Anda di halaman 1dari 15

Makalah Pendidikan Kesehatan Sekolah

“OBSERVASI USAHA KESEHATAN SEKOLAH

DI SD NEGERI 13 PALEMBANG”

Oleh :

Okti Dea Rizky (06061181520002)

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,berkat rahmat dan karunia Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan komunitas ini yang berjudul “USAHA
KESEHATAN SEKOLAH (UKS)” dengan tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan
tujuan untuk menyempurnakan makalah ini

Indralaya, 27 November 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam di masyarakat, keluarga
adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak. Masa anak merupakan waktu yang tepat
untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda
dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang
sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi
kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada
peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut membutuhkan kondisi fisik prima yaitu
tubuh yang sehat, oleh karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar
anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah,
salah satunya melalui UKS.
Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai peranan UKS
dalam anak yang sehat.

B. Rumusanmasalah

1. Apakah yang dimaksud dengan UKS?

2. Bagaimana pengendalian penyakit pada usia anak-anak?

3. Bagaimana perkembangan UKS?

4 Sarana dan Prasarana apa saja yang terdapat dalam UKS ?


BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN UKS
Usaha kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di
sekolah, guna menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan
sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah.
UKS tidak hanya menangani murid yang mengalami kecelakaan ringan di sekolah
(upaya pertolongan pertama pada kecelakaan), melayani kesehatan dasar bagi murid selama
sekolah (pemberian imunisasi), pemantauan pertumbuhan anak. Tetapi juga mengajarkan hal-
hal kecil namun penting bagi siswa, seperti menanamkan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, pengenalan makanan empat sehat lima sempurna, perilaku menggosok gigi
setelah makan, dan perilaku-perilaku lain yang dapat membentuk kebiasaan sehat bagi anak.
Hal tersebut perlu dilakukan karena UKS merupakan upaya terpadu lintas program dan lintas
sektoral untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat.

 Makna Simbol UKS

a. SegitigaSamaSisi
Menggambarkan 3 program pokok UKS (Trias UKS)

1) Pendidikan Kesehatan.

2) Pelayanan Kesehatan.

3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.

b.Lingkaran
Menggambarkan bahwa program UKS dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh sektor
terkait.

c.Tulisan Uks (Ditulis Secara Vertikal & Horizontal)


Menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan mulai dari TKA/RA sampai SLTA/MA, serta
dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah/ Madrasah sampai pusat secara terkoordinasi
baik antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang
diatasnya maupun antar sesama TIM Pembina UKS yang sejajar.

2. PENGENDALIAN PENYAKIT PADA USIA ANAK-ANAK

Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa
nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak, berdasarkan
pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.Anak
usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia
dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat
menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan
umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan
kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada
pesertadidikdisekolah.

Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh peserta didik dari tingkat
pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama,
pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau pendidikan sekolah.

3. PERKEMBANGAN UKS

1. Kegiatan ‘UKS’ sebelum Tahun 1990


a. Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi
Ilustrasi kegiatan UKS sebelum tahun 1990 dapat dijadikan cermin atau
evaluasi kegiatan pada institusi sekolah untuk anak usia 6-12 tahun. Banyak
kegiatan yang berhubungan dengan antropometri anak yang telah dilakukan
di UKS namun semuanya hampir tidak ada tindak lanjutnya. Kegiatan
pemantauan pertumbuhan dan status gizi yang dilakukan sebelum tahun
1990an dapat digambarkan sebagai berikut :
pengukuran tinggi badan lebih banyak menggunakan meteran dinding;
sementara pengukuran berat badan sudah menggunakan Timbangan injak.
Semua data hasil pengukuran dicatat dalam buku besar panjang karena belum ada KMS
untuk anak sekolah (KMS-AS).
Minimnya alat antropometri pada waktu itu membuat guru UKS
berimprovisasi dalam menentukan status gizi anak. Selain itu pemantauan pertumbuhan
belum jalan karena masih banyak TK-SD yang belum memiliki KMS anak sekolah.
Akibatnya status kesehatan yang terdeteksi tidak mencerminkan status kesehatan yang
sebenarnya namun hanya merupakan status gizi dan status kesehatan saat dilakukan
pengukuran.
b.Kelainan status gizi anak usia sekolah tidak dapat diketahui secara pasti
apalagi dipantau terus menerus. Akibatnya tindakan promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif anak tidak dapat dilakukan sedini mungkin.
UKS adalah kegiatan yang sangat bagus dan relevan dari sekolah yang akan berhasil guna
baik dalam jangka waktu dekat maupun jangka waktu panjang. Upaya penanggulangan gizi
salah (malnutrisi / malnutrition) adalah upaya lintas sektor, dimana melibatkan banyak
institusi, termasuk lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sangat berperan dalam upaya
pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) melalui upaya-upaya pendidikan gizi,
pemantauan yang telah ada dan telah dilaksanakan melalui kegiatan UKS. Status Gizi adalah
suatu keadaan / kondisi / state yang bersifat dinamis, dimana merupakan suatu akibat dari
faktor ganda (multifactorial) yang terutama hasil dari suatu keseimbangan antara asupan dan
kebutuhan zat gizi. Oleh karena status gizi ini merupakan suatu proses yang selalu
berlangsung dan berubah dari waktu ke waktu, maka upaya-upaya pemantauannya perlu
dilakukan secara sinambung dan tepat (Purwoko, 2001).
c. Pendidikan Kesehatan dan Olah Raga
Begitu padatnya kurikulum Sekolah Dasar (SD), sehingga guru UKS juga
bertanggungjawab terhadap materi pendidikan kesehatan dan praktek olahraga. Dahulu guru
olahraga kita selalu menyebut tentang ‘men sana in korporisano’ yang diartikan sebagai
‘dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat’. Sampai sekarang motto tersebut masih
relevan, namun sudah jarang dikumandangkan oleh para guru UKS yang biasanya merangkap
sebagai guru olahraga dan kesehatan. Akan tetapi guru UKS tahun 1970-1990 lebih banyak
menghubungkan faktor gizi, kesehatan dan olahraga dengan motto ‘empat sehat lima
sempurna’.
d.Pembinaan warung / Kantin Sekolah
Integrasi pembinaan UKS dengan warung / kantin sekolah sangatlah tepat, namun
sampai sekarang belum ada laporan tentang hasil evaluasi pelaksanaan pengintegrasian
tersebut. Pembinaan warung /kantin sekolah di beberapa kecamatan ternyata banyak
warung/kantin sekolah yang pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada penjaga sekolah
(Pak Bon). Namun ada beberapa SD yang warung/kantin sekolah telah dikelola oleh koperasi
PKK desa, oleh guru PKK,b ada yang sudah dikelola antara koperasi guru sekolah dengan
perkumpulan orangtua murid. Hal ini terjadi karena belum ada pedoman penyelenggaraan
warung / kantin sekolah. Sejak tahun 1993 Depkes, RI telah mengeluarkan pedoman
penyelenggaran warung sehat di sekolah, dengan falsafah penyelenggaraannya adalah :

1) Warung Sekolah adalah Tempat Penjualan Makanan yang berada di lingkungan Sekolah.
2) Warung Sekolah sebagai wahana pendidikan gizi dan Kesehatan.
3) Makanan Warung Sekolah adalah aneka ragam makanan bergizi dan sehat dari berbagai
golongan bahan makanan, mengandung 50-300 kalori.
4) Warung Sekolah melayani murid pada waktu istirahat dan dibuka selama hari sekolah.
5) Pengawasan dan penanggung jawab Warung Sekolah adalah Kepala Sekolah / guru
sekolah.

6) Harga makanan di Warung Sekolah disesuaikan dengan kemampuan murid.


Selanjutnya Menurut Depkes (1993) ada beberapa tujuan penyelenggaraan Warung Sekolah /
Kantin, yaitu:

1) Warung Sekolah atau kantin merupakan tempat penjualan makanan dan minuman yang
diorganisir oleh masyarakat sekolah, berada dalam pekarangan sekolah dan dibuka selama
hari sekolah.

2) Pengelolaan Warung Sekolah. Pengelolaan makanan sekolah adalah serangkaian kegiatan


yang saling berkaitan mulai dari perencanaan menu hingga evaluasi makanan Warung
Sekolah dalam rangka pelaksanaan penyediaan makanan bagi anak sekolah.

Ditinjau dari aspek kesehatan, tujuan penyelenggaraan makanan di Warung Sekolah adalah :
1) Mendidik anak untuk dapat memilih makanan yang bergizi baik, sehigga lambat laun
tercipta pola makan yang sehat.
2) Memperkenalkan makanan yang beraneka ragam sebagai variasi hidangan dan motivasi
anak untuk memilih makanan bergizi.
3) Menanamkan kebiasaan yang baik dan menurut syarat kesehatan, termasuk perilaku
sebelum, pada saat dan sesudah makan.
4) Menambah dan melengkapi makanan murid baik dalam kuantitas maupun kualitas.
5) Meningkatkan selera makan, menimbulkan rasa akrab antar teman, dan pertemuan sosial
yang menyenangkan.
6) Melatih anak untuk disiplin, sabar, tertib pada pekerjaan yang praktis secara bergilir.
7) Menerapkan cara belajar sambil berbuat dan membina suatu bentuk koperasi sekolah.
Untuk melaksanakan seluruh proses pengelolaan Warung Sekolah, mulai dari
perencanaan menu hingga evaluasi penyediaan makanan pelayanan atau penjualan, termasuk
kebersihan dan sanitasi diperlukan tenaga pelaksana terampil.Tenaga Warung Sekolah harus
berbadan sehat, bebas dari penyakit menular, bersih dan rapi, mengerti tentang gizi,
kesehatan dan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Dengan demikian warung/kantin sekolah
yang belum memiliki sarana air bersih perlu segera bekerjasama dengan Dewan Sekolah
untuk melaksanakan pembangunan sarana air bersih secara serentak (Tim Pekan Sanitasi,
1999).
Modal pertama yang diperlukan dalam penyelenggaaan makanan di Warung / Kantin
Sekolah adalah dana untuk sarana fisik, penyelenggaraan makanan dan bahan makanan.
Dana dapat bersumber dari sekolah sepenuhnya, dari sekolah dengan orang tua murid, pihak
swasta yang ditunjuk atau koperasi sekolah, tabungan guru dan OSIS. Perputaran dana
selanjutnya diperoleh dan dimanfaatkan melalui penjualan di Warung /Kantin Sekolah.
Lokasi Warung Sekolah harus dalam pekarangan sekolah dan sedapat mungkin di lingkungan
gedung sekolah, tidak berdekatan dengan jamban, kamar mandi dan tempat pembuangan
sampah. Ruangan harus cukup luas, bersih, nyaman dengan ventilasi dan sirkulasi udara
yang baik. Lantai terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan. Dinding dan langit-
langit selalu bersih dan dicat terang. Jendela yang dipergunakan sebagai ventilasi hendaknya
berkasa untuk menghindari lalat masuk. Ruang makan dilengkapi dengan tempat cuci tangan
yang letaknya mudah dijangkau oleh anak sekolah. Namun kondisi ideal warung sekolah
seperti anjuran depkes (1999) tersebut hampir belum ada yang dapat memenuhinya.

2. Kegiatan ‘UKS’ sesudah Tahun 1990


a) Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi
Ada beberapa cara menilai status gizi dalam rangka pemantuan maupun dalam rangka
pendidikan gizi. Penilaian status gizi ada dua macam yaitu : Penilaian status gizi masyarakat
dan penilaian status gizi individu. Untuk keperluan kegiatan UKS maka yang lazim
digunakan adalah penilaian status gizi individu murid. Pada penilaian status gizi murid
sekolah, dapat dilakukan pengukuran-pengukuran tolok ukur yang sudah lazim digunakan
dalam langkah-langkah penilaian status gizi. Penilaian status gizi dapat dilakukan secara
langsung maupun secara tidak langsung. Pada kegiatan UKS penilaian status gizi dapat atau
mungkin digunakan dan dilaksanakan penilaian status gizi anak sekolah secara
langsung antara lain :
1) antropometri,
2) gejala klinis,
3) pemeriksaan laboratoris.
Dalam pengertian bahwa pada kegiatan UKS pengukuran tolak ukur status gizi
tersebut dipilih dengan mempertimbangkan faktor : kemudahan, dapat dilakukan secara
massal, sederhana tetapi dapat dipercaya (valid dan reliabel). Sesuai dengan tujuan penilaian
status gizi anak usia sekolah pada kegiatan UKS, maka pengukuran antropometri adalah salah
satu yang penting untuk diketahui oleh para penanggung jawab dan pelaksana UKS.
Antropometri adalah : suatu bagian dari cabang ilmu yang mempelajari tentang ukuran
(dimension) dari tubuh manusia beserta ciri dan sifat-sifatnya. Antropometri ini dapat
dimanfaatkan dan diterapkan pada banyak bidang kehidupan, salah satunya adalah diterapkan
pada bidang gizi. Pada ilmu gizi lazim disebut dengan antropometri gizi. Pada antropometri
gizi banyak sekali dimensi tubuh manusia yang dapat dijadikan tolok ukur pada penilaian
status gizi individu. Tetapi pemilihan dimensi tubuh tergantung pada banyak faktor antara
lain : 1) tujuan umum, dan masalah yang akan diselidiki,
2) grup / kelompok umur,
3) ciri biologis tolok ukur,
4) sifat epidemiologis
5) kepraktisan.
Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut maka hanya beberapa cara /
metode antropometri saja yang dapat dilakukan di UKS. Beberapa metode antropometri yang
praktis dan mudah, tetapi cukup valid dan reliabel, sesuai dengan tujuan penilaian status gizi
di UKS yaitu deteksi dini gizi salah, dapat dipilih dan dilakukan dengan melakukan evaluasi
secara sinambung (Purwoko, 2001).
Selain pengenalan beberapa gejala klinis sederhana pada beberapa kasus gizi salah, maka
beberapa metode antropometri gizi dapat dilakukan secara rutin di UKS. Dengan mengingat
keterbatasan tenaga, waktu, pendanaan dan kebijakan yang ada di setiap sekolah maka hanya
beberapa metode antropometri saja yang dapat dipilih dan dilaksanakan sekolah pada
kegiatan UKS. Sedangkan untuk tujuan lain, misalkan untuk penelitian atau pelaksanaan
program kesehatan dan gizi yang lebih serius, maka sekolah dapat bekerjasama atau meminta
bantuan pada instansi lain yang mampu dan berkompeten. Maka dalam kaitan ini, cukup
dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala saja, maka sudah
cukup memadai untuk melakukan deteksi dini kasus gizi salah di UKS. Dengan
menggunakan kedua dimensi tubuh tersebut maka sudah dapat dipergunakan seperlunya
untuk menilai status gizi anak, asal dilakukan dengan teliti dan tepat.
Sejak tahun 2000an mulai dipikirkan oleh banyak pakar gizi masyarakat, bahwa kegiatan
pemantauan pertumbuhan di UKS dapat digunakan sebagai upaya pencegahan terjadinya
growth faltering (khususnya pencegahan stunted) dikalangan anak usia sekolah.

Strategi yang diperlukan secara langsung untuk mendukung kegiatan pendayagunaan KMS-
AS di UKS adalah:

1) Pelatihan petugas UKS dan guru UKS agar lebih terampil dalam pengukuran
antropometri dan pemeriksaan kesehatan dasar pada fisik anak usia sekolah.
2) Pelatihan petugas UKS dan guru UKS tentang pengisian KMS-AS yang akurat
3) Perbaikan semua alat pendukung pengukuran antropometri (Timbangan, Mikrotoise, mit-
line lingkar lengan / lingkar kepala, dllnya)
4) Memberikan pelatihan non-kurikuler kepada anak didik tentang bagaimana melakukan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan yang benar.
b) Pendidikan Gizi, Kesehatan dan Olah Raga
Gizi salah dapat dialami oleh semua golongan umur dan keadaan ini dapat
mengakibatkan cacat baik fisik maupun psikik yang kadangkala bersifat menetap. Di
Indonesia telah disepakati ada 4 (empat) masalah gizi utama yaitu : Kekurangan Energi
Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Masalah gizi utama tersebut hampir merata diderita oleh
semua golongan umur. Tetapi untuk golongan umur anak usia sekolah lebih memberikan
gambaran yang spesifik karena sifat-sifat fisiologik dan psikologik mereka yang sangat
berhubungan dengan keadaan / ciri-ciri mereka antara lain :
1) Anak usia sekolah dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan.
2) Adanya perubahan pola dan selera makan.
3) Adanya perubahan atau menurunnya perhatian orang tua mereka.
4) Adanya penyakit infestasi parasit yang diderita sejak usia dini.
5) Kelainan-kelainan keadaan gizi atau status gizi mereka mempunyai
gambaran yang sangat khas untuk anak-anak usia sekolah tersebut.
c) Pembinaan warung / Kantin Sekolah
Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan pengelolaan sekolah, maka pembinaan
warung /kantin di sekolah sejak tahun 1999 telah mengalami perubahan yang cukup nyata.
Hal ini disebabkan adanya Dewan Sekolah yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat,
orangtua murid, dan donatur sekolah (Dewan Penyantun Sekolah) yang didukung oleh
pemerintah setempat. Menurut Depkes (1999) Warung /Kantin Sekolah hendaknya memiliki
persyaratan sebagai berikut :
1. Tenaga Pengelola
Pengelolaan warung sekolah memerlukan seorang penanggung jawab yang
mempunyai tugas sebagai penanggung jawab kelangsungan Warung Sekolah secara
keseluruhan, baik ke dalam sekolah maupun keluar yaitu kepada orang tua murid dan instansi
terkait terutama bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga. Misalnya terjadi
keracunan makanan yang dijual di warung sekolah, maka penanggungjawab warung yang
harus mampu memberikan penjelasan dan bertindak untuk penyelamatan murid. Sebaiknya
penanggungjawan warung sekolah adalah kepala sekolah, namun tidak menutup
kemungkinan dapat dilakukan oleh guru / pamong/ PKK desa, dll.

Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan akademik dan


administrasi sekolah dapat merangkap sebagai pengelola dan penyelenggara Warung
Sekolah. Sementara Guru Sekolah mempunyai tugas membina dan mengawasi langsung
pelaksanaan Warung Sekolah, jenis makanan dan minuman yang disediakan, kebersihan
Warung Sekolah dan lingkungannya (termasuk pengadaan dan jaminan adanya air bersih).

2 Mitra Pengelola
Orang tua peserta didik bersama tokoh masyarakat dapat menjadi mitra dan
melakukan perencanaan peningkatan kualitas atau perbaikan warung/kantin sekolah, dengan
cara :
a) Berpartisipasi membantu modal Warung Sekolah.
b) Ikut menyediakan makanan dan minuman bergizi yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
c) Ikut membantu mengawasi kebersihan Warung Sekolah dan cara
pemasakan / pengolahan makanan dan minuman di Warung Sekolah.
 4. SARANA DAN PRASARANA YANG TERDAPAT DALAM UKS
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dalam UKS adalah sebagai
berikut :
1. Kondisi Ideal: Ruang UKS 8 m x 7 m

2. Tempat tidur lengkap minimal 2 buah, satu untuk anak perempuan dan satu
untuk anak laki – laki yang dibatasi dengan srem putih yang berlogo UKS

3. Lemari obat yang berisi obat – obatan yang sifatnya emergency

4. Timbangan berat badan, Pengukur tinggi badan, Termometer suhu


badan,Tensimeter, buku tes buta warna, pengukuran ketajaman mata ( snelen )

5. Tempat cuci tangan (wastafel) lengkap dengan sabun dan lap tangan

6. Dispenser

7. Poster , leaflet dan lembar balik (media penyuluhan kesehatan)

8. Buku – buku administrasi UKS dan alat tulis

9. Struktur UKS

10. Toilet

11.Alat dan kotak P3K

12. Alat-alat Kebersihan

13. Tandu

14. Meja dan kursi

15. Rak Sepatu/keset

16. KMS anak Sekolah

17. Bendera UKS

18. Trias UKS

19. Papan Data dan papan informasi

20. Contoh model organ tubuh

21. Lemari ADM


22. Ruang Konseling

23. Kipas angin

24. Micropon

25. Data tiga tahun terakhir

 OBAT–OBATAN DAN PERALATAN YANG ADA DI LEMARI / KOTAK P3K


1. Kasa
2. Kapas
3. Plaster
4. Oralit
5. Minyak kayu putih
6. Handscund
7. Revanol
8. Spalak / bidai
9. Mitela
 Buku Administrasi UKS
1. Buku Pemeriksaan Kesehatan
2. Buku Daftar Pasien
3. Buku Daftar Rujukan
4. Buku Penerimaan Barang
5. Buku Agenda Surat Masuk & sura Keluar
6. Buku Inventaris UKS
7. Buku Belanja Obat
8. Buku Laporan Kegiatan UKS
9. Buku Tamu
10. Buku Kegiatan kader UKS
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah, guna
menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS
memiliki 3 program pokok (Trias UKS), yaitu:

1. Pendidikan Kesehatan.
2. Pelayanan Kesehatan.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.

Tujuan UKS secara umum adalah mempertinggi nilai kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah dan lingkungannya sehingga
didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rohani, dan sosialnya. Sedangkan tujuan UKS
secara khusus ialah mencapai keadaan sehat anak-anak sekolah, keluarganya dan
lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang secara
harmonis serta belajar secara efisien dan optimal.Usia anak adalah periode yang sangat
menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya.

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan
kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci
tangan pakai sabun, kebersihan diri.

Ketiga program utama UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah untuk
menjaga bahkan meningkatkan kesehatan peserta didik. Sekolah merupakan salah satu tempat
yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai
salah satu institusi yang dapat membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh
kembang anak usia sekolah.

Sangat minim sekali dari prasarana yang memang sudah standar ,dengan nyata
disekolah-sekolah dasar umumnya di SD N 13 Palembang, sangat jauh menurut saya kepala
sekolah nya lebih memperdulikan ruangan usaha sekolah ( UKS ) demi kenyamanan siswa
dan lebih terjaminnya kesehatan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Mancana Jaya Cemerlang.

Effendy, Nasrul (1998), dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, editor,


Yasmin

Asih - Ed 2 – Jakarta : EGC Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul(2009) ,


ilmu kesehatan masyarakat : teori dan aplikasi, Jakarta : Salemba Medika

Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.


Jakarta: Departemen Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai