PENDAHULUAN
Profil Puskesmas Dabun Gelang Tahun 2018 disusun dengan tujuan untuk
memberikan gambaran secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, cakupan upaya
kesehatan, kondisi penyakit, sumber daya kesehatan sarana dan prasarana kesehatan
serta faktor-faktor terkait lainya, selain itu juga sebagai bahan evaluasi capaian kinerja
untuk Tahun Anggaran 2018 agar dapat :
Meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan untuk mendukung kegiatan
prioritas dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi.
Mencegah dan memberantas penyakit menular dan penyakit berpotensi wabah
atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan upaya peningkatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko, penyelenggaraan program imunisasi, peningkatan
Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah termasuk melalui
pembentukan desa siaga serta pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat.
Menurunkan masalah gizi pada ibu hamil, bayi dan anak balita, melalui
peningkatan pendidikan gizi, Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP),
anemia gizi besi. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang vitamin A
dan kekurangan zat mikro lainnya.
Meningkatkan ketersediaan dan pengawasan obat, dan logistik, melalui
penyediaan obat generic dan peningkatan pengawasan penyalahgunaan
Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA).
Metodologi pengumpulan data profil dilakukan dengan memvalidasi data,
analisis, data korelasi antar tabel dan program serta check and balance dari seluruh
kegiatan program yang dihimpun dari seluruh desa diseluruh wilayah kerja Puskesmas
Dabun Gelang, Kecamatan Dabun Gelang, Kabupaten Gayo Lues. Selain itu dilakukan
juga crosscheck lintas sektor yang meliputi : Badan Pusat Statistik (BPS), Badan
Perencanaan pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) serta dukungan informasi dari Pemerintah Kecamatan
Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues.
Penyajian data pada profil ini dalam bentuk table dan grafik pencapaian
indikator Standar Pelayanan Minimum ( SPM ) yang disertai narasi sebagai analisis
1
dari data yang ada. Profil Puskesmas Dabun Gelang Kecamatan Dabun Gelang ini
terdiri atas 5 ( lima) bab yaitu:
BAB I - Pendahuluan yang menyajikan latar belakang penerbitan profil
Puskesmas Dabun Gelang Kecamatan Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues
tahun 2018.
BAB II - Situasi Umum dan Perilaku Penduduk. Bab ini menyajikan tentang
Gambaran umum yang meliputi data demografi dan kependudukan, pendidikan,
lingkungan fisik serta perilaku hidup sehat di Kecamatan Dabun Gelang Tahun
2018.
BAB III – Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi tentang hasil pembangunan
kesehatan di Kecamatan Dabun Gelang tahun 2018.
BAB IV – Situasi Upaya Kesehatan . Bab ini berisi uraian tentang upaya
kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai dengan tahun
2018.
BAB V - Situasi sumber daya kesehatan yang meliputi segala bentuk fasilitas
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan, serta alat
kesehatan yang ada di Puskesmas Dabun Gelang tahun 2018.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
1. Luas Wilayah
Luas Kecamatan Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues sebesar 497.89 km2
merupakan daerah perbukitan dan pegunungan.
2. Jumlah Desa/Kelurahan
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di
bawah kecamatan. Sementara Kelurahan adalah suatu wilayah kerja lurah sebagai
perangkat daerah kabupaten/ kota dalam wilayah kerja kecamatan. Adapun jumlah
desa/gampong/kelurahan sebanyak 11 desa .
3
4. Jumlah Rumah Tangga / Kepala Keluarga
Di Kecamatan Dabun Gelang hingga akhir bulan Juli 2018 terdiri dari 1.569
rumah tangga dengan rata-rata setiap rumah tangga memiliki 4 jiwa.
5. Kepadatan Penduduk
Rata–rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Dabun Gelang hingga akhir
Juli 2018 ini adalah 12 orang per kilometer persegi. Desa yang memiliki tingkat
kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa Badak yaitu 304 orang per kilometer persegi
dan yang terendah adalah Desa Rerebe yaitu 1 orang per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh luasnya wilayah pada masing-masing
kecamatan dan berbagai aktifitas sosial ekonomi. Untuk sektor kesehatan, kepadatan
penduduk merupakan indikator dalam melihat beberapa kondisi kesehatan seperti
kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan ketersediaan air minum, air bersih, sistem
pembuangan air limbah dan penularan penyakit.
Tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Dabun Gelang sampai akhir bulan Juli
2018 berdasarkan desa dapat dilihat pada grafik 2.2 di bawah ini.
Grafik 2.2
Tingkat Kepadatan Penduduk Perdesa
Kecamatan Dabun Gelang
639.6
700.0
600.0
Kepadatan
500.0 Penduduk
per Km2
304.4
400.0
226.7
300.0
117.5
113.3
200.0
79.6
53.6
19.7
13.5
100.0
4.1
1.2
5.1
4.5
4.0
4.0
3.9
3.8
3.7
3.7
3.5
3.5
3.3
Jumlah Rata-
0.0 Rata Rumah
Tangga
4
6. Rasio Jenis Kelamin
Penduduk Kecamatan Dabun Gelang hingga akhir bulan Juli 2018 berdasarkan
jenis kelamin terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 3.037 dan jumlah penduduk
perempuan 3.105 jiwa dengan sex ratio 97 yang berarti 97 orang laki-laki terdapat 97
orang perempuan. Tidak ada perbedaan sex ratio yang mencolok antar kecamatan
dimana masing – masing kecamatan meliki sex ratio yang hampir sama yaitu pada
kisaran 60 s/d 99. Dimana yang tertinggi berada dikelompok usia 0-4 tahun dan yang
terendah berada pada kelompok umur 75+ tahun.
5
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
6
adalah suatu kelahiran seorang bayi dikandungan yang berumur paling sedikit 28
minggu tanpa menunjukkan tanda – tanda kehidupan.
139 141
150 hingga
Juli
2018
100
2017
36 37
50
1 5
0
Lahir Hidup Kematian Bayi Lahir Hidup + Lahir Mati
7
B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Angka Morbiditas atau angka indikator status kesehatan. Ukuran utama
morbiditas adalah angka insidensi dan prevalensi (Timmreck, 2004). Berikut akan
dijelaskan angka kesakitan Kecamatan Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues hingga
akhir bulan Juli 2018.
1. Prevalensi Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit paru menular yang disebabkan oleh Basil Tuberkel
dan menyebar saat droplet aerosol yang mengandung bakteri aktif terhirup oleh
individu yang rentan (Marelli, 2008).
Hingga akhir bulan Juli 2018 tidak ada penambahan jumlah kasus baru TB
BTA+ dan kasus TB pada anak 0 s/d 14 tahun. Sedangkan tahun 2017 kasus baru TB
BTA+ sebanyak 5 orang dan kasus TB pada anak 0 s/d 14 tahun tidak ada kasus. Hal ini
dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 3.2
Jumlah Kasus TB BTA+ dan Jumlah Seluruh Kasus TB
Di Kecamatan Dabun Gelang
12
Kasus Baru
12 BTA+
10
8
Kasus TB
5 Seluruhnya
6
4
4
2 Kasus TB pada
0 0 0 Anak 0-14
0 Tahun
akhir juli 2018 2017
8
Grafik 3.3
Jumlah Kasus dan Persentese BTA+ Terhadap Suspek
Di Kecamatan Dabun Gelang
50
50 Jumlah suspek TB
40 Paru
30 20
20
5 Kasus BTA+
10 0
0
akhir bulan Juli 2018 2017
2017
211
Jumlah Kasus Yang Ditangani 191
akhir
Juli
245 2018
Jumlah Perkiraan Kasus 252
9
6. Prevalensi Penyakit Kusta
Kusta (lepra atau hansen) adalah infeksi kronis yang sulit disembuhkan pada
kulit, membran mukosa dan saraf oleh kuman micobacterium leprae (Weller, 2005).
Kusta terbagi 2 yaitu Kusta Pausibasilar (PB) dan Multibasilar (MB)
Prevalensi kusta adalah jumlah keseluruhan penderita kusta yang menimpa
penduduk pada periode waktu tertentu. Dari tahun 2017 hingga akhir Juli 2018 terdapat
2 kasus kusta di Kecamatan Dabun Gelang.
10
12. Cakupan Pengukuran Tekanan Darah
Jumlah penduduk yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada usia > 18
tahun pada tahun 2017 sampai akhir bulan Juli 2018 adalah sebanyak 3.938 orang
dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki 1.991 orang dan penduduk
perempuan 1.947 orang.
Grafik 3.5
Jumlah Pengunjung > 18 Tahun Yang Dilakukan Pengukuran Tekanan Darah
Di Kecamatan Dabun Gelang
1947
1991
Laki-laki
Perempuan
219
Laki-laki
308
Perempuan
11
16. Desa Terkena KLB < 24 Jam
Hingga akhir bulan Juli 2018 tidak terdapat desa/kelurahan yang terkena KLB.
12
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
13
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-4)
Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K-4 ) di hingga akhir bulan Juli 2018 sebesar 54
orang yaitu 48,6%. Sedangkan pada tahun 2017 sebesar 116 orang yaitu 70,3%.
Grafik 4.2
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-4)
Di Kecamatan Dabun Gelang
152 165
148
116
97.4
70.3
2016 2017
141 Jumlah
150 125
Ibu Nifas
100 62 62
50 Ditolong
Nakes
0
akhir juli 2018 2017
14
4. Cakupan Pelayanan Nifas
Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas di Kecamatan Dabun Gelang Hingga
akhir bulan Juli 2018 dapat dilihat pada grafik 4.4 sebesar 6 orang yaitu 100%.
Grafik 4.4
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Di Kecamatan Dabun Gelang Tahun 2017
Ibu Nifas
100 62 62
Mendapat
0 Yankes Nifas
Ibu Nifas Mendapat Yankes Nifas
15
6. Cakupan Imunisasi TT pada wanita usia subur
Cakupan pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Dabun
Gelang hingga akhir Juli 2018 yaitu TT-1 0%, TT-2 0%, TT-3 0,07%, TT-4 0,15% dan
TT-5 0%. Sedangkan di tahun 2017 yaitu TT-1 0,3%, TT-2 0,4%, TT-3 0,23%, TT-4
1,73% dan TT-5 0.9%. Di jelaskan pada grafik di bawah ini.
Grafik 4.6
Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur
Di Kecamatan Dabun Gelang
23
25 TT1
20 TT2
15 11 TT3
10 TT4
5
4 3
5 2 TT5
1
- 0 0
-
akhir Juli 2018 2017
Jumlah
200 165 Ibu
129 Hamil
150 111 116
FE 1 ( 30
100 65 tablet )
54
50
FE 3 ( 90
0 Tablet)
akhir Juli 2018 2017
16
8. Cakupan Komplikasi Ibu Hamil dan Neonatal
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan didesa dan puskesmas
kepada ibu hamil dan neonatal, beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus
resiko tinggi yang memerlukan pelayanan kesehatan rujukan ke unit pelayanan
kesehatan yang memadai. Pada tahun 2018 hingga akhir Juli ini tidak teerdapatnya
komplikasi kebidanan dan neonatal.
17
11. Cakupan Peserta KB Baru dan Aktif
Hingga akhir bulan Juli 2018 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kecamatan
Dabun Gelang adalah 978, jumlah peserta KB baru sebanyak 26 orang atau 2,7%
sedangkan Jumlah peserta KB aktif 866 atau 88,5%.
Grafik 4.9
Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif
Di Kecamatan Dabun Gelang
1000 978
900 866
800
700
600
500
400
300
200
100 26
0
Jumlah PUS Jumlah Peserta KB baru Jumlah Peserta KB aktif
18
Grafik 4.10
Cakupan Kunjungan Neonatal
Di Kecamatan Dabun Gelang
138
140
120 100 96.9 100
92.7
100
Jumlah Bayi
80 65
% KN 1
60
% KN Lengkap
40
20
0
akhir Juli 2018 2017
Jumlah Bayi
82.8 0-6 bulan
100 81.5 76
65 63
53 Jumlah Bayi
50 Yang
Mendapat
ASI Eksklusif
Persentase
0
akhir Juli 2018 2017
19
bawah ini di jelaskan cakupan imunisasi bayi pada akhir bulan Juli 2018 dan 2017 di
Kecamatan Dabun Gelang.
Grafik 4.12
Cakupan Imunisasi DPT3+HB3,Campak, BCG, POLIO3
Di Kecamatan Dabun Gelang
% BCG
235.0
250.0
200.0 % HB0
169.2
150.0 DPT-
HB3/DPT-
100.0 72.3 69.2 75.4 70.3
56.8 51.1 HB-Hib3
44.6 44.6 42.4 % POLIO
50.0 20.9
0.0 % Campak
akhir Juli 2018 2017
20
Bawah Garis Merah (BGM) adalah baduta yang hasil penimbangan berat
badannya berada di bawah garis merah pada kartu menuju sehat (KMS). Jumlah baduta
Bawah Garis Merah hingga akhir bulan Juli 2018 yaitu 10 sedangkan tahun 2017 yaitu
7 orang.
Grafik 4.13
Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang
Di Kecamatan Dabun Gelang
800 693
Jumlah
Baduta
600
Baduta
311 316 335
400 Ditimbang
BGM
200
10 7
0
akhir Juli 2018 2017
1000
803 Jumlah balita
800
530 559
507
600
400
200 Mendapat
Pelayanan
0 Kesehatan
akhir Juli 2018 2017
21
20. Jumlah Balita Ditimbang
Balita ditimbang adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya disarana
pelayanan kesehatan termasuk di posyandu, puskesmas dan tempat penimbangan
lainnya. Balita dengan berat badan dibawah garis merah (BGM) adalah jumlah balita
yang pada saat ditimbang berat badannya dibawah gasris merah pada KMS. Persentase
balita ditimbang di Kecamatan Dabun Gelang hingga akhir bulan Juli 2018 adalah
100% dan balita dengan BGM 1,4%. Sedangkan pada tahun 2017 persentase balita
timbang yaitu 100,8% dan balita dengan BGM sekitar 1,8%. Dapat dilihat pada grafik
di bawah ini.
Grafik 4.15
Jumlah Balita Ditimbang
Di Kecamatan Dabun Gelang
600
22
22. Rasio Tumpatan/Pencabutan gigi
Rasio Tumpatan/Pencabutan gigi berdasarkan data Poli Kesehatan Gigi
Puskesmas Dabun Gelang pada tahun 2017 hingga akhir bulan Juli 2018 adalah 0%.
23
makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak
merokok didalam rumah.
Persentase rumah tangga ber-PHBS di Kecamatan Dabun Gelang hingga akhir
bulan Juli 2018 adalah 9,35% dan pada tahun 2017 sebesar 8,19%.
Grafik 4.16
Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
Kecamatan Dabun Gelang
Jumlah rumah
2000 1612 1612 tangga
1466 1466
1500
Jumlah di
1000
pantau
500 137 132
0 Jumlah ber-
akhir Juli 2018 2017 PHBS
D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Persentase Rumah Sehat
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian yang
sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Persentase rumah sehat di Kecamatan Dabun Gelang hingga akhir bulan Juli
2018 yaitu rumah dibina memenuhi syarat sehat yaitu 8,3% dan rumah sehat yaitu
5,33% dari 712 rumah yang dibina.
Grafik 4.17
Persentase Rumah Sehat
Kecamatan Dabun Gelang
712
800
600
400
59 86
200
0
Jumlah Rumah Di Rumah di Bina Rumah Sehat
bina Memenuhi Syarat
Sehat
24
2. Penduduk Yang Memiliki Akses Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)
Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah fasilitas pembuangan tinja
(jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus matarantai
penularan penyakit, dilengkapi dengan tangki septis (septic tank) sistem pengolahan
limbah (SPAL) dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan
pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah. Persentase penduduk dengan
akses sanitasi yang layak hingga akhir bulan Juli 2018 di Kecamatan Dabun Gelang
adalah 27,5%.
3. Desa STBM
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem perundangan nasional dan berada
didaerah Kabupaten/Kota.
STBM ( Sanitasi total berbasis masyarakat) adalah pendekatan untuk mengubah
perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB)
sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang
aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan
aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Persentase STBM
hingga akhir bulan Juli 2018 berjumlah 33,33 %.
25
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
1. Ketesediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Secara umum ketersediaan obat di fasilitas kesehatan mencukupi dengan angka
kecukupan rata-rata perjenis obat terbanyak di fasilitas kesehatan antara lain
ketersediaan obat program seperti (Vit A, Vit K inject, Tablet Fe, Zink, MgSO4) untuk
digunakan sesuai kebutuhan program. Sementara untuk alat kesehatan, pada umumnya
dikelola oleh masing – masing daerah Kabupaten/Kota melalui dinas kesehatan untuk
pelayanan dasar dan RSUD untuk pelayanan rujukan. Penyediaan alat-alat kesehatan
khusus disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan operator serta tenaga teknis
yang kompeten. Alat kesehatan berupa instrument, aparatur, mesin, dan implant yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan dan merawat orang sakit.
Ketersediaan obat (stok obat) adalah jumlah jenis obat tertentu sesuai satuannya
yang tersedia disuatu daerah/wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu
tahun) yang digunakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat diwilayah tersebut.
Pemakain rata-rata obat perbulan adalah jumlah rata-rata perbulan jenis obat
tertentu sesuai satuannya yang digunakan disuatu daerah/wilayah tertentu dalam
pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Tingkat kecukupan obat (bulan)
adalah jumlah satuan waktu (bulan) dimana jenis obat tertentu tersedia dalam jumlah
yang cukup sesuai pemakaian untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
diwilayah tertentu.
26
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah alat dan atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. Berikut dijelaskan
jumlah fasilitas pelayanan kesehatan menurut kepemilikannya.
Sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Dabun Gelang hingga akhir bulan
Juli 2018 yaitu:
1 unit Puskesmas Non Rawat Inap
1 unit puskesmas keliling roda 4
13 unit puskesmas keliling roda 2
4 unit Ambulance roda 4
4 unit Puskesmas Pembantu dan
8 unit poskesdes
27
4) Posyandu Mandiri adalah Sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat
telah menjangkau 50% KK.
Ketersediaan kedua jenis fasilitas tersebut menjadi salah satu kriteria penetapan
desa/gampong siaga, yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk bencana secara mandiri.
Desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai POSKESDES atau UKBM
lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar,
penanggulangan bencan dan kegawatdaruratan, survelence berbasis masyarakat yang
meliputi pemantaun pertumbuhan (Gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga
masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Peran aktif tokoh
masyarakat sangat berpangaruh pada peningkatan kesadaran masyarakat dengan
memberdayakan masyarakat untuk mau dan mampu mengatasi masalahnya secara
mandiri dengan melakukan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga
diharapakn tokoh masyarakat mampu menggali semua potensi yang ada dimasyarakat
baik materil maupun non materil yang dapat dimanfaatkan dalam peningkatan desa
siaga aktif menuju masyarakat yang ber PHBS. Cakupan desa siaga aktif hingga akhir
bulan Juli 2018 di Kecamatan Dabun Gelang sebesar 100%
28
B. TENAGA KESEHATAN
1. Jumlah Dokter Spesialis, Dokter Umum, dan Dokter Gigi
Tenaga Dokter di Puskesmas Dabun Gelang hingga akhir bulan Juli 2018 terdiri
dari 3 orang dokter umum, dan 1 orang dokter gigi.
C. PENUTUP
Demikian penyajian Profil Puskesmas Dabun Gelang hingga akhir bulan Juli
2018 kami harapkan dapat memberikan penjelasan mengenai situasi di Puskesmas
Dabun Gelang, Kecamatan Dabun Gelang, Kabupaten Gayo Lues.
Secara menyeluruh dapat disampaikan bahwa upaya kesehatan sudah lebih baik,
tetapi masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan partisipasi masyarakat baik
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
29
Demikian kami sampaikan atas segala bantuan semua pihak yang telah
memberikan kontribusi kami ucapkan banyak terima kasih sehingga Profil Puskesmas
Dabun Gelang hingga akhir bulan Juli 2018 ini dapat terselesaikan.
Terima kasih
Wassalam
30