Anda di halaman 1dari 14

IPTEK OLAHRAGA

ATLETIK

Disusun oleh : Kelompok 7

1. Okti Dea Rizky


2. Julesi Permatasari
3. Ardiansyah Falevi
4. Syahrizal Aditya
5. Muk Ali

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan
harmonis seperti: jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik merupakan aktivitas jasmani yang
mendasar untuk cabang olah raga lainnya, juga merupakan unsure olahgara yang amat penting
dalam acara pesta olahraga seperti PON, SEA GAMES, ASIAN GAME dan OLIMPIADE.

Atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam teknologi untuk
menunjang prestasi atlit. IPTEK olahraga sangat membantu dalam setiap pertandingan maupun
sedang latihan.

Pengembangan olahraga sampai sekarang ini mengalami perubahan sesuai dengan


perkembanagan dan penerapan teknologi dalam olahraga IPTEK olahraga memang tidak bisa di
pungkiri sebagai salah satu factor yang mempengaruhi defenisi atau pengertiaan olahraga sampai
sekarang.

Dewasa ini semakin sukar dipisahkan muatan teknologi yang menggabungkan otot dan
mesin temuan ilmiah melahirkan olahraga yang berorientasi teknologi (techno sport ). Pada tingkat
Internasional masih dihadapkan pada kesulitan menetapkan definisi olahraga yang dapat
memuaskan banyak orang sehingga sampai sekarang ini ditemukan definisi olahraga yang
beragam sesuai dengan sudut pandang disiplin ilmu keolahragaan yang digunakan memahami
fenomena olahraga.

Pengembangan olahraga prestasi sangat komplek sehingga memerlukan waktu yang


panjang untuk menghasilkan suatu prestasi pada tingkat dareah, nasioanal ,dan Internasional.
Waktu yang panjang juga tidak cukup jika tidak di dukung oleh suatu program latihan secara
bertahap dan berkelanjutan serta membutuhkan dana yang cukup untuk itu dalam
pengembangannya dimulai dari pemassalan melalui pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah
sekolah dasar kemudian dilanjutkan dengan pembinaan spesialisasi olahraga pada usia dini
pemantapan dan pembinaan lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu pengertian IPTEK?
2. Sejarah singkat Atletik?
3. Sejarah Atletik di Indonesia?
4. Penggunaan IPTEK di olahraga Atletik Lari?
5. Perkembangan sepatu dari masa ke masa ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui apa itu IPTEK.
2. Untuk mengetahui sejarah singkat atletik.
3. Untuk mengetahui sejarah atletik di Inodnesia.
4. Untuk mengetahui penggunaan IPTEK di olahraga atletik lari.
5. Untuk mengetahui sepatu dari masa ke masa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPTEK
IPTEK adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi.
Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun
perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.

Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk
mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu
pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya.

Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat
dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena
kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan sesuatu yang
sebelumnya belum pernah dilihatnya.

Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu
tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan
berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.

Saat ini IPTEK telah berkembangan sangat pesat/cepat. Dapat dilihat dari semakin banyaknya
bermunculan berbagai macam teknologi canggih yang dapat membantu aktifitas dalam kehidupan
manusia.

2.2 Sejarah Singkat Atletik Lari

Yunani adalah bangsa pertama yang menyelenggarakan perlombaan olahraga atletik.


Atletik sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu " Athlos" artinya adalah Lomba. Pada waktu itu
cabang olahraga atletik dikenal dengan pentahlon atau panca lomba dan decalthon atau dasa
lomba.

Pada sebuah Buku Odysus karya dari Hemerun menjelaskan jika petualangan Odysus saat
bekunjung ke kepulauan di sebelah selatan Yunani disambut oleh kepala suku dengan mengadakan
upacara penyambutan. Di acara terebut ada beberapa lomba yang diperlombakan seperti lompat,
lari, lempar cakram, gulat dan tinju. Sedangkan pada tahun 776 SM bangsa Yunani mengadakan
Olympiade. dalam lomba tersebut pemenang adalah yang menjadi juara Petahlon.

Olympiade yang modern dilaksakan atas usulan dari seorang berasal dari Perancis yang
bernama Baron Peire Louherbin pada tahun 1896 di Athena, Yunani. Dalam ajang ini cabang
atletik merupakan tambang medali yang menjadi perebutan.
Organisasi Olahraga Atletik Internasional terbentuk pada 17 juli 1912 di Stocktom,
Swedia. Pembentukan tersebut bersamaan dengan Olympiade ke-5, Organisasi tersebut bernama "
International Amateur Athletic Federation" atau dapat disingkat dengan IAAF.

Sejarah Atletik di Indonesia mulai terbentuk pada tanggal 3 September 1950, pada tahun
tersebut Indonesia mendirikan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau biasa disebut dengan
PASI.

2.3 Sejarah Atletik Di Indonesia

Di negeri kita tercinta (Indonesia) mengenal atletik lewat bangsa Belanda yang selama tiga
setengah abad menjajah negeri kita. Namun demikian atletik tidak dikenal secara menyeluruh. Dan
yang mendapat kesempatan melakukan latihan-latihan atletik hanyalah anak-anak sekolah ataupun
kemiliteran saja, Itupun hanya sekedar untuk melengkapi kegiatan pendidikan jasmani saja.

Organisasi atletik yang pertama kali diadakan di Indonesia pada Zaman Belanda adalah
Nederlands Indisehe Atletiek Unie yang disingkat menjadi NIAU. Dalam bahasa Indonesia
bermakna: Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1917.

Dalam rangka mempropagandakan penyebaran bidang atletik memang ada. Namun, usaha
untuk mendirikan organisasi-organisasi atletik atau cabang dari NIAU hanya bisa terlaksana di
beberapa kota besar yang terdapat sekolah-sekolah lanjutan ataupun yang terdapat tangsi-tangsi
militernya, antara lain daerah Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Semarang, dan
Solo.

Pada masa-masa itu, di setiap tahunnya diadakan perlombaan/kejuaraan atletik di Jakarta


yang biasanya disenggelarakan bertepatan dengan penyelenggaraan Pasar Gambir (semacam
Jakarta fair sekarang). Yaitu pada akhir bulan Agustus atau awal September.

Atlet/pemain yang menonjol/terlihat prestasinya pada masa penjajahan Belanda antara


lain: Mohammad Noerbambang, pelari 100 m yang katanya pernah berlari dengan menghabiskan
hanya 10,8 detik dan Harun Alrasyid atlet pelompat tinggi yang pernah melompati mistar/dinding
yang tingginya mencapai 1,80m dan lompat jauhnya mendekati 7,00 m.

Kemudian, di masa pendudukan Jepang selama tiga setengah tahun yang dimulai pada awal
tahun 1942 sampai Agustus 1945 , keolahragaan pada umumnya mengalami perkembangan dan
peningkatan. Semua pelajar mahasiswa melalui siaran radio yang dikenal dengan 22 nama Radio
Taiso mengadakan dan membuka latihan-latihan dari berbagai cabang olahraga, termasuk juga
padanya senam dan atletik.

Atletik mendapat perhatian yang cukup baik di masa itu. Bahkan, hampir di setiap
menjelang selesainya tahun ajaran pendidikan diadakan pertandingan-pertandingan/perlombaan
olahraga. Dan yang paling diutamakan adalah olahraga atletik. Entah itu perlombaan yang
berbentuk pertandingan antar kelas, antar sekolah maupun antar kota.
Suatu kali pernah diselenggarkannya perlombaan atletik segitiga antar pelajar Sekolah
Menengah Bandung, Yogya, dan Solo. Perlombaan tersebut diselenggarakan dan berlangsung di
Kota Solo pada tahun 1943. Anak-anak pelajar yang datang dari Bandung di bawah panji
GASEMBA (Gabungan Sekolah Menengah Bandung ) dari Yogya GASEMMA ( Gabungan
Sekolah Menengah Mataram ) dan dari Solo sendiri adalah GASEMBO (Gabungan Sekolah
Menengah Solo ).

Perlombaan-perlombaan atletik untuk umum juga sering diselenggarakan. Dan olahraga


yang sering sekali diperlombakan adalah lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan membawa
beban. Kemajuan dalam bidang organisasi semakin nampak saat kependudukan Jepang di
Indonesia.

Dan himpunan-himpunan atletik pun juga bermunculan di beberapa kota-kota besar, antara
lain IKADA ( Ikatan Atletik Djakarta ), GABA ( Gabungan Atletik Bandung ), IKASO ( Ikatan
Atletik Solo) IPAS ( Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan lain-lain. Pada tahun 1949 oleh
ISI ( Iakatan Sport Indonesia ) diselenggarakan pekan Olahraga di lapangan IKADA yang diturut
sertai oleh sejumlah atlet-atlet seluruh Jawa.

Adapun nama-nama atlet perlombaan atletik yang menonjol di masa pendudukan Jepang
antara lain : Soetantio, pelari 100m yang mencapai finish hanya dengan waktu 11,00 detik.
Soetrisno , atlet Pancalomba dan Bram Matulessi, pelempar Lembing. Lebih umumnya, atletik
memiliki cabang olahraga yang sangat banyak. Berikut macam-macam olahraga atletik ;

1. Lari Estafet
2. Lompat Gala
3. Maraton
4. Lompat Jauh
5. Lempar Lembing
6. Lari Gawang
7. Jalan Cepat
8. Sprint atau Lari Jarak Dekat
9. Tolak Peluru, dan masih banyak lagi cabang olahraga yang lain.
2.4 Penggunaan IPTEK di Olahraga Atletik Lari

1. Foto Garis Finis

Foto garis finis menjadi andalan pada pacuan kuda, lintasan lari, serta beberapa olahraga
lapangan.Pencatat waktu elektronik memang membantu untuk menentukan siapa yang
tercepat.Terutama ketika harus memutuskan pemenang dari dua peserta dengan selisih waktu atau
jarak yang sangat tipis. Tim juri akan menggunakan hasil foto garis finis yang mampu merekam
3.000 gambar per detik untuk membantu penentuan pemenang.Inilah mengapa pada beberapa
pertandingan lari atau pacuan kuda beberapa peserta terlihat bersamaan memasuki garis finis
namun hanya satu yang keluar sebagai pemenang.

2. Exouit
Exosuit dengan wujud celana pendek, teknologi ini mampu memotong waktu rata-rata maraton
dari 9:14 menit per mil menjadi 8:49. Dimana sistem exosuit yang dikembangkan ilmuwan dapat
meningkatkan kinerja atletik.Pada dasarnya, teknologi ini akan mempengaruhi sendi pinggul
melalui sebuah kabel tipis dan fleksibel. Dengan begitu otot-otot yang akan terangsang lebih aktif
saat melangkahkan kaki.Sayangnya teknologi ini baru dapat digunakan untuk sekedar berlari
diatas treadmil. Kedepannya, sekelompok ilmuwan ini berharap dapat mengembangkan teknologi
yang dapat meningkatkan kinerja atlet dan pemulihan setelah cedera.

3. Lintasan

Pemulihan energi
Lompatan Kaki

4. Amour 39

Armour39 merupakan baju yang memiliki fungsi sebagai alat ukur kinerja atletik dengan konsep
layar sentuh.

2.5 Perkembangan pada sepatu dari masa ke masa

Penemuan sepatu untuk lari pertama kali berawal sekitar 200 tahun yang lalu. Pertama kali
sepatu diciptakan terbuat dari kulit, akan tetapi sepatu dari kulit mudah meregang saat basah dan
sangat mudah cepat lusuh. Hal ini berakibat sangat tidak nyaman untuk dipakai bagi pelari, karena
beresiko tinggi cedera kaki dan menderita rasa sakit di kaki.
Proses penciptaan sepatu untuk lari sudah melalui berbagai tahapan waktu dari abad ke abad dan
terus diperbaharui sampai zaman modern sekarang ini yang kita jumpai.

Pada Abad ke-19

Tahun 1832, Wait Webster memperkenalkan terobosan baru pada zamannya dimana
memasukkan sol karet kedalam sepatu yang kemudian terciptanya Plimsolls, saat itu kebanyakan
dipakai untuk sepatu anak-anak.

Di tahun 1852 Running Spikes pertama kali diumumkan oleh pendiri perusahaan Boulton
(sekarang ini kita kenal dengan Reebok) yang bernama Joseph William Foster yang menambahkan
paku dibagian bawah sepatu Plimsolls untuk mencengkram lebih baik agar sepatu tidak mudah
tergelincir atau licin untuk dipakai berlari.

Sepatu lari pada tahun 1860-an yang menggunakan paku di tapak kakinya, disimpan di
salah satu Museum British, ini terlihat berbeda dari sepatu-sepatu pria yang biasa dijumpai pada
masa itu. Lalu, pada tahun 1890 Joseph William Foster membuat pembaruan-pembaruan pada
sepatu lari buatan tangannya untuk dipakai pelari agar dapat mempercepat waktu berlari mereka.

Sebelum perang dunia pertama, sepatu olahraga atau sepatu lari dianggap sebagai barang
mewah yang hanya digunakan untuk olahraga oleh orang-orang kaya saja. Barulah setelah perang
dunia pertama sepatu olahraga menjadi populer dan lebih murah. Sepatu bersol karet di abad ke-
19 diproduksi oleh perusahaan-perusahaan seperti Goodyear dan Dunlop.

Banyak terjadi perubahan ketika orang-orang mulai menggunakan karet untuk keperluan
industri dan menjadikan sol karet menjadi bagian dari sepatu kanvas pada tahun 1892. Dengan
permukaan yang datar, ringan dan fleksibel, sepatu ini membuat pemakainya berjalan tanpa
bersuara. Dari sinilah mengapa mereka menamakannya “sneakers” (atau biasa disebut juga dengan
sepatu kets) karena berasal dari kata “to sneak” (menyelinap).
Awal Abad ke-20 : Dassler Bersaudara

Pada tahun 1920-an Adolf Dassler menciptakan sepatu lari dengan desain modern dan
mengembangkan sepatu kets khusus untuk pelari cepat dan pelari jarak jauh. Pada tahun 1925 ia
juga memproduksi sepatu khusus untuk atletik (pelari cepat dan lompat jauh) dan mematenkan
spike (sepatu dengan tapak berduri logam) dengan bantalan dibawah kaki.

Oleh Adi Dassler merancang sepatu yang baru pertama kali diciptakan untuk lari jarak
pendek dan jarak menengah (sampai 800 m). Hasil ciptaannya diakui sebagai yang terbaik secara
internasional dan diakui oleh banyak atlit pada masanya, salah satunya atlit Jesse Owens. Sepatu
ciptaan Dassler bersaudara membawa medali emas untuk pertama kali saat dipakai oleh atlit Lina
Radke pada Olimpiade Musim Panas tahun 1928 di Amsterdam pada lomba lari 800 meter.

Tahun 1948 Dassler bersaudara mendirikan Addas, namun kemudian terpecah menjadi
Addas (menjadi Adidas) dan Ruda (menjadi Puma). Lalu pada tahun 1949 Dassler memberi tiga
garis pada sisi sepatunya untuk menunjang penampilan sepatu larinya.

Tahun 1960-an : New Balance memproduksi The Tracksters

Tracksters dari New Balance adalah sepatu lari pertama yang dibuat dalam beberapa
ukuran lebar. Lebih memberi keleluasaan pada pelari untuk memiliki ukuran yang sesuai pilihan
dan kebutuhan.

Dengan bentuk outsole yang bergelombang, meningkatkan tenaga tarik, menyerap


goncangan, dan mencegah cedera, yang umum terdapat pada sepatu lari berduri logam periode
tahun 60-an.
Tahun 1970-an

Di sepanjang tahun 1970-an menjadi salah satu trend gaya yang paling modis dan
penggunaan waktu luang yang paling aktif bahkan dengan orang-orang kaya, melihat hal ini
produsen sepatu olahraga tidak bisa melewatkannya begitu saja. Inilah dimana sejarah terciptanya
sepatu lari Nike dimulai. Salah satu pendiri Nike yaitu Bill Bowerman seorang pelatih atletik,
terobsesi dengan ide untuk membuat sepatu yang ringan sebanyak mungkin dan banyak
bereksperimen dengan teknologi. Di tahun 1974 ia menghadirkan sepatu yang cemerlang, ringan
dan disebut sebagai Waffle Trainer yang mahal, yang oleh majalah Vogue disebut sebagai “simbol
status terpanas”.

Dari cerita yang beredar, Bowerman menciptakan Waffle Trainer berdasarkan


eksperimennya menggunakan cetakan kue wafel milik istrinya yang sekarang ini masih tersimpan
di Museum Nike.

1976 Sepatu Lari Era Luar Angkasa

Pada tahun ini Frank Rudy dari NASA merancang sepatu atletik bertenaga udara pertama
yang bekerjasama dengan Nike. Dia menawarkan gagasan kantong yang diisi dengan gas
bertekanan yang kemudian dikompres dibawah benturan. Dengan demikian, Rudy
memperkenalkan Air-Cushion Soles (Sole Bantal Udara) ke pasar dan masih digunakan sampai
hari ini.
Tahun 1980-an Era Teknologi Midsole

Nike, Reebok dan Adidas mendominasi pasar sepatu olahraga yang banyak diminati oleh
selebritis dan mempromosikannya dengan desain yang empuk dan teknologi terbaru.

Pada tahun 1981 Saucony meluncurkan Jazz Trainer dengan blok segitiga pada tapaknya,
hal ini merupakan suatu penemuan baru pada tapak sepatu, dengan fungsi untuk meredam benturan
pada kaki selama berlari jarak jauh.

Adidas Micropacer pada tahun 1984 mulai melakukan percobaan untuk menggabungkan
elektronik dengan sepatu lari, yaitu dengan menambahkan fitur alat pengukur elektronik yang
dijahit kedalam lidah sepatu.

Tahun 1986 ASICS meluncurkan sepatu lari dengan bantalan Gel yang terbuat dari silikon.
Ditujukan untuk mengatasi benturan 28% lebih banyak daripada teknologi bantalan udara yang
sebelumnya pernah ada. Sistem ini menggunakan bantalan gel dan sampai saat ini masih
digunakan di semua sepatu empuk milik ASICS.

Tahun 1987 Nike membuat revolusi pada dunia dengan menciptakan sepatu kets pertama
di dunia dengan bantalan udara yang terlihat sebagai shock absorber (peredam kejut) yang disebut
dengan Nike Air Max.

Abad 21

Abad kita sekarang ini menunjukkan perkembangan yang semakin pesat terhadap
kemajuan teknologi dalam menciptakan sepatu lari.

Di tahun 2000 versi pertama dari sepatu lari minimalis Nike ditawarkan ke pasar untuk
para atlit, namun tak hanya untuk para atlit sepatu ini juga dapat dimiliki oleh siapa saja dan bebas
memakainya dikehidupan sehari-hari.

Tahun 2005 Vibram merilis sepatu Five Fingers untuk sepatu kayak yang mana sebenarnya
telah dipopulerkan oleh pelari sebagai sepatu minimalis bertelanjang kaki, untuk memudahkan
kaki bebas bergerak layaknya telanjang kaki.
Tahun 2006 Nike meluncurkan sepatu Nike + Air Zoom Moire, yang dapat mensinkronisasi
sepatu lari dengan iPod untuk mencatat waktu, jumlah kalori yang terbakar, dan jarak lari.

Tahun 2013 New Balance menghadirkan sepatu lari pertama yang menggunakan
teknologi-3D, dengan pemindai laser untuk menentukan karakteristik kaki anda secara individual,
dan dapat dicetak dengan printer-3D khusus untuk karakteristik bantalan yang sesuai dengan
keinginan.

Tahun 2015 perusahaan-perusahaan sepatu mulai menawarkan model sepatu lari yang
super ringan dengan berat kurang dari 3 ons.

Sepatu Lari Masa Kini

Sekarang ini ada banyak perusahaan sepatu lari yang menawarkan berbagai macam pilihan
yang sangat luas dan bermacam-macam jenis yang dapat disesuaikan dengan selera dan kebutuhan,
dengan menghadirkan teknologi-teknologi dan inovasi terbaru tentunya. Mungkin saja suatu saat
nanti bakal ada tercipta sepatu ramah lingkungan yang terbuat dari bahan-bahan organik.

Itulah sejarah sepatu lari dengan melalui berbagai tahapan pembaruan dan inovasi selama
bertahun-tahun untuk menciptakan sepatu lari yang tak hanya berkualitas dan nyaman namun juga
menjadi trend fashion tersendiri di dunia.

Anda mungkin juga menyukai