TINJAUAN TEORI
infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam
yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan
dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai dengan gangguan
Typhoid Abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang
Abdominalis adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
Menurut (widoyono, 2008) Sumber penularan penyakit ini adalah melalui air
6
yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi, yaitu sejenis bakteri gram
7
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan
panjangnya 8-9 meter pada orang dewasa ini dimulai dari mulut, esofagus,
lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan berakhir di anus (Pearce, 2008).
Saluran cerna dapat dikatakan berada di luar tubuh. Zat-zat gizi yang berasal dari
makanan harus melewati dinding saluran cerna agar dapat diabsorbsi ke dalam
aliran darah. Berikut ini adalah urutan saluran pencernaan dari mulut sampai anus
(Almatsier, 2002) :
1. Mulut
permulaan saluran pencernaan. Terdiri dari dua bagian luar yang sempit, atau
vestibula,yaitu ruang diantara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian
dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maxilaris dan
semua gigi, dan di sebelah belakang bersambung dengan awal farink. Disaat
2. Esofagus ke lambung
Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya dua puluh sampai
dua puluh lima sentimeter, diatas dimulai dari farink, sampai pintu masuk
8
punggung. Setelah makanan masuk ke farink maka palatum lunak naik untuk
berjalan dalam esofagus karena kerja peristaltik, lingkaran didepan serabut otot
lambung bercampur dengan cairan lambung dan di giling halus menjadi cairan
kimus melalui sfingter pilorus ke dalam usus halus, setelah itu sfingter pilorus
menutup.
3. Usus halus
Gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua per tiga dari total
dikelilingi oleh usus besar. Pada bagian atas usus halus, kimus melewati lubang
saluran empedu, yang meneteskan cairan ke dalam usus halus berasal dari dua
alat, yaitu kantong empedu dan pankreas. Usus halus dibagi dalam beberapa
bagian :
empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam duodenum pada suatu lubang
dari pilorus
9
b. Usus kosong (Jeujunum )
Jeujunum menempati dua perlima sebelah atas dari usus halus yang
selebihnya. Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,
1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Di
dalam ileum terjadi proses absorbsi. Absorbsi makanan yang telah dicernakan
selurunya berlangsung di dalam usus halus melalui dua saluran, yaitu pembuluh
darah kapiler dan saluran limfe di vili di sebelah dalam permukaan usus halus.
otot yang diikat bersama oleh jaringan limfoid. Lakteal sentralis berakhir
menjadi usus buntu, sedangkan jaringan otot datar melaluinya, dan pembuluh
dasar dan ditutupi oleh epitelium. Karena vili keluar dari dinding usus maka
bersentuhan dengan makanan cair atau kimus, dan lemak diabsorbsi ke dalam
10
4. Usus besar ( kolon )
Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
besar kira-kira satu setengah meter, merupakan bagian akhir dari saluran cerna
dan mineral tertentu serta tempat pertumbuhan bakteri. Sisa makanan ditahan
oleh kolon hingga keluar dalam bentuk feces. Makanan paling lama ditahan di
dalam kolon, sering sampai dua puluh empat jam. Karena kontraksi peristaltik
diperoleh melalui absorbsi ini. Disamping itu bakteri kolon menghasilkan gas
sebagai sisa produk metabolisme makanan. Bila gas ini tertumpuk akan
mengabsorbsi air serta natrium dan klorida. Bila tidak berhasil akan
Sekum terletak di daerah iliaka kanan menempel pada otot iliopsoas. Dari
sini kolon naik melalui daerah sebelah kanan lumbal dan disebut kolon
ascenden. Dibawah hati berbelok pada tempat yang disebut flexsura hepatika,
lalu berjalan melalui tepi daerah epigastrik dan umbilikal sebagai kolon
11
tranversum. Di bawah limpa membelok sebagai flexsura sinistra atau flexsura
lienalis dan kemudian berjalan melalui daerah kanan lumbal sebagai kolon
desenden.
Umbai cacing atau appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Appendiks juga terdiri atas empat lapisan dinding yang sama seperti usus yang
lainnya, hanya lapisan submukosa berisi sejumlah besar jaringan limfe, yang
dianggap mempunyai fungsi yang sama dengan tonsil. Dalam appendiks jika
dilakukan appendiktomi.
Rektum ialah sepuluh sentimeter terbawah dari usus besar, dimulai pada
kolon sigmoid dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira 3 cm panjangnya.
Saluran ini berakhir ke dalam anus yang dijaga oleh otot internal dan external.
Otot-otot rektum menahan sisa makanan ini hingga tiba waktunya untuk
dikeluarkan oleh tubuh. Pada sat itu otot rektum mengendor dan sisa makanan
C. Etiologi
negatif, tidak berkapsul yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora.
12
pemeriksaan laboratorium, yaitu Antigen O ( somatik ) , Antigen H ( flagela ) ,
Bakteri ini akan mati pada pemanasan 57ºC selama beberapa menit.
satunya reservoir sejati S. Typhi, di alam dan orang-orang dengan typhoid atau
Terdapat dua sumber penularan S.typhi , yaitu pasien dengan demam typhoid
D. Patofisiologi
13
Pada proses fagosit ini, kuman yang dapat difagosit akan mati,
sedangkan yang tidak difagosit akan tetap hidup dan menyebabkan bakteriemia
kedua. Kuman yang masuk ke aliran darah akan menyebabkan roseola pada
kulit dan lidah hiperemia. Selanjutnya kuman masuk ke dalam usus halus dan
adanya anorexia masalah tersebut akan menyebabkan intake klien yang tidak
adekuat dan kebutuhan nutrisi yang kurang dari tubuh yang bisa menyebabkan
diare sehinggas diperlukan bedrest untuk mencegah kondisi klien akan menjadi
E. Manifestasi klinik
tahan tubuh. Masa inkubasi rata-rata sekitar 10 hari , pada penderita yang khas
dan tidak diobati dengan antimikroba maka penyakit ini berlangsung selama 4
14
1. Minggu pertama.
Keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya,
yaitu demam yang remiten suhu tubuh menurun pada siang hari dan kembali
naik pada malam hari, nyeri kepala, pusing , nyeri otot, anoreksia,nausea dan
2010).
2. Minggu kedua.
bradikardi relatif, lidah coated tongue (kotor di tengah, tepi dan ujung merah
3. Minggu ketiga.
Pada minggu ketiga panas suhu tubuh klien mulai berangsur-angsur normal.
Peningkatan uji Widal pada minggu keduan dan ketiga memastikan diagnosa
4. Minggu keempat.
15
F. Komplikasi
kelemahan yang hebat, penurunan berat badan, dan banyak kekurangan zat
1. Komplikasi intestinal
a. Pendarahan usus
b. Perforasi usus
diantara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat
16
dalam keadaan tegak. Nyeri di kuadran kanan bawah abdomen
c. Peritonitis
2. Komplikasi ekstraintestinal.
17
toksemia berat dan kelemahan umum, bila perawatan pasien
G. Penatalaksanaan
penyembuhan.
a. Pasien harus tirah baring ( bed rest ) sampai minimal 7 hari bebas
demam.
pasien.
tidak nyaman.
2. Diet.
protein.
lambung.
18
d. Pada penderita yang akut, dapat diberi bubur saring. Banyak
typhoid.
3. Pemberian Obat-obatan.
a. Klorampenikol
19
b. Kotrimoksazol
c. Ampisilin / amoksisilin
1968)
d. Kortikosteroid
angka kematian.
(Rampengan, 2007)
20
H. Pengkajian fokus
1. Identitas
pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal dan jam masuk Rumah
Sakit.
2. Keluhan utama
adanya demam.
menurunnya kesadaran.
21
b. Pola nutrisi dan metabolik
klien.
e. Pola eliminasi
terkena konstipasi.
f. Pola hubungan
22
yang meliputi (Body Image, identitas diri, Peran diri, ideal diri, dan
harga diri).
Pada pola reproduksi dan seksual pada klien yang sudah menikah
kesehatannya.
7. Pemeriksaan fisik
23
d. B4 (Bladder) : pada kondisi berat akan terjadi penurunan output
e. B5 (Bowel)
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan feces
24
Biakan darah biasanya positif pada minggu pertama pada
c. Kolonoskopi
d. Pemeriksaan serologi
25
I. Pathways keperawatan
Salmonella typhi
Makanan
Lambung
HCL
Hidup Mati
Usus
Berkembang
Di Plaque peyeri Mengeluarkan Endotoksin
Ileum distal
Resiko/aktual Nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh Gangguan pola 26
eliminasi
J. Diagnosa keperawatan
usus halus.
(Capernito, 2000)
typhosa.
Kriteria hasil : Suhu tubuh normal, nadi dan RR normal, tidak ada
pusing.
Intervensi :
27
R : Untuk mengetahui tanda-tanda kenaikan suhu yang mungkin
terjadi infeksi.
keringat..
handuk kompres.
antipiretik.
28
Kriteria hasil : deficit cairan dapat teratasi dan tidak ada tanda-tanda
Intervensi :
klien.
klien.
anorexia.
muntah.
29
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda mal nutrisi, adanya peningkatan
anorexia.
Intervensi :
proses penyembuhan.
menyebabkan mual.
30
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi
terpenuhi.
Intervensi :
durasi).
kembali normal.
31
Kriteria hasil : BAB normal, Feses (konsistensi dan frekuensi) normal,
feces).
kembali normal.
Kriteria hasil : BAB normal, rasa tidak nyaman berkurang, tidak ada
massa.
Intervensi :
32
a. Identifikasi penyebab timbulnya konstipasi.
kurang.
d. Kolaborasi dengan ahli gizi dengan pemberian diet tinggi serat dan
rendah lemak.
Intervensi :
oleh klien.
33
R : Untuk mempercepat proses penyembuhan
klien.
klien.
34