Anda di halaman 1dari 12

Struktur Enzim

Beberapa reaksi kimia didalam tubuh mahluk hidup terjadi sangat cepat. Hal ini terjadi
karena adanya suatu zat yang membantu proses tersebut. Bila zat ini tidak ada maka proses-
proses tersebut akan terjadi lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Zat tersebut di kenal
dengan nama fermen/enzim.

Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu dalam ragi.
Menurut Mayrback (1952), enzim adalah senyawa protein yang dapat mengatalisi reaksi-
reaksi kimia dalam sel da jaringan mahluk hidup. Dari hasil penelitian dapat di simpulkan
bahwa ENZIM adalah biokatalisator, yamh artinya senyawa organik berupa protein
bermolekul besar yang dapat mempercepat jalannya reaksi-reaksi metabolisme tanpa
mengalami perubahan struktur kimia.

Kebanyakan enzim yang terdapat didalam alat-alat atau organ-organ organisme hidup berupa
larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung dan cairan
pangkreas.

Pembentukan enzim memerlukan bahan baku asam amino sehingga pembentukannya akan
mengalami hambatan jika sumber bahan baku ini berkurang.

Beberapa enzim, seperti pepsin, tripsin dan kimotripsin yang hanya terdiri atas satu rantai
polipeptida disebut enzim monomerik. Enzim lain, seperti heksokinase, laktat dehidrogenase,
endase dan piruvat kinase yang terdiri atas dua atau lebih rantai polipeptida disebut enzim
oligomerik.

Seperti protein, enzim dapat mengalami denaturasi, misalnya akibat pengaruh pemanasan,
gelombang ultrasonik dan radiasi ultraviolet atau pengaruh penambahan asam, basa dan
pelarut organik tertentu. Denaturasi ini menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau tidak
dapat bekerja.

Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim,
sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus
prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa
organik yang mengandung logam.

Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut haloenzim, tapi ada
juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus
prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh
koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misal : vitamin B1,B2,B6, oniasindan biotin).

Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik biokimia enzim sama seperti
karakteristik protein, yang disintesis oleh sel memerlukan DNA, bila rusak oleh lingkungan
yang tidak mendukung seperti akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan barier energi
aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada sel hidup.
Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tapi jauh lebih lambat.
Syarat – syarat refrigerant yang baik

Persyaratan refrigeran (zat pendingin ) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :

1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya tekanan refrigeran memiliki


temperature pada penguapan yang lebih tinggi , sehingga dapat dihindari kemungkinan
terjadinya vakum pada evaporator, dan turunnya eficiensi volumerik karena naiknya
perbandingan kompresi

2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan pengembunannya


rendah maka perbandingan kompresinya menjadi semakin rendah sehingga penurunan
prestasi kompresor dapat dihindari , selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah mesin
dapat bekerja lebih aman karena kemungkna terjadinya kebocoran, kerusakan dan ledakan
menjadi lebih kecil

3. Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigeran yang memiliki kalor laten penguapan tinggi
lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang
bersirkulasi menjadi lebih kecil

4. Volume spesifik yang cukup kecil. Refrigerant yang memiliki kalor laten penguapan yang
tinggi dan volume spesifik gas yang kecil akan memungkinkan penggunaan kompresor
dengan volume torak yang lebih kecil

5. Koefisien prestasiharus tinggi. Dari segi karakteristik termodinamika dari refrigerant,


koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menekan biaya operasi

6. Konduktifitas termal yang tinng. Konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan
karakteristik pepindahan kalor

7. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan aliran
refrigerant dalam pipa kerugian tekanan akan berkurang

8. Konstanta di elektrika dari refrigerant yang kecil , tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik ( utamanya untuk kompresorhermatik )

9. Refrigerant hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, sehingga tidak
menyebabkan korosi

10. Refrigerant tidak boleh beracun dan berbau merangsang


11. Refrigerant tidak boleh mudah terbakar dan meledak

12. Refrigerant harus mudah dideteksi jika terjadi kebocoran

13. Harganya tidak mahal dan mudah di peroleh

14. Ramah lingkung

Berdasarkan jenis bahan bakar


1.Hidrogen
2H2 + O2 -> 2H2O
2.Bahan bakar minyak
2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O
3.Metana
CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O
4.Etanol
C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O
5.Karbohidrat
-CHOH- + O2 ->CO2 + H2O
7. Untuk LPG (Liquified Petroleum Gas)
C3H8 + C4H10 + 11.5 02 -> 7CO2 + 9H2O

Berdasarkan alat pembakaran

1.Pembakaran bensin pada mobil


Mekanisme mesin berbahan bakar bensin. Penjelasan berikut menunjukkan bagaimana bensin
bekerja dalam mobil:
1. Bensin dicampur dengan udara dengan rasio perbandingan yang optimal (kondisi di mana
terdapat kandungan oksigen yang minimum, yang diperlukan untuk membakar 1 gram bensin
dengan sempurna)
2. Gas yang tercampur ini akan dibakar dalam mesin nantinya.
3. Gas yang tercampur ini selanjutnya dihembuskan ke dalam mesin. Gas dikompress dengan
piston dengan gaya yang lembam, yang meningkatkan suhu dan tekanan dari gas yang
dihembuskan.
4. Campuran gas ini lalu dipantik dengan kontak spark dengan penempatan waktu yang tepat
(tepat sebelum suhu dan tekanan gas mencapai titik tertinggi) Campuran gas ini mulai
terbakar di dekat kontak spark.
5. Nyala diperbanyak secara bertahap dalam campuran gas, lalu menyebar masuki interior
mesin (wadah pembakaran dalam) Tekanan di dalam wadah pembakaran dinaikkan oleh
adanya pembakaran gas, yang mendorong piston.
6. Gaya yang dihasilkan dilewatkan ke bagian luar mobil, yang menggerakkan roda. Ada
mekanisme mesin bensin. Mekanisme inilah yang menjadikan mesin berbahan bakar bensin
juga disebut “mesin pantikan spark”.

Gambar 1. Pembakaran pada mesin kendaraan bermotor

Tabel 1. Koefisien Emisi kendaraan bermotor

II.Jenis polutan
1.CO2
Karbon dioksida berasal dari pembakaran sempurna hidrokarbon di dalamnya termasuk
minyak bumi dan gas alam. Sebenarnya gas karbon dioksida tidak berbahaya bagi manusia.
Namun, kenaikan kadar CO2 di udara telah mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan
bumi. Fenomena inilah yang disebut efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca
adalah suatu peristiwa di alam dimana sinar matahari dapat menembus atap kaca, tetapi sinar
infra merah yang dipantulkan tidak bisa menembusnya. Sinar matahari yang tidak bisa keluar
itu tetap terperangkap di dalam rumah kaca dan mengakibatkan suhu di dalam rumah kaca
meningkat. Seperti itu pula karbon dioksida di udaraa, ia dapat dilewati sinar ultraungu dan
sinar tampak, tetapi menahan sinar inframerah yang dipantulkan dari bumi. Akibatnya suhu
dipermukaan bumi naik jika kadar CO2 di udara naik. Kenaikan suhu global dapat
mencairkan sungkup es di kutub. Akibat selanjutnya adalah kenaikan permukaan laut
sehingga dapat membanjiri kota-kota pantai di seluruh dunia.
a.Sumber: semua sumber pembakaran;
b.Membahayakan kesehatan pada > 5000 ppm lebih dari 2 – 8 jam,
c.Level di atmosfer meningkat dari 280 ppm (sebelum jaman industri) hingga > 350 ppm
(1990an),
d.Terjadi percepatan laju.
e.Meskipun diinginkan CO2 merupakan gas rumah kaca. Bersama gas rumah kaca lain
seperti metana, CO2 menyerap radiasi inframerah yang dipantulkan bumi, sehingga
meningkatkan energi yang terdeposit di bumi oleh matahari dan meningkatkan temperatur
atmosfer.
f.Oleh karena itu, emisi CO2 menjadi issue global, terutama setelah Kyoto Protocol 1997.

Gambar 2. World CO2 emissions by region (in 106 t)

2.CO
Gas karbon monoksida berasal dari pembakaran tak sempurna bahan bakar dalam kendaraan
bermotor. Gas buang hasil pembakaran bensin dari kendaraan bermotor mengandung 10.000
sampai 40.000 ppm CO. Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau, oleh karena itu,
kehadirannya tidak segera diketahui. Gas itu bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit
pada mata, saluran pernafasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernafasan,
CO bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin)
dengan reaksi sebagai berikut :
COHbCO + Hb
Seperti kita ketahui, hemoglobin ini seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi O2Hb
(oksihemoglobin) dan membawa oksigen yang diperlukan ke sel-sel jaringan tubuh dengan
reaksi sebagai berikut : O2Hb.O2 + Hb
Ikatan CO dengan Hb lebih kuat dibanding O2 dengan Hb sehingga menghalangi fungsi vital
Hb untuk membawa oksigen bagi tubuh, yang berakibat tubuh kekurangan oksigen sehingga
menimbulkan rasa sakit kepala dan gangguan pernafasan bahkan kematian.
a.Sumber: kendaraan bermotor, proses industri,
b.Membahayakan kesehatan: 9 ppm (10 mg/m3) lebih dari 8 jam, 35 ppm (40 mg/m3) lebih
dari 1 jam, tidak lebih dari sekali setahun (untuk keduanya)
3.NOx
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat telah
menimbulkan sejenis pencemaran udara yang tidak pernah dialami oleh peradaban
sebelumnya. Pencemaran ini ditimbulkan oleh oksida nitrogen. Sumber utama oksida
nitrogen adalah pembakaran bahan bakar dalam industri dan kendaraan bermotor. Nitrogen
dan oksigen tidak bereaksi pada suhu rendah, tetapi pada suhu tinggi, kedua gas itu
dimungkinkan bereaksi sebagai berikut :
2 NO (g)N2 (g) + O2 (g)
Sekitar 10% dari gas NO yang dihasilkan, teroksidasi lebih lanjut membentuk NO2.
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. NOx
di udara tidak beracun secara langsung pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-
bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut) atau smog dalam bahasa
Inggris. Asbut ini mengakibatkan mata perih, nafas sesak dan tanaman layu. Asbut adalah
campuran rumit yang terdiri dari berbagai gas dan partikel-partikel zat cair dan zat padat.
Asbut dihasilkan dari serentetan reaksi fotokimia (yaitu reaksi kimia di bawah pengaruh
energi sinar matahari).
sinar matahariNO2 (g) + NO (g) dan O (g).
Motor bakar, juga menghasilkan hidrokarbon yang tidak terbakar akibat reaksi pembakaran di
dalam motor kurang sempurna. Hidrokarbon ini dapat bereaksi dengan atom oksigen yang
dihasilkan dari dekomposisi fotokimia NO2. Reaksi ini menghasilkan radikal hidrokarbon
bebas yang sangat reaktif. Radikal ini bereaksi dengan NO dan menghasilkan NO2 lagi, dan
serentetan reaksi berulang lagi dan menghasilkan ozon. Radikal bebas itu juga bereaksi
dengan O2 dan N2 dan menghasilkan senyawa yang disebut peroksiasilnitrat (PAN). PAN
juga memberi efek asbut dan menimbulkan rasa perih di mata.
a.Sumber: kendaraan bermotor; pembangkit panas dan listrik; asam nitrat; peledak; pabrik
pupuk,
b.Membahayakan kesehatan untuk NO2: 0,053 ppm (100 µg/m3) lebih setahun; bereaksi
dengan HC dan sinar matahari membentuk oksidan fotokimia.

4.SOx
Senyawa-senyawa belerang yang bertindak sebagai zat pencemar yang berbahaya adalah gas-
gasa SO2 dan SO3. Gas SO2 di atmosfer sebagian besar berasal dari hasil pembakaran
minyak bumi dan batubara yang mengandung belerang, di samping ada juga yang berasal dari
hasil oksidasi bijih-bijih sulfida di industri.
Udara yang mengadung SO2 dalam kadar cukup tinggi dapat menyebabkan radang paru-paru
dan tenggorokan pada manusia serta khlorosis (kepucatan) pada daun-daun. Oksidasi SO2
akan menyebabkan terbentuknya SO3. SO3 bila bereaksi dengan uap air akan menyebabkan
hujan asam (acid rain). pH air hujan yang mengandung oksida belerang akan turun menjadi 3
– 4. Akibatnya timbul korosi logam-logam, kerusakan bangunan yang terbuat dari batu
pualam dan memudarnya cat-cat pada lukisan. SO2 apabila terisap oleh pernafasan, akan
bereaksi dengan air dalam saluran pernafasan dan membentuk asam sulfit yang akan merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Apabila SO3 yang terisap, maka yang terbentuk adalah
asam sulfat, dan asam ini lebih berbahaya.
a.Sumber: Fasilitas pembangkit listrik dan panas yang menggunakan minyak atau batu bara
yang mengandung sulfur; pabrik asam sulfat,
b.Membahayakan kesehatan untuk SO2: 0,03 ppm (80 µg/m3) lebih setahun, 0,14 ppm
(365 µg/m3) selbih 24 jam tidak lebih dari sekali setahun, 0,5 ppm (1300 µg/m3) lebih dari
3 jam.
Sumber pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan
sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian
petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik peleburan
baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan Sox. Hal ini disebabkan adanya elemen
penting alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink
(ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). Kerbanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan
dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi.
Selain itu sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya
lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari
produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping
dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.

Gambar 3. Gas buang industri yang mengandung SOX

5.VOC termasuk etana, etilena, asetilena, propana, butana, pentana, aldehida, keton, pelarut
a.Sumber: kendaraan bermotor; penguapan pelarut; industri proses; pembuangan limbah
padat; pembakaran bahan bakar; kilang minyak; SPBU; pembersih pakaian; pencetakan; cait,
b.Breaksi dengan NOx dan sinar matahari membentuk oksidan fotokimia. Formaldehida dan
benzena berbahaya bagi eksehatan.
6.Pencemaran Timbal di udara
Timbal (Pb) merupakan pencemar udara yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor.
Untuk menghasilkan pembakaran yang baik dan meningkatkan efisiensi motor bakar, bensin
diberi zat tambahan, yaitu Pb(C2H5)4 atau tetra etil timbal (TEL). Setelah mengalami
pembakaran di dalam motor, timbal dilepas ke udara dalam bentuk oksida timbal. Timbal
merupakan racun keras yang bila menumpuk di dalam tubuh akan menimbulkan kerusakan
permanen pada otak, darah dan organ tubuh lainnya.

Jenis Polutan
Deskripsi
Efek Kesehatan
Karbon Monoksida
Tidak berwarna
Tidak berbau
Gas beracun
Dihasilkan oleh proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar fosil
Kebanyakan dihasilkan oleh kendaran bermotor
Pembentukan formasi karbon hemoglobin
Mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah
Mengganggu aktifitas penglihatan
Gangguan stres fisiologis
Nitrogen Dioxide (NOx)
Gas berwarna coklat
Sangat reaktif
Hasil reaksi dari NO dengan Oksigen
Kebanyakan dihasilkan oleh kendaran bermotor
Meningkatkan sensitifitas asthma bronkiale
Iritasi pada saluran pernapasan
Mempengaruhi kapasitas fungsi paru pada pajanan jangka panjang
Sulfur Dioxide (SO2)
Gas yang mudah larut dalam air
Terdapat dalam bahan bakar fosil dan kebanyakan logam.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan logam
Kebanyakan dihasilkan oleh bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik
Iritasi saluran pernapasan
Menimbulkan kambuh (ekserbasi) penyakit saluran pernapasan
Meningkatkan prevalensi dari gejala penyakit saluran pernapasan
Partikulat
Padatan yang ditemukan di udara berupa debu, jelaga, asap, atau tetesan cairan (droplet).
Padatan dapat tersuspensi di udara dalam waktu yang cukup lama.
Partikel yang berukuran besar dapat berupa jelaga atau asap.
Partikel yang penting bagi kesehatan masyarakat adalah PM10 & PM2,5
Partikulat juga dapat terbentuk di udara dari perubahan kimia dan fisik gas.
Terbentuk bila gas dari pembakaran bahan bakar bereaksi dengan sinar matahari atau uap air
di udara sehingga ukuran partikelnya bertambah besar
Infeksi saluran pernapasan atas
Ozon
Gas dengan 3 atom oksigen
Terdapat pada lapisan stratosfir
Tidak dilepaskan secara langsung ke udara.
Pada lapisan troposfer, ozon dihasilkan dari reaksi kimia antara NOx dan VOC (senyawa
organik yang mudah menguap)
Gangguan fungsi paru dan meningkatkan kerentanan pada infeksi saluran pernapasan
Iritasi dan inflamasi/ peradangan selaput lendir mata

1.Emisi pembakaran diesel pada mobil

a.Carbon Monoksida (CO)


Karbon dan oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO) sebagai
hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2). Sebagai hasil
pembakaran sempurna. karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak
berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Gas ini akan
dihasilkan bila karbon yang terdapat dalam bahan bakar (kira-kira 85% dari berat dan sisanya
hidrogen) terbakar tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi bila campuran
udara bahan bakar lebih gemuk dari pada campuran stoikiometris dan terjadi selama idling
dapat beban rendah atau pada output maksimum. Karbon monoksida tidak dapat dihilangkan
jika campuran udara bahan bakar gemuk, bila campuran kurus karbon monoksida tidak
terbentuk.

b.Nitrogen Oksida (NOX)


Senyawa nitrogen oksida yang sering menjadi pokok pembahasan dalam masalah polusi
udara adalah NO dan NO2. Kedua senyawa ini terbuang langsung ke udara bebas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Nitrogen monoksida ((NO) merupakan gas berwarna coklat
kemerahan dan berbau tajam. Gas NO merupakan gas yang berbahaya karena mengganggu
syaraf pusat.gas NO terjadi karena adanya reaksi antara N2 dan O2 (Naibaho, K., 22009 ).
Persamaan reaksi N2 dan O2 sebagai berikut : N2 (g) + O2 (g) NO (g)

2.Emisi pembakaran bensin pada kendaraan bermotor


Emisi gas buang pada motor konvensional merupakan sesuatu yang mendapatkan perhatian
yang cukup serius dari berbagai kalangan di dunia. Hal ini disebabkan efek dari gas buang
yang dapat merusak lingkungan hidup. Efek dari gas buang ini juga dapat menimbulkan efek
rumah kaca yang tidak kita harapkan. Pada motor bakar konvensional emisi gas buang yang
dihasilkan berupa HC, CO, CO2, O2, NOx dan partikulat lain. Berbagai penelitian dilakukan
untuk menurunkan kandungan emisi gas buang motor bakar konvensional itu sendiri. Emisi
gas buang dihasilkan dari proses tidak sempurnanya pembakaran di ruang bakar, dimana
hanya sebagian bahan bakar bereaksi dengan oksigen terutama di dekat dinding silinder
antara torak dan silinder, hal ini pada umumnya disebabkan karena lemahnya api dan
rendahnya temperature pembakaran. Jika suhu pembakaran rendah dan perambatan nyala api
lemah serta luasan dinding ruang bakarnya yang bersuhu rendah agak besar, kondisi ini akan
dijumpai pada saat motor baru dihidupkan atau pada putaran langsam (idle), secara alamiah
motor akan banyak menghasilkan emisi gas buang yang dapat menyebabkan dampak negatif
bagi kesehatan. Beberapa parameter yang dapat ditimbulkan dari gas buang kendaraan
bermotor adalah sebagai berikut :

a) Hidrokarbon (HC)
Adalah gas buang yang diakibatkan karena bahan bakar yang tidak terbakar. HC ini adalah
bagian dari bensin yang dilepaskan baik dalam bentuk tidak berbakar atau terpecah dengan
tidak sempurna. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya HC; sebagi contoh:
pembkaran yang tidak sempurna oleh oksigen yang tidak mencukupi, nyala yang tertekan di
dekat dinding mesin interior, turunnya suhu yang disebabkan oleh rendahnya kandungan
bensin, dan lain-lain. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa hc adalah komponen
bensin yang tersisa dan tidak terbakar atau bentuknya berubah tanpa terbkar dengan
sempurna.
• Molekul ringan, tidak terlihat sehingga melayang di udara
• Berbahaya bagi kesehatan, mengikat hemoglobin darah kita
• Semakin kecil HC semakin bagus

b) Karbon dioksida (CO2)


CO2 adalah produk akhir proses oksidasi bensin. Senyawa ini dihasilkan dari penggabungan
C dalam bensin dengan O2 dalam udara. CO2 itu sendiri bukan komponen yang berbahaya.
Namun, jika konsentrasi CO2 tinggi di bumi, maka akan mencegah panas permukaan keluar
ke angkasa luar, yang akhirnya akan meningkatkan suhu bumi. Gas-gas, seperti CO2, yang
memiliki efek meningkatkan suhu di bumi, disebut “gas rumah kaca”.
• Mengindikasikan derajat thernis pembakaran
• Diukur dalam prosentase, semakin tinggi semakin bagus (tertinggi 16%)
• Bersifat ringan, tidak terlihat dan tidak berbahaya tetapi dapat menjadi gas rumah kaca
• Tumbuhan, Biota laut dan lahan gambut memerlukan gas ini
• Batas minimum 11%

c) Karbon monoksida (CO)


“Membakar sesuatu” adalah reaksi oksidasi. Ketika terdapat kekurangan oksigen sebagai zat
oksidator, senyawa yang terbakar tidak teroksidasi dengan sempurna, yakni tidak menjadi
CO2, tapi hanya menjadi CO.
• Adalah gas yang timbul sebagai reaksi dari pembakaran yang tidak sempurna
• Bersifat ringan, tidak terlihat sehingga melayang di udara
• Berbahaya bagi kesehatan, ISPA, Kanker, penurunan kecerdasan
• Diukur dalam prosentase, 0,5 – 3% adalah hasil yang ideal

d) NOx
Dua komponen di atas (HC dan CO) adalah produk yang dihasilkan karena mereka tidak
terbakar dengan sempurna, sehingga mereka tidak menjadi CO2 selama proses pembakaran
bensin (reaksi oksidasi). Di sisi lain, mekanisme pembentukan Nox adalah sangat jauh
berbeda dari dua komponen ini. N dan O dalam NOx berasal dari udara. N2 dan O2 masing-
masing bersifat inert di udara , namun, mereka bereaksi antara satu dengan lainnya dan
menghasilkan NOx pada kondisi suhu tinggi ketika pembakaran bensin. Karena itu, semakin
tinggi suhunya, semakin banyak NOx dihasilkan.
• Adalah gas buang yang ditimbulkan oleh nitrogen yang teroksidasi karena tekanan dan
panas kompresi
• Berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan karena gas ini adalah racun.
3.Emisi pembakaran batubara
1.Abu
Abu batubara adalah bagian dari sisa pembakaran batubara pada boiler pembangkit listrik
tenaga uap yang berbentuk partikel halus amorf dan bersifat Pozzolan, berarti abu tersebut
dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air membentuk senyawa yang
bersifat mengikat. Dengan adanya sifat pozzolan tersebut abu terbang mempunyai prospek
untuk digunakan berbagai keperluan bangunan.
Abu merupakan bahan anorganik sisa pembakaran batubara dan terbentuk dari perubahan
bahan mineral (miniral matter) karena proses pembakaran. Pada pembakaran batubara dalam
pembangkit tenaga listrik terbentuk dua jenis abu yakni abu terbang (fly ash) dan abu dasar
(bottom ash). Partikel abu yang terbawa gas buang disebut abu terbang, sedangkan abu yang
tertinggal dan dikeluarkan dari bawah tungku disebut abu dasar. Sebagian abu dasar berupa
lelehan abu disebut terak (slag).
Komposisi antara abu terbang dan abu dasar tergantung sistem pembakarannya. Dalam
tungku pulverized coal sistem basah antara 45-55 %, dan tungku underfeed stoker 30-80 %
dari total abu batubara. Abu terbang ditangkap dengan Electric Precipitator sebelum dibuang
ke udara melalui cerobong.
PLTU berbahan bakar batubara biasanya menghasilkan limbah padat dalam bentuk abu.
Jumlah abu batubara yang dihasilkan per hari dapat mencapai 500 – 1000 ton. Sebagian besar
abu terbang dan abu dasar dikumpulkan dalam pembuangan abu (ash disposal). Jumlah abu
tersebut demikian banyaknya sehingga menjadi masalah dalam pembuangannya. Dengan
bertambahnya jumlah abu batubara maka ada usaha-usaha untuk memanfaatkan limbah padat
tersebut. Hingga saat ini abu batubara tersebut banyak dimanfaatkan untuk keperluan industri
semen dan beton, bahan pengisi untuk bahan tambang dan bahan galian serta berbagai
pemanfaatan lainnya.

2.Oksida Belerang
Unsur belerang terdapat pada batubara dengan kadar bervariasi dari rendah (jauh di bawah
1%) sampai lebih dari 4%. Unsur ini terdapat dalam batubara dalam 3 bentuk yakni belerang
organik, pirit dan sulfat. Dari ketiga bentuk belerang tersebut, belerang organik dan belerang
pirit merupakan sumber utama emisi oksida belerang. Dalam pembakaran batubara, semua
belerang organik dan sebagian belerang pirit menjadi SO2. Oksida belerang ini selanjutnya
dapat teroksidasi menjadi SO3. Sedangkan belerang sulfat disamping stabil dan sulit menjadi
oksida belerang, kadar relatifnya sangat rendah dibanding belerang bentuk lainnya.
Oksida-oksida belerang yang terbawa gas buang dapat bereaksi dengan lelehan abu yang
menempel dinding tungku maupun pipa boiler sehingga menyebabkan korosi. Sebagian SO2
yang diemisikan ke udara dapat teroksidasi menjadi SO3 yang apabila bereaksi dengan uap
air menjadi kabut asam sehingga menimbulkan turunnya hujan asam.
Energi batubara merupakan jenis energi yang sarat dengan masalah lingkungan, terutama
kandungan sulfur sebagai polutan utama. Sulfur batubara juga dapat menyebabkan kenaikan
suhu global serta gangguan pernafasan. Oksida belerang merupakan hasil pembakaran
batubara juga menyebabkan perubahan aroma masakan atau minuman yang dimasak atau
dibakar dengan batubara (briket), sehingga menyebabkan menurunnya kualitas makanan atau
minuman, serta berbahaya bagi kesehatan (pernafasan). Cara yang tepat untuk mengatasi hal
tersebut adalah dengan mewujudkan gagasan clean coal combustion melalui desulfurisasi
batubara.

3.Oksida Nitrogen
Nitrogen umumnya terikat dengan material organik dalam batubara dan kadarnya kurang dari
2%. Pada pembakaran, nitrogen akan dirubah menjadi oksida nitrogen dan disebut NOx.
Selain nitrogen dari batubara, NOx juga dapat terbentuk dari nitrogen dalam udara
pembakaran.
Zat nitrogen oksida ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi di
atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat amat halus yang menembus bagian
terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di
paru-paru atau uap air di awan akan membentuk asam. Akhirnya zat-zat oksida ini bereaksi
dengan asap bensin yang tidak terbakar dan zat-zat hidrokarbon lain di sinar matahari dan
membentuk ozon rendah atau “smog” kabut berwarna coklat kemerahan yang menyelimuti
sebagian besar kota di dunia.

4.Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida (CO) terbentuk pada pembakaran tidak sempurna. gas ini dihasilkan
dari proses oksidasi bahan bakar yang tidak sempurna. Gas ini bersifat tidak berwarna, tidak
berbau, tidak menyebabkan iritasi. Reaksi yang tidak sempurna antara karbon dan oksigen
adalah sebagai berikut:
C + ½ O2 → CO
Selain menghasilkan energi lebih rendah, gas CO merupakan polutan yang dapat mencemari
lingkungan terutama untuk para pekerja di lingkungan tertutup. Untuk pembakaran batubara
dalam pembangkit listik yang modern, pembentukan CO biasanya kecil sehingga tidak perl
dikhawatirkan karena jumlah oksigen (udara) yang dipasok biasanya sudah dihitung dan
dipasok berlebih.

5.Asap dan Gas Hidrokarbon


Asap dan gas hidrokarbon terbentuk pada pembakaran yang sangat tidak sempurna. Asap
terutama terdiri dari partikel-partikel karbon yang tidak terbakar. Sedangkan gas-gas
hidrokarbon adalah senyawa-senyawa karbon dan hidrogen hasil pemecahan bahan organik
batubara yang belum mengalami oksida oksigen lebih lanjut. Seperti karbon monoksida,
pembentukan asap dan gas-gas hidrokarbon menyebabkan rendahnya efisiensi pembakaran
bahkan jauh lebih rendah dari yang diakibatkan oleh pembentukan karbon monoksida.

6.Karbon Dioksida
Dalam pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, tujuan utamanya adalah semaksimal
mungkin mengkonversikan unsur utama dalam batubara yakni C (karbon) menjadi CO2
sehingga dihasilkan energi yang tinggi. Dikarenakan batubara mengandung kadar karbon
paling tinggi dibanding bahan bakar fosil lainnya seperti minyak dan gas, maka pembakaran
batubara dianggap merupakan sumber emisi CO2 terbesar.

III.Penanganan polutan

Terdapat 3 metode untuk mengendalikan pencemaran udara yang terdiri dari :


1.Input/preventive control (pengendalian di input)
Mencegah atau mengurangi terbentuknya polutan, contoh metode yang digunakan:
a.Mengurangi atau mencegah terbentuknya polutan yang masuk ke dalam atmosfir.
Contohnya adalah dengan melakukan konservasi tanah.
b.Pemilihan bahan baku sehingga mengurangi polutan, contohnya adalah penggunaan gas
alam.
c.Mengganti polutan sebelum masuk ke proses produksi, contohnya adalah mengganti sulfur
yang berasal dari batu bara dengan minyak.
2.Througput control ( pengendalian proses)
Mengurang sebagian kecil polutan dalam proses produksi dengan cara mengubah proses
produksi, contoh metode yang digunakan:
a.Menurunkan jumlah produksi dan pemakainnya.
b.Merubah atau mengganti proses sehingga mengurangi polutan.
c.Membuat proses yang lebih efisien sehingga energi dan polutan yang dikeluarkan
berkurang.

3.Output Control (Pengendalian pada output)


Memidahkan polutan setelah produksi pada waktu polutan sebelum atau sesudah masuk ke
dalam ekosfir, metode yang digunakan adalah:
a.Memidahkan atau mendilusi polutan pada emisi, contoh dengan menggunakan pipa
pembuangan, cerobong asap, saluran pembuangan limbah.
b.Mengubah polutan menjadi bentuk yang lebih aman (mengubah methyl mercury menjadi
bentuk mercury)
c.Memilih tempat dan waktu untuk mebuang polutan sehingga menimalkan kerusakan,
contohnya: penggunaan cerobong asap yang tinggi, karena pada ketinggian tertentu polutan
yang terdispersi akan lebih efektif).

A.Penanggulangan Sox

1. Pengendalian SOx
Sumber Bergerak
a)Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
b)Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
c)Memasang filter pada knalpot
Sumber Tidak Bergerak
a)Memasang scruber pada cerobong asap.
b)Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
c)Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah.
Bahan Baku
Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.
Manusia
Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3 udara
dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan,
dilakukan upaya-upaya :
a)Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
b)Mengurangi aktifitas diluar rumah.
2.Penanggulangan
Memperbaiki alat yang rusak
Penggantian saringan/filter

B.Pengendalian NOx

1.Pencegahan
Sumber Bergerak
a)Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b)Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c)Memasang filter pada knalpot.
Sumber Tidak Bergerak
a)Mengganti peralatan yang rusak.
b)Memasang scruber pada cerobong asap.
c)Memodifikasi pada proses pembakaran.
Manusia
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan
waktu pengukur 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :
a) Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b) Mengurangi aktifitas di luar rumah.

2. Exhause Gas Recirculation (EGR)


Merupakan suatu teknik untuk mengatur konsentrasi NO dalam gas buang kendaraan
bermotor dengan cara menurunkan konsentrasi NO atau dengan nenurunkan temperatur
siklus puncaknya.

(ditulis oleh: elsa M, Fahrul dan Ratna Mutiara, 2010)

Anda mungkin juga menyukai