Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berjudul “Fungsi-fungsi Administrasi Pendidikan”. Makalah ini disusun
agar dapat bermanfaat sebagai media sumber informasi dan pengetahuan.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Administrasi dan
Supervisi Pendidikan, teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat
dan memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses
penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Mataram, Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. LATAR BELAKANG....................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................... 1
C. TUJUAN............................................................................................. 2
D. MANFAAT......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
A. PENGERTIAN ADMINISTRASI................................................... 3
B. PENGERTIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN....................... 5
C. FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN................... 7
1. Fungsi-fungsi administrasi pendidikan........................................... 7
a. Planning.......................................................................................... 7
b. Organizing...................................................................................... 9
c. Staffing........................................................................................... 11
d. Directing......................................................................................... 12
e. Coordinating 13
f. Budgeting....................................................................................... 14
g. Motivating...................................................................................... 15
h. Controlling...................................................................................... 16
i. Evaluating....................................................................................... 18
D. PRINSIP DAN TUJUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN....... 19
BAB III PENUTUP.......................................................................................
A. KESIMPULAN...................................................................................21
B. SARAN................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Konsep pembelajaran fungsi-fungsi administrasi telah dikenal sejak lama
dengan berbagai asumsi. Administrasi bisa dikenal sebagai materi, menyuruh
orang agar bekerja, mencapai suatu tujuan melalui upaya orang lain,
memanfaatkan manusia, uang, dan sebagainya. Untuk memperoleh gambaran
yang lebih luas dan komperensif, tentang administrasi, makalah ini akan
mengemukakan fungsi dan tujuan yang berlaku dalam administrasi.
Seperti halnya dalam bidang lain, dalam perkembangan administrasi sering
terjadi asumsi, teori dan pandangan yang melengkapi mengubah bahkan
mengganti sebagian dengan perombakan itu, administrasi seolah maju dan
berkembang segala kemajuan kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan
administrasi hadir dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu sampai yang
akan datang.
Administrasi sebagai suatu kegiatan bersama terdapat dimana-mana selama
ada manusia yang hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita melihat
sebuah pabrik bekerja menghasilkan semacam benda sebagai produknya, maka di
situ kita melihat ada administrasi. Jika kita melihat suatu lembaga yang melatih
dan memberikan suatu pelajaran yang akhirnya mereka mendapat sertifikat dari
proses pendidikan itu,maka distu ada administrasi pendidikan. Jika kita melihat
suatu lembaga yang mempunyai suatu organisasi yang tersusun baik ataupun
terencana, maka di situ kita melihat ada sebuah manajemen, dan disetiap
lingkungan mempunyai proses pengelolaan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN ADMINISTRASI
Secara sederhana administrasi itu berasal dari kata latin “ad” dan “ministro”. Ad
mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas dapat
diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap
subjek tertentu. Administrasi dalam arti sempit adalah aktivitas ketatausahaan, berupa
penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis. Administrasi
dalam arti luas yaitu suatu kegiatan antara 2 orang atau kelompok yang saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan.
Menurut Herbert A. Simonn, “Administration can be defined as the activities of
groups cooperating to accomplish common goals”. Jadi baginya admnistrasi dapat
dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerja sama untuk mencapai tujuan-
tujuan bersama (Simonn, 1959: 3).
Menurut Leonard D. White, “Administration is a process common to all groups
efforts, public or private, civil or military”. Jadi baginya administrasi adalah suatu
proses yang umum ada pada setiap usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah
maupun swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil
(White, 1955: 1).
Menurut Prajudi Atmosudirdjo, administrasi merupakan suatu fenomena sosial,
suatu perwujudan tertentu di dalam masyarakat modern. Eksistensi daripada
administrasi ini berkaitan dengan organisasi, artinya administrasi itu terdapat di dalam
suatu organisasi. Jadi barang siapa hendak mengetahui adanya administrasi dalam
masyarakat ia harus mencari terlebih dahulu suatu organisasi yang masih hidup, di
situ terdapat administrasi (Atmosudirdjo, 1982: 39-40).
Menurut The Liang Gie, Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam
kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sondang P. Siagian:Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan
dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya
dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah
ditentkan sebelumnya.
Administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian
usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan sebelumnya (Kencana Syafiie, 2006: 14).
Definisi para ahli tentang administrasi ini sangat banyak karena pada prinsipnya
mempunyai pengertian yang sama yaitu antara lain:
a. Kerja sama;
b. Banyak orang;
c. Untuk mencapai tujuan bersama (Kencana Syafiie, 2006: 15).
Artian di atas dimaksudkan sebagai administrasi dalam arti luas, sedangkan
pengertian dalam arti sempit adalah administrasi sebagaimana yang sering kita dengar
sehari-hari yait tata usaha. Memang tata usaha merupakan unsur daripada administrasi
dalam arti luas, secara lengkap unsur-unsur pelaksanaannya tersebut sebagai berikut:
(liang Gie, 1983:12).
a. Pengorganisasian;
b. Manajemen;
c. Tata hubungan;
d. Kepegawaian;
e. Keuangan;
f. Perbekalan;
g. Tata usaha;
h. Perwakilan.
Dalam buku petunjuk administrasi terbitan Universitas Gajah Mada administrasi
disebutkan sebagai berikut:
1. Suatu aktivitas yang terutama bersangkutan dengan cara untuk menyelenggarakan
tujuan yang telah ditentukan semula.
2. Suatu proses yang lazim terdapat dalam segenap usaha bersama, baik usaha
pemerintah maupun swasta, baik usaha sipil maupun usaha militer, baik usaha
berskala besar maupun usaha kecil-kecilan.
3. Suatu pengorganisasian dan bimbingan orang-orang agar dapat melaksanakan suatu
tujuan kusus.
4. Suatu proses penyelengaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia,
untuk mencapai tujuan tertentu (Kencana Syafiie, 2006: 16-17).

FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pendidikan.
Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses yang diperlukan dalam
penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personil sekolah untuk mendidik peserta didik. Jadi
administrasi ini ditujukkan kepada pendidikan peserta didik secara tidak langsung.
Selain memiliki tujuan, administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi,
yakni administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
a) perencanaan,
b) pengorganisasian,
c) kepegawaian
d) pengarahan
e) pengkoordinasian,
f) penganggaran
g) pergerakan
h) pengawasan
i) penilaian.

a.Planning (perencanaan)
Administrasi dan manajemen membutuhkan selalu diawali dengan fungi
perencanaan atau planning. Dalam tahap perencanaan ini administrator berkegiatan
untuk merumuskan, memilih, dan menetapkan apa saja aktifitas-aktifitas sumber daya
yang akan dilaksanakan dan mungkin yang akan digunakan dimasa datang untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: “plans are guides, approximations,
goal post, and compass setting not irrevocable commitments or decision
commandments”. Jadi rencana adalah sebuah penuntun yang disusun sedemikian rupa
yang sulit untuk dirubah.
Sedangkan Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin perencanaan pendidikan
adalah sebagai : “suatu proses mempersiapkan alternatif keputusan bagi kegiatan
masa depan yang di arahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya
secara menyeluruh dari suatu negara”.
Hal ini menunjukan bahwa perencanaan sekolah adalah tuntunan-tuntunan,
taksiran, pos-pos tujuan, dan letak-letak pedoman yang telah jadi komitmen dan
pernyataan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati
secara bersama-sama oleh kepala sekolah dan staff personnel sekolah, berdasarkan
periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan
seefektif mungkin. Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan;
2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi;
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan,
karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan tertentu dan sebuah
perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat, berikut adalah prinsip-prinsip dalam
perencanaan:
1. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan;
2. Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif;
3. Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis;
4. Perencanaan harus berorientasi pada tujuan;
5. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan
kualitatif pendidikan;
6. Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas,
terarah, dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas; dan
7. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena
pendidikan yang sedang terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah panduan untuk
mempersiapkan keputusan bagi kegiatan dimasa depan yang mengarah kepada tujuan
berdasarkan komitmen-komitmen tertentu.

b. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya berisi tentang
menyusun dan membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun kelompok, sehingga
terwujud suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu pengorganisasian,
- Koontz dkk. mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah penetapan sturuktur
peranan internal dalam suatu lembaga yang terorganisasian secara formal.
Pengorganisasian yang efektif dapat membagi habis (merata) dan menstrukturkan
tugas-tugas ke dalam sub-sub komponen organisasi.
- Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan yang
direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentuan hubungan-
hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang
sepatutnya. Menurut Sergiovanni, terdapat empat aspek penting ataupun empat syarat
yang harus dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu:
1. Legitimasi (Legitimacy), memberikan respon dan tuntunan eksternal, yaitu
sekolah mampu menampilkan performansi organisasi yang dapat mayakinkan
pihak-pihak terkait akan kemampuan sekolah mencapai tujuan melakukan
tindakan melalui sasaran.
1. Efisiensi (efficiency), pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan waktu,
uang, dan sumber daya sekolah.
2. Keefektifan (effectivitness) menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak,
tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, dan menentukan
personnel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya;
3. Keunggulan (excellent) menggambarkan kemampuan organisasi dan kepala
sekolah melaksankan fungsi dan tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga
diri dan kualitas sekolah.
Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam mengorganisasi program
sekolah; yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian menentukan parameter
waktu dan kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan tanggung jawab, merinci
hubungan kewenangan, merinci hubungan komunikasi, identifikasi kebutuhan
koordinasi dan penyusunan penetapan kriteria penialian kerja.
Dalam pengorganisasian terdapat asas-asas penting yang harus diperhatikan,
diantaranya:
1. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang
sesuai dengan kebutuhan;
2. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
3. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
4. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
5. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
6. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Thomson menggambarkan bahwa organisasi mempunyai inti teknis kegiatan yang
dilaksankan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, dan mengatasi
ketidak pastian dan penyesuaian dalam melaksanakan tugas meliputi pasangan timbal
balik antara staff yang selevel seperti guru atau sesama staff personnel lainnya di
sekolah (Owens, 1987).
Alasan fungsi pengorganisasian penting
1. Mewujudkan struktur organisasi;
2. Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi jelas
3. Wewenang atau tanggung jawab menjadi jelas
4. Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi; dan
5. Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.
Selain itu, didalam fungsi pengorganisasian ini terdapat kegiatan-kegiatan
tertentu, kegiatan tersebut adalah:
1. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan;
2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggungjawab;
3. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja; dan
4. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

c. Staffing (kepegawaian)
kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana kepegawaian adalah
pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan tugas
kegiatannya. Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekannya ialah personal itu
sendiri. Aktifitas yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan,
memilih, menempatkan, dan membimbing personnel. Sebenarnya fungsi administrasi
ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal
ini prinsip the right man in the right place selalu diperhatikan. Masalah selanjutnya
yang perlu diperhatikan didalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian
motivasi kepada para pegawai agar selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani
maupun rohani), insentif dan penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan
bimbingan untuk dapat lebih maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah
pemberhentian dan pension pegawai.

d. Directing (pengarahan)
Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan,
petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik
secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar. Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota
organisasi, sehingga mereka menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan
bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga
mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai
antara lain informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan
tujuan organisasi.
Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini adalah suatu cara
berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep dan
keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu, kerja sama dalam satu tim
kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu
suatu kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang
dilakukan dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah
dilakukan oleh guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai
tujuannya.
Hal yang penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan
berperan besar untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada
setiap orang yang ia pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya.
Pengarahan-pengarahan dapat berupa:
1. Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas;
2. Urutan prioritas penyelesaian;
3. Prosedur kerja;
4. Sarana dan sumber yang dapat dirnanfaatkan;
5. Pihak-pihak yang berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak
langsung; dan
6. Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut.

e. Coordinating (pengkoordinasian)
Sistem koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul sistem birokrasi,
dan krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk
dikelola. Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang Gie
(1983: 216) merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan
dan menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199)
merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-
orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah
ditetapkan.
Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:
1. Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;
2. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu;
3. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan;
4. Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;
5. Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya;
6. Memorandum atau instruksi berantai; dan
7. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.
Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan daerah, provinsi,
kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah antara lain dapat dikemukakan:
1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan
pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam
organisasi. Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan
menggunakan sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan;
2. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu
memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan
bersama; dan
3. Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir
untuk saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.

Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:


1. Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan
menyatu sehingga diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis
dan saling menunjang.
2. Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur
antara bidang-bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan,
penginformasian, serta tindakan, ditinjau dari segi arah dan bentuk.

f. Budgeting (Penganggaran)
Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan sehari-hari, dimana
manusia membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan, begitulah pentingnya
fungsi pembiayaan ini. Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan
anggaran. Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola
anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari
perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu,
penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu antara lain:
- Perencanaan tentang berapa biaya yang akan diperlukan,
- Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan,
- Bagaimana penggunaannya,
- Siapa yang akan melaksanakannya,
- Bagaiamana pembukuan dan pertanggung jawabannya, dan
- Bagaimana pengawasannya, dll.

g. Motivating (Pergerakan)
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan
aktifitas seorang manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan,
mengarahkan, dan menuntun karyawan atau personnel organisasi untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Terry menjelaskan
actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa
sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi.
Adapun menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah kemampuan membujuk
orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Unsur essensial dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun gerak
didasarkan instruksi yang jelas untuk mencapai suatu tujuan. Jadi pemimpin hanya
mungkin melakukan pergerakan dengan sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh
kepercayaan dan penghargaan terhadapnya. Jadi setiap pemimpin atau menejer yang
ingin menjalankan kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan kualitas
dirinyaagar menjadi seorang pemimpin (leader) dengan memiliki format authority,
technical authority, dan personal authority yang memadai. Didalam menggerakkan
sesuatu pastilah ada proses-proses yang mungkin dapat membantu, namun hal itu
tidak lepas dari objek yang kita gerakkan tersebut, jadi tidak ada pedoman tertentu
dalam penggerakkan, namun berikut ini pedoman umum yg mungkin biasa dilakukan,
yaitu:
1. Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan sebagainya;
2. Komunikasi yang efektif;
3. Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;
4. Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja; dan
5. Perbaikan iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.

h. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia organisasi mengarah
ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual; dan agar tidak terjadi
penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Dengan demikian
jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-
kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Melalui pengawasan yang efektif, roda
organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.
Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson (1973:
74) yaitu sebagai fungsi system yang melakukan penyesuaian terhadap rencana,
mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-
batas yang dapat ditoleransi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa sasaran
pengawasan adalah prilaku individu sebagai orang-orang yang memproses lancarnya
kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan. Pengertian ini mengacu pada
dua hal yaitu performa personnel dalam memproses obyek dan hasil pendidikan.
Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk mengadakan perbaikan,
termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas
atau mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan melalui
manusiawi.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengawasan
menurut Massie (1973) ialah:
1. Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan;
2. Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan;
3. Flexible dan responsive terhadap perubahan –perubahan kondisi dan lingkungan;
4. Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system terbuka;
5. Merupakan control diri sendiri;
6. Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja; dan
7. Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel pendidikan.
Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan karier
manusia (personnel) secara optimal yaitu:
1. Mengikutsertan mereka menentukan sasaran;
2. Menciptakan iklim ynag mendorong pengembangan diri; dan
3. Membuat mereka responsive dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu
ada suatu system penilaian yang sistematis dan tepat yang dapat memberi gambaran
seberapa singkat kualitas yang diperolah.

i. Evaluating (Penilaian)
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti
dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses
keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah
di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Evaluasi mengetahui berhasil
atau tidaknya suatu program, diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap
penilaian berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata
lain setiap tujuan merupakan kriteria penilaian.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, tidak didirikan orang untuk
memperoleh penghasilan, melainkan untuk memelihara dan memajukan kebudayaan.
Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi pendidikan bukanlah untuk menentukan
untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak berhasil pendidikan harus dinilai dari
sudut keuntungan –keuntungan atau kerugian masyarakat.
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja,
pekejaan tersebut berhasil;
2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;
3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari
situasi yang dapat merusak; dan
4. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.
Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas
satu sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses
keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan
yang kontinyu. Di dalam fungsi penilaian ini terlihat kegiatan-kegiatan monitoring,
kontrol, dan supervisi. Monitoring dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan
pekerjaannya untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat
bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi berkaitan sangat erat dan
mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program
suatu organisasi atau lembaga. Penilaian tidak hanya mengenai hasil atau tujuan akhir
seperti telah direncanakan semula. Penilaian semacam ini dalam rangka sistim
instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama
berlangsungnya proses kegiatan penilaian ini disebut formative evaluation. Pendek
kata, penilaian itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai segi
kehidupan organisasi atau lembaga.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Administrasi pendidikan adalah suatu kegiatan kerja sama atau proses pengintegrasian
segala sesuatu baik personal maupun material yang tergabung dalam orgaisasi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar
efektif dan efisien.
Administrasi pendidikan juga memiliki sebuah fungsi, diantara fungsi administrasi
pendidikan adalah:
(1) perencanaan,
(2) pengorganisasian,
(3) penyusunan,
(4) pengarahan,
(5) pengkoordinasian,
(7) penganggaran,
(8) pergerakan,
(9) penilaian

Adapun tujuan dari administrasi pendidikan adalah:


1. Efektifitas produksi
2. efesiensi
3. kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes)
4. kepuasan kerja

administrasi pendidikan juga memiliki sebuah ruang lingkup (bidang garapan)


didalam pengelolaannya. Diantara administrasi pendidikan adalah:
a. administrasi tata laksana sekolah
b. administrasi personel guru dan pegawai sekolah
c. administrasi peserta didik
d. supervisi pengajaran
e. pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
f. pendirian dan perencanaan bangunan sekolah
g. hubungan sekolah dan masyarakat
didalam administrasi pendidikan terdapat pulasebuah prinsip-prinsip yang dapat
menunjang kegiatan administrasi dan mencapai tujuan administrasi pendidikan karena
prinsip ini merupakan sesuatu yang dijadikan sebagai pengayaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan adalah:
1. Adanya kerja sama sekelompok orang
2. Adanya penataan dan pengaturan dari kerja sana tsb
3. Adanya SDM (sumber daya manusia/personal) yang harus ditata
4. Adanya peralatan dan perlengkapan (non manusia ) yang harus ditata
5. Adanya tujuan yang hendak dicapai bersama dari kerjasama tersebut.
B. SARAN
Administrasi pendidikan sangat diperlukan dalam kegiatan pendidikan guna
untuk mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan tidak hanya itu dapat juga
menginventaris kelengkapan media-media atau sarana belajar. Apabila suatu sekolah
tidak menggunakan administrasi pendidikan maka sekolah itu tidak akan berhasil dan
cenderung kacau.

DAFTAR PUSTAKA

Amtu, O. (2011) Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi


dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Faghira, I. (2014) Peran dan Tanggungjawab Administrasi Pendidikan. [Online].
Tersediadi:http://www.slideshare.net/irasafaghira/peran-dan-tanggungjawab-
administrasi-pendidikan.htm [Diakses 12 Oktober 2014]
Fattah, N. (2011) Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Penggunaan Dana BOS menurut
Juknis BOS 2013. [Online]. Tersedia di: http://bos.kemdikbud.go.id/rekap/ [Diakses
18 Oktober 2014]
Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S. (2007) Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan
Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sagala, S. (2009) Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Susilo, B. (2014) Apa dan Mengapa Harus Koordinasi?. [Online]. Tersedia di:
http://www.bppk.depkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-
sdm/19963-apa-dan-mengapa-harus-koordinasi-bagian-1 [Diakses 18 Oktober 2014]
Sutisna, O. (1989) Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://www.google.com
http://wawansuand.blogspot.com/2013/04/makalah-administrasi-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai