I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat menghasilkan
luaran yang efektif dan efisien puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan
baik. Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara
keterkaitan dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
maupun upaya kesehatan penunjang.
Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan baik
yang ada di Dinas Kesehatan Kota Baubau maupun kebijakan dari daerah kota Baubau,
maka Puskesmas Wajo pada tahun 2016 ini memiliki visi dan misi baru menyesuaikan
dengan visi misi Kota Baubau dan Dinas Kesehatan yang baru :
VISI
Puskesmas Wajo sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar yang terpercaya, bermutu
baik, professional dan terjangkau, menuju masyarakat Baubau yang sehat dan sejahtera.
MISI
1. Memberikan pelayanan secara prima
2. Meningkatkan kualitas SDM
3. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan kualitas pelayanan
STRATEGI
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan ( promotif, preventif dan kuratif ) di Puskesmas
induk dan jejaring
2. Membangun komunikasi dan koordinasi serta kerjasama lintas sektor dan pihak
terkait
3. Membangun peran serta masyarakat di bidang kesehatan
MOTO
Puskesmas Wajo bekerja dengan CAKEP
(Cepat, Akurat, Kreatif, Energik, Prestasi)
Dengan Visi, Misi, Strategi serta Moto pelayanan yang jelas, maka diharapkan arah
pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Wajo dapat berjalan dengan baik
dan optimal sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
BAB. II
GAMBARAN UMUM
1. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geografi
Puskesmas Wajo merupakan salah satu puskesmas perawatan di kota Baubau yang
berada di tengah kota . Luas wilayah kerja Puskesmas Perawatan Wajo adalah 3,5km2
dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :
Wilayah kerja Puskesmas Wajo yang terletak di Kecamatan Murhum terdiri atas tiga
kelurahan, yaitu :
Kelurahan Wajo
Kelurahan Lamangga
Kelurahan Tanganapada
Secara administrative wilayah kerja Puseksmas Wajo terdiri atas 16 RW (Rukun Warga)
serta 51 RT (Rukun Tetangga). Keterjangkauan pelayanan kesehatan salah satunya
dapat dilihat dari keadaan dan kondisi geografis wilayah tersebut, dimana Kelurahan
Jagasatru secara geografis terletak di daerah perkotaan dan mudah dijangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya.
Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.1
Tabel 2.1
Situasi Geografi RW
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012
KUTAGARA
1 UTARA Perkotaan 5 ± 75 m V V
KUTAGARA
2 SELATAN Perkotaan 5 ± 50 m V V
PEGAJAHAN
4 UTARA Perkotaan 6 ± 300 m V V
PEGAJAHAN
5 SELATAN Perkotaan 5 ± 250 m V V
SUCI
MANAH
6 TIMUR Perkotaan 5 ± 100 m V V
SUCI
MANAH
7 BARAT Perkotaan 5 ± 155 m V V
Kra.
JAGASATRU
9 BARAT Perkotaan 5 ± 200 m V V
Kra.
JAGASATRU
10 SELATAN Perkotaan 6 ± 225 m V V
Sumber : BPS 2010 Data Kelurahan Jagasatru Kec. Pekalipan Cirebon
Dari Tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas
kesehatan yaitu Puskesmas Jagasatru relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 17
menit dan waktu tempuh yang terdekat 5 menit ini diukur dengan menggunakan
kendaraan umum.Wilayah terjauh dari lokasi Puskesmas Jagasatru adalah RW IV yang
berjarak ± 300 m dengan jarak tempuh ± 10 menit dengan menggunakan kendaraan
roda dua.
1. Kependudukan / Demografi
Wilayah Kerja Puskesmas Jagasatru meliputi Kelurahan Jagasatru Kecamatan
Pekalipan Kota Cirebon dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 menurut sumber
data Kantor Kelurahan Jagasatru sebanyak 10.572jiwa terdiri
dari 5.452 jiwa penduduk laki laki dan5.120 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala
Keluarga sebanyak 2.439 KK (Kepala Keluarga) . Jumlah penduduk per-RW di
Kelurahan Jagasatru yang paling banyak adalah RW 05 Pegajahan Selatan
yaitu 1.626 jiwa (%), sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah RW 01
yaitu 595 Jiwa (%).
Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Jagasatru ditampilkan di Tabel 2.2
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Luas wilayah Kelurahan Jagasatru menurut data yang kami peroleh dari Kelurahan
Jagasatru adalah kurang lebih 34,595 Ha meliputi 10 RW ( Rukun Warga ) serta 51
RT ( Rukun Tetangga ).Dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah
maka dapat diketahuikepadatan penduduk Kelurahan Jagasatru rata-
rata30.563jiwa/km2, dengan tingkat hunian > 6 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat
hunian yang sangat padat dan potensial terhadap penularan penyakit.
Penyebaran dan kepadatan penduduk di masing – masing RW di wilayah kerja
Puskesmas Jagasatru di Kelurahan Jagasatru berkisar antara 206 jiwa/km2 sampai
dengan 499jiwa/km2. Wilayah terpadat penduduknya untuk Kelurahan Jagasatru
adalah di RW 4 yaitu 499 jiwa/km2.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada
di Kelurahan Jagasatru dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4
Jumlah penduduk Kelurahan Jagasatru yang berada pada golongan usia antara usia 15
– 64 tahun sebanyak 7.613 jiwa ( 72,01 % ) dimana golongan usia tersebut
merupakanusia produktif serta merupakan sasaran program yang paling efektif.
Untuk mengetahui angka beban tanggungan di Kelurahan Jagasatru maka digunakan
formula sebagai berikut :
3.504
3.504
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang terdapat
dalam penduduk tertentu dan kemudian di bagi oleh jumlah perempuan yang temasuk
kedalam penduduk itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai dengan definisi
tersebut akan mencerminkan/100 penduduk perempuan.
Gambar 2.2
Tabel 2.5
PENDUDUK
PENDUDUK PENDUDUK MISKIN
Tabel 2.6
Industri Rumah
2 tangga 18 9 27 4%
3 Pedagang keliling 5 2 7 1%
4 Montir 5 0 5 1%
5 Dokter Swasta 0 1 1 0%
Pembantu Rumah
6 Tangga 0 21 21 3%
7 TNI 9 0 9 1%
8 POLRI 8 1 9 1%
Pensiun
9 PNS/TNI/POLRI 56 96 152 23%
1
0 Notaris 0 1 1 0%
1 Jasa Pengobatan
1 Alternatif 1 0 1 0%
1
2 Dosen Swasta 2 0 2 0%
Karyawan
1 perusahaan
3 swasta 182 64 246 37%
Karyawan
1 perusahaan
4 pemerintah 1 0 1 0%
1
0
0
JUMLAH 416 256 672 %
Sumber : Data Kelurahan Jagasatru Kec. Pekalipan Cirebon TH.2011
Dari gambaran Table 2.7 di bawah, pendidikan mayoritas penduduk Kelurahan
Jagasatru adalah lulusan SLTP sebanyak 3.465 orang (45,17%), dan masih banyak
yang hanya pernah bersekolah SD tetapi tidak diketahui apakah lulus atau tidak yaitu
sebanyak 1.783 orang (23,24%) hal ini tentunya sangat mempengaruhi terhadap status
sosial ekonomi masyarakat, dimana akan berdampak pula pada kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat itu sendiri.
Perlu adanya antisipasi kedepan dengan bekerjasama antara Lintas Sektoral
sepertiKelurahan, Kecamatan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan agar tidak
bertambah lagi jumlah anak yang hanya lulusan SD, maupun yang hanya bisa baca
tulis saja namun tidak lulus SD karena kedaan tersebut berpotensi menimbulkan
berbagai masalah di masyarakat seperti masalah ekonomi, kesehatan dan keamanan
sepertiKriminalitas, Narkoba, Miras maupun PSK.Oleh karena salah satu
penentu keberhasilan pembangunan salah satunya adalah bidang pendidikan.
Diharapkan dengan lebih meningkatnya pendidikan masyarakat, dapat mengungkit
pembangunan diberbagai sektor.
Sasaran Program Puskesmas tersebut di atas, kemudian di kelompokan pada
kelompoksasaran khusus/kelompok rentan. Kelompok usia rentan di wilayah
kelurahan Jagasatru ada sebanyak 4.427orang (41%) ini termasukdidalamnya jumlah
anak sekolah baik SD, SMP maupun SMA sebanyak 2.695 orang (25%). Bila
dibandingkan dengan tenaga, sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Jagasatru,
maka hal ini merupakan suatu tantangan untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal dan prima bagi masyarakat Kelurahan Jagasatru.
Tabel 2.7
NO URAIAN JUMLAH %
1 Tidak Sekolah 0 0
3 Lu Lulus SD 0 0
Tabel 2.8
SASARAN
IBU A
NO RW IL ALIN UI US BL TA A H
Kutagara 1
1 Utara 13 12 24 10 0 32 57
Kutagara 2
2 Selatan 25 24 48 23 3 59 70
3 Jagasatru 26 25 50 24 4 58 27 SD
Pegajaha 2
4 n Utara 25 24 48 23 3 75 45
Pegajaha 2
5 n Selatan 31 30 60 27 7 88 65
Cucimana 3
6 h Timur 36 33 66 34 4 63 34 SLTP
Cucimana 1
7 h Barat 18 18 36 17 7 60 52
Kra.
Jagasatru 2
8 Timur 31 30 60 29 9 69 32 SMA
Kra.
Jagasatru 1
9 Barat 17 16 32 15 5 46 33
Kra.
Jagasatru 1
10 Selatan 19 18 36 17 7 51 41
1 59 45
Tabel 2.9
VII
8 I 332 264 596
6.511( 412
3.222ditambah412( jiwa tidak
tidak diketahui diketahui
JUMLAH RT/RW) 2.877 RT/RW)
Sumber: Data Peserta Jamkesmas/KCMS Wilayah UPTD Pusk. Jagasatru-
Dinas Kesehatan Kota Cirebon
Dari jumlah seluruh masyarakat miskin yang mendapatkan Kartu Jamkesmas dan
Kartu Cirebon Menuju Sehat (KCMS) yaitu sebanyak 6.511 jiwa, ada tambahan lagi
masyarakat miskin di wilayah Kelurahan Jagasatru yang akan mendapatkan Kartu
Jamkesmas baru sebanyak 412 jiwa.
a) ANALISA KETENAGAAN
JENIS GOLI T KW
1 Dokter umum 0 2 0 0 0 2
2 Dokter gigi 0 1 0 0 0 1
3 Kes. Masyarakat 0 1 0 0 0 1
4 Bidan 0 2 2 1 0 5
5 Perawat 0 3 3 0 0 6
6 Perawat gigi 0 0 1 0 0 1
7 Sanitarian 0 0 1 0 0 1
8 Promkes 0 1 0 0 0 1
9 Nutrisionist 0 0 1 0 0 1
10 Analis farmasi 0 1 0 0 1 2
11 Pelaksana 0 2 0 0 2 4
12 Cleaning service 0 0 0 0 1 1
Tenaga
13 Administrasi 0 0 0 0 1 1
14 Penjaga malam 0 0 0 0 1 1
JUMLAH 28
Ratio tenaga dokter umum yang ideal adalah 1 : 80, dimana seorang dokter umum akan
maksimal melaksanakan tugasnya jika melakukan upaya kesehatan perorangan berkisar
80 orang / hari. Oleh sebab itu UPTD Puskesmas Jagasatru sejak 2 tahun kebelakang
telah mengusulkan untuk adanya penambahan tenaga dokter umum.
Kegiatan Kampung Siaga di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru juga telah mendapatkan
prestasi yang cukup membanggakan, yaitu sebagi juara pertama lomba Kampung
Siaga tingkat Propinsi Jawa Barat yang diraih oleh Kampung Siaga RW 02
Kutagara Utara, pada tahun 2008 .
Selain Kegiatan Kampung Siaga juga terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan peran
serta masyarakat, yaitu pembentukan Tim Verifikasi dan Tim Validasi
masyarakat miskin di masing masing RW yang berperan dalam menentukan
sasaran masyarakat miskin yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan melalui
progam Jamkesmas. Tim tersebut di bentuk berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh
warga masyarakat kemuadian akan disahkan oleh pihak Kelurahan dan Kecamatan
melalui Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Lurah dan Camat.
Pada tahun 2010 di Kecamatan Pekalipan, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Jagasatru, terdapat kegiatan remaja peduli lingkungan. Kegiatan tersebut adalah
hasil kerjasama Lintas Sektoral dengan pihak swasta yaitu PDAM Kota Cirebon.
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh remaja peduli lingkungan adalah penanaman
pohon di seluruh RW di Kecamatan Pekalipan dan telah dilatih RW Percontohan yaitu
RW 10 Kelurahan Jagasatru dalam pengelolaan sampah rumah tangga untuk dibuat
kompos.
Prestasi lain yang merupakan bukti peran serta masyarakat Kelurahan Jagasatru sudah
baik khususnya di bidang adalah diraihnya Juara II Lomba Ponsyandu Tingkat
Kota Tahun 2012 oleh Posyandu Anggrek RW 08 Jagasatru.
Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama
Puskesmas dengan lintas sektoral, diantara yaitu :
CAKUPAN
TAR
Cakupan
PembinaanPemberd.Masy(%)
Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam dan
diluar gedung di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru secara umum telah berjalan dengan
cukup baik. Namun kegiatan pembinaan UKBM, pembinaan pemberdayaan masyarakat
melalui RW siaga aktif dan kegiatan promosi kesehatan individu dan keluarga melalui
kunjungan rumah perlu ditingkatkan lagi untuk menumbuhkan kesadaran pada
masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan pribadi, keluarga dan
masyarakat dengan demikian upaya untuk meningkatkan strata UKBM dapat agar
mencapai strata mandiri dan terciptanya kampung siaga aktif dapat terwujud sesuai
harapan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan kelompok di
tiap kampung/RW melalui pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di seluruh
wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.
1.2.UPAYA KIA DAN KB
Tabel 2.12
Persalinan
4 Nakes 90 % 79,82% 100% 79,13% Kurang dari target
83,56
5 KN1 90 % 82,88% 84.47% % Kurang dari target
83,56
6 N2 90 % 82,88% 84.01% % Kurang dari target
83,56
7 N3 90 % 79,72% 83.56% % Kurang dari target
1
0 B8 90% 76,57% 79.90% 73,51% Kurang dari target
1
3 B9 90 % 78,82% 78.99% 84,01% Kurang dari target
1
4 B12 90 % 77,47% 75.92% 84,01% Kurang dari target
1 PELAYANA
5 N KB 70% 79% 76,97% 78,51% Melebihi target
Hasil Cakupan Program KIA / KB UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013 masih perlu
peningkatan yang lebih baik lagi, masih banyak / hampir seluruh cakupan kegiatan yang
belum memenuhi target, diantaranya yaitu kegiatan K4, KN1, N2, N3, B2, B8, B9, B12 dengan
trend 2011 – 2013 ada yang meningkat, tetap bahkan turun dari tahun sebelumnya.
Kesenjangan K1 dan K4 pada tahun 2013 ini tidak terlalu besar (3,74%) dibandingkan
tahun 2012 (12,86%), itu artinya masih ada sekitar 9 bumil yang belum masuk K4.
Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan, petugas kesehatan dengan
kader kesehatan melalui kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil
serta neonatal sehingga penanganan kasus resti baik pada ibu hamil atau pun neonatal
dapat dilakukan sedini mungkin dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan
kematian bayi.
Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan
sehingga dapat menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil cakupan yaitu dengan memberikan pelayanan yang lebih
baik sesuai SOP, tertib administrasi KIA serta meningkatkan kerja sama lintas
program dan lintas sektoral.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh
petugas dan seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil cakupan program KIA.
Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, trend 2011 – 2013 menunjukan
peningkatan dari tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu diperhatikan
lagi, oleh karena masih banyak akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang
kurang mantap terutama akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih.
Tabel 2.13
Hasil Cakupan Kegiatan MTBM / MTBS
UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011-2013
CAKUPAN
NAMA
NO KEGIATAN TARGET 2011 2012 2013 KETERANG
1 MTBS (2bl-5th)
Melebihi
Balita 10% 19% 19.61% 16,23% target
2 MTBM (0-2bl)
Bayi Mencapai
(0- 2 bl) 100 % 100% 100% 100% target
Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013 sudah
cukup baik. Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi
menjadi wabah seperti campak, diare serta kasus – kasus yang harus segera mendapat
penanganan yang cepat dan tepat seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.
Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang
aktif, evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar
pelaksanaan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dapat terlaksana dengan baik.
Dengan demikian program MTBS diharapkan akan dapat menjaring balita resti / yang
sakit, sehingga penangannya dapat dilakukan sedini mungkin.
CAKUPAN
Pengawasan
dan
Pembinaan 97,2 100
2 TTU 93 % % 100% % Lebih dari target
Pengawasan
dan
Pembinaan 94,2 100
3 TPM 90 % 90 % 8% % Lebih dari target
Kunjungan 91,4
5 Rumah 100 % % 90% 82% Kurang dari target
CAKUPAN
NAMA
NO KEGIATAN TARGET 2011 2012 2013 KETERANGAN
Jumlah balita
1 (S) 100% 100% 100% 100% Mencapai target
Balita Yg
mempunyai
2 kartu (K) 100% 100% 100% 100% Mencapai target
Balita yg
ditimbang
naik berat
badannya (
3 N/D ) 80% 68,2% 69,2% 68,3% Kurang dari target
Balita dgn
berat
badankurang Kurang dari target
(BGM ) / (Jumlah BGM
4 KEP nyata 5% 2.45% 0,01% 0,01% berkurang)
Cakupan
Penimbangan
5 (K/S) 100 % 100% 100% 100% Mencapai target
Tingkat
partisipasi
masyarakat
6 (D/S) 85% 83,2% 87,4% 84,4% Mencapai target
Pencapaian
program
7 (N/S) 45% 56,6% 60,5% 57,6% Mencapai target
Hasil kegiatan program Gizi pada tahun 2013 di Puskesmas Jagasatru sudah cukup
baik.Peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam
pelaksanaan posyandu oleh para kader posyandu sudah baik, hal tersebut dapat dilihat
dari pencapaian cakupan D/S (84,4%)namun demikian ada penurunan trend
dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara kualitas masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali
penimbangan oleh karena masih ada sebanyak 31,7% balita yang tidak mengalami
peningkatan berat badan pada saat penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik
antara lintas program dan lintas sektor dalam pembinaan/intervensi balita yang
tidak/sulit naik berat badannya tersebut.
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas
Jagasatrumengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, diharapkan
penurunan ini diikuti pula dengan adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu yang
memiliki bayi dan balita tentang prilaku hidup ber-PHBS, sehingga bayi, balita serta
anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat tumbuh dengan sehat.
Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat tidak ada
lagi balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.
Imunisasi
0 unijek 75 % 8% % % target ↑↓
Pencapaian program imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini
disebabkan karena jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas
Jagasatru berdasarkan proyeksi terlalu besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.Selain itu, tingakat mobilisasi penduduk
Kelurahan Jagasatru sangat tinggi, banyak penduduk yang hanya andon untuk beberapa
lama, kemudian pindah / pulang ke tempat asal.
Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran
riil, juga mobilisasi penduduk yang cukup tinggi hasil cakupan imunisasi di beberapa
RW rendah karena adanya pemahaman dari keyakinan beberapa masyarakat
bahwa bahan baku untuk pembuatan vaksin berasal dari bahan yang tidak
halalsehingga masyarakat tidak mau membawa anaknya diimunisasi. Sehingga upaya
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi bayi dan
balita sebagai bagian dari kelompok rentan perlu dilakukan melalui kegiatan promosi
kesehatan perorangan ataupun kelompok agar program imunisasi dapat berjalan
dengan baik sehingga bayi dan balita di wilayah Puskesmas Jagasatru dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.
Tabel 2.17
Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)pada tahun 2013 mengalami
penurunan, oleh karena pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada
tahun 2013 ada beberapa sekolah yang anak didiknya tidak diijinkan untuk di
imunisasidi sekolah karena ada pemahaman yang meragukan kehalalan imunisasi,
kedepannya kerjasama yang sudah baik antara petugas imunisasi, petugas UKS dan
pihak sekolah termasuk guru UKS agar lebih ditingkatkan lagi agar hal-hal tersebut
dapat diantisipasi sebelumnya misalnya dengan kegiatan sosialisasi/penyuluhan
tentang imunisasi bagi orang tua murid di sekolah.
Keberhasilan ini pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena
adanya sistem kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam
Berdarah Dengue, Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas
Promosi Kesehatan dapat menindaklanjuti dengan cepat.
Tabel 2.18
2011 2012
Penderita
1 DBD − 1 −
Penderita
DBD yang
2 Ditangani 1 1 100% 1
Rumah yang
diperiksa
3 Jentik 1717 1717 100% 1740
Rumah yang
4 bebas Jentik 1717 1570 91.4% 1740
Kasus DBD
5 yang di PE 1 1 100% 1
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada Tabel 2.19 :
Tabel 2.19
Penemuan
kasus
1 campak – 16 –
Penemuan
2 kasus DBD – 1 –
Penemuan
3 kasus diare 1.548 1.588 688
Penemuan
kasus
4 chikungunya – – –
Penemuan
kasus flu
5 burung – – –
Penemuan
6 kasus AFP – – –
Penemuan
7 kasus HFMD – – –
.
1. Diare
Pelaksaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak
di wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor
yaitu karena kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga sanitasi
lingkungan menjadi kurang baik, kurangnya kesadaran
masyarakat dalammenjaga kebersihan dan kesehatan pribadi.
Tabel2.20
Penemuan
1 kasus 10% 189% 122,8% 131% Lebih dari targe
(semua
umur)
Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan pertama
yang paling penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat
diare.Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah
dilakukan melalui kegiatan rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader
posyandu kepada penderita diare.
1. ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Jagasatru telah berjalan cukup baik, hal ini
ditandai dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia
yang memerlukan penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan
dilakukan pemantauan pasca perawatan oleh petugas dalam rangka care
seeking untuk mencegah kematian bayi / balita akibat Pneumonia.
Diharapkan dengan jumlah penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
yang masih kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status
kesehatan masyarakat khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas
Jagasatru.
Tabel2.21
Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih
ditingkatkan lagi dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama
petugas, petugas bina wilayah (binwil) serta dengan kader kesehatan.
Tabel 2.22
PENCAPAIAN
2011 2012
NAMA
NO KEGIATAN TARGET SASARAN CAKUPAN SASARAN CAK
Penemuan
1 kasus 100% 21 100% 11 109
Angka
3 konversi 85% 21 85.71% 12 75%
Angka
4 kesembuhan 100% 19 100% 21 100
Angka
kesalahan
5 laborat < 5% 144 0 135 0
RO (+)BTA
7 (-) < 10% 21 4.76% 12 16.6
.
Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum ulang
penderita pada bulan terkhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah negatif
(kuman BTA sudah tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus sputum).
1. Penyakit Kelamin
Pada Bulan September tahun 2013, UPTD Puskesmas Jagasatru ditunjuk sebagai
Layanan HIV (Human Immunodeficiency Virus) – IMS (Infeksi Menular Sexual)
Komprehensif Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) dimana pelayanannya meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (paripurna) bagi individu dan
masyarakat yang membutuhkan. Diharapkan dalam layanan ini orang yang tidak sakit
agar semakin sehat, yang sakit agar makin sehat, yang belum terinfeksi agar tidak
tertular dan yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup meningkat.
UPTD Puskesmas Jagasatru telah memiliki tim yang sudah dilatih Layanan HIV
(Human Immunodeficiency Virus)–IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif
Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) yang terdiri dari tenaga promosi kesehatan, dokter
umum, dokter gigi, bidan, perawat dan analis.
Kegiatan yang sudah di laksanakan oleh UPTD Puskesmas Jagasatru terkait layanan
LKB HIV- IMS, dapat di lihat pada tabel 2.23 dibawah ini.
Tabel 2.23
No Kegiatan Tujuan
Koordinasi dan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke membangun
2 Kecamatandan Kelurahan jejaring
Sosialisasi dan
membangun
3 Pertemuan Petugas Puskesmas jejaring
Sosialisasi dan
Sosialisasi pada pertemuan tingkat Kecamatan membangun
5 dan Kelurahan jejaring
Mendeteksi dini
dan tata laksana
7 Screening IMS – HIV IMS – HIV
Hasil deteksi dini IMS – HIV AIDS dengan pemeriksaan darah du UPTD Puskesmas
Jagasatru adalah sebagai berikut :
Tabel 2.24
Jumlah
No Kegiatan Pemeriksaan Positif Interminate
1 Tes VDRL 58 3 –
1. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2011 – 2012 tidak ada penemuan kasus
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.25
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −
1. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2011 dan 2012 di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.26
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −
Ada 16 (enam belas) sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru, daftar
sekolah dapat dilihat pada Tabel.2.27 di bawah ini :
Tabel 2.27
Tahun Tahun
Sekolah 2011 Tahun 2012 2013
Jumlah PAUD − 2 3
Jumlah TK 5 2 2
Jumlah SD 14 8 8
Jumlah SLTP 2 2 2
Jumlah SLTA 1 1 1
Adapun hasil kegiatan perjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit
pada anak-anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut :
Tabel 2.28
CAKUPAN
NAMA
NO KEGIATAN TARGET 2011 2012 2013 KETERANGAN
Pemeriksaan
5 berkala 100 % 100% 100% 100% Mencapai target
Pemberian 100 100
6 obat cacing 100 % % % 100% Mencapai target
Deteksi Dini
Gangguan
Kesehatan
1 Jiwa 20% 33.065 0,92% 38.852
Penanganan
Pasien
Terdeteksi
Gangguan
Kesehatan
2 Jiwa 100% 306 100% 236
Tabel 2.30
Keluarga
rawan yg
1 dibina 80% 510 64% 288
Bumil yg
memperoleh
2 pembinaan − 55 105% 37
Bayi resti yg
3 memperoleh − 35 100% 24
pembinaan
Anak balita
resti yg
memperoleh
4 pembinaan − 227 41,4% 84
Kasus kronis
yg
memperoleh
5 pembinaan − 11 245% 5
Lansia yg
memperoleh
6 pembinaan − 553 21,69% 463
Perawatan
Tindak
7 Lanjut − 34 58,82% 18
KM I 52
KM II 55
KM III 41
8 KM IV 34
Lanjutan Tabel 2.30 :
Maternal
selesai
9 dibina 23% 55 49% 37
Bayi selesai
10 dibina 23% 35 80% 24
Balita selesai
11 dibina 23% 227 22,46% 84
Lansia
selesai
12 dibina 23% 553 10,67% 463
Penyakit
kronis
selesai
13 dibina 23% 11 109% 5
Perawatan
Tindak
Lanjut
selesai
14 dibina 23% 34 14,7% 18
Adapun hasil akhir cakupan pembinaan untuk setiap kelompok rawan yang selesai
dibina adalah 23% dari kasus yang ada, dan hasil cakupan program perawatan
kesehatan masyarakat di UPTD Puskesmas Jagasatru beberapa tidak mencapai target.
Perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang lebih intensive untuk pencapaian cakupan
perkesmas selanjutnya.
Penyakit
mata yg
menyebabkan
1 kebutaan 5% 6.009 196 3,26% 5
Kebutaan
karena
2 katarak 5% 6 7 116% 6
Kebutaan
3 katarak gakin 10 10 10 100% 1
Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan
baik, trendmenunjukan adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2013
dibandingkan tahun 2012. Pelayanan tersebut dilakukan di dalam dan di luar gedung
Puskesmas. Selain itu juga dilaksanakan secara khusus untuk penjaringan
pasien penderita penyakitKatarak senillis di masyarakat baik oleh dokter, petugas
ataupun oleh kader kesehatan.
Tabel 2.32
NAMA HASIL
NO KEGIATAN TARGET SASARAN CAKUPAN SASARAN
2 Lansia 20 % 80 91,91 % 99
Tabel 2.34
Kunjungan baru BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
peningkatan 106 kunjungan (1,31%).
1. Lama
Tabel 2.35
Tabel 2.36
Kunjungan lama BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
penurunan 2.842 kunjungan (5,36%).
Tabel 2.38
Kunjungan baru BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
penurunan 858 kunjungan (15,67%).
1. Lama
Tabel 2.39
Tabel 2.40
Tabel 2.42
Kunjungan baru KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
104 kunjungan (6,72%).
1. Lama
Tabel 2.43
Tabel 2.44
Kunjungan lama KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
434 kunjungan (10,02%).
4.1. JUMLAH KUNJUNGAN UPTD PUSKESMAS JAGASATRU
Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Jagasatu dari tahun
2012 dan tahun 2013.
Tabel 2.45
Jumlah Kunjungan
UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012
Kunjungan Penderita Jumlah
Umum 16.649
Askes 2.241
Astek 228
Keuring 781
CMS 179
0 – 1 th 2.208
1 – 5 th 5.363
5 – 14 th 5.556
Selebihnya 25.517
Tabel 2.46
Jumlah Kunjungan
UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013
Kunjungan Penderita Jumlah
Umum 21.008
Askes 1.950
Astek 235
Keuring 899
CMS 1.207
0 – 1 th 1.760
1 – 5 th 4.895
5 – 14 th 5.461
Selebihnya 23.331
Jumlah total kunjungan pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
penurunan sekitar 3.399 (4,58%) pengunjung, ini karena pengunjung gratis lainnya ada
penurunan skitar 6.940 pengunjung.
Jumlah
No Diagnosa Kunjungan %
Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2013, didapat
informasi mengenai 10 penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Jagasatru. Dari data
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Penyakit ISPA (42,08%), Hipertensi
(12,88%), Myalgia (11,65%), Diare (8,57%) dan Dispepsia (5,5%) masih
merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru. Hal ini
dapat dimengerti karena wilayah Kelurahan Jagasatru merupakan wilayah
yang1. tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi rata-
rata 30.563 jiwa/Km2, dengan tingkat hunian >6jiwa/rumah, ini merupakan
tingkat hunian yang cukup padat dan potensial terhadap penularan penyakit.2. 57,69%
(6.099 jiwa)Penduduk di Kelurahan Jagasatru adalah mayarakat miskin,
tentunya ini erat kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Jagasatru
yang akan berdampak baik langsung ataupun tidak langsung pada tingkat kesehatan
individu serta masyarakat di kelurahan Jagasatru.
6.1. KEUANGAN
Tabel 2.48
Pengembalian
Retribusi 0 68.812.750 68.812.750 0
Wabah,
Bencana dan
Kesling 0 1.423.523 1.423.523 0
Jamkesmas
Des 10 s.d
Nop 2011 59.179.000 0 59.179.000 0
Jamkesmas
Des 11 s.d Nop
2012 64.274.500 0 64.274.500 0
Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan
di UPTD Puskesmas Jagasatru, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk
intervensi kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari
proses analisa masalah sampai dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Mencari Penyebab Masalah
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Jagasatru dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas
Jagasatru dapat menemukan alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-
kegiatan intervensi secara efektif dan efisien. Sehingga dapat membantu dan
meningkatkan pembangunan khususnya bidang kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Jagasatru.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
I. UPAYA KESEHATAN WAJIB
Tabel 3.1
Cakupan imuni
dasar tidak terc
Angka Kejadian
─ meningkat >>
Pencegahan dan
Penanggulangan Tidak ada kesen
Penyakit : −
1. Imunisasi − Tidak ada kesen
Semua Antigen / Jenis − −
imunisasi dasar 73 Penemuan kasu
− Pneumonia Ma
2. DBD − kurang
3. Surveillans −
4. Diare 105
5 5. ISPA Pneumonia
1. PRIORITAS MASALAH
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di UPTD Puskesmas
Jagasatru baik dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan
maka, didapatlah4 (empat) masalah yaitu :
1. Rendahnya Cakupan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Rendahnya Cakupan Balita yang berat badannya naik saat penimbangan
3. Rendahnya Cakupan Pelayanan Imunisasi pada Balita
4. Rendahnya Cakupan Klinik Sanitasi dan Kunjungan Rumah
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
Rendahnya
CakupanKesehatan Ibu
1 dan Anak 4 4 4 12
Rendahnya Cakupan
Pelayanan Imunisasi pada
3 Balita 3 3 3 9
1. PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Jagasatru dilakukan dengan menganalisa data-data hasil cakupan
program UPTD Puskesmas Jagasatru dalam kurun satu tahu yaitu pada bulan Januari
sampai dengan Desember tahun 2013. Dari hasil analisa data-data cakupan program
tersebut, kemudian didapatkan beberapa prioritas masalah yang muncul, yang pada
akhirnya didapatkan 3 (tiga) pokok masalah yang akan menjadi prioritas utama dalam
pemecahan masalah kesehatan yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru.
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-3 masalah tersebut, siapa yang
terkena dampak dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan,
dimana terjadi masalah tersebut, kapan masalah tersebut terjadi.
Yang
terkena Besarnya Dimana
No MasalahKesehatan Masalah Masalah TerjadinyaMasalah
Ibu Tidak
Hamil terpantau
Bayi nya resti
bumil
Terjadi
penyulit
pada bumil
yang tidak
diketahui
oleh
petugas
kesehatan
Penyulit
intra dan
post
partum
Kesehatan Ibu dan dapat
Anak:K1 & K4Kn1 s/d menyebab
N3B2 s/d B12 kan
beberapa
kejadian
pd bayi spt Wilayah Kerja UPTD
1 :IUFD, Puskesmas Jagasatru
Asfiksia,
BBLR dll.
Yang
terkena Besarnya Dimana
No MasalahKesehatan Masalah Masalah TerjadinyaMasalah
Anak/balita
tidak
mempunyai
kekebalan
terhadap
beberapa
penyakit
Anak/balita
dapat mudah
Imunisasi:Semua terserang
Antigen / Jenis penyakit Wilayah Kerja UPTD
2 imunisasi dasar Balita Timbul wabah Puskesmas Jagasatru
Perbaikan
GiziMasyarakat :–
3 Rendahnya Balita Gangguan Tumbuh
Yang naik Berat Kembang Anak
Badannya saat Daya tahan anak
Penimbangan- terhap penyakit Wilayah Kerja
Tingkat partisipasi sangat rendah UPTD
masyarakat di Kecerdasan anak Puskesmas
Posyandu Balita menurun Jagasatru
1. PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga
pokok masalah tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang
mempengaruhinya.
Faktor Resiko (Determinan)
Masalah
No Kesehatan Lingkungan Prilaku Yan-Kes Kepen
Kesehatan
Ibu dan – Sebagian
Anak:– besar – Promosi
K4- Kn1 masyarakat Kesehatan
s/d N3- B2 masih kurang-
s/d B12 menganut Penemuan /
Paradigma pencarian
sakit- kasus kurang-
Kurangnya Kurangnya
pengetahuan Koordinasi
ttg pentingnya lintas
memeriksakan program dan
kehamilan- lintas
Kesadaran sektoral –
masyarakat Kompetensi – Seba
– Masih masih rendah petugas status s
rendahnya dalam kesehatan ekonom
perhatian menjaga kurang rendah-
masyarakat kesehatan ibu optimal pendud
thd hamil & – Tugas sgt ting
kesehatan ibu balita- rangkap Sasara
& anak- Kesadaran petugas estima
Pengambilan masyarakat kesehatan terlalu
keputusan masih rendah – Mobilis
masih banyak dalam Perencanaan masyar
dilakukan pencegahan kurang tinggi
oleh kepala penyakit thd sempurna
1 keluarga bumil & balita
Faktor Resiko (Determinan)
Masalah
No Kesehatan Lingkungan Prilaku Yan-Kes Ke
– Promosi
Kesehatan
– Sebagian kurang-
besar Penemuan /
masyarakat pencarian
masih kasus kurang-
menganut Kurangnya
Paradigma Koordinasi
sakit- lintas
Kesadaran program &
masih lintas
rendah sektor–
tentang Data
pencegahan sasaran
penyakit- estimasi
Kurangnya tidak sinkron
pengetahuan dengan data
tentang riil
pentingnya – Tugas – S
– Ada imunisasi- rangkap ma
faham dari Ada petugas sta
beberapa sebagian – eko
golongan kecil Kompetensi ren
masyarakat masyarakat petugas Mo
yang yang kesehatn ma
meyakini menolak belum tin
Imunisasi:– vaksin yang anaknya optimal est
Semua Antigen / digunakan diimunisasi – ter
Jenis imunisasi diragukan Perencanaan
2 dasar kehalalannya. kurang
sempurna
– Promosi
Kesehatan
– Masih kurang-
rendahnya Penemuan /
kebiasaan pencarian
memberikan kasus kurang-
ASI Efektivitas
eksklusif- meja IV
Kurangnya posyandu
Perbaikan pengetahuan masih rendah- – S
GiziMasyarakat tentang Kurangnya sta
:– Rendahnya makanan Koordinasi eko
Balita yang bergizi- lintas ren
naikberat Pola makan program & pen
badannya – yang kurang lintas sektor san
saatPenimbangan- Kebiasaan baik- – Ba
Rendahnya memberikan Malas Kompetensi Ju
Tingkat makanan membawa petugas de
partisipasi padat anak balita kesehatan ba
masyarakat di sebelum ke belum Ja
3 Posyandu wktunya posyandu optimal dek
Gambar 1
POHON MASALAH
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK BELUM OPTIMAL
(Pernyataan Negatif)
1
Akibat
Masalah Utama
Sebab
2D
2B
2C
2A
3D
3C
3B
3A
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Ibu Hamil Riil di Lapangan
tidak sesuai dengan Sasaran Estimasi Ibu Hamil).
– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurangnya Sempurnanya Perencanaan
Kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Belum Optimal)
ANALISIS USG
KRITERIA
Gambar 1
POHON MASALAH
PELAYANAN IMUNISASI BELUM OPTIMAL
(Pernyataan Negatif)
Akibat
Masalah Utama
Sebab
2D
2B
2C
2A
3D
3C
3B
3A
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Imunisasi)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Riil di Lapangan tidak sesuai
dengan sasaran estimasi).
– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Perencanaan Kegiatan Pemantauan Wilayah
Setempat Kurang Sempurna)
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Imunisasi Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
Gambar 1
POHON MASALAH
PELAYANAN PERBAIKAN GIZI BELUM OPTIMAL
(Pernyataan Negatif)
Akibat
Masalah Utama
Sebab
2D
2B
2C
2A
3D
3C
3B
3A
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Banyaknya Jumlah Balita dengan Berat Badan
Kurang).
– Penyebab Spesifik Dominan No.3D (Kurang berfungsinya meja IV (Penyuluhan)
di Posyandu)
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
Alternati Pemecahan
Prioritas Penyebab Pemecahan Masalah
No Masalah Masalah Masalah Terpilih
–
Perencanaan
kurang
sempurna
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
Pelacakan dan
1 pendampingan bumil K4 4 4 4 12
4 Evaluasi program 5 3 3 11
Alternatif pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak adalah melaksanakan
pelacakan dan pendampingan ibu hamil K4.
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
1 Sweeping imunisasi 4 4 4 12
4 Evaluasi program 3 3 3 9
Alternatif pemecahan masalah imunisasi adalah melaksanakan sweeping
imunisasi pada balita.
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
4 Evaluasi program 3 3 3 9
Alternatif pemecahan masalah perbaikan gizi masyarakat adalah dilakukannya
rujukan berjenjang untuk kasus-kasus balita dengan berat badan kurang.
– Kurangnya
Koordinasi lintas
program dan lintas
sektoral-
Kompetensi
petugas kesehatan
kurang optimal-
Tugas rangkap
petugas kesehatan-
Sasaran estimasi
terlalu tinggi
– Kurangnya
pengetahuan ttg
pentingnya – Pelacakan dan
memeriksakan pendampingan
kehamilan bumil K4 –
Kunjungan rumah
– Penemuan / bumil baru P4K –
pencarian kasus Peningkatan
kurang pengetahuan Ibu
Kesehatan Ibu hamil melalui
dan Anak:– – Perencanaan kelas Ibu –
K4- Kn1 s/d N3- kurang Evaluasi program
1 B2 s/d B12 sempurna
– Mobilisasi
penduduk tinggi
– Sebagian besar
masyarakat masih
menganut
Paradigma sakit
– Perencanaan
kurang
sempurna
– Kurangnya – Penyuluhan
Koordinasi lintas kepada
program dan lintas masyarakat ttg
sektoral- Malas pentingnya
membawa anak memelihara
balita ke posyandu- kesehatan bayi &
Kompetensi balita di
petugas kesehatan posyandu–
Perbaikan kurang optimal- Rujukan
GiziMasyarakat Banyaknya jumlah berjenjang balita
:– Balita dgn anak balita dengan dengan berat
berat berat badan kurang badan kurang–
badankurang – Promosi Pemberian PMT
(BGM) / KEP Kesehatan kurang Pemulihan bagi
3 nyata balita dengan
– Petugas kurang berat badan
perhatian terhadap kurang
balita dengan berat (BGM)/KEP
badan kurang nyata– Evaluasi
program
– Kurangnya
pengetahuan ttg
mkn bergizi
– Efektivitas
meja IV
posyandu masih
rendah
BAB. IV
RENCANA USULAN KEGIATAN
Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun
2015. Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan
APBN (Jamkesmas / BOK).
Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2014 ini, meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan
penunjang yaitu berupa :
b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada
tahun 2013
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke
dalam format RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional,
maupun daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan
informasi yang tersedia di Puskesmas.
BAB V.
PENUTUP
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan
maupun upaya kesehatan penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas Yang
dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya dan
untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien,
efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.