Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN KELUARGA PADA KELUARGA

DENGAN SINGLE PARENT


Satuan Acara Penyuluhan ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan
Keluarga
Dosen Pengampu: Brigita Ayu,S.Kep.,Ns.M.Kep

Disusun Oleh

Alfita Desiani Putri (2620152715) Nofi Indriyani (2620152743)


Bayu Tri Wicaksono (2620152722) Normawati (2620152744)
Desi Fitria Sandra (2620152725) Rini Sulistyowati (2620152752)
Fifi Faryanti W (2620152734) Vienanda Anggita S (2620152755)
Gravilla Oktavia B (2620152736) Vinanda Mardianasari (2620152756)
Fryda Bella Pertiwi (2620152735) Sudarno (2620152754)
Intan Okta Lisyani (2620152737) Zalfiana Ikhsani Dewi (2620152762)
Nadi Cucu Sakti (2620152741)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Single Parent

Hari /Tanggal : Rabu , 4 April 2018

Jam :12.30 WIB

Waktu : 1x30menit

Penyaji : Mahasiswa D III Keperawatan Akper Notokusumo

Tempat : Rumah Ny.S Di Dusun Kricak

A. Tujuan
1. Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah Selesai mengikuti Tentang Penyuluhan Kesehatan Keluarga
dengan Single Parent selama 30 menit keluarga single parent yang
bermasalah mampu dan mengetahui dan memahami yang telah dijelaskan
2. Tujuan Khusus
Untuk Mengetahui lebih jauh lagi tentang pengaruh single parent
terhadap kesehatan reproduksi dan pengaruh single parent dalam
kehidupan umum.

B. Sub Pokok Bahasan


Keluarga single parent

C. Pokok Bahasan
Menangani keluarga dengan single parent

D. Metode
Roleplay dan Diskusi

E. Media dan alat


Leaflet
NO WAKTU KEGIATAN
PENYULUH PESERTA
PENYULUHAN
1. 5 Menit Pembukaan
a. Salam Pembukaan - Menjawab Salam
b. Perkenalan - Memperhatikan
c. Mengkomunikasikan - Berpartisipasi aktif
tujuan - Memperhatikan
d. Menjelaskan kontrak
waktu
20 Menit Kegiatan Inti Penyuluhan
a. Menjelaskan dan - Memperhatikan dan
menguraikan materi mencatat penjelasan
mengenai : penyuluh dengan
1) Pengertian Single cermat
Parent
2) Menjelaskan
Penyebab Orangtua
Tunggal
3) Menjelaskan
Dampak Orang Tua
Tunggal Bagi
Kehidupan Wanita
Termasuk
Reproduksi
4) Menjelaskan
penanggulangan - Menanyakan hal-hal
OrangtuaTunggal yang belum jelas
5) Menjelaskan
Dampak Single
Parent Dikaitkan - Memperhatikan
Dengan Fungsi jawaban dari
Keluarga penyuluh
6) Menjelaskan Hal-hal
5 Menit Yang Perlu
Dilakukan Single - Memperhatikan
Parent kesimpulan dari
b. Memberikan materi penyuluhan
Kesempatan kepada yang telah
Peserta yang disuluh disampaikan
untuk bertanya - Melakukan
c. Menjawab pertanyaan demonstrasi
peserta yang disuluh
yang berkaitan dengan
materi yang belum jelas - Menjawab salam
Penutup
a. Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan

b. Melakukan Evaluasi
penyuluhan dengan
demonstrasi kegiatan

c. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan
F. Setting Tempat
Keterangan
1. Penyuluh

2. Pasien

3. keluarga

G. Evaluasi
1. Peserta dapat menyampaikan Apakah pengertian Single Parent
2. Peserta dapat menyampaikan Apakah Penyebab OrangtuaTunggal
3. Peserta dapat menyampaikan Apakah Dampak Orangtua Tunggal Bagi
Wanita Termasuk Reproduksi
4. Peserta dapat menyampaikan Penanggulangan Orangtua Tunggal
5. Dampak Single Parent dikaitkan dengan fungsi keluarga
6. Menjelaskan Hal-hal Yang Perlu Dilakukan Single Parent
LAMPIRAN MATERI SINGLE PARENT

A. Definisi Single Parent


Single parent adalah seorang ayah atau seorang ibu yang memikul
tugasnya sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga. Orang
tua tunggal atau biasa disebut dengan istilah single parent adalah orang tua
yang hanya terdiri dari satu orang saja, dimana didalam rumah tangga ia
berperan sebagai ibu dan juga berperan sebagai ayah. Saat ini keluarga orang
tua tunggal memiliki serangkaian masalah khusus. Hal ini disebabkan karena
hanya ada satu orang tua yang membesarkan anak. Bila diukur dengan angka
mungkin lebih sedikit sifat positif yang ada dalam diri suatu keluarga dengan
satu orang tua dibandingkan dengan keluarga dengan orang tua tunggal.
Orang tua tunggal ini menjadi lebih penting bagi anak dan perkembangannya
karena orang tua tunggal ini tidak mempunyai pasangan untuk saling
menopang.
Pilihan untuk menjadi orang tua tunggal adalah pilhan yang sangat berat,
walaupun demikian daripada aborsi dan menambah beban dosa, mereka lebih
ikhlas menjadi orang tua tunggal. Untuk iini mereka juga harus siap
menerima reaksi dari orang tua, keluarga dan dikucilkan entah untuk
sementara atau untuk selamanya. Belum lagi menjadi gunjingan maupun
dicibirkan oleh teman, tetangga maupun rekan kerja. Untuk menjalani semua
itu dibutuhkan kekuatan hati dan daya juang yang tinggi, termasuk mengikis
perasaan dendam kepada silelaki notabene ayah dari anaknya sendiri.
Sedangkan bagi perempuan yang sudah menikah siap atau tidak predikat
janda dengan anak yang disandangnya. Untuk menjadi orang tua tunggal itu
tidaklah mudah.

B. Penyebab Orang TuaTunggal


Ada dua jenis kategori orang tua tunggal yaitu yang sama sekali tidak
pernah menikah dan sempat atau pernah menikah. Mereka menjadi orang tua
tunggal bisa saja disebabkan, karena ditinggal mati lebih awal oleh pasangan
hidupnya, ataupun akibat perceraian atau bisa juga ditinggal oleh sang
kekasih yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya, dan
kebanyakan terjadi dikalangan remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas.
Penyebab single parent antara lain :
1. Perceraian
2. Kematian
3. Kehamilan diluar nikah

Bagi seorang wanita atau laki-laki yang tidak mau menikah, kemudian
mengadopsi anak orang lain (majalah ayah bunda). Seorang ibu dapat
menjadi orang tua tunggal mungkin karena kematian suaminya atau
perceraian, dan beberapa ibu tentu tidak pernah menikah lagi, termasuk
mereka yang memilih memlih menjadi ibu tunggal. Saat ini percerraian
menjadi cara yang umum untuk menjadi orang tua tunggal. Ibu yang bercerai
lebih banyak mengalami kesulitan dalam masalah kekuasaan dan
kedisiplinan. Beberapa ibu menjelaskan tentang beratnya mengemban tugas
tersebut. Para ibu ini mulai terpaksa mulai bekerja diluar rumah untuk
pertama kalinya guna memenuhi kebutuhan keuangan keluarganya dengan
gaji pertama yang tidak begitu banyak. Beberapa diantaranya juga tidak dapat
lagi menggantungkan kebutuhan keuangan dan emosonalnya kemantan
suaminya.

George Levinger mengambil 600 sampel pasangan suami-istri yang


mengajukan perceraian dan mereka paling sedikit mempunyai satu orang
anak di bawah usia 14 tahun. Levinger menyusun sejumlah kategori keluhan
yang diajukan, yaitu :
1. Pasangannya sering mengabaikan kewajiban rumah tangga dan
anak,seperti jarang pulang ke rumah, tidak ada kepastian waktu berada di
rumah, serta tidak adanya kedekatan emosional dengan anak dan
pasangan;
2. Masalah keuangan (tidak cukupnya penghasilan yang diterima untuk
menghidupi keluarga dan kebutuhan rumah tangga);
3. Adanya penyiksaan fisik terhadap pasangan
4. Pasangannya sering berteriak dan mengeluarkan kata-kata kasar serta
menyakitkan;
5. Tidak setia, seperti punya kekasih lain dan sering berzina dengan orang
lain;
6. Sering mabuk dan judi;
7. Ketidakcocokan dalam melaksanakan hubungan seksual;
8. Keterlibatan/ campur tangan dan tekanan sosial dari pihak kerabat
pasangannya;
9. Kecurigaan, kecemburuan serta ketidakpercayaan dari pasangannya;
10. Berkurangnya perasaan cinta sehingga jarang berkomunikasi, kurangnya
perhatian dan kebersamaan di antara pasangan;
11. Tuntutan yang dianggap berlebihan sehingga pasangannya sering
menjadi tidak sabar, tidak ada toleransi dan dirasakan terlalu
“menguasai”; (melalui Ihromi, 2014: 155)

C. Dampak orang tua tunggal terhadap kehidupan wanita termasuk


reproduksi
Dampak orang tua tunggal terhadap kehidupan wanita termasuk
reproduksi Ibu yang bercerai ataupun wanita yang memutuskan untuk
menjadi ibu tunggal seringkali terlalu dibebani dengan masalah ekonomi,
mereka cenderung tidak memliki uang untuk menikmati hidup, dan tak bisa
memikirkan dirinya sendiri karena terlalu banyak pikiran yang tercurah untuk
anak-anaknya. Adapun dampak terhadap tarhadap reproduksinya yaitu
kebutuhan seksual oarng tua tunggal tidak terpenuhi, sehingga terkadang
merka berfikir untuk mencari pendamping hidup ataupun sekedar mmencari
pelarian, namun adapula sebgian wanita yang merasa trauma dengan lelaki
sehingga mreka lebih cendrung menyukai sesame jenisnya.
Banyak ibu tunggal saat ini belum pernah menikah. Peningkatan jumlah
perempuan menghabiskan 20-an mereka membangun diri dalam karir mereka
dan tidak serius keinginan anak-anak sampai mereka mencapai usia 30-an.
Pada saat itu mereka mungkin merasa bahwa jika mereka menunggu sampai
mereka bertemu jodoh yang cocok, mungkin terlalu terlambat untuk
melahirkan anak. Ide memiliki anak di luar perkawinan juga menjadi lebih
luas diterima oleh wanita yang lebih muda.
Beberapa wanita yang memilih untuk ibu tanpa perkawinan memilih untuk
menjadi hamil dengan cara inseminasi buatan. Tetapi banyak menemukan
bahwa beberapa dokter tidak mau artifisial membuahi seorang wanita yang
belum menikah. Beberapa yang memilih inseminasi buatan benar-benar tidak
ingin menjadi emosional terlibat dengan ayah dari anak dan merasa ini akan
dihindari jika mereka tahu dia. Lainnya, terutama perempuan lesbian,
memilih inseminasi buatan hanya karena tidak memerlukan hubungan pribadi
dengan pasangan laki-laki. Yang lain ingin membesarkan anak sendiri dan
takut bahwa jika mereka tahu ayah, ia kemudian bisa membuat klaim pada
anak.
Beberapa wanita yang menginginkan anak tanpa menikah memilih mitra
yang bersedia untuk ayah anak dengan tanpa pamrih. Lain setuju ayah diakui
akan terlibat dalam kehidupan anak walaupun orang tua tidak akan menikah.
Apapun pilihan mereka, bagaimanapun, ibu-ibu ini bebas untuk membesarkan
anak-anak mereka sesuai dengan ide-ide mereka sendiri dan nilai-nilai, dan
mereka menuai banyak manfaat orangtua. Di sisi lain, mereka melakukan
tanggung jawab yang berat dan risiko kesepian pengasuhan tanpa mitra
dengan siapa untuk berbagi baik beban dan waktu yang baik. Untuk alasan
ini, dukungan kelompok untuk ibu tunggal tersebut telah mulai musim semi
up-setidaknya di beberapa kota besar (dan juga di Internet).

D. Penanggulangan Orang TuaTunggal


1. Orang tua tunggal bisa tetap bahagia menjalani hidup ini dengan tetap
menggunakan pendekatan yang positif. Dengan menjadikan hsl-hsl ysng
positif dalam hidup menjadi pemicunya, maka kebahagiaan tersebut juga
bisa didapatkan. Barikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang
tua tunggal agar tetap bisa bahagia : Focus pada anak-anak. Jika anak-
anak adalah pusat kehidupan anda, dengan sendirinya anak-anak
tersebuta akan menhetahui dan merespons apapun yang terjadi pada diri
orang tuanya.
2. Mengenal diri sendiri. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengenal diri
sendiri dan merasa nyaman dengan kesendirian tinggalkan segala pikiran
yang negative tentang kesendidrian dan berlatihlah untuk merasa cukup
nyaman dengan diri sendiri.
3. Libatkan anak-anak dalam mencerminkan peran orang tua yag hilang.
Dalam hal ini bukan berarti harus menemukan pengganti dari seorang ibu
atau ayah, tapi bisa dengan membuata anak dekat dengan paman, bibi
atau kakek dan nenek untuk mengisi kekosongan salah satu orang tua.
4. Biarkan anak-anak tahu bahwa dirinya dapat melengkapkan hidup anda.
Jika anda percaya bahwa anda tetap bisa bertahan tanpa seorang laki-laki
atau seorang perempuan disamping anda maka anak-anakpun akan
mempercayai itu. Karena anak adalah cerminan oleh apa yang dirasakan
oleh orang tuanya.
5. Memahami bahwa anda tidak bisa menjadi segalanya bagi anak-anak.
Dengan memahami hal tersebut akan membuat merasa tidak terlalu
tertekan namun bukan berarti anak-anak tidak bisa kasih saying yang
sempurna. Kasih saying bisa didapatkan dari saudara atau orang-orang
terdekat anda.

E. Dampak Single Parent di kaitkan dengan Fungsi Keluarga


1. Fungsi seksual dan reproduksi
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi ekonomi
4. Fungsi budaya
5. Fungsi edukasi
6. Fungsi agama
7. Fungsi perlindungan

F. Hal-Hal yang Perlu dilakukan Single Parent


1. Keterbukaan
Menyandang status single parent (janda/duda) sebenarnya bukanlah suatu
hal yang harus ditutup-tutupi. Ketika masyarakat menilai status itu dengan
prasangka negatif, sebagian orang justru bisa menunjukan bahwa menjadi
single parent justru bukan sesuatu yang buruk.
2. Mengisi waktu
Sebagai manusia biasa, kehilangan pasangan hidup bisa menimbulkan rasa
kesepian, rasa kesendirian yang mendalam biasanya muncul ketika dia
sedang dilanda masalah.
3. Membuka diri untuk masa depan
Berbagi cerita dengan orang-orang yang bernasib sama adalah salah satu
terapi yang bisa dilakukan untuk mengurangi tekanan psikologis. Kegiatan
ini juga dilakukan oleh mereka yang tidak siap menjalani statusnya
sebagai single parent (janda/duda). Melalui komunitas berbagi ini mereka
dapat membuka diri untuk pergaulan meski tetap masih memilih-milih
teman.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh single parent berkaitan dengan
anaknya, antaralain :
1. Selain berharap ayah dan ibunya berumur panjang, anak-anak
mengharapkan kedua orang tuanya itu senantiasa hadir ditengah-tengah
mereka
2. Terjadinya kesepahaman antara suami dan isteri dalam berbagai hal yang
berhungan dengan kehidupan pribadi dapat berpengaruh pada diri anak
3. Terdapatnya sistem dan aturan yang sama dalam membina rumah tangga
dan mendidik anak bukan berarti meniadakan sistem dan aturan yang lain
4. Tersedianya berbagai perlengkapan rumah tangga tentunya untuk
kehidupan yang wajar dan tidak bermegah-megahan
5. Adanya rasa kasih sayang yang bersumber dari keyakinan dan keimanan,
inilah yang akan mempersatukan suami dan isteri dengan anggota keluarga
yang lain
DAFTAR PUSTAKA

Cay,C.2013.Menjadi Single Parent.Sosmud.Kompasiana

Pratjipto,V.2007 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Pengasuhan Single


Parent.Thesis.Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Tafiah,F.2011.Single Parent: Keluarga dan Kompleksitas Peran.


Sosmud.Kompasiana.

Anda mungkin juga menyukai