BAB I
3. Patofisiologi
Patofisiologi menurut Budi Kusuma (2001), Tumor adalah proses
penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi genetik
dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal pengatur
pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.
Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena
kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim
yang lengkap untuk oksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan
berkembang biak yang membutuhkan energi untuk anabolisme
4
Parasit,
Paparan Gaya hidup Hormon,
Karsinogen tidak sehat
Terbentuk sel
Mutasi genetik Berpoliferasi abnormal dalam
dari sel DNA abdomen
Obstruks
i Kurang Defisiensi
duodenu pajanan pengetahua
m informasi n
Mual,munta Anoreksi BB
h a menurun
Peristaltik
usus Nutrisi Intake
meningkat kurang dari kuran
Invasi Diar kebutuhan
tumor ke g
e tubuh
jaringan
abdomen Penurunan
energi
Pembengkaka Menekan
n jaringan Nyeri
syaraf akut
nyeri
Keletiha
n
6
5. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik pada tumor abdomen menurut Danielle Gale,RN,
MS (2002) adalah sebagai berikut
a. Hiperplasia
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
c. Nyeri
d. Kelemahan (lemas)
e. Anoreksia, mual, muntah
f. Penurunan berat badan
g. Diare
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan atau test diagnostik dalam mengidentifikasi tumor
abdomen ada beberapa macam menurut Suzanne C. Smeltzer (2001),
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi
malignansi tumor adalah sebagai berikut:
a. Masker Tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang
dibentuk oleh tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap
tumor.
b. Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk
menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X yang dapat memindai
susunan lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan
melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan
antar jaringan yang dapat mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound
7
7. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Menurut Suzanne C. Smeltzer (2001), Pembedahan adalah
modalitas penanganan utama, biasanya gasterektomi subtotal atau
total, dan digunakan baik untuk pengobatan maupun paliasi.
Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsi dan tidak ada
bukti metastase jauh harus menjalani laparatomi eksplorasi atau
seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani
prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan
tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran
anastomoisis.
b. Radioterapi
Penggunaaan partikel energi tinggi untuk menghancurkan
sel-sel dalam pengobatan tumor yang dapat menyebabkan
perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energi yang
digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energi
tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.
c. Kemoterapi
8
8. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan
tumor abdomen menurut Muttaqin (2011) dan Doenges, M.E. (2000)
adalah sebagai berikut :
a. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis
d. Resiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan proses
penyakit
e. Kurang pengetahuan mengenai prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi yang
didapat.
9. Intervensi Keperawatan
Menurut Doengoes (2000), intervensi keperawatan pada tumor
abdomen adalah sebagai berikut
a. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan perubahan status
9
kesehatan
Intervensi Rasional
1) Dorong pasien untuk 1) Memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan pikiran dan memeriksa takut realistis serta
perasaan kesalahan konsep tentang
2) Berikan lingkungan terbuka diagnosis.
dimana pasien merasa aman untuk 2) Membantu pasien untuk merasa
mendiskusikan perasaannya. diterima pada adanya kondisi
3) Berikan informasi akurat, tanpa perasaan dihakimi dan
konsisten, mengenai prognosis. meningkatkan rasa terhormat.
Hindari memperdebatkan tentang 3) Dapat menurunkan ansietas dan
persepsi pasien terhadap situasi memungkinkan pasien membuat
4) Monitor tanda vital (tekanan darah keputusan
dan nadi) 4) Status ketakutan mempengaruhi
5) Bantu pasien/keluarga dalam kerja jantung sehingga
mengenali dan mengklasifikasikan meningkatkan tekanan darah dan
rasa takut untuk memulai nadi.
mengembangkan strategi koping. 5) Dukungan dan konseling sesering
diperlukan untuk memungkinkan
individu mengenal dan
menghadapi rasa takut
Intervensi Rasional
1) Lakukan pengkajian nyeri secara 1) Memberikan data dasar untuk
komprehensif misalnya lokasi, mengevaluasi kebutuhan/
kualitas, durasi dan skala. keefektifan intervensi
2) Observasi reaksi verbal dan 2) Mengetahui respon terhadap nyeri
nonverbal dari ketidaknyamanan yang berkelanjutan
terhadap nyeri. 3) Meningkatkan relaksasi dan
3) Beri tindakan kenyamanan dasar membantu kembali memfokuskan
(misal reposisi,gosokan ) perhatian
4) Ajarkan teknik nonfarmakologis 4) Memungkinkan pasien untuk
(teknik relaksasi nafas dalam) berpartisipasi secara aktif dalam
5) Monitor tanda-tanda vital meningkatkan rasa kontrol nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik 5) Indikator status manifestasi nyeri
sesuai indikasi 6) Analgetik dapat menghambat
stimulus nyeri
10
Intervensi Rasional
1) Kaji penyebab ketidakseim- 1) Sebagai data tentang penyebab
bangan nutrisi ketidakseimbangan nutrisi dan
2) Monitor intake nutrisi menentukan intervensi
3) Timbang berat badan secara selanjutnya.
berkala 2) Mengetahui jumlah asupan nutrisi
4) Informasikan pada pasien dan yang masuk.
keluarga tentang pentingnya 3) Indikator tentang kecukupan
nutrisi nutrisi
5) Berikan makanan sedikit tapi 4) Memberikan pengetahuan kepada
sering pasien guna lebih memaksimalkan
6) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit yang didapat.
diit nutrisi 5) Memberikan alternatif untuk
pemenuhan nutrisi apabila adanya
rasa mual atau muntah terhadap
intake nutrisi yang banyak.
6) Mampu memberikan diit yang
tepat untuk pemenuhan nutrisi
pasien.
Intervensi Rasional
1) Tinjau ulang dengan pasien/ 1) Memvalidasi tingkat pemahaman
orang terdekat pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan
diagnosa khusus, alternatif belajar dan memberikan dasar
pengobatan dan sifat harapan pengobatan dimana pasien membuat
2) Tentukan persepsi pasien keputusan berdasarkan informasi.
tentang tumor dan pengobatan 2) Membantu identifikasi ide, sikap,
tumor rasa takut, kesalahan konsepsi, dan
3) Berikan informasi akurat dan kesenjangan pengetahuan tentang
jelas dalam cara yang nyata kanker
tetapi sensitif 3) Membantu penilaian diagnosa
4) Tinjau ulang aturan pengobatan penyakit, memberikan informasi
khusus dan penggunaan obat yang diperlukan selama waktu
yang dijual bebas menyerapnya.
5) Anjurkan meningkatkan 4) Meningkatkan kemampuan untuk
masukan cairan dan dalam diet mengatur perawatan diri dan
serta latihan teratur. menghindari potensial, komplikasi,
reaksi/interaksi obat.
5) Meningkatkan kesejahteraan,
memudahkan pemulihan dan
memungkinkan pasien mentoleransi
pengobatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Budi, Kusuma. 2001. Ilmu Patologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Doenges, E.M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3.Jakarta : EGC
FKUI. 2008. Kamus Kedokteran edisi 5. Jakarta : FKUI
Gale, Danielle RN,MS. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
Jakarta: CGC
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika.
Oswari. 2000. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Smeltzer, Suzanne C. 2012. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and
Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta.