130
pasien, dengan komposisi tenaga dokter seperti diatas, maka upaya pelayanan
kesehatan kepada masyarakat akan menjadi kurang maksimal. Hal ini disebabkan
pelayanan kesehatan di puskesmas tidak hanya upaya kesehatan perorangan saja, tetapi
ada upaya kesehatan masyarakat yang masih banyak memerlukan perhatian dari semua
komponen puskesmas termasuk oleh dokter umum fungsionalnya.

Ratio tenaga dokter umum yang ideal adalah 1 : 80, dimana seorang dokter umum akan
maksimal melaksanakan tugasnya jika melakukan upaya kesehatan perorangan berkisar
80 orang / hari. Oleh sebab itu UPTD Puskesmas Jagasatru sejak 2 tahun kebelakang
telah mengusulkan untuk adanya penambahan tenaga dokter umum.

Demikian pula jumlah tenaga bidan, perawat dan tenaga administrasi/pelaksana di


UPTD Puskesmas Jagasatru masih perlu penambahan tenaga. Oleh karena tenaga
bidan, perawat dan tenaga administrasi yang ada sekarang telah memiliki tugas
tambahan lebih dari satu tugas tambahan. Dengan semakin kompleksnya permasalahan
kesehatan di wilayah UPTD Puskermas Jagasatru, kurangnya dukungan sumber daya
manusia (SDM) ini tentunya akan berdampak pada hasil pencapaian cakupan program-
program yang ada di UPTD Puskermas Jagasatru.

b)ANALISA PERAN SERTA MASYARAKAT


Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik, yang
ditandai dengan adanya kepengurusan Kampung Siaga di seluruh RW, di Kelurahan
Jagasatru.

Kegiatan Kampung Siaga di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru juga telah mendapatkan
prestasi yang cukup membanggakan, yaitu sebagi juara pertama lomba Kampung
Siaga tingkat Propinsi Jawa Barat yang diraih oleh Kampung Siaga RW 02
Kutagara Utara, pada tahun 2008 .
Selain Kegiatan Kampung Siaga juga terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan peran
serta masyarakat, yaitu pembentukan Tim Verifikasi dan Tim Validasi
masyarakat miskin di masing masing RW yang berperan dalam menentukan
sasaran masyarakat miskin yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan melalui
progam Jamkesmas. Tim tersebut di bentuk berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh
warga masyarakat kemuadian akan disahkan oleh pihak Kelurahan dan Kecamatan
melalui Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Lurah dan Camat.
Pada tahun 2010 di Kecamatan Pekalipan, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Jagasatru, terdapat kegiatan remaja peduli lingkungan. Kegiatan tersebut adalah
hasil kerjasama Lintas Sektoral dengan pihak swasta yaitu PDAM Kota Cirebon.
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh remaja peduli lingkungan adalah penanaman
pohon di seluruh RW di Kecamatan Pekalipan dan telah dilatih RW Percontohan yaitu
RW 10 Kelurahan Jagasatru dalam pengelolaan sampah rumah tangga untuk dibuat
kompos.
Prestasi lain yang merupakan bukti peran serta masyarakat Kelurahan Jagasatru sudah
baik khususnya di bidang adalah diraihnya Juara II Lomba Ponsyandu Tingkat
Kota Tahun 2012 oleh Posyandu Anggrek RW 08 Jagasatru.
Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama
Puskesmas dengan lintas sektoral, diantara yaitu :

1) kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan Dinas


Pendidikan dan Departemen Agama.
2) Pelaksanaan Donor darah di wilayah RW 8, RW 9 dan RW 10 Kelurahan
Jagasatru bekerjasama dengan Hotel Intan.
3) Rapat Koordinasi bulanan dengan para kader, PKK dan PLKB di Kelurahan
Jagasatru.
4) Forum Koordinasi Imunisasi bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK, IBI,
PC Muslimat.
5) kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah bekerjasama dengan
beberapa PAUD (Pendidkan Anak Usia Dini) binaan BPMPPKB di wilayah Kelurahan
Jagasatru.
6) Kegiatan Siaga Bencana dengan kader, RW, Kelurahan Jagasatru dan
Kecamatan Pekalipan.
7) Kegiatan RSBM (Rumah Sakit Berbasis Masyarakat) bekerja sama
dengan jejaring RSBM wilayah Kecamatan Pekalipan yaitu dokter spesialis kandungan
RSPAD (Rumah Sakit Panti Adi Dharma), dokter spelialis anak RS Ciremai dan dokter
spesialis Jantung RS Gunung Jati Cirebon. Jejaring Kegiatan RSBM ini dibangun
dimulai dari peran serta masyarakat (kader posyandu) dalam melakukan deteksi dini
ibu hamil resiko tinggi dan bayi / balita resiko tinggi di masyarakat.
8) Kegiatan LKB HIV-AIDS (Layanan Komprehensip Berkesinambungan
HIV-AIDS) dan Pembinaan Kelompok Remaja di Kelurahan Jagasatru, Tim
LKB UPTD Puskesmas Jagasatru bekerja sama dengan BPMPPKB, KPA, LSM Cipta
Rasa, Duta Remaja, kader kesehatan, kader remaja dan seluruh RW Kelurahan
Jagasatru.

c) ANALISA HASIL CAKUPAN PROGRAM


Hasil Cakupan Kegiatan Program yang dilaksanakan di Puskesmas merupakan
indikator yang dapat dipergunakan untuk memberi gambaran hasil kinerja Puskesmas
yang bersangkutan. Berikut ini akan ditampilkan hasil cakupan program UPTD
Puskesmas Jagasatru, yang terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya
Kesehatan Pengembangan .
1. UPAYA KESEHATAN WAJIB
Hasil cakupan Upaya Kesehatan Wajib meliputi progam :
1.1. Upaya Promosi Kesehatan

1.2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana

1.3. Upaya Kesehatan Lingkungan

1.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

1.5. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

1.6. Upaya Pengobatan dan Penanganan Kegawatdaruratan

1.1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN


Tabel 2.11

Hasil Cakupan Program Promosi Kesehatan


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013

CAKUPAN
TAR

NO NAMA KEGIATAN GET 2011 2012 2013 KETERANGAN

1 Cakupan (KIP/K) 5% 3.6% 5% 5% Mencapai target

Cakupan

PenyuluhanKelp.di dalam 100

2 gedung % 87.5% 100% 100% Mencapai target

3 Cakupan InstitusiKes.ber- 100 100% 100% 100% Mencapai target


PHBS %

Pengkajian & Pembinaan

4 PHBS di Tatanan RT 65% 65% 65% 65% Mencapai target

Penyuluhan Kelompok oleh 100

5 Petugas di Masy. % 100% 100% 100% Mencapai target

Pembinaan UKBM (%) Posy.

6 Purnama & Mandiri 65% 100% 65% 65% Mencapai target

PembinaanPemberd.Masy(%)

7 RW Siaga Aktif 65% 100% 65% 65% Mencapai target

Cakup. Individu/ Keluarga

8 melalui Kunj. Rumah 50% 60% 50% 50% Mencapai target

Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam dan
diluar gedung di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru secara umum telah berjalan dengan
cukup baik. Namun kegiatan pembinaan UKBM, pembinaan pemberdayaan masyarakat
melalui RW siaga aktif dan kegiatan promosi kesehatan individu dan keluarga melalui
kunjungan rumah perlu ditingkatkan lagi untuk menumbuhkan kesadaran pada
masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan pribadi, keluarga dan
masyarakat dengan demikian upaya untuk meningkatkan strata UKBM dapat agar
mencapai strata mandiri dan terciptanya kampung siaga aktif dapat terwujud sesuai
harapan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan kelompok di
tiap kampung/RW melalui pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di seluruh
wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.
1.2.UPAYA KIA DAN KB
Tabel 2.12

Hasil Cakupan Program KIA / KB


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013
NAMA CAKUPAN
KEGIATA
NO N TARGET 2011 2012 2013 KETERANGAN

1 K1 95 % 111,06% 97.5% 80,91% Kurang dari target

2 K4 90 % 76,63% 84.64% 77,17% Kurang dari target

3 Deteksi Risti 20 % 37,29% 36.92% 37,34% Melebihi target

Persalinan
4 Nakes 90 % 79,82% 100% 79,13% Kurang dari target

83,56
5 KN1 90 % 82,88% 84.47% % Kurang dari target

83,56
6 N2 90 % 82,88% 84.01% % Kurang dari target

83,56
7 N3 90 % 79,72% 83.56% % Kurang dari target

8 B2 90 % 79,27% 78.99% 82,19% Kurang dari target

1
0 B8 90% 76,57% 79.90% 73,51% Kurang dari target

1
3 B9 90 % 78,82% 78.99% 84,01% Kurang dari target

1
4 B12 90 % 77,47% 75.92% 84,01% Kurang dari target

1 PELAYANA
5 N KB 70% 79% 76,97% 78,51% Melebihi target
Hasil Cakupan Program KIA / KB UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013 masih perlu
peningkatan yang lebih baik lagi, masih banyak / hampir seluruh cakupan kegiatan yang
belum memenuhi target, diantaranya yaitu kegiatan K4, KN1, N2, N3, B2, B8, B9, B12 dengan
trend 2011 – 2013 ada yang meningkat, tetap bahkan turun dari tahun sebelumnya.
Kesenjangan K1 dan K4 pada tahun 2013 ini tidak terlalu besar (3,74%) dibandingkan
tahun 2012 (12,86%), itu artinya masih ada sekitar 9 bumil yang belum masuk K4.
Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan, petugas kesehatan dengan
kader kesehatan melalui kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil
serta neonatal sehingga penanganan kasus resti baik pada ibu hamil atau pun neonatal
dapat dilakukan sedini mungkin dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan
kematian bayi.
Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan
sehingga dapat menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil cakupan yaitu dengan memberikan pelayanan yang lebih
baik sesuai SOP, tertib administrasi KIA serta meningkatkan kerja sama lintas
program dan lintas sektoral.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh
petugas dan seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil cakupan program KIA.
Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, trend 2011 – 2013 menunjukan
peningkatan dari tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu diperhatikan
lagi, oleh karena masih banyak akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang
kurang mantap terutama akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih.

Upaya pendekatan dan promosi pada klien/masyarakat oleh petugas


puskesmas, kader, lintar sektor dengan BKKBN tentang Pengetahuan KB bagi
Masyarakat perlu lagi digalakkan agar akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih
mau dengan kesadarannya sendiri untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lebih
mantap. Serta bagi klien yang baru memiliki satu anak mau untuk menunda
kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa balitanya.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut diatas dapat menekan laju pertumbuhan
penduduk khususnya di Kelurahan Jagasatru sehingga kepadatan penduduk dapat
berkurang.

Tabel 2.13
Hasil Cakupan Kegiatan MTBM / MTBS
UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013

CAKUPAN
NAMA
NO KEGIATAN TARGET 2011 2012 2013 KETERANG

1 MTBS (2bl-5th)

Melebihi
 Balita 10% 19% 19.61% 16,23% target

2 MTBM (0-2bl)

 Neonatus 100 Mencapai


(0-28 hr) 100 % % 100% 100% target

 Bayi Mencapai
(0- 2 bl) 100 % 100% 100% 100% target

Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013 sudah
cukup baik. Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi
menjadi wabah seperti campak, diare serta kasus – kasus yang harus segera mendapat
penanganan yang cepat dan tepat seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.

Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang
aktif, evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar
pelaksanaan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dapat terlaksana dengan baik.
Dengan demikian program MTBS diharapkan akan dapat menjaring balita resti / yang
sakit, sehingga penangannya dapat dilakukan sedini mungkin.

Kegiatan MTBM/MTBS ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar


cakupan program-program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik
antara lintas program dalam kesinambungan program MTBM/MTBS ini.
1.3. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
Tabel 2.14

Hasil Cakupan Program Kesehatan Lingkungan


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013

CAKUPAN

NAMA TARGE 201


NO KEGIATAN T 2011 2012 3 KETERANGAN

1 Klinik sanitasi 10 % 7,1 % 5,6% 5,2% Kurang dari target

Pengawasan
dan
Pembinaan 97,2 100
2 TTU 93 % % 100% % Lebih dari target

Pengawasan
dan
Pembinaan 94,2 100
3 TPM 90 % 90 % 8% % Lebih dari target

Pengawasan 100 100


4 TPS 93 % % 100% % Lebih dari target

Kunjungan 91,4
5 Rumah 100 % % 90% 82% Kurang dari target

Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru


sudah cukup baik namun ada beberapa yang harus ditingkatkan lagi,
seperti pelayanan klinik sanitasi baru dilaksanakan 5,6% dari semua yang datang
berobat ke Puskesmas, dan kunjungan rumah, baru dilaksanakan 82% dan trend nya
menurun dibandingkan tahun lalu. Perlu peningkatan kerjasama yang baik
antara lintas program serta dengandokter pemeriksa di BP Umum agar kasus-
kasus penyakit bersumber dari linkungan atau binatang dapat di konsulkan/dirujuk ke
klinik sanitasi agar petugas sanitasi bisa mendapatkan data untuk memecahkan /
mencari akar permasalahan di lapangan sehingga kasus-kasus tersebut tidak menjadi
KLB (Kejadian Luar Biasa).
Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan, penilaian rumah
sehat, perlu ditingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar
terwujudnya wilayah kelurahan jagasatru yang bersih dan sehat dengan demikian
diharapkan derajat kesehatan masyarakat Kelurahan Jagasatru pun akan meningkat.
1.4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Tabel 2.15

Hasil Cakupan Program Gizi

UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013

CAKUPAN
NAMA
NO KEGIATAN TARGET 2011 2012 2013 KETERANGAN

Jumlah balita
1 (S) 100% 100% 100% 100% Mencapai target

Balita Yg
mempunyai
2 kartu (K) 100% 100% 100% 100% Mencapai target

Balita yg
ditimbang
naik berat
badannya (
3 N/D ) 80% 68,2% 69,2% 68,3% Kurang dari target

Balita dgn
berat
badankurang Kurang dari target
(BGM ) / (Jumlah BGM
4 KEP nyata 5% 2.45% 0,01% 0,01% berkurang)

Cakupan
Penimbangan
5 (K/S) 100 % 100% 100% 100% Mencapai target
Tingkat
partisipasi
masyarakat
6 (D/S) 85% 83,2% 87,4% 84,4% Mencapai target

Pencapaian
program
7 (N/S) 45% 56,6% 60,5% 57,6% Mencapai target

Hasil kegiatan program Gizi pada tahun 2013 di Puskesmas Jagasatru sudah cukup
baik.Peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam
pelaksanaan posyandu oleh para kader posyandu sudah baik, hal tersebut dapat dilihat
dari pencapaian cakupan D/S (84,4%)namun demikian ada penurunan trend
dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara kualitas masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali
penimbangan oleh karena masih ada sebanyak 31,7% balita yang tidak mengalami
peningkatan berat badan pada saat penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik
antara lintas program dan lintas sektor dalam pembinaan/intervensi balita yang
tidak/sulit naik berat badannya tersebut.

Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas
Jagasatrumengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, diharapkan
penurunan ini diikuti pula dengan adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu yang
memiliki bayi dan balita tentang prilaku hidup ber-PHBS, sehingga bayi, balita serta
anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat tumbuh dengan sehat.
Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat tidak ada
lagi balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.

1.5. PENCEGAHAN DAN PEMBRANTASAN PENYAKIT MENULAR


1. Program Imunisasi
Hasil cakupan program imunisasi secara umum seluruhnya masih belum mencapai
target sesuai yang diharapkan meskipun kegiatan sweeping imunisasi telah
100%dilakukan, hal ini pun terlihat dari hasil pencapaian di tahun sebelumnya
meskipun ada beberapa pencapaian yang trendnya mengalami peningkatan.
Tabel 2.16

Hasil Cakupan Program Imunisasi


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013
CAKUPAN
N NAMA TRE

O KEGIATAN TARGET 2011 2012 2013 KET ND

Imunisasi 81,9 83,56 Kurang

1 BCG 98 % 8% % 70,32% dari target ↑↓

Imunisasi 84,6 82,19 Kurang

2 DPT Hb1 98 % 8% % 78,08% dari target ↓↓

Imunisasi 85,1 80,82 Kurang

3 DPT Hb2 95 % 4% % 82,19% dari target ↓↑

Imunisasi 80,1 78,08 Kurang

4 DPT Hb3 90 % 8% % 78,54% dari target ↓↑

Imunisasi 80,1 82,19 Kurang

5 Polio1 90 % 8% % 68,49% dari target ↑↓

Imunisasi 83,7 79,91 Kurang

6 Polio2 95 % 8% % 78,08% dari target ↓↓

Imunisasi 82,4 78,54 Kurang

7 Polio3 93 % 3% % 81,74% dari target ↓↑

Imunisasi 80,1 78,08 Kurang

8 Polio4 90 % 8% % 78,54% dari target ↓↑

9 Imunisasi 90 % 65,7 83,11 80,82% Kurang ↑↑


Campak 7% % dari target

Imunisasi

1 Hepatitis 80,1 83,11 76,26 lebihdari

0 unijek 75 % 8% % % target ↑↓

1 Imunisasi TT 112,7 98,34 Kurang

1 1 90 % 0% % 76,76% dari target ↑↓

1 Imunisasi TT 36,6 83,81 Kurang

2 2 85 % 4% % 70,95% dari target ↑↓

Pencapaian program imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini
disebabkan karena jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas
Jagasatru berdasarkan proyeksi terlalu besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.Selain itu, tingakat mobilisasi penduduk
Kelurahan Jagasatru sangat tinggi, banyak penduduk yang hanya andon untuk beberapa
lama, kemudian pindah / pulang ke tempat asal.
Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran
riil, juga mobilisasi penduduk yang cukup tinggi hasil cakupan imunisasi di beberapa
RW rendah karena adanya pemahaman dari keyakinan beberapa masyarakat
bahwa bahan baku untuk pembuatan vaksin berasal dari bahan yang tidak
halalsehingga masyarakat tidak mau membawa anaknya diimunisasi. Sehingga upaya
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi bayi dan
balita sebagai bagian dari kelompok rentan perlu dilakukan melalui kegiatan promosi
kesehatan perorangan ataupun kelompok agar program imunisasi dapat berjalan
dengan baik sehingga bayi dan balita di wilayah Puskesmas Jagasatru dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.
Tabel 2.17

Hasil Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)


Jagasatru Tahun 2011 – 2013
CAKUPAN

NAMA TAR 201 KETERAN


NO KEGIATAN GET 1 2012 2013 GAN TREND

1 DT 95 % 94, 95,84 93,5 Lebih dari ↑↓


9% % % target

97, 96,20 92,57 Lebih dari


2 TD 95 % 8% % % target ↓↓

97, 94,46 92,57 Kurang dari


3 Campak 95 % 0% % % target ↓↓

Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)pada tahun 2013 mengalami
penurunan, oleh karena pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada
tahun 2013 ada beberapa sekolah yang anak didiknya tidak diijinkan untuk di
imunisasidi sekolah karena ada pemahaman yang meragukan kehalalan imunisasi,
kedepannya kerjasama yang sudah baik antara petugas imunisasi, petugas UKS dan
pihak sekolah termasuk guru UKS agar lebih ditingkatkan lagi agar hal-hal tersebut
dapat diantisipasi sebelumnya misalnya dengan kegiatan sosialisasi/penyuluhan
tentang imunisasi bagi orang tua murid di sekolah.

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2013 mengalami peningkatan
yang cukup tinggi yaitu ada sekitar 13 orang. Hal ini mengikuti pola lima tahunan
kejadian DBD, karena pelonjakan kasus DBD ini pun terjadi di beberapa wilayah yang
lain. Namun demikian berkat kesiapsiagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian
Epidemiologi serta meningkatkan kegiatan pemantauan jentik dalam rangka memutus
rantai penularan kasus DBD dapat dihentikan.

Keberhasilan ini pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena
adanya sistem kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam
Berdarah Dengue, Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas
Promosi Kesehatan dapat menindaklanjuti dengan cepat.
Tabel 2.18

Hasil CakupanProgram DBD


UPTD Puskesmas JagasatruTahun 2011 – 2013

2011 2012

NO KEGIATAN SASARAN HASIL CAKUPAN SASARAN

Penderita
1 DBD − 1 −

Penderita
DBD yang
2 Ditangani 1 1 100% 1

Rumah yang
diperiksa
3 Jentik 1717 1717 100% 1740

Rumah yang
4 bebas Jentik 1717 1570 91.4% 1740

Kasus DBD
5 yang di PE 1 1 100% 1

Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh kader serta kegiatan monitoring


pelaksanaan jentik berkala oleh petugas sangat membantu dalam menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat DBD. Upaya ini harus dibantu oleh upaya semua
masyarakat kelurahan jagasatru untuk melakukan gerakan 3M (menutup,
menguras, mengubur) dalam rangka pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti.
1. Surveillans
Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah cukup baik
karena ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat dari
kegiatan dalam dan luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat
dan lengkap oleh petugas. Dengan adanya data epidemiologi yang lengkap maka
kegiatan penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan dengan mudah dan cepat
sehingga kejadian KLB serta perluasan wilayah KLB dapat dicegah.
Pertemuan rutin antara petugas kesehatan (TEPUS) dalam rangka menggali
permasalahan kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD
Pudkesmas Jagasatru, sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan
sudah berjalan dengan baik.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan
tokoh masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam
membangun sistem pengamatan penyakit serta faktor-faktor resiko
resikonya diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit menular di masyarakat
yang dapat berpotensi menjadi KLB.

Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada Tabel 2.19 :

Tabel 2.19

Hasil Kegiatan Surveillans


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013
2011 2012
NO NAMA
NO KEGIATAN SASARAN HASIL SASA

Penemuan
kasus
1 campak – 16 –

Penemuan
2 kasus DBD – 1 –

Penemuan
3 kasus diare 1.548 1.588 688

Penemuan
kasus
4 chikungunya – – –
Penemuan
kasus flu
5 burung – – –

Penemuan
6 kasus AFP – – –

Penemuan
7 kasus HFMD – – –
.

1. Diare
Pelaksaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak
di wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor
yaitu karena kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga sanitasi
lingkungan menjadi kurang baik, kurangnya kesadaran
masyarakat dalammenjaga kebersihan dan kesehatan pribadi.

Tabel2.20

Hasil Cakupan Program Diare


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013
CAKUPAN
NAMA
NO KEGIATAN TARGET 2011 2012 2013 KETERANGA

Penemuan
1 kasus 10% 189% 122,8% 131% Lebih dari targe
(semua
umur)

2 Diare Balita 20% 177% 136,7% 132% Lebih dari targe

Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan pertama
yang paling penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat
diare.Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah
dilakukan melalui kegiatan rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader
posyandu kepada penderita diare.
1. ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Jagasatru telah berjalan cukup baik, hal ini
ditandai dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia
yang memerlukan penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan
dilakukan pemantauan pasca perawatan oleh petugas dalam rangka care
seeking untuk mencegah kematian bayi / balita akibat Pneumonia.
Diharapkan dengan jumlah penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
yang masih kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status
kesehatan masyarakat khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas
Jagasatru.

Tabel2.21

Hasil Cakupan Program ISPA


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013
NAMA HASIL
KEGIATAN TH SASARAN TARGET CAKUPAN KETERANGA

2011 146 166 221 Lebih dari targe


Penemuan
kasus ISPA Kurang dari
pneumonia 2012 90 90 67 target
Kurang dari
2013 105 105 73 target

Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih
ditingkatkan lagi dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama
petugas, petugas bina wilayah (binwil) serta dengan kader kesehatan.

1. Hasil Kegiatan Program TB Paru


Pelaksanaan program TB Paru di UPTD Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik,
penemuan kasus serta penemuan suspek sudah melampaui target yang seharusnya
dicapai. Angka konversi belum mencapai target ini disebabkan oleh karena penderita
yang ditemukan pada tahun tsb ada beberapa yang belum menyelesaikan pengobatan.
Selain penderita yang diobati adalah penderita dengan BTA + (positif) , beberapa
penderita ada yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan
BTA selalu hasilnya – (negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, didapatkan
beberapa gejala yang mengarah pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan RÖ
+ (positif) maka penderita diberikan pengobatan TB untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit TB paru pada orang-orang sekitarnya.

Tabel 2.22

Hasil Cakupan Program TB Paru


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013

PENCAPAIAN

2011 2012
NAMA
NO KEGIATAN TARGET SASARAN CAKUPAN SASARAN CAK

Penemuan
1 kasus 100% 21 100% 11 109

2 Perkiraan 68% 210 68.57% 110 122%


Suspek

Angka
3 konversi 85% 21 85.71% 12 75%

Angka
4 kesembuhan 100% 19 100% 21 100

Angka
kesalahan
5 laborat < 5% 144 0 135 0

6 TB Anak > 10% 21 14% 12 33%

RO (+)BTA
7 (-) < 10% 21 4.76% 12 16.6
.

Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum ulang
penderita pada bulan terkhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah negatif
(kuman BTA sudah tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus sputum).

Laboratorium UPTD Puskesmas Jagasatru mulai tahun 2012 sudah diberikan


kewenangan oleh Dinas Kesehatan Kota Cirebon sebagai Laboratorium yang dapat
dan mampu memeriksa dan membaca hasil pemeriksaan apus
sputumnya sendiri. Dengan demikian sejak awal tahun 2012 UPTD Puskesmas
Jagasatru tidak perlu lagi merujuk pemeriksaan mikroskopik sputum ke Laboratorium
Prn yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Hal ini ditunjang dengan
adanya tenaga analis serta sarana prasanana yang telah memenuhi persyaratan sebagai
laboratorium pembaca sendiri hasil pemeriksaan TB paru. Dalam menjaga mutu dari
hasil pemeriksaan mikroskopik sputum tersebut, sediaan-sediaan pemeriksaan sputum
pasien (preparat) di laboratorium UPTD Puskesmas Jagasatru selalu di lakukan
pemeriksaan ulang mikrokopik oleh Laboratorium Kesehatan Daerah sebagai standar
prosedur tetap yang harus dilaksanakan dalam penemuan dan penatalaksanaan
program TB. Dalam pemeriksaan kroscek ini Laboratorium UPTD Puskesmas Jagasatru
telah melaksanakan kegiatannya dengan cukup baik karena angka kesalahan dalam
pembacaan preparat adalah 0 atau hasilnya telah sama / sesuai dengan hasil
pembacaan Laboratorium Kesehatan Daerah.
Dengan adanya fasilitas laboratorium seperti tersebut di atas, sangat memberikan
kemudahan tidak hanya bagi dokter pemeriksa, petugas TB, petugas
Laboratorium tapi juga bagi penderita TB yang ada di wilayah UPTD Puskesmas
Jagasatru dapat dengan lebih cepat mendapatkan hasil pemeriksaannya sehingga dapat
dengan cepat pula ditentukan penatalaksanaan selanjutnya.
Angka TB anak melebihi dari target, hal ini bisa terjadi
karena mungkin sajasuspek/penderita yang ada di wilayah UPTD puskesmas
Jagasatru yang sebenarnya adalah lebih dari angka proyeksi yang telah
ditentukan atau juga mungkin karenaover diagnosis dari petugas. Untuk mengurangi
kemungkinan yang kedua (over diagnosis) petugas UPTD Puskesmas selalu diupayakan
untuk selalu memperhatikan SOP penatalaksanaan TB pada anak (termasuk
didalamnya sistem skoring).

1. Penyakit Kelamin
Pada Bulan September tahun 2013, UPTD Puskesmas Jagasatru ditunjuk sebagai
Layanan HIV (Human Immunodeficiency Virus) – IMS (Infeksi Menular Sexual)
Komprehensif Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) dimana pelayanannya meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (paripurna) bagi individu dan
masyarakat yang membutuhkan. Diharapkan dalam layanan ini orang yang tidak sakit
agar semakin sehat, yang sakit agar makin sehat, yang belum terinfeksi agar tidak
tertular dan yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup meningkat.

UPTD Puskesmas Jagasatru telah memiliki tim yang sudah dilatih Layanan HIV
(Human Immunodeficiency Virus)–IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif
Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) yang terdiri dari tenaga promosi kesehatan, dokter
umum, dokter gigi, bidan, perawat dan analis.

Kegiatan yang sudah di laksanakan oleh UPTD Puskesmas Jagasatru terkait layanan
LKB HIV- IMS, dapat di lihat pada tabel 2.23 dibawah ini.
Tabel 2.23

Kegiatan LKB HIV – IMS


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

No Kegiatan Tujuan

Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Camat Sosialisasi dan


Kecamatan Pekalipan dan ke Lurah Kelurahan Koordinasi lintas
1 Jagasatru sektor

Koordinasi dan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke membangun
2 Kecamatandan Kelurahan jejaring

Sosialisasi dan
membangun
3 Pertemuan Petugas Puskesmas jejaring

Pertemuan Komunitas (Remaja, Kader, PKK) Sosialisasi dan


bekerja sama dengan KPA, LSM Cipta Rasa, membangun
4 LSM Duta Remaja jejaring

Sosialisasi dan
Sosialisasi pada pertemuan tingkat Kecamatan membangun
5 dan Kelurahan jejaring

Test Mobile VCT


6 Mobile Klinik dan IMS

Mendeteksi dini
dan tata laksana
7 Screening IMS – HIV IMS – HIV

Hasil deteksi dini IMS – HIV AIDS dengan pemeriksaan darah du UPTD Puskesmas
Jagasatru adalah sebagai berikut :
Tabel 2.24

Hasil Kegiatan LKB HIV – IMS


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

Jumlah
No Kegiatan Pemeriksaan Positif Interminate

1 Tes VDRL 58 3 –

2 Tes HIV-AIDS 203 0 8


Dari hasil pemeriksaan terdapat 8 (delapan) orang interminate yang artinya orang
tersebut harus dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6 (enam) bulan pemeriksaan
pertama.

1. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2011 – 2012 tidak ada penemuan kasus
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.

Tabel 2.25

Hasil Cakupan Program Pes/Rabies


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013
NAMA HASIL
TAHUN KEGIATAN SASARAN TARGET CAKUPAN KETERANGAN

2011 Rabies 0 0 1 Suspek

2012 Rabies 0 0 0 −

2013 Rabies 0 0 0 −
1. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2011 dan 2012 di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.

Tabel 2.26

Hasil Cakupan Program Filariasis


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013
NAMA HASIL
TAHUN KEGIATAN SASARAN TARGET CAKUPAN KETERANGAN

2011 Rabies 0 0 1 Suspek

2012 Rabies 0 0 0 −

2013 Rabies 0 0 0 −

2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


2.1USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Ada 16 (enam belas) sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru, daftar
sekolah dapat dilihat pada Tabel.2.27 di bawah ini :

Tabel 2.27

Data Sekolah Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jagasatru


Tahun 2011-2013
Jumlah Sekolah

Tahun Tahun
Sekolah 2011 Tahun 2012 2013

Jumlah PAUD − 2 3
Jumlah TK 5 2 2

Jumlah SD 14 8 8

Jumlah SLTP 2 2 2

Jumlah SLTA 1 1 1

Adapun hasil kegiatan perjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit
pada anak-anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut :

Tabel 2.28

Hasil Cakupan Program Usaha Kesehatan Sekolah


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013

CAKUPAN
NAMA
NO KEGIATAN TARGET 2011 2012 2013 KETERANGAN

Penjaringan 100 100


1 TK 100 % % % 100% Mencapai target

Penjaringan 100 100


2 SD 100 % % % 100% Mencapai target

Penjaringan 100 100


3 SMP/MTS 100 % % % 100% Mencapai target

Penjaringan 100 100


4 SMA/MA 100 % % % 100% Mencapai target

Pemeriksaan
5 berkala 100 % 100% 100% 100% Mencapai target
Pemberian 100 100
6 obat cacing 100 % % % 100% Mencapai target

Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas


Jagasatru telah berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai
target. Koordinasi lintas program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara
UPTD Puskesmas Jagasatru dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Pekalipan dan pihak
sekolah sudah terjalin cukup baik.

2.2 KESEHATAN JIWA


Tabel 2.29

Hasil Cakupan Program Kesehatan Jiwa


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013
Tahun 2011 Tahun 2012
NAMA
NO KEGIATAN TARGET SASARAN CAKUPAN SASARAN

Deteksi Dini
Gangguan
Kesehatan
1 Jiwa 20% 33.065 0,92% 38.852

Penanganan
Pasien
Terdeteksi
Gangguan
Kesehatan
2 Jiwa 100% 306 100% 236

Pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru


pada tahun 2011-2012 belum maksimal, untuk cakupan penemuan kasus/deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa masih sagat kurang dan trendnya mengalami
penurunan, tahun 2011 cakupan hanya 0,92% dan tahun 2012 menurun lagi
menjadi 0,6%.Pada tahun 2013 cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa
meningkat menjadi 19,9% hampir mencapai target.Beberapa kasus telah mendapatkan
penangan oleh psikolog melalui kegiatan konseling di Puskesmas. Kegiatan
konseling oleh psikologi ini diselenggarakan setiap 2 (dua) minggu sekali, yaitu pada
hari rabu minggu I dan minggu III setiap bulannya.
Perlu adanya pelatihan untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan jiwa dalam
melakukan deteksi dini dengan mengunakan metoda 2 (dua) menit pada kasus-kasus
gangguan kesehatan jiwa, karena dokter dan petugas di UPTD Puskesmas Jagasatru
belum pernah mendapatkan pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.

Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang


program dengan dokter pemeriksa serta dengan seluruh binwil di wilayah kerja
untuk penemuan/deteksi dini gangguan kesehatan jiwa. Sehingga penderita gangguan
kesehatan jiwa bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan baik.
2.3 PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Tabel 2.30

Hasil Cakupan Program Perawatan Kesehatan Masyarakat


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013

Tahun 2011 Tahun 2012


NAMA
NO KEGIATAN TARGET SASARAN CAKUPAN SASARAN

Keluarga
rawan yg
1 dibina 80% 510 64% 288

Bumil yg
memperoleh
2 pembinaan − 55 105% 37

Bayi resti yg
3 memperoleh − 35 100% 24
pembinaan

Anak balita
resti yg
memperoleh
4 pembinaan − 227 41,4% 84

Kasus kronis
yg
memperoleh
5 pembinaan − 11 245% 5

Lansia yg
memperoleh
6 pembinaan − 553 21,69% 463

Perawatan
Tindak
7 Lanjut − 34 58,82% 18

KKR yg selesai dibina

 KM I 52

 KM II 55

 KM III 41

8  KM IV 34
Lanjutan Tabel 2.30 :

Tahun 2011 Tahun 2012


NAMA
NO KEGIATAN TARGET SASARAN CAKUPAN SASARAN

Maternal
selesai
9 dibina 23% 55 49% 37

Bayi selesai
10 dibina 23% 35 80% 24

Balita selesai
11 dibina 23% 227 22,46% 84

Lansia
selesai
12 dibina 23% 553 10,67% 463

Penyakit
kronis
selesai
13 dibina 23% 11 109% 5

Perawatan
Tindak
Lanjut
selesai
14 dibina 23% 34 14,7% 18

Pelaksanaan Program Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat) adalah perpaduan


antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal ,
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat. Dalam pelaksanaannya
koordinator perawat (petugas perkesmas) harus bekerja sama dengan petugas lintas
program yang lain, sehingga tersedianya data yang memadai yang dapat dipergunakan
dalam pemantauan serta intervensi kegiatan kesehatan masyarakat ini.

Adapun hasil akhir cakupan pembinaan untuk setiap kelompok rawan yang selesai
dibina adalah 23% dari kasus yang ada, dan hasil cakupan program perawatan
kesehatan masyarakat di UPTD Puskesmas Jagasatru beberapa tidak mencapai target.
Perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang lebih intensive untuk pencapaian cakupan
perkesmas selanjutnya.

2.4 KESEHATAN MATA


Tabel 2.31

Hasil Cakupan Program Kesehatan Mata


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013
2011 2
NAMA
NO KEGIATAN TARGET SASARAN HASIL CAKUPAN S

Penyakit
mata yg
menyebabkan
1 kebutaan 5% 6.009 196 3,26% 5

Kebutaan
karena
2 katarak 5% 6 7 116% 6

Kebutaan
3 katarak gakin 10 10 10 100% 1
Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan
baik, trendmenunjukan adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2013
dibandingkan tahun 2012. Pelayanan tersebut dilakukan di dalam dan di luar gedung
Puskesmas. Selain itu juga dilaksanakan secara khusus untuk penjaringan
pasien penderita penyakitKatarak senillis di masyarakat baik oleh dokter, petugas
ataupun oleh kader kesehatan.

2.5 KESEHATAN LANJUT USIA (LANSIA)

Tabel 2.32

Hasil Cakupan Program Lansia


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013
Th. 2011 Th. 2011

NAMA HASIL
NO KEGIATAN TARGET SASARAN CAKUPAN SASARAN

1 Pra Lansia 15 % 185 55,89% 229

2 Lansia 20 % 80 91,91 % 99

3 Lansia Resti 40 % 104 38,28 % 128

Pelayanan Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru telah berjalan


dengan baik trendnya meningkat antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
Pelayanan lansia resti belum terlayani sesuai harapan karena dari jumlah sasaran lansia
yaitu sekitar ± 433 orang, lansia yang secara aktif datang ke posbindu dan
puskesmashanya 297 orang lansia saja.Meskipun demikian, lansia resti yang sudah
dilayani baik oleh petugas puskesmas di lapangan maupun pelayanan di dalam gedung,
selalu dilakukan pemantauan oleh petugas, binwil dan kader kesehatan.
UPTD Puskesmas Jagasatru memiliki 10 (sepuluh) Pos Bindu binaan, dimana masing-
masing Pos Bindu akan dikunjungi petugas peukesmas 1 (satu) bulan sekali.

III. KUNJUNGAN PUSKESMAS

1.1. JUMLAH KUNJUNGAN BP UMUM


1. Baru
Tabel 2.33

Jumlah Kunjungan Baru BP Umum


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012

Tabel 2.34

Jumlah Kunjungan Baru BP Umum


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

Kunjungan baru BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
peningkatan 106 kunjungan (1,31%).

1. Lama
Tabel 2.35

Jumlah Kunjungan Lama BP Umum


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012

Tabel 2.36

Jumlah Kunjungan Lama BP Umum


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

Kunjungan lama BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
penurunan 2.842 kunjungan (5,36%).

2.1. JUMLAH KUNJUNGAN BP GIGI


1. Baru
Tabel 2.37

Jumlah Kunjungan Baru BP GIGI


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012

Tabel 2.38

Jumlah Kunjungan Baru BP GIGI


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

Kunjungan baru BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
penurunan 858 kunjungan (15,67%).

1. Lama
Tabel 2.39

Jumlah Kunjungan Lama BP GIGI


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012

Tabel 2.40

Jumlah Kunjungan Lama BP GIGI


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013
Kunjungan lama BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
peningkatan 733 kunjungan (39,17%)

3.1. JUMLAH KUNJUNGAN KIA


1. Baru
Tabel 2.41

Jumlah Kunjungan Baru KIA


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012

Tabel 2.42

Jumlah Kunjungan Baru KIA


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

Kunjungan baru KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
104 kunjungan (6,72%).

1. Lama
Tabel 2.43

Jumlah Kunjungan Lama KIA


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012

Tabel 2.44

Jumlah Kunjungan Lama KIA


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

Kunjungan lama KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
434 kunjungan (10,02%).
4.1. JUMLAH KUNJUNGAN UPTD PUSKESMAS JAGASATRU

Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Jagasatu dari tahun
2012 dan tahun 2013.

Tabel 2.45

Jumlah Kunjungan
UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012
Kunjungan Penderita Jumlah

Umum 16.649

Askes 2.241

Astek 228

Keuring 781

Kartu Sehat 10.668

CMS 179

Gratis Lainnya 8.096

Total Jumlah 38.841

Asal Penderita Jumlah

Kota Umum 12.448

Kota Askes 2.003

Kota Astek 226

Luar Kota Umum 8.446

Luar Kota Askes 255

Luar Kota Astek 7


Total Jumlah 23.425

Klasifikasi Penderita Jumlah

0 – 1 th 2.208

1 – 5 th 5.363

5 – 14 th 5.556

Selebihnya 25.517

Total Jumlah 38.841

Tabel 2.46

Jumlah Kunjungan
UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013
Kunjungan Penderita Jumlah

Umum 21.008

Askes 1.950

Astek 235

Keuring 899

Kartu Sehat 8.987

CMS 1.207

Gratis Lainnya 1.156


Total Jumlah 35.442

Asal Penderita Jumlah

Kota Umum 10.630

Kota Askes 1.820

Kota Astek 231

Luar Kota Umum 10.378

Luar Kota Askes 146

Luar Kota Astek 40

Total Jumlah 23.245

Klasifikasi Penderita Jumlah

0 – 1 th 1.760

1 – 5 th 4.895

5 – 14 th 5.461

Selebihnya 23.331

Total Jumlah 35.442

Jumlah total kunjungan pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
penurunan sekitar 3.399 (4,58%) pengunjung, ini karena pengunjung gratis lainnya ada
penurunan skitar 6.940 pengunjung.

5.1. 10 (Sepuluh)PENYAKIT TERBANYAK


Tabel 2.47

Jumlah 10 Penyakit Terbanyak


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013
Tahun 2013

Jumlah
No Diagnosa Kunjungan %

1 ISPA 11.781 42,08

2 Hipertensi 3.606 12,88

3 Myalgia 3.261 11,65

4 Diare & diare akut 2.400 8,57

5 Dispepsia 1.539 5,5

Migren & sindrom nyeri


6 kepala 1.347 4,81

7 DM tidak spesifik 1.256 4,49

8 Gout 1.215 4,34

9 Dermatitis Kontak 840 3

10 Low Back Pain 749 2,68

Jumlah 27.994 100

Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2013, didapat
informasi mengenai 10 penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Jagasatru. Dari data
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Penyakit ISPA (42,08%), Hipertensi
(12,88%), Myalgia (11,65%), Diare (8,57%) dan Dispepsia (5,5%) masih
merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru. Hal ini
dapat dimengerti karena wilayah Kelurahan Jagasatru merupakan wilayah
yang1. tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi rata-
rata 30.563 jiwa/Km2, dengan tingkat hunian >6jiwa/rumah, ini merupakan
tingkat hunian yang cukup padat dan potensial terhadap penularan penyakit.2. 57,69%
(6.099 jiwa)Penduduk di Kelurahan Jagasatru adalah mayarakat miskin,
tentunya ini erat kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Jagasatru
yang akan berdampak baik langsung ataupun tidak langsung pada tingkat kesehatan
individu serta masyarakat di kelurahan Jagasatru.

6.1. KEUANGAN

Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas bearasal


dari Dinas Kesehatan Kota yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Kota Cirebon ataupun berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) yang berasal dari pusat.

Adapun besaran jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Jagasatru dapat di


lihat pada Tabel 2.48.

Tabel 2.48

Jumlah Penerimaan Keuangan


UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012
Penerimaan

NO Kegiatan APBN(Rp) APBD(Rp) Pengeluaran Saldo

Pengembalian
Retribusi 0 68.812.750 68.812.750 0

UKS 0 500.000 500.000 0

Wabah,
Bencana dan
Kesling 0 1.423.523 1.423.523 0

KIA & KB 0 14.197.500 1.419.7500 0

Gizi 0 44.808.000 44.808.000 0

P2P 0 6.655.000 6.655.000 0

Lansia 2.731.227 2.731.227 0


BOK 74.010.000 0 74.010.000 0

Jamkesmas
Des 10 s.d
Nop 2011 59.179.000 0 59.179.000 0

Jamkesmas
Des 11 s.d Nop
2012 64.274.500 0 64.274.500 0

Jumlah 197.463.500 137.704.477 335.167.977 0


BAB. III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota
Cirebon serta Tugas pokok UPTD Puskesmas Jagasatru, sasaran yang ingin dicapai
pemerintah Kota Cirebon pada tahun 2013 – 2018 dalam bidang kesehatan adalah
“Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang berkualitas” dengan arah
kebijakan “Menyediakan Jaminan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kota
Cirebon dan menyediakan biaya Operasional Pelayanan Kesehatan Rujukan.

Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan
di UPTD Puskesmas Jagasatru, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk
intervensi kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari
proses analisa masalah sampai dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Mencari Penyebab Masalah
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Jagasatru dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas
Jagasatru dapat menemukan alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-
kegiatan intervensi secara efektif dan efisien. Sehingga dapat membantu dan
meningkatkan pembangunan khususnya bidang kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Jagasatru.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
I. UPAYA KESEHATAN WAJIB
Tabel 3.1

Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan Wajib


di UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013

NO PROGRAM TARGET CAKUPAN KESENJANG

Promosi Kesehatan : Trend ↓ = diban


1. Pembinaan th.2012Trend ↓
UKBMPosyandu dibanding th.20
Purnama & Mandiri
2. PembinaanPemberdayaan 65 %65 %
Masyarakat RW 65 % 65 Trend ↓ =
3. Cakupan Individu/ % dibanding th.20
Keluarga melalui 50 %
1 Kunjunganrumah 50 %

Kesehatan Ibu dan Anak Trend ↓


termasuk Keluarga 80,91 %77,17 dibandingkanth
Berencana : % ) 14,09 %(-) 12,
1. K1 95 %90 83,56 % (-) 6, 44 %
2. K4 %
3. Kn1 s/d N3 90 % 84.01 % (-) 5,99 %
2 4. B2 s/d B12 90 %

Kesehatan Lingkungan : (-) 4,8% dengan


1. Klinik Sanitasi 10 %100 ↓(-) 18 % denga
3 2. Kunjungan Rumah % 5,2 %82 % ↓

Perbaikan Gizi 80 % 85 68,3 %84,4 (-) 11,7 % denga


4 Masyarakat : % % ↓(-) 0,6 % den
1. Balita yg ditimbang naik trend ↓
berat badannya ( N/D ) 45 %
2. Tingkat partisipasi 57,6 %
masyarakat (D/S) Trend ↓ diband
3. Pencapaian program 2012
(N/S)

Cakupan imuni
dasar tidak terc
Angka Kejadian
─ meningkat >>
Pencegahan dan
Penanggulangan Tidak ada kesen
Penyakit : −
1. Imunisasi − Tidak ada kesen
Semua Antigen / Jenis − −
imunisasi dasar 73 Penemuan kasu
− Pneumonia Ma
2. DBD − kurang
3. Surveillans −
4. Diare 105
5 5. ISPA Pneumonia

II. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

NO PROGRAM TARGET CAKUPAN KESENJANGAN

Publik Health – Semua kegiatan


Nursing PHN, baik dari
(PHN) / jumlah sasaran serta
Perawatan target Trend ↓
Kesehatan dibandingth.2012-
Masyarakat Jumlah keluarga
1. Keluarga rawan yang dibina
1 rawan yg menurun- Jumlah
dibina keluarga yang selesai
2. Anak dibina menurun
balita resti
yg
memperol
eh
pembinaa
n
3. Lansia yg
memperol
eh
pembinaa
n
4. Perawatan
Tindak
Lanjut
5. KM II
6. KM III
7. KM IV
8. Maternal
selesai
dibina
9. Bayi
selesai
dibina
10. Balita
selesai
dibina
11. Lansia
selesai
dibina
12. Penyakit
kronis
selesai

Kesehatan (-) 7,41 % Trend ↓


2 Lanjut Usia 40 % 32,59 % dibandingkanth.2012
(Lansia)
1. Lansia
Resti

1. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas
Jagasatru baik dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan
maka, didapatlah4 (empat) masalah yaitu :
1. Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Rendahnya Cakupan Balita yang berat badannya naik saat penimbangan
3. Rendahnya Cakupan Pelayanan Imunisasi pada Balita
4. Rendahnya Cakupan Klinik Sanitasi dan Kunjungan Rumah

Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan


masalah kesehatan mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah
kesehatanlainnya.Untuk penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan
menggunakan Analisis USG dengan mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak)

Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk


S : penaganan masalah)

Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada


G : saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA

NILAI URGENCY SERIOUSNESS GROWTH

5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh

4 Cukup urgen Cukup serius Cukup

3 Urgen Serius Tumbuh


2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh

Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang


1 urgen serius tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah
kesehatan.

TabelANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL

Rendahnya
CakupanKesehatan Ibu
1 dan Anak 4 4 4 12

Rendahnya Cakupan Balita


Yang Berat Badannya naik
2 saat Penimbangan 3 3 2 8

Rendahnya Cakupan
Pelayanan Imunisasi pada
3 Balita 3 3 3 9

Rendahnya Cakupan Klinik


Sanitasi dan Kunjungan
4 Rumah 3 2 2 7

Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah


kesehatan. Dengan demikian pioritas masalah yang ada di UPTD Puskesmas Jagasatru
adalah “Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak”

1. PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Jagasatru dilakukan dengan menganalisa data-data hasil cakupan
program UPTD Puskesmas Jagasatru dalam kurun satu tahu yaitu pada bulan Januari
sampai dengan Desember tahun 2013. Dari hasil analisa data-data cakupan program
tersebut, kemudian didapatkan beberapa prioritas masalah yang muncul, yang pada
akhirnya didapatkan 3 (tiga) pokok masalah yang akan menjadi prioritas utama dalam
pemecahan masalah kesehatan yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru.

Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-3 masalah tersebut, siapa yang
terkena dampak dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan,
dimana terjadi masalah tersebut, kapan masalah tersebut terjadi.

Yang
terkena Besarnya Dimana
No MasalahKesehatan Masalah Masalah TerjadinyaMasalah

 Ibu  Tidak
Hamil terpantau
 Bayi nya resti
bumil
 Terjadi
penyulit
pada bumil
yang tidak
diketahui
oleh
petugas
kesehatan
 Penyulit
intra dan
post
partum
Kesehatan Ibu dan dapat
Anak:K1 & K4Kn1 s/d menyebab
N3B2 s/d B12 kan
beberapa
kejadian
pd bayi spt Wilayah Kerja UPTD
1 :IUFD, Puskesmas Jagasatru
Asfiksia,
BBLR dll.

Yang
terkena Besarnya Dimana
No MasalahKesehatan Masalah Masalah TerjadinyaMasalah

 Anak/balita
tidak
mempunyai
kekebalan
terhadap
beberapa
penyakit
 Anak/balita
dapat mudah
Imunisasi:Semua terserang
Antigen / Jenis penyakit Wilayah Kerja UPTD
2 imunisasi dasar Balita  Timbul wabah Puskesmas Jagasatru

Perbaikan
GiziMasyarakat :–
3 Rendahnya Balita  Gangguan Tumbuh
Yang naik Berat Kembang Anak
Badannya saat  Daya tahan anak
Penimbangan- terhap penyakit Wilayah Kerja
Tingkat partisipasi sangat rendah UPTD
masyarakat di  Kecerdasan anak Puskesmas
Posyandu Balita menurun Jagasatru

1. PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga
pokok masalah tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang
mempengaruhinya.
Faktor Resiko (Determinan)
Masalah
No Kesehatan Lingkungan Prilaku Yan-Kes Kepen

Kesehatan
Ibu dan – Sebagian
Anak:– besar – Promosi
K4- Kn1 masyarakat Kesehatan
s/d N3- B2 masih kurang-
s/d B12 menganut Penemuan /
Paradigma pencarian
sakit- kasus kurang-
Kurangnya Kurangnya
pengetahuan Koordinasi
ttg pentingnya lintas
memeriksakan program dan
kehamilan- lintas
Kesadaran sektoral –
masyarakat Kompetensi – Seba
– Masih masih rendah petugas status s
rendahnya dalam kesehatan ekonom
perhatian menjaga kurang rendah-
masyarakat kesehatan ibu optimal pendud
thd hamil & – Tugas sgt ting
kesehatan ibu balita- rangkap Sasara
& anak- Kesadaran petugas estima
Pengambilan masyarakat kesehatan terlalu
keputusan masih rendah – Mobilis
masih banyak dalam Perencanaan masyar
dilakukan pencegahan kurang tinggi
oleh kepala penyakit thd sempurna
1 keluarga bumil & balita
Faktor Resiko (Determinan)
Masalah
No Kesehatan Lingkungan Prilaku Yan-Kes Ke

– Promosi
Kesehatan
– Sebagian kurang-
besar Penemuan /
masyarakat pencarian
masih kasus kurang-
menganut Kurangnya
Paradigma Koordinasi
sakit- lintas
Kesadaran program &
masih lintas
rendah sektor–
tentang Data
pencegahan sasaran
penyakit- estimasi
Kurangnya tidak sinkron
pengetahuan dengan data
tentang riil
pentingnya – Tugas – S
– Ada imunisasi- rangkap ma
faham dari Ada petugas sta
beberapa sebagian – eko
golongan kecil Kompetensi ren
masyarakat masyarakat petugas Mo
yang yang kesehatn ma
meyakini menolak belum tin
Imunisasi:– vaksin yang anaknya optimal est
Semua Antigen / digunakan diimunisasi – ter
Jenis imunisasi diragukan Perencanaan
2 dasar kehalalannya. kurang
sempurna

– Promosi
Kesehatan
– Masih kurang-
rendahnya Penemuan /
kebiasaan pencarian
memberikan kasus kurang-
ASI Efektivitas
eksklusif- meja IV
Kurangnya posyandu
Perbaikan pengetahuan masih rendah- – S
GiziMasyarakat tentang Kurangnya sta
:– Rendahnya makanan Koordinasi eko
Balita yang bergizi- lintas ren
naikberat Pola makan program & pen
badannya – yang kurang lintas sektor san
saatPenimbangan- Kebiasaan baik- – Ba
Rendahnya memberikan Malas Kompetensi Ju
Tingkat makanan membawa petugas de
partisipasi padat anak balita kesehatan ba
masyarakat di sebelum ke belum Ja
3 Posyandu wktunya posyandu optimal dek

Gambar 1

POHON MASALAH
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK BELUM OPTIMAL
(Pernyataan Negatif)

1
Akibat

Masalah Utama

RENDAHNYA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Sebab

2D

2B

2C

2A

JUMLAH SASARAN IBU HAMIL RIIL DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN


SASARAN ESTIMASI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL

ADANYA TUGAS RANGKAP PADA PETUGAS KESEHATAN IBU DAN ANAK

KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL

3D

3C

3B
3A

KURANG SEMPURNANYA PERENCANAAN KEGIATAN PEMANTAUAN WILAYAH


SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK

KURANGNYA PENEMUAN / PENCARIAN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

KURANGNYA KOORDINASI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR

KURANGNYA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA


MEMERIKSAKAN KEHAMILAN KE PUSKESMAS

Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak)

– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Ibu Hamil Riil di Lapangan
tidak sesuai dengan Sasaran Estimasi Ibu Hamil).
– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurangnya Sempurnanya Perencanaan
Kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Belum Optimal)

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak

Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk


S : penaganan masalah)

Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan


G : pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)
PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA

NILAI URGENCY SERIOUSNESS GROWTH

5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh

4 Cukup urgen Cukup serius Cukup

3 Urgen Serius Tumbuh

2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh

Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang


1 urgen serius tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah
poko yang dominan

TabelANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH POKOK YANG


DOMINAN

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL

Kurangnya koordinasi dengan


1 lintas program dan lintas sektoral 3 3 3 9

Kompetensi Petugas Kesehatan


2 belum Optimal 3 3 2 8

Adanya tugas rangkap pada


3 petugas kesehatan ibu dan anak 2 2 2 6

Jumlah sasaran Ibu Hamil


4 riil di lapangan tidak sesuai 4 4 4 12
dengan sasaran estimasi Ibu
Hamil di wilayah kerja

Gambar 1

POHON MASALAH
PELAYANAN IMUNISASI BELUM OPTIMAL
(Pernyataan Negatif)

Akibat

Masalah Utama

RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI

Sebab

2D
2B

2C

2A

JUMLAH SASARANRIIL BALITA DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN SASARAN


ESTIMASI BALITA

KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL

DUKUNGAN LINTAS PROGRAM & LINTAS SEKTORAL BELUM OPTIMAL

ADANYA TUGAS RANGKAP PADA PETUGAS IMUNISASI

3D

3C

3B

3A

KURANG SEMPURNANYA PERENCANAAN KEGIATAN PEMANTAUAN WILAYAH


SETEMPAT IMUNISASI

MASYARAKAT MASIH MENGANUT PARADIGMA SAKIT

MOBILISASI PENDUDUK YANG TINGGI

KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN

Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Imunisasi)

– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Riil di Lapangan tidak sesuai
dengan sasaran estimasi).
– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Perencanaan Kegiatan Pemantauan Wilayah
Setempat Kurang Sempurna)
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Imunisasi Belum Optimal)

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak

Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk


S : penaganan masalah)

Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan


G : pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA

NILAI URGENCY SERIOUSNESS GROWTH

5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh

4 Cukup urgen Cukup serius Cukup

3 Urgen Serius Tumbuh

2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh

Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang


1 urgen serius tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah
poko yang dominan

TabelANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH POKOK YANG


DOMINAN

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL

Dukungan Lintas Program dan


1 Lintas Sektoral belum Optimal 3 3 3 9

Adanya Tugas rangkap pada


2 petugas imunisasi 3 3 2 8

Kompetensi Petugas Keshatan


3 belum Optimal 2 2 2 2

Jumlah sasaran riil balita di


lapanagan tidak sesuai
dengan sasaran estimasi
4 balita 4 4 4 12

Gambar 1

POHON MASALAH
PELAYANAN PERBAIKAN GIZI BELUM OPTIMAL
(Pernyataan Negatif)

Akibat

Masalah Utama

RENDAHNYA CAKUPAN BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA SAAT


PENIMBANGAN

Sebab

2D

2B

2C

2A

BANYAKNYA JUMLAH BALITA DENGAN BERAT BADAN KURANG

SAAT PENIMBANGAN BALITA BANYAK BALITA YANG TIDAK DATANG

KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL

KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL

3D
3C

3B

3A

KURANG BERFUNGSINYA MEJA IV (PENYULUHAN) DI POSYANDU

KURANGNYA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENTINGNYA MAKANAN


BERGIZI

KURANGNYA PERHATIAN PETUGAS TERHADAP BALITA DENGAN BERAT BADAN


KURANG

KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN

Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat)

– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Banyaknya Jumlah Balita dengan Berat Badan
Kurang).
– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurang berfungsinya meja IV (Penyuluhan)
di Posyandu)
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
Belum Optimal)

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak

Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk


S : penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan
G : pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA

NILAI URGENCY SERIOUSNESS GROWTH

5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh

4 Cukup urgen Cukup serius Cukup

3 Urgen Serius Tumbuh

2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh

Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang


1 urgen serius tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah
poko yang dominan

TabelANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH POKOK YANG


DOMINAN

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL

Kurangnya koordinasi dengan


1 lintas program dan lintas sektoral 3 3 3 9

Saat penimbangan balita banyak


2 balita tidak datang 3 3 2 8
Kompetensi petugas kesehatan
3 ibu dan anak belum optimal 2 2 2 6

Banyaknya jumlah balita


4 dengan berat badan kurang 4 4 4 12

1. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Alternati Pemecahan
Prioritas Penyebab Pemecahan Masalah
No Masalah Masalah Masalah Terpilih

– Kurangnya – Meningkatkan – Peningkatan


Koordinasi Pemantauan pengetahuan
lintas program wilayah setempat Ibu hamil
dan lintas kesehatan ibu dan melalui kelas
sektoral- anak oleh petugas- Ibu –
Kompetensi Evaluasi Pelacakan dan
petugas Pemantauan pendampingan
kesehatan wilayah setempat bumil K4 –
kurang kesehatan ibu dan Kunjungan
optimal- anak- rumah bumil
Tugas rangkap Refresing/pelatihan baru P4K –
petugas kader ttg P4K- Evaluasi
kesehatan- Peningkatan program
Sasaran pengetahuan Ibu – Meningkatkan
estimasi terlalu hamil melalui kelas Pemantauan
Kesehatan Ibu tinggi Ibu wilayah setempat
dan Anak:– – Kurangnya – Pelaksanaan kesehatan ibu
K4– Kn1 s/d pengetahuan PMT Bumil KEK dan anak oleh
N3– B2 s/d ttg pentingnya petugas
1 B12 memeriksakan – Pelacakan dan
kehamilan pendampingan – Evaluasi
bumil K4 Pemantauan
– Penemuan wilayah setempat
/ pencarian – Kunjungan kesehatan ibu
kasus kurang rumah bumil baru dan anak
P4K
– – Pelaksanaan
Perencanaan – Koordinasi lintas PMT Bumil KEK
kurang program dan lintas
sempurna sektor – Koordinasi
lintas program
dan lintas
sektoral

– Kurangnya – Meningkatkan – Penyuluhan


Koordinasi Pemantauan tentang
lintas program wilayah setempat pentingnya
dan lintas imunisasi oleh imunisasi bagi
sektoral- petugas- Evaluasi balita di
Tugas rangkap Pemantauan posyandu–
petugas wilayah setempat Sweeping
kesehatan- imunisasi- imunisasi–
Kompetensi Sweeping Koordinasi
petugas imunisasi- lintas program
kesehatan Penyuluhan dan lintas
kurang tentang pentingnya sektoral–
optimal- imunisasi bagi Evaluasi
Sasaran balita di posyandu program
estimasi terlalu – – Meningkatkan
tinggi Refresing/pelatihan Pemantauan
– Promosi kader ttg materi wilayah setempat
Imunisasi:– Kesehatan kesehatan di imunisasi oleh
Cakupan kurang posyandu petugas
semua antigen
2 rendah – Mobilisasi – Koordinasi lintas – Evaluasi
penduduk program dan lintas Pemantauan
tinggi sektor wilayah setempat
imunisasi
– Sebagian
besar –
masyarakat
masih
menganut
Paradigma
sakit


Perencanaan
kurang
sempurna

– Kurangnya – Meningkatkan – Penyuluhan


Koordinasi Pemantauan kepada
lintas program wilayah setempat masyarakat ttg
dan lintas gizi oleh petugas- pentingnya
sektoral- Evaluasi memelihara
Malas Pemantauan kesehatan bayi
membawa anak wilayah setempat & balita di
balita ke gizi- posyandu–
posyandu- Refresing/pelatihan Rujukan
Kompetensi kader ttg materi berjenjang
petugas kesehatan di balita dengan
kesehatan posyandu- berat badan
kurang Penyuluhan kepada kurang–
Perbaikan optimal- masyarakat ttg Pemberian
GiziMasyarakat Banyaknya pentingnya PMT
:– Cakupan jumlah anak memelihara Pemulihan
balita yang balita dengan kesehatan bayi & bagi balita
naik berat berat badan balita di posyandu dengan berat
badannya pada kurang – Penyuluhan badan kurang
saat posyandu – Promosi kepada masyarakat (BGM)/KEP
3 rendah Kesehatan ttg Gizi & ASI nyata–
kurang Ekslusif Evaluasi
program
– Petugas – Pemberian PMT – Meningkatkan
kurang Pemulihan bagi Pemantauan
perhatian balita dengan berat wilayah setempat
terhadap balita badan kurang gizi oleh petugas
dengan berat (BGM)/KEP nyata
badan kurang – Evaluasi
– Monitoring PMT Pemantauan
– Kurangnya Pemulihan Balita wilayah setempat
pengetahuan Gizi Kurang gizi
ttg mkn bergizi BGM/Gizi buruk
oleh Petugas – Monitoring
– Efektivitas Kesehatan PMT Pemulihan
meja IV Balita Gizi
posyandu Kurang
masih rendah BGM/Gizi buruk
oleh Petugas
Kesehatan

Alternatif pemecahan masalah didapatkan berdasarkan brainstorming anggota tim yang


kemudian akan didapatkan pemecahan masalah terpilih yang diperoleh dengan
menggunakan analisis USG.

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak

Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk


S : penaganan masalah)
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan
G : pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA

NILAI URGENCY SERIOUSNESS GROWTH

5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh

4 Cukup urgen Cukup serius Cukup

3 Urgen Serius Tumbuh

2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh

Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang


1 urgen serius tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah
poko yang dominan

TabelANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL

Pelacakan dan
1 pendampingan bumil K4 4 4 4 12

Kunjungan rumah bumil baru


2 P4K 3 3 3 9

3 Peningkatan pengetahuan Ibu 2 2 2 6


hamil melalui kelas Ibu

4 Evaluasi program 5 3 3 11
Alternatif pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak adalah melaksanakan
pelacakan dan pendampingan ibu hamil K4.

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak

Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk


S : penaganan masalah)

Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan


G : pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA

KRITERIA

NILAI URGENCY SERIOUSNESS GROWTH

5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh

4 Cukup urgen Cukup serius Cukup

3 Urgen Serius Tumbuh

2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh

Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang


1 urgen serius tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah
poko yang dominan

TabelANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL

1 Sweeping imunisasi 4 4 4 12

Penyuluhan tentang pentingnya


2 imunisasi bagi balita di posyandu 3 3 2 8

Koordinasi lintas program dan


3 lintas sektoral 2 2 2 6

4 Evaluasi program 3 3 3 9
Alternatif pemecahan masalah imunisasi adalah melaksanakan sweeping
imunisasi pada balita.

ANALISIS USG

Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak

Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk


S : penaganan masalah)

Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan


G : pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)

PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA

NILAI URGENCY SERIOUSNESS GROWTH

5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh

4 Cukup urgen Cukup serius Cukup

3 Urgen Serius Tumbuh

2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh

Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang


1 urgen serius tumbuh
Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah
poko yang dominan

TabelANALISIS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

NO MASALAH POKOK U S G TOTAL

Penyuluhan kepada masyarakat


ttg pentingnya memelihara
kesehatan bayi & balita di
1 posyandu 2 2 2 6

Pemberian PMT Pemulihan bagi


balita dengan berat badan kurang
2 (BGM)/KEP nyata 3 3 2 8

Rujukan berjenjang balita


3 dengan berat badan kurang 4 4 4 12

4 Evaluasi program 3 3 3 9
Alternatif pemecahan masalah perbaikan gizi masyarakat adalah dilakukannya
rujukan berjenjang untuk kasus-kasus balita dengan berat badan kurang.

1. CARA PEMECAHAN MASALAH (IDENTIFIKASI KEGIATAN)

Prioritas Penyebab Pemecahan


No Masalah Masalah Masalah Terpilih

– Kurangnya
Koordinasi lintas
program dan lintas
sektoral-
Kompetensi
petugas kesehatan
kurang optimal-
Tugas rangkap
petugas kesehatan-
Sasaran estimasi
terlalu tinggi
– Kurangnya
pengetahuan ttg
pentingnya – Pelacakan dan
memeriksakan pendampingan
kehamilan bumil K4 –
Kunjungan rumah
– Penemuan / bumil baru P4K –
pencarian kasus Peningkatan
kurang pengetahuan Ibu
Kesehatan Ibu hamil melalui
dan Anak:– – Perencanaan kelas Ibu –
K4- Kn1 s/d N3- kurang Evaluasi program
1 B2 s/d B12 sempurna

Imunisasi:– – Kurangnya – Penyuluhan


Semua Antigen / Koordinasi lintas tentang
Jenis imunisasi program dan lintas pentingnya
2 dasar sektoral- Tugas imunisasi bagi
rangkap petugas balita di
kesehatan- posyandu–
Kompetensi Sweeping
petugas kesehatan imunisasi–
kurang optimal- Koordinasi lintas
Sasaran estimasi program dan
terlalu tinggi lintas sektoral–
– Promosi Evaluasi program
Kesehatan kurang

– Mobilisasi
penduduk tinggi

– Sebagian besar
masyarakat masih
menganut
Paradigma sakit

– Perencanaan
kurang
sempurna

– Kurangnya – Penyuluhan
Koordinasi lintas kepada
program dan lintas masyarakat ttg
sektoral- Malas pentingnya
membawa anak memelihara
balita ke posyandu- kesehatan bayi &
Kompetensi balita di
petugas kesehatan posyandu–
Perbaikan kurang optimal- Rujukan
GiziMasyarakat Banyaknya jumlah berjenjang balita
:– Balita dgn anak balita dengan dengan berat
berat berat badan kurang badan kurang–
badankurang – Promosi Pemberian PMT
(BGM) / KEP Kesehatan kurang Pemulihan bagi
3 nyata balita dengan
– Petugas kurang berat badan
perhatian terhadap kurang
balita dengan berat (BGM)/KEP
badan kurang nyata– Evaluasi
program
– Kurangnya
pengetahuan ttg
mkn bergizi

– Efektivitas
meja IV
posyandu masih
rendah

BAB. IV
RENCANA USULAN KEGIATAN

Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun
2015. Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan
APBN (Jamkesmas / BOK).

Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2014 ini, meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan
penunjang yaitu berupa :

a) Kegiatan tahuanan yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana,


operasional dan program hasil analisis masalah)

b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada
tahun 2013
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke
dalam format RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.

Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional,
maupun daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan
informasi yang tersedia di Puskesmas.

Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015 dapat


dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut :

BAB V.
PENUTUP

Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
maupun upaya kesehatan penunjang.

Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas Yang
dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya dan
untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien,
efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan telah disusun Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas Wajo tahun


2017 ini, semoga di tahun mendatang Puskesmas Wajo dapat melaksanakan fungsinya
sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan masayarakat secara maksimal sehingga
dapat tercipta Masyarakat dan Lingkungan yang sehat di wilayah kerja.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh Puskesmas Wajo, untuk
kemajuan kami sebagai petugas kesehatan juga untuk kemajuan masyarakat di wilayah
kerja.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihak-pihak yang
telah membatu dalam penyelesaian Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas Wajo tahun
2017 ini.

Anda mungkin juga menyukai