Anda di halaman 1dari 7

CiE 3 (1) (2014)

Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL


THROWING BERVISI SETS TERHADAP HASIL BELAJAR KOLOID

LD Oviyanti

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang

Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. 8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Pelajaran kimia sering dianggap sulit dipahami sehingga siswa kurang termotivasi
Diterima 19 Februari 2013 belajar. Siswa diharapkan lebih termotivasi dan aktif melalui pembelajaran
Disetujui 19 April 2013 kooperatif tipe snowball throwing bervisi SETS. Tujuan penelitian ini untuk
Dipublikasikan April 2014 mengetahui efektivitas pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bervisi
SETS terhadap hasil belajar koloid siswa kelas XI IPA SMA N 2 Pemalang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling menentukan
kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol.
Metode pengumpulan data yang digunakan metode dokumentasi, tes, observasi,
Keywords: dan angket. Hasil uji ketuntasan belajar klasikal kelompok eksperimen diperoleh
colloidal system sebanyak 37 siswa dari 40 siswa telah mencapai ketuntasan belajar, artinya
cooperative learning keberhasilan kelas tercapai karena jumlah siswa yang tuntas belajar lebih dari 34
learning outcomes siswa. Rata-rata hasil post test kelas eksperimen sebesar 89 dengan kriteria sangat
snowball throwing efektif dan kelas kontrol sebesar 84 dengan kriteria efektif. Rata-rata nilai afektif
vision SETS kelas eksperimen sebesar 86 dengan kriteria sangat baik dan rata-rata nilai
psikomotorik kelas eksperimen sebesar 88 dengan kriteria sangat baik. Simpulan
dari penelitian ini pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bervisi SETS
efektif dalam meningkatkan hasil belajar koloid siswa kelas XI SMA N 2
Pemalang.

Abstract
Chemistry is often considered difficult to understand so that students are not motivated to
learn. Students are expected to be more motivated and active through cooperative learning
SETS visionary snowball throwing. The purpose of this study to investigate the
effectiveness of cooperative learning snowball throwing type that feature SETS vision on
learning outcomes colloidal system of students in class XI IPA SMA N 2 Pemalang and
whether there is a significant increase in learning outcomes. Students expected more
motivated and active with cooperative learning snowball throwing type that feature SETS
vision. The sampling used purposive sampling that determined class XI IPA 2 as an
experimental class and XI IPA 3 as control class. Data collection mode used
documentation, test, observation, and questionnaire. The result of completeness classical
learning test experimentall class obtainable as much as 37 students from 40 students achieve
completeness learning, so successed class reached because number of students which
complete learning ≥34. The average post test result experimental class is 89 with very
effective criteria. The average affective value experimental class wa 86 with very good
criteria. Conclusion of the reasearch was cooperative learning snowball throwing type that
feature SETS vision was effective to increased learning outcomes colloidal system XI SMA
Negeri 2 Pemalang.
© 2013 Universitas Negeri Semarang
 Alamat korespondensi:
Email: lovediery@gmail.com ISSN NO 2252-6609
LD Oviyanti/Chemistry in Education 3 (1) (2014)
Pendahuluan pembelajaran yang menyenangkan diharapkan
Pendidikan yang bermutu ditentukan siswa lebih aktif dan termotivasi. Salah satu tipe
oleh banyak faktor. Faktor yang sangat pembelajaran kooperatif yaitu snowball throwing
menentukan yaitu guru. Guru yang kreatif yang menurut asal katanya berarti “bola salju
senantiasa menggunakan metode pembelajaran bergulir” yang dapat diartikan sebagai
yang bervariasi sehingga meningkatkan minat pembelajaran dengan menggunakan bola
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. pertanyaan dari kertas yang digulung bulat
Dalam pembelajaran, guru harus berusaha berbentuk seperti bola kemudian dilemparkan
memahami makna motivasi belajar itu sendiri secara bergiliran di antara sesama siswa (Isjoni,
dan mengembangkan serta menggerakkan 2010). Pembelajaran snowball throwing
motivasi pembelajaran siswa ke tahap yang meru¬pakan metode pembelajaran yang dalam
maksimal (Agustina, 2013). pelak-sanaannya dengan pantauan guru siswa
Kegiatan pembelajaran dirancang agar belajar dalam kelompok dan saling bekerja
dapat memberikan pengalaman belajar yang sama untuk menguasai materi pelajaran.
melibatkan proses mental dan fisik melalui Kimia merupakan bidang ilmu yang
interaksi siswa dengan siswa, guru, lingkungan, menyelidiki sifat dan perilaku dari semua zat di
dan sumber belajar lain dalam rangka alam semesta dan menggunakan informasi ini
pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman untuk memenuhi kebutuhan manusia serta
belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui membangun lingkungan yang damai dan
penggunaan model pembelajaran yang kesejahteraan (Nuray et al., 2010). Proses
bervariasi dan berpusat pada siswa (Nugroho, pembelajaran sains perlu menghubungkan
2012). dengan unsur lain yaitu teknologi,
Menurut Isjoni (2010), metode lingkungan maupun masyarakat yang
pembelajaran kooperatif adalah suatu metode tergabung dalam SETS. Atas dasar itulah
untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar pembelajaran sains bervisi SETS memberi
yang berpusat pada siswa (student oriented). Guru penekanan penting pada kesalingterkaitan
berperan sebagai fasilitator dalam melakukan antar elemen-elemen SETS (Nuryanto &
demonstrasi dan mengecek pemaham siswa Binadja, 2010). Adapun elemen-elemen SETS
dengan memberikan penguatan terhadap respon adalah Science (ilmu alam), Environtment
yang benar dan mengoreksi respon siswa yang (lingkungan sekitar), Technology (teknologi), dan
salah (Alfieri et al., 2011). Ada perbedaan antara Society (masyarakat). SETS dapat membimbing
peserta didik belajar dalam kelompok dan siswa berfikir aktif dan bertindak memecahkan
metode pembelajaran kooperatif. Dalam kerja masalah lingkungan atau segala sesuatu yang
kelompok, peserta didik dapat duduk bersama berhubungan dengan masyarakat (Binadja,
saat belajar, tetapi mereka tidak berkomunikasi 1999).
satu sama lain saat belajar bersama sehingga Pada kompetensi koloid banyak teori-
mereka tidak bisa saling mempengaruhi secara teori yang hanya dihafalkan oleh siswa dan
positif (Bolukbas et al., 2011). Menurut dianggap kurang aplikatif. Selama ini
Akinbobola (2006) model pembelajaran kompetensi sistem koloid hanya diajarkan
kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa melalui cermah. Oleh karena itu perlu upaya
dengan tingkat kemampuan yang berbeda untuk mendesain strategi pembelajaran yang
bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil memberi kemudahan kepada siswa mempelajari
untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kompetensi sistem koloid dan membimbing
kooperatif bertujuan melatih siswa siswa untuk mengkaitkan sains dalam
memanajemen waktu dan saling ketergantungan kehidupan nyata secara kreatif pada kompetensi
positif antarkelompok (Lori et al., 2012). koloid. pembelajaran yang lebih
Di SMA Negeri 2 Pemalang menyenangkan, mengkaitkan dengan dunia
pembelajaran yang terjadi di kelas cenderung nyata, diharapkan akan dapat meningkatkan
pasif dan guru belum menggunakan variasi motivasi siswa yang akan mempengaruhi hasil
pembelajaran. Menurut Hung et al., (2003) belajar.
siswa mengalami kebosanan dan kesulitan Rumusan masalah dari penelitian ini
belajar dengan pembelajaran tradisional seperti yaitu efektifkah pembelajaran kooperatif tipe
ceramah yang berpusat pada guru. Melalui snowball throwing bervisi SETS terhadap hasil

96
LD Oviyanti/Chemistry in Education 3 (1) (2014)

belajar koloid siswa kelas XI SMA N 2 siswa dianalisis secara deskriptif. Kelas
Pemalang?. Tujuan penelitian ini untuk eksperimen diterapkan pembelajaran kooperatif
mengetahui kefektifan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing bervisi SETS dan kelas
tipe snowball throwing bervisi SETS terhadap kontrol diterapkan pembelajaran ceramah dan
hasil belajar koloid siswa kelas XI SMA N 2 diskusi bervisi SETS.
Pemalang.

Hasil dan Pembahasan


Metode Penelitian Hasil rata-rata post test kelas eksperimen
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri dan kelas kontrol berturut-turut 89 dan 84.
2 Pemalang pada kompetensi Sistem Koloid. Hasil uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan
Desain penelitian yang digunakan yaitu the menunjukkan rata-rata kelas eksperimen lebih
nonequivalent control group design. Populasi dalam baik dari kelas kontrol. Hasil uji ketuntasan
penelitian seluruh siswa kelas XI IPA SMA kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan
Negeri 2 Pemalang. Teknik pengambilan sampel thitung sebesar 12,97 dan 8,10 lebih dari ttabel
dengan cara purposive sampling, yaitu dengan taraf signifikan 5% dan dk sebesar 39.
pengambilan kelas sebagai sampel dengan Hal ini berarti kedua kelas sampel telah
pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini mencapai ketuntasan. Pada kelas eksperimen
digunakan dua kelas yang mempunyai rata-rata siswa yang tuntas sebesar 37 dari 40 siswa, dan
kelas yang tidak jauh berbeda. Kelas XI IPA 2 pada kelas kontrol sebesar 33 dari 40 siswa.
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 Berdasarkan nilai rata-rata post test kelas
sebagai kelas kontrol. Instrumen yang eksperimen termasuk dalam kategori sangat
digunakan pada penelitian ini soal pre test dan efektif/sangat baik. Sedangkan pada kelas
post test, sedangkan untuk lembar observasi kontrol termasuk dalam kategori baik. Hasil uji
digunakan untuk mengukur hasil belajar peningkatan hasil belajar dari kelas eksperimen
psikomotorik dan afektif. 0,80 dalam kategori tinggi dan kelas kontrol
Variabel bebas dalam penelitian ini 0,71 yang dikategorikan tinggi. Meskipun kedua
yaitu model pembelajaran yang diterapkan pada kelas dalam kategori yang sama, tetapi nilai
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas peningkatan kelas eksperimen lebih besar
eksperimen menggunakan model pembelajaran dibandingkan kelas kontrol. Dapat disimpulkan
kooperatif tipe snowball throwing bervisi SETS. bahwa pembelajaran kooperatif tipe snowball
Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan throwing efektif terhadap hasil belajar
model pembelajaran ceramah dan diskusi kompetensi sistem koloid siswa. Penyebab hasil
bervisi SETS. Variabel terikat yaitu hasil belajar belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada
siswa kompetensi sistem koloid siswa kelas XI kelas kontrol karena siswa pada kelas
SMA Negeri 2 Pemalang yang terlihat dari eksperimen lebih tertarik mengikuti proses
selisih nilai post test­pre tes, sedangkan variabel pembelajaran jika dibandingkan dengan kelas
kontrol yaitu guru, materi pelajaran, jumlah jam kontrol. Proses pembelajaran kooperatif tipe
pelajaran, dan kurikulum. Metode snowball throwing berlangsung lebih menarik dan
pengumpulan data yang digunakan pada menyenangkan sehingga siswa tidak cepat
penelitian ini yaitu metode dokumentasi, bosan dan jenuh dalam mempelajari kimia.
metode tes, metode observasi, dan metode Pembelajaran yang menyenangkan dapat
angket. Instrumen yang digunakan dalam membuat siswa memusatkan perhatian secara
penelitian ini adalah soal pretest dan post test penuh terhadap materi yang diberikan.
hasil belajar kognitif, lembar observasi dan Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing
angket tanggapan siswa. Data penelitian hasil memadukan pendekatan komunikatif, integratif,
belajar kognitif dianalisis secara statistik dan ketrampilan proses. Kegiatan melempar
parametrik dihitung dengan uji perbedaan rata- bola pertanyaan ini akan membuat kelompok
rata satu pihak kanan, uji ketuntasan belajar, uji menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak
t, dan uji peningkatan hasil belajar digunakan hanya berpikir, menulis, bertanya, atau
untuk mengetahui peningkatan belajar setelah berbicara. Tetapi mereka juga melakukan
diberi perlakuan yang berbeda. Hasil belajar aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan
afektif, psikomotorik, dan angket tanggapan melemparkan kepada kelompok lain. Dengan
demikian, tiap anggota kelompok akan

97
LD Oviyanti/Chemistry in Education 3 (1) (2014)
mempersiapkan diri karena pada gilirannya sesuatu secara terintegratif dengan mengkaitkan
mereka harus menjawab pertanyaan dari siswa keempat unsur SETS sehingga dapat diperoleh
lain yang terdapat dalam bola kertas (Isjoni, pemahaman yang lebih mendalam. Dengan
2010). Pembelajaran yang memberikan pemahaman yang lebih mendalam tersebut,
kesempatan pada siswa untuk terlibat secara hasil belajar siswa juga akan meningkat.
langsung dalam proses pembelajaran akan Pembelajaran SETS merupakan pembelajaran
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan konstekstual, yaitu penerapan situasi nyata
dengan pembelajaran yang tidak memberikan kehidupan sehari-hari dalam pembelajaran.
kesempatan tersebut kepada siswa sehingga Kimia merupakan pelajaran dengan banyak
meningkatkan hasil belajar siswa (Rusmiyati & sekali materi yang abstrak, dengan
Yulianto, 2009). Hal ini karena siswa akan lebih pembelajaran konstekstual, materi yang masih
mudah menemukan dan memahami konsep sulit dimengerti tersebut dijadikan konkret.
melalui pemikiran aktif dan pemecahan Dengan pembelajaran konstekstual siswa akan
masalah yakni tidak sekedar mengingat tertarik mempelajari materi dan outputnya
melainkan membangun pengetahuan sehingga siswa lebih memahami materi yang diberikan
pembelajaran menjadi bermakna dan (Nugraheni et al., 2013).
meningkatkan hasil belajar (Indiarti, 2011). Hal Pada analisis deskriptif nilai
ini menunjukkan pembelajaran snowball throwing psikomotorik diperoleh skor rata-rata aspek
mampu mengantarkan siswa untuk mencapai psikomotorik kelas dan rata-rata skor untuk tiap
ketuntasan mi¬nimal (Purbowo et al., 2012). aspek. Kelas eksperimen memperoleh skor 17,8
Pada pembelajaran SETS siswa diajak untuk dengan nilai 88 yang termasuk kategori sangat
mengkaitkan materi koloid dengan kehidupan baik. Sedangkan pada kelas kontrol
nyata. Hal ini membuat siswa lebih mudah memperoleh skor 16,1 dengan nilai 80 yang
untuk memahami kompetensi koloid karena termasuk kategori baik. Perbedaan mencolok
berhubungan langsung dengan kehidupan terlihat pada aspek ke dua dan lima. Pada aspek
sehari-hari. Pembelajaran bervisi SETS kedua, kelas ekperimen setiap siswa dituntut
menekankan keterkaitan antara sains, teknologi, untuk mempresentasikan hasil soal yang
lingkungan, dan masyarakat (salingtemas), didapat dan jawaban yang telah dibuat. Pada
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber aspek ke lima, yaitu kemampuan bertukar
belajar. Pembelajaran bervisi SETS efektif informasi, kelas eksperimen lebih sering
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik bertukar informasi yang didapat dari literatur.
(Setyati, 2012). Pembelajaran SETS adalah Hasil rata-rata nilai psikomotorik tiap aspek
pembelajaran yang berusaha membawa peserta kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat
didik agar memiliki kemampuan memandang pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Skor Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik

98
LD Oviyanti/Chemistry in Education 3 (1) (2014)

Dari informasi diatas diketahui bahwa adanya pertanyaan-pertanyaan yang tertulis


pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada kertas berbentuk bola. Selain itu
bervisi SETS pada kelas eksperimen, dapat menghindari pendominasian pembicaraan dan
memotivasi siswa untuk aktif dalam siswa yang diam sama sekali, karena masing-
pembelajaran. Melalui pembelajaran snowball masing siswa mendapatkan satu buah
throwing yang menyenangkan siswa lebih pertanyaan. Pembelajaran kooperatif tipe
termotivasi dalam belajar. Pembelajaran snowball throwing membuat siswa lebih aktif dan
snowball throwing membantu meningkatkan menjadi kreatif karena masing-masing siswa
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dituntut membuat satu pertanyaan. Pada proses
(Sukertiasih, 2010). Keaktifan siswa dalam pembelajaran juga dikaitkan dengan konsep
belajar sangat membantu dalam mencapai SETS. Siswa lebih terbawa dalam situasi nyata,
keberhasilan belajar di kelas. Dengan tingkat karena pembelajaran mengangkat fenomena
keaktifan yang demikian sangat mendukung disekitar siswa. SETS memberi peluang pada
bagi tercapainya hasil belajar yang optimal siswa untuk memperoleh pengetahuan sekaligus
(Hakim & Pramukantoro, 2013). Proses kemampuan berfikir dan bertindak berdasakan
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing hasil analisis dan sintesis yang bersifat
siswa lebih komunikatif. Siswa melakukan komprehensif antar unsur SETS (Binadja,
kegiatan sharing dengan teman sekelompoknya 2005).
untuk mendiskusikan seluruh pertanyaan- Pada analisis deskriptif nilai afektif,
pertanyan yang mereka anggap sulit. Ketika diperoleh skor rata-rata aspek afektif kelas dan
melakukan diskusi, siswa yang belum mengerti rata-rata skor untuk tiap aspek afektif. Kelas
akan dibantu oleh teman sekelompoknya. eksperimen memperoleh skor rata-rata 35
Sehingga terjadi saling ketergantungan positif dengan rata-rata nilai 86 yang termasuk kategori
antar siswa, yaitu setiap siswa mempunyai sangat baik, dan pada kelas kontrol sebesar 34
kontribusi dalam mencapai tujuan bersama dengan 85 yang termasuk kategori baik.
dalam mencapai tujuan bersama dalam satu Perbedaan yang cukup mencolok terlihat pada
kelompok (Husna, 2010). Dalam pembelajaran aspek kelima dan sembilan, karena pada
snowball throwing bervisi SETS siswa dituntut pembelajaran snowball throwing setiap siswa
untuk mengkaitkan antar unsur-unsur SETS. dituntut untuk membuat pertanyaan yang logis
Hal ini membuat siswa lebih aktif dalam sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh
mencari informasi dari literatur dan berbagi siswa yang lain. Pada aspek kesembilan yaitu
informasi dengan siswa lain untuk membuat aspek kerja keras, karena siswa kelas
analisis keterhubungkaitan antar unsur-unsur eksperimen dengan pembelajaran kooperatif
SETS. Siswa lebih aktif pada saat proses tipe snowball throwing bervisi SETS siswa lebih
pembelajaran bervisi SETS berlangsung sering dituntut untuk membuat pertanyaan
(Nuryanto & Binadja, 2010). Pada sendiri kemudian menjawab pertanyaan dari
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing siswa lain. Hasil rata-rata nilai afektif tiap aspek
bervisi SETS siswa dengan mudah kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat
mendapatkan bahan pembicaraan karena pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Skor Rata-rata Hasil Belajar Afektif


99
LD Oviyanti/Chemistry in Education 3 (1) (2014)
Tanggapan siswa terhadap yang diberikan pada kelas eksperimen yang
pembelajaran yang telah dilakukan di kelas terdiri dari 10 item pernyataan didapatkan
eksperimen diukur dengan angket. Angket bahwa rata-rata nilai tanggapan siswa dalam
memiliki tingkatan respon mulai dari sangat kelas eksperimen sebesar 81 dengan kategori
setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
Angket ini digunakan untuk mengetahui besar siswa setuju, senang dan termotivasi
pendapat siswa terhadap pembelajaran dengan pembelajarn kooperatif tipe snowball
kooperatif berbasis kasus bervisi SETS. Angket throwing bervisi SETS. Pembelajaran kooperatif
ini diberikan kepada siswa setelah mengerjakan tipe snowball throwing membuat siswa tertarik
post test. Hal ini dilakukan supaya pendapat dan senang dalam mengikuti proses
siswa yang diberikan apa adanya sesuai pembelajaran (Hakim & Pramukantoro, 2013).
kenyataan selama proses pembelajaran. Respon Pembelajaran snowball throwing membuat
siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe suasana kelas menjadi menyenangkan dan
snowball throwing bervisi SETS juga cukup membuat siswa lebih mudah dalam memahami
tinggi. Pada analisis angket tanggapan siswa materi yang diajarkan (Agustina, 2013).

Tabel 1. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

100
LD Oviyanti/Chemistry in Education 3 (1) (2014)
Teaching & Learning. 2(95): 13–23.
SIMPULAN Husna, R. 2010. Pengaruh model cooperative learning
Hasil analisis data menunjukkan, nilai tipe snowball throwing terhadap hasil belajar
rata-rata kelas eksperimen berbeda dengan kelas matematika siswa. Skripsi. Jakarta: Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
kontrol dan memiliki rata-rata yang lebih baik.
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Ketuntasan belajar klasikal pada kelas Hidayatullah.
eksperimen sebanyak 37 dari 40 siswa dan kelas Indiarti. 2011. Penerapan model pembelajran
kontrol sebanyak 33 dari 40 siswa. Hasil analisis berdasarkan masalah pada pelajaran IPA
data menunjukkan bahwa pembelajaran materi zat aditif makanan dan kaitannya
kooperatif tipe snowball throwing bervisi SETS dengan kesehatan di kelas VII SMP Negeri 2
efektif terhadap hasil belajar koloid siswa kelas Malang. PENSA E­Jurnal. 1(2): 2-5.
XI SMA N 2 Pemalang. Isjoni. 2010. Pembelajaran kooperatif : Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lori, K., Marie A.M, Jaya G, & Vanessa M. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Cooperative learning in distance learning a
Agustina, E. 2013. Implementasi model pembelajaran mixed methods study. International Journal of
snowball throwing untuk meningkatkan hasil Instruction. 5(2): 81-90.
belajar siswa dalam membuat produk kria kayu Nugraheni, D., Mulyani, S., Ariani, S.R.D. 2013.
dengan peralatan manual. INVOTEC. XI(1): Pengaruh pembelajaran bervisi dan
17-28. berpendekatan SETS terhadap prestasi
Akinbobola, A.O. 2006. Effects of cooperative and belajar ditinjau dari kemampuan berpikir
competitive learning strategies on academic kritis siswa kelas X SMAN 2 Sukoharjo
performance of students in Physics. Journal pada materi minyak bumi tahun pelajaran
Result in Eduation. 3(1): 1-5. 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia. 2(3):
34-41.
Alfieri, L., Brooks, P.J., & Aldrich, N.J. 2011. Does
discovery-based instruction enhance Nuray, Y., Inci, M., & Nilgun, S. 2010. The effects of
learning?. Journal of Educational Psycology. science, technology, society, environment (STSE)
103 (1): 1-18. interactions on teaching chemistry. Natural
Science. 2(12) : 1417-1424.
Binadja, A. 1999. Hakekat dan Tujuan Pendidikan
SETS (Science, Environment, Technology and Nuryanto & Binadja, A. 2010. Efektivitas
Sociey) Dalam Konteks dan Pendidikan yang pembelajaran kimia dengan pendekatan
Ada. Semarang: Laboratorium SETS SALINGTEMAS ditinjau dari minat dan
UNNES. hasil belajar siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia. 4(1): 552-556.
Binadja, A. 2005. Pedoman Praktis Pembelajaran Sains
Berdasarkan Kurikulum 2004 Bervisi dan Purbowo, G.A., Mashuri & Hendikawati, P. 2012.
Berpendekatan SETS (Science, Environment, Kefektifan pembelajaran snowball throwing
Technology, and Society), Bahan Pelatihan berbantuan lembar kegiatan siswa. Unnes
Pembelajaran Inovatif untuk Guru SMA/MA. Journal of Mathematics Education. I (1): 1-24.
Semarang: Laboratorium SETS UNNES. Rusmiyati, A. & Yulianto, A. 2009. Peningkatan
Bolukbas, F., Funda, K., & Polat, M. 2011. The keterampilan proses sains dengan
effectiveness of cooperative learning on the menerapkan model problem based-
reading comprehension skills in Turkish as a instruction. Jurnal Pendidikan Fisika
foreign language. The Turkish Online Journal Indonesia. 1(5): 75-78.
of Educational Technology. 10(1): 330-335. Setyati, R. 2012. Pengembangan perangkat
Hakim, A.H.R. & Pramukantoro, J.A. 2013. pembelajaran IPA berpendekatan SETS
Pengaruh perpaduan metode pembelajaran berkarakter. Journal of Primary Education.
snowball throwing dengan talking stick 1(2): 103-111.
terhadap hasil belajar siswa pada standar Sukertiasih, N. K. 2010. Implementasi pembelajaran
kompetensi menerapkan dasar-dasar kooperatif dengan metode snowball throwing
elektronika. Jurnal Penelitian Pendidikan pada pokok bahasan limit fungsi untuk
Teknik Elektro. 1(1): 11-20. meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa
Hung,W., Bailey, J. H. & Jonassen, D. H. 2003. kelas XI IPA SMA Saraswati Mataram tahun
Exploring the tensions of problem­based learning: ajaran 2007/2008. GaneC Swara. 4 (1): 69-
insights from research. New Directions for 78.

101

Anda mungkin juga menyukai