SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 2 : Tempat dan lokasi: KEC. SAMA TIGA KABUPATEN ACEH BARAT
Pasal 3 : Item-Item Pekerjaan yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh Penyedia
Jasa sesuai gambar rencana dan Dokumen kontrak.
1
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Tugas dan kegiatan Penyedia Jasa adalah seperti yang disebutkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa
Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh
Pengguna Jasa dalam Kontrak Kerja Fisik.
5. Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai dengan
bobot pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan Pengguna Jasa.
8. Project Manager harus mengajukan ijin tertulis kepada Pengguna Jasa dan
diketahui oleh Konsultan Pengawas jika hendak meninggalkan lokasi
pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.
2
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Penyedia Jasa harus
mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis dan administratif di
lokasi pekerjaan.
4. Apabila tidak disebutkan dalam Kontrak Kerja, maka Penyedia Jasa tidak
dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang menjadi
kewajibanya tanpa persetujuan Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas.
3
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Penyedia Jasa harus menyediakan satu set Gambar Rencana/ Gambar Revisi
dalam format kertas A3, satu set Shop Drawing, satu set Spesifikasi Teknis
dan satu set Bill of Quantity dilokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan.
2. Gambar Rencana, Gambar Revisi, Shop Drawing, Spesifikasi Teknis, dan Bill
of Quantity ditempatkan pada tempat yang baik dan dalam kedaan yang
rapi.
4. Instruksi Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa yang berada dalam Buku
Instruksi harus diketahui dan ditanda tangani oleh Penyedia Jasa minimal
Supervisor Lapangan untuk dilaksanakan.
5. Penyedia Jasa juga harus menyediakan buku tamu di kantor lapangan yang
diletakan pada tempat yang baik. Semua tamu yang berkunjung ke lokasi
pekerjaan harus terdata dan mengisi buku tamu yang telah disediakan oleh
Penyedia Jasa.
3. As Built Drawing yang dibuat oleh Penyedia Jasa harus diperiksa oleh
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pengguna Jasa.
4. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat
yang baik pada bangunan oleh Pengguna Jasa atau pengguna bangunan.
4
SPESIFIKASI TEKNIS
11. Lamanya penambahan waktu atau jumlah hari kerja tambahan yang
diberikan kepada Penyedia Jasa karena alasan-alasan seperti yang
disebutkan pada point 6, point 7 dan point 8 adalah menurut keputusan
Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa.
2. Request for Work yang diajukan Penyedia Jasa harus disertai dengan contoh
material dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa.
5
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Persetujuan Request for Work yang diajukan oleh Penyedia Jasa dianggap
sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan Pengawas.
7. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Penyedia Jasa harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
2. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Penyedia Jasa harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan peralatan
mingguan yang diajukan oleh Penyedia Jasa harus berada di lokasi
pekerjaan.
6
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan yang
diajukan oleh Penyedia Jasa harus berada dilokasi pekerjaan.
2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat
oleh Penyedia Jasa harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Penyedia Jasa wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan diwakili minimal
oleh Site Manager atau Supervisor Lapangan.
5. Penyedia Jasa wajib hadir dalam rapat lapangan dengan diwakili minimal
oleh Supervisor lapangan.
2. Jika pekerjaan dilakukan pada tempat-tempat lain yang dilakukan oleh Sub
Penyedia Jasa menurut ketentuan dalam Sub Pelaksanaan, maka Penyedia
Jasa harus memberikan jaminan agar supaya Pengguna Jasa dan para
wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat-
tempat lain kepunyaan Sub Pelaksana pekerjaan.
3. Progress Payment Penyedia Jasa baru dapat dibayar oleh Pengguna Jasa jika
telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
8
SPESIFIKASI TEKNIS
saat sebelum Serah Terima Tahap Pertama (PHO) dan pekerjaan dinyatakan
selesai 100%.
5. Semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan yang ada dalam Daftar
Pekerjaan Cacat menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa memperbaikinya
dengan biaya sendiri.
7. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa karena
lemahnya pengawasan dan kontrol oleh Konsultan Pengawas tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa untuk memperbaikinya.
10. Hasil perbaikan terhadap kesalahan pekerjaan dan pekerjaan cacat harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
9
SPESIFIKASI TEKNIS
4. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan As-built Drawing dan Buku Petunjuk
Penggunaan Bangunan (Hand Book) yang telah disetujui oleh Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa sebelum Berita Acara
Serah Terima Pertama ditandatangani.
10
SPESIFIKASI TEKNIS
7. Leader harus mengajukan ijin tertulis kepada Pengguna Jasa jika hendak
meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.
11
SPESIFIKASI TEKNIS
11. Bentuk, format, dan isi laporan Konsultan Pengawas adalah berdasarkan
hasil diskusi dan konsultasi dengan Pengguna Jasa.
12
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Pengawas,
jika terjadi perbedaan antara Gambar Rencana, Spesifikasi Teknis dan Bill of
Quantity maka urutan acuan yang harus dipegang ditentukan seperti
berikut:
1. Kontrak Kerja;
2. Bill of Quantity;
3. Gambar Rencana serta Gambar Revisi; dan
4. Spesifikasi Teknis.
5. Struktur Organisai Proyek dibuat dalam format kertas A3 dan diletakan pada
posisi yang mudah dilihat dan dibaca pada Direksi Keet (Kantor Konsultan
Pengawas) dan Kantor Penyedia Jasa.
2. Semua aturan dan persyaratan yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis harus
dipatuhi dan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa walaupun hal tersebut tidak
disebutkan dalam Gambar Rencana dan Bill of Quantity kecuali ditentukan
lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Pengawas dengan Persetujuan
Pengguna Jasa.
3. Jika terjadi perbedaan antara aturan yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis
dan aturan dalam Kontrak Kerja maka aturan yang menjadi acuan adalah
aturan yang terdapat dalam Kontrak Kerja.
13
SPESIFIKASI TEKNIS
4. Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana
dengan persetujuan Pengguna Jasa dalam proses pelaksanaan pekerjaan
dan menjadi satu ketentuan yang mengikat serta wajib diikuti oleh Penyedia
Jasa.
14
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas
terbaik sehingga sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan
proyek. Latar papan nama dapat berupa papan kayu tebal minimal 2 cm
atau multiplek dengan tebal minimal 12 mm. Penggunaan bahan dan
material lain harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
4. Papan nama proyek berlatar belakang putih dengan tulisan warna hitam,
kecuali untuk logo atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi.
4. Direksi Keet tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan
lama.
5. Direksi Keet minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu
dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.
7. Jika Direksi Keet harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka
lantai Direksi Keet harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak
balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.
8. Dinding Direksi Keet minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding
kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari
bahan multiplek tebal 6 mm.
15
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Penggantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan
di atas harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
12. Posisi dan letak Direksi Keet ditentukan bersama antara Penyedia Jasa
dengan Konsultan Pengawas. Letak Direksi Keet tidak boleh berada terlalu
dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.
4. Kantor Lapangan tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan
lama.
5. Kantor Lapangan minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu
dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.
7. Jika Kantor Lapangan harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka
lantai Kantor Lapangan harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan
jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan
kelas II.
10. Penggantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan
diatas harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
16
SPESIFIKASI TEKNIS
12. Posisi dan letak Kantor Lapangan ditentukan bersama antara Penyedia Jasa
dengan Konsultan Pengawas. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada
terlalu dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.
2. Pemanfaatan Bangunan Lama atau Kamar Mandi dan WC lama yang telah ada
dilokasi pekerjaan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengguna
Jasa.
4. Toilet/WC staf Penyedia Jasa dan staf Konsultan Pengawas harus dibuat
terpisah dengan Toilet/WC serta Kamar Mandi pekerja
5. Kamar Mandi dan WC tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran
bangunan lama
6. Lantai Kamar Mandi dan WC minimal dari perkerasan beton dengan campuran
1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian
beton
7. Dinding Kamar Mandi dan WC 1 meter dari lantai dibuat dari pasangan batu
bata dan diplaster sedangkan bagian atasnya boleh dibuat dari dinding papan
ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas
II
8. Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
9. Penggantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan
diatas harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas
10. Kamar Mandi dan WC harus dilengkapi dengan Kloset jongkok, kran air, bak
tampungan air, dan saluran pembuangan air kotor. Kamar Mandi dan WC juga
harus dilengkapi dengan Septictank dan saluran resapan
11. Posisi dan letak Kamar Mandi dan WC ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Pengawas. Letak Kantor Lapangan tidak boleh
berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan
17
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Penggantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan
diatas harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas
11. Posisi dan letak Gudang Penyimpanan Material ditentukan bersama antara
Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Pengawas, Letak Gudang
Penyimpanan Material tidak boleh berada terlalu dekat dengan posisi
bangunan yang sedang dikerjakan
4. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk keperluan kosumsi
sehari-hari para pekerja.
5. Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan
lama.
7. Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka
lantai Gudang Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm
dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu
dengan kelas II.
18
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Penggantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan
diatas harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas
11. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Pengawas
4. Bengkel Kerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama
19
SPESIFIKASI TEKNIS
20
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Yang dimaksud dengan Muka Tanah Dasar pada Gambar Rencana adalah
muka tanah yang telah bersih dari pepohonan, semak belukar, dan lapisan
tanah humus atau muka tanah timbun yang telah dipadatkan kecuali
diitentukan lain dalam Gambar Rencana.
4. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengupasan tanah humus tidak boleh
dipakai sebagai material timbunan atau diolah kembali untuk dipakai sebagai
material bangunan.
6. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengelupasan lapisan humus tidak boleh
berada dilokasi pekerjaan lebih dari 3 (tiga) hari.
21
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Pekerjaan Setting Out yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus diketahui dan
didampingi oleh Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, Pengguna Jasa
dan Pemilik Bangunan
3. Pekerjaan Setting Out tidak boleh dilakukan secara manual tetapi harus
menggunakan alat ukur seperti Theodolit dan Waterpas
4. Hasil pekerjaan Setting Out harus menghasilkan satu ketetapan bersama yang
pasti akan elevasi tanah, elevasi bangunan, posisi penempatan bangunan dan
batas-batas lahan kerja. Ketetapan akan elevasi dan posisi bangunan harus
direalisasikan dilapangan dengan memasang patok-patok sementara dari kayu
ukuran 5/7 cm yang ditanam minimal 30 cm dalam tanah dan ujungnya
ditandai dengan cat minyak
5. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan
yang ada dalam Gambar Rencana kecuali dengan alasan-alasan kondisi lahan
existing yang berubah dan alasan-alasan teknis yang disetujui oleh Konsultan
Perencana atau Konsultan Pengawas
7. Penyedia Jasa harus membuat gambar hasil pekerjaan Seeting Out dan
disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa.
3. Bouwplank dibuat dari tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam dalam
tanah minimal 40 cm dan dengan jarak maksimal setiap tiang adalah 2 meter.
Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu 2,5/25 cm atau kayu
ukuran 2,5/7 cm yang dipaku pada tiang-tiang kayu 5/7 cm
22
SPESIFIKASI TEKNIS
sebelum struktur bangunan yang paling rendah seperti pondasi dan sloof
selesai dikerjakan
23
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1 : Sanitasi
1. Penyedia Jasa Wajib menyediakan toilet sementara untuk para pekerjanya di
lapangan
2. Penyedia Jasa harus membersihkan lokasi kerja dan sekitarnya dari bahan
buangan yang ditinggalkan selama proses konstruksi, termasuk
membersihkan kertas plastic, kertas bekas semen, plastic pengikat dan kayu
bekas pelindung barang, minimal sekali dalam 2 minggu dan sebelum serah
terima ke pemilik rumah ke lokasi pembuangan resmi yang terdekat.
3. Penyedia Jasa harus membersihkan lokasi kerja dan sekitarnya dari bahan
buangan lain yang ditinggalkan oleh staf Kontraktor selama proses
konstruksi.
3. Penyedia Jasa harus bertangung jawab untuk menjamin bahwa aliran air
dari lokasi pekerjaan konstruksi tidak mencemari lingkungan sekitar.
24
SPESIFIKASI TEKNIS
25
SPESIFIKASI TEKNIS
4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus
diketahui, dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana serta Pengguna Jasa.
26
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,
dibuat patok dengan warna tertentu pula.
5. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
7. Jika urugan sangat tebal, maka pengurugan dan pemadatan harus dilakukan
secara berlapis, dengan ketebalan lepas tidak lebih dari 20 cm. Selanjutnya
derajat kepadatan harus memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam
gambar rencana. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka
pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan minimal 98
%.
27
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
ditest juga dilapangan, yaitu 1 (satu) test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan
sistim "Field Density Test". Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil
kepadatannya harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
· Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan
rencana, kepadatannya harus mencapai minimal 95 % .
· Untuk lapisan 50 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 98 % dari
Standard Proctor.
11. Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas.
Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok
referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah
tersebut.
12. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga
dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya
basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat
dilakukan dengan dengan menutupi permukaan dengan plastik.
Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat
dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas
14. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan
dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
dengan lapisan berikutnya.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,
lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti, dengan
cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan
yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan Perancang.
16. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat
tertentu yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
17. Jika hasil laboratorium belum memenuhi persyaratan maka Kontraktor wajib
untuk melakukan pemadatan kembali, sehingga hasilnya memenuhi syarat.
Semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
28
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton
non struktural.
3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Pasir urug harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.
6. Pasir urug harus dipadatkan dengan alat pemadat Stemper hingga mencapai
kepadatan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atau jenuh air
sebelum dilakukan pekerjaan lain diatasnya.
2. Bentuk dan kedalaman galian harus sesuai dengan Gambar Rencana atau
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Kedalaman galian pipa air bersih dan air kotor minimal 50 cm dari muka
tanah dasar atau muka tanah timbun kecuali ditentukan lain dalam Gambar
Rencana dan Bill of Quantity. Khusus untuk galian Instalasi Listrik harus
dibuat minimal 80 cm dari muka tanah dasar atau muka tanah timbun.
4. Galian pipa tidak boleh menggangu struktur dan konstruksi bangunan lain
yang ada disekitarnya.
29
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang dipakai untuk keperluan Pasangan
Batu Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering,
apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5% maka pasir
tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan
Pasir yang berasal dari laut.
30
SPESIFIKASI TEKNIS
kerja Penyedia Jasa. Jumlah dan diameter tulangan pondasi tapak sesuai
dengan Gambar Rencana.
31
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila
lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
6. Ukuran maksimal pasir beton adalah 6 mm dan ukuran minimal pasir beton
adalah butiran yang tertahan pada saringan nomor 100.
7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat merusak
beton.
8. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses
penyelidikan di Laboratorium Beton.
9. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila
lebih dari 1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
8. Kerikil yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses
penyelidikan di Laboratorium Beton.
10. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.
32
SPESIFIKASI TEKNIS
6. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak beton
seperti zat alkali.
8. Butiran batu pecah dalam setiap meter kubiknya tidak boleh seragam tetapi
merupakan campuran antara butiran 1 cm sampai butiran 3 cm.
9. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui
proses pemeriksaan di Laboratorium beton.
10. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton struktural atau
beton dengan mutu K-175 sampai mutu K-250.
2. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua pekerjaan
beton struktural maupun beton non struktural.
5. Semen yang dipakai untuk semua pekerjaan struktur beton adalah Semen
Portland Type I.
Pasal 5 : Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat
merusak beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan
dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum digunakan.
33
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang
berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas
3. Penyedia Jasa harus menunjukan standar, aturan, dan syarat yang berlaku
secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai.
6. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang
dibutuhkan atau sesuai Gambar Rencana.
7. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi
dalam arah yang berlawanan.
34
SPESIFIKASI TEKNIS
Balok > ØD 16 : 50 mm
Kolom > ØD 16 : 50 mm
2. Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan selalu
berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton minimal yang
umum sebesar 70 mm.
2. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik yang
diperoleh dari pengujian benda uji kubus umur 28 hari minimal 20 benda uji.
4. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium Beton
yang diakui oleh Pemerintah.
3. Material Pasir dan Batu Pecah yang dipakai untuk Job Mix Disain haruslah
material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan dilapangan dan
material tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup dilokasi pekerjaan
sampai volume pekerjaan beton selesai dikerjakan.
4. Penggantian material dengan material selain material dalam Laporan Job Mix
Disain pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton tidak dibenarkan.
5. Penggantian material dengan material selain material dalam Laporan Job Mix
Disain pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton mengharuskan Penyedia
Jasa untuk membuat Job Mix Disain baru.
6. Laporan Job Mix Disain untuk masing-masing mutu beton minimal harus
mencantumkan :
a. Laporan hasil penelitian Pasir Beton;
b. Laporan hasil penelitian Batu Pecah;
c. Komposisi Pasir Beton;
d. Komposisi Batu Pecah;.
e. Komposisi Air Beton;
f. Komposisi Zat Additive jika digunakan;
g. Nilai Slump Rencana; dan
35
SPESIFIKASI TEKNIS
7. Job Mix Disain yang dibuat oleh Penyedia Jasa harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
8. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas harus diikuti dan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain terutama dari
segi komposisi material beton.
3. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Penyedia Jasa harus membuat media standar berupa bak-bak dari kayu
atau timba-timba plastik yang dipakai untuk mentakar komposisi material
berdasarkan perhitungan Job Mix Formula.
2. Khusus untuk Pondasi Plat Lantai Beton perakitan tulangan harus dilakukan
langsung lokasi konstruksi atau Bekisting.
5. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak langsung
dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi dari hujan dan tidak
boleh bersentuhan langsung dengan tanah.
36
SPESIFIKASI TEKNIS
6. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas bekisting
yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik oleh
sengkang dengan alat ikat kawat beton.
8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain dengan
alat ikat kawat beton.
9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3 hari
dalam bekisting.
2. Titik-titik sambungan tulangan lewatan pada plat lantai tidak boleh dibuat
pada posisi satu garis lurus. Sambungan harus dibuat selang-seling atau zig-
zag antara batang yang disambung dengan batang yang tidak disambung.
37
SPESIFIKASI TEKNIS
5. Untuk Komponen plat lantai dan plat dack ukuran beton tahu adalah 2
x 4 x 5 cm dan dipasang minimal 5 buah setiap 1 m2 plat lantai, plat
dack dan plat pondasi.
8. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan
campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
38
SPESIFIKASI TEKNIS
11. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari
terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas karena alasan penggunaan zat additive yang dapat mempercepat
proses pengerasan beton atau alasan-alasan teknis yang dapat
dipertanggung jawabkan .
12. Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton jika hal
ini terjadi Penyedia Jasa harus memperbaikinya dengan pekerjaan acian
beton.
3. Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi , hal ini harus
dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
5. Pengecoran beton harus dilakukan dengan Concrete Mixer (molen) dan tidak
diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara pengadukan manual
kecuali untuk beton-beton dengan mutu dibawah K-125 atau nonstruktural.
6. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan Batu Pecah Beton, Pasir
Beton, Semen, Air, dan Zat Additive (jika ada). Urutan ini bisa dirubah
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
7. Lama pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5 menit
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
39
SPESIFIKASI TEKNIS
9. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta dorong
oleh pekerja kelokasi bekisting untuk dituang.
10. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh
dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau bak
tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super Plasticizer juga
tidak membolehkan beton segar terlalu lama dalam wadah tampungan
kecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas.
11. Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan Concrete
Vibrator sampai mencapai kepadatan optimum.
12. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5 meter.
13. Penuangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak boleh
menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada posisi tententu
pada saat bekisting dibuka.
14. Jika terjadi sangkar kerikil Penyedia Jasa harus memperbaiki bagian itu
dengan mempergunakan beton campuran zat kimia khusu untuk sambungan
(joint) seperti Produk SIKA dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
15. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah Penyedia
Jasa harus membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm : 3 Ps : 6 Kr sehingga
air semen tidak meresap dalam tanah dan bentuk penampang beton sesuai
dengan yang direncanakan.
2. Penyedia Jasa tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix Disain kepada
Konsultan Pengawas terhadap semua mutu beton structural yang
menggunakan Beton Ready Mix.
3. Job Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
3. Pembukaan dan
pembebanan Bekisting beton kurang dari 14 hari karena alasan adanya
40
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu
beton yang berbeda atau minimal satu benda uji setiap 3 m3 beton
dalam satu kali pengecoran.
3. Pengambilan benda uji harus dilakukan secara acak dan selang seling
antara satu campuran dengan campuran yang lain untuk mutu beton
yang sama.
4. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air sampai
berumur 28 hari.
5. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji,
dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan luntur.
41
SPESIFIKASI TEKNIS
7. Mutu Beton hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus yang kurang
dari 95% dari Mutu Beton Rencana dianggap gagal dan beton yang telah
selesai dikerjakan dilapangan harus dibongkar kecuali diputuskan lain
oleh Konsultan Perencana dengan disertakan Rekomendasi Ahli beton.
9. Perencanaan ulang untuk Job Mix Disain harus dilakukan oleh Penyedia
Jasa untuk beton yang gagal dalam uji kuat tekan jika dalam
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas bersama dengan Penyedia Jasa
kegagalan kuat tekan disebabkan oleh kesalahan dalam perencanaan
campuran dan bukan karena kesalahan pada tahap pelaksanaan.
10.Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada laboratorium
beton harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6. Data Kuat Tekan yang diperoleh dari hasil uji langsung kuat tekan pada
konstruksi beton harus dikalkulasi kembali oleh Kontarktor Pelaksana
untk memperoleh Kuat Tekan karakteristik Beton (mutu beton).
42
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Pipa-pipa PVC atau besi yang ditanam dalam kolom beton diameternya tidak
boleh melebihi 1/3 (sepertiga) dari dimensi terkecil kolom.
4. Pipa-pipa PVC atau besi dengan diameter berapapun tidak boleh ditanam
dalam komponen balok beton.
5. Pembongkaran konstruksi beton pada daerah joint balok dan kolom serta
pada posisi tumpuan balok untuk keperluan instalasi air dan instalasi listrik
tidak diperbolehkan untuk alasan apapun kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas dengan disertakan
Rekomendasi Ahli Beton.
3. Penyambungan pada posisi tengah kolom dan tengah bentang balok tidak
diperbolehkan.
4. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada posisi 80
cm dari tumpuan sedangkan untuk kolom harus disambung pada posisi
tumpuan kedua (lantai 2).
5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus dibuat
sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan menumpu
pada beton lama.
6. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih dari 3
hari harus dilakukan dengan Bonding Agent dan hal ini harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
43
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Bahan - Bahan
Spesifikasi bahan.
Bahan waterproofing dari jenis sheet non woven polyester yang memenuhi
persyaratan - persyaratan sebagai berikut :
- Nama Produk : Sintopol ex Copernit Itali
Axter force 4000 line ex. France
Proofex Torchseal ex. Fosroc
Palladien Ex. Bituline Greece
- Ketebalan : 3 mm.
- Berat Nominal : 4 kg / m2.
- Packaging : Rolls 10 x 1 m.
- Non Woven Polyster : 180 Gr/m2.
- Ketahanan Sobekan : Memanjang min. 150 N
Melintang min. 170 N
- Ketahanan tarik : Memanjang min. 850 N
Melintang min. 600 N
- Ketahanan Panas : > 150o C.
- Ultimite elongation : Memanjang min. 40 N
Melintang min. 45 N
Contoh – Contoh
- Pemborong wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik dan Jaminan pelaksanaan pekerjaan minimal selama
5 ( lima) tahun.
- Pemborong wajib mengajukan contoh bahan minimal 2 (dua)
produk setaraf dari berbagai merk (kecuali ditentukan lain oleh
perencana), brosur lengkap dan jaminan dari pabrik untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan.
- Bila produk yang telah ditentukan diatas tidak tersedia dipasaran,
maka Kontraktor harus menunjukan surat keterangan dari Supliyer/agen
tunggal bahwa material tersebut tidak tersedia yang disampaikan kepada
MK dan Perencana.
- Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh
Direksi MK dan akan diinformasikan kepada pemborong selama tidak
44
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Pelaksanaan
1. Umum
- Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada Direksi
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, lengkap
dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Bahan -
bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Pemborong.
- Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan
- bahan pengganti harus disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Pemborong.
- Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan
harus bersih, pengerjaannya harus sudah disetujui Direksi Konsultan
Pengawas serta peil - peil dan ukuran sesuai dengan gambar.
- Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Direksi
Lapangan.
- Apabila ada kelainan dalam hal apapun pada gambar, spesifikasi dan
lainnya, Pemborong harus segera melaporkannya kepada Direksi
Lapangan.
- Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pekerjaan pada suatu
tempat apabila ada kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
- Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Pemborong tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
2. Cara Pelaksanaan
- Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak Supplier) yang dibuktikan dengan
Company Profile dan daftar proyek-proyek yang pernah dilaksanakan
dan terlebih dahulu harus mengajukan "Metoda Pelaksanaan" sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Lapangan.
- Bekas lubang atau keropos harus di Grouting.
- Permukaan beton harus rata dan bersih, serta kemiringan ke
pembuangan air minimum 1 %.
- Pada sudut 900 dibuat 450 dengan adukan.
- Umur beton telah memenuhi persyaratan atau minimal 28 hari.
- Pemasangan pada vertikal harus naik 20 cm dan pada vertikal tersebut
harus dibuat tali air 2 x 1.5 cm untuk tempat pemberhentian
waterproofing tersebut. Floor Drain tidak berubah dan harus lebih
rendah dari permukaan waterproofing.
- Bila ada kebel - kabel yang menembus pada plat beton tersebut, maka
terlebih dahulu dipasang pipa paralon/pipa besi dan di sekelilingnya
harus di grouting.
- Setelah selesai pemasangan waterproofing harus segera discreeding 5
cm + kawat ayam khusus untuk lantai 1(satu) dan atap
- Pemasangan pada dinding km/wc naik 30 cm dari lantai keramik dan
dibuatkan tali air 2 x 1.5 cm untuk tempat pemberhentian
waterproofing.
- Tiap - tiap sambungan (overlap) 7.5 cm, harus dilas agar kekuatan
sambungan tersebut cukup kuat.
- Water Pproofing tidak diijinkan dipaku atau dibobok.
45
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Bahan – Bahan
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran beton yang tidak
menerus dan harus kedap air dipakai bahan Water Stop dari Polyvinnyl
Chloride yang tahan terhadap bahan kimia, alkali, minyak dan acids.
Persyaratan bahan tersebut adalah :
1. Nama Bahan : PVC Waterstop
2. Type : WSA 250
3. Tebal : 6 mm
4. Lebar : 25 Cm
5. Warna : Biru
6. Kemasan : 25 m/Roll
3. Persyaratan Pelaksanaan
Pemasangan Water Stop harus mengikuti petunjuk dari pabriknya. Water Stop
dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan pengecoran beton kedap air sesuai
dengan gambar kerja atau usulan dari Pemborong yang sudah disetujui
Konsultan Pengawas. Khusus untuk pengecoran Reservoir dan Septic-Tank dan
sebagainya dimana tempat tersebut tidak boleh bocor, maka ditempat tersebut
dipasang Water Stop.
46
SPESIFIKASI TEKNIS
b. Persyaratan bahan
1. Termitisida yang digunakan Demon TC (soil water base).
2. Bahan yang dimaksud adalah bahan kimia untuk mencegah naiknya rayap
kebagian bangunan dan mengamankan tanah bangunan yang
kemungkinan menjadi tempat bersarangnya rayap, melalui tanah dan
bagian-bagian dasar bangunan yang telah diberi lapisan pelindung anti
rayap sebelumnya.
6. Jika kualitas bahan yang akan dipakai tidak sesuai dengan contoh dapat
berakibat perintah penggantian/penukaran bahan termaksud atas biaya
Kontraktor.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pencampuran bahan hendaknya dilakukan di lapangan agar dapat
diketahui formulasi pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas /ahli yang
ditunjuk untuk itu.
4. Jaminan/garansi
Kontraktor harus memberikan jaminan/garansi mengenai 2 (dua) hal
- Bahan yang digunakan betul-betul memiliki konsentrasi, formulasi serta
perbandingan yang dipersyaratkan.
- Sekurang-kurangnya 5 tahun setelah saat pelapisan bahan ini
Kontraktor harus menjamin kegunaan dari perlindungan bahan ini
terhadap rayap.
47
SPESIFIKASI TEKNIS
5. Hasil pekerjaan lapisan pasir urug harus benar-benar rata dan elevasi hal ini
harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat
kering, apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5%
maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan
Pasir yang berasal dari laut.
2. Beton cor bawah lantai dikerjakan pada posisi lantai 1 atau pada posisi
dimana dibawah lantai tidak terdapat komponen plat beton.
3. Hasil pekerjaan beton cor bawah lantai harus benar-benar elevasi dan hal ini
harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
48
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Penyedia Jasa harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan
Brosur keramik serta Granit untuk minimal dua merk yang berbeda kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.
3. Ukuran keramik dan granit sesuai dengan Gambar Rencana dan Bill of
Quantity.
a. Jenis : Keramik Tile
· Ukuran : 30 x 30 cm & 60 x 60 cm, atau ukuran sesuai petunjuk
dalam gambar
· Produksi : Keramik untuk lantai, yang digunakan adalah Produk KIA,
ROMAN (untuk jenis glazed ceramic tile) dan atau Essenza, Niro,
Indogress atau Weiduoli atau Ikad untuk jenis Homogeneous Ceramic
Tile.
· Ketebalan : Minimum 10 mm atau sesuai dlm gambar.
· Daya resap : 1%
· Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs
· Kekuatan tekan : Minimum 900 kb per Cm2
· Daya tahan lengkung: Minimum 350 kg/m2
· Mutu : Tingkat satu, Extruded Single Firing, tahan
asam dan basa
· Chemical Resistance: Konsisten terhadap PVBB’70 NI-3 pasal 33D
ayat 17-23.
· Bahan pengisi : Grout semen berwarna /IGI grout Spesi 1 Pc :
3 Psr. Pasang, ditambah Perekat / Carofix 2.
· Warna : akan ditentukan kemudian
4. Untuk Lantai 1 Keramik lantai dipasang langsung diatas beton cor bawah
lantai dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm.
5. Untuk lantai 2 dan lantai yang dibawanya ada komponen plat beton
bertulang lantai keramik dipasang langsung diatas plat beton bertulang
dengan spesi beton 2,5 cm.
6. Pasir yang dipakai untuk pasangan keramik adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
7. Pemasangan Keramik harus sesuai dan mengikuti Gambar Pola Lantai yang
ada dalam Gambar Rencana.
8. Warna dan Motif Keramik Lantai dapat diganti dan dirubah pada masa
pelaksanaan konstruksi oleh Konsultan Perencana dan Pengguna Jasa.
10. Bentuk dan dimensi keramik lantai harus benar-benar siku serta standar
untuk semua ukuran yang sama.
49
SPESIFIKASI TEKNIS
13. Elevasi hasil pemasangan keramik lantai Toilet dan Kamar Mandi harus lebih
rendah dari lantai ruang lain kecuali ditentukan lain dalam Gambar Rencana.
14. Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak
bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik hasil
pemasangan harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing.
50
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 5 cm, panjang 20 cm,
dan tebal 5 cm kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan.
3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik batu
bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur ketika diangkut
dan diturunkan pada lokasi pekerjaan.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat
kering, apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5%
maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan
Pasir yang berasal dari laut.
2. Penyedia Jasa harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan
Brosur keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
3. Ukuran keramik dinding adalah sesuai dengan Gambar Rencana dan Bill of
Quantity.
Jenis : Keramik Tile
51
SPESIFIKASI TEKNIS
5. Pasir yang dipakai untuk pasangan keramik adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
6. Warna dan Motif Keramik dinding dapat diganti dan dirubah pada masa
pelaksanaan konstruksi oleh Konsultan Perencana dan Pengguna Jasa.
10. Untuk pemasangan keramik pada bak air bersih sudut-sudut harus
ditumpulkan dengan memakai bobon keramik dengan panjang dan warna
sesuai dengan panjang serta warna keramik bak air.
11. Hasil pemasangan keramik harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan
tidak melengkung keatas. Kedataran pemasangan keramik harus diperiksa
dengan pekerjaan waterpassing.
2. Penyedia Jasa harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan
Brosur plint keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.
3. Ukuran plint keramik dinding adalah sesuai dengan Gambar Rencana dan Bill
of Quantity.
5. Pasir yang dipakai untuk pasangan keramik adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
52
SPESIFIKASI TEKNIS
6. Warna dan Motif Plint Keramik dinding dapat diganti dan dirubah pada masa
pelaksanaan konstruksi oleh Konsultan Perencana dan Pengguna Jasa.
2. Relief dinding dan ukiran beton dibuat dari campuran semen dan air dengan
penjangkaran sederhana kepasangan dinding bata serta beton.
3. Relief dinding dan ukiran beton adalah motif timbul dari permukaaan bata
dan beton dengan ketebalan minimal 15 mm.
4. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan
dan tidak satu garis sambungan.
6. Untuk dinding selain kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan batu
bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps minimal 40 cm.
7. Untuk dinding kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan batu bata
½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps minimal 180 cm.
9. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam
arah horizontal.
53
SPESIFIKASI TEKNIS
4. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan
dan tidak satu garis sambungan.
6. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam
arah horizontal.
8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari
satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas .
54
SPESIFIKASI TEKNIS
8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari
satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas .
55
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Material plafond adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan
harus mempunyai Merk Dagang yang setara dengan Shunda.
2. Jarak maksimum antara sekrup tidak boleh lebih dari 200 mm pada sisi
papan dan tidak lebih dari 300 mm pada bagian tengah papan.
2. Ukuran dan dimensi rangka adalah sesuai dengan standard yang ditetapkan
pleh Pabrik.
4. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Garansi Resmi dari Pabrik yang
minimal menjelaskan tentang daya tahan dan kekuatan material.
8. Rangka plafond harus dijangkarkan dengan baik pada dinding, ring balok
dan konstruksi kuda-kuda.
56
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerja pemasangan rangka plafond
dan rangka dinding partisi dengan pekerja Instalasi Listrik.
2. Model dan bentuk List Profil Plafond harus sesuai dengan model dan bentuk
yang ada dalam Gambar Rencana.
4. Cara pemasangan harus mengikuti denah plafond yang ada dalam Gambar
Rencana.
6. Pada posisi pinggir pemasangan lembaran plafond PVC dengan balok lantai,
ring balok dan dinding harus tedapat celah sebesar 3 mm untuk keperluan
pemuaian dan susut.
7. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan
instalasi listrik, instalsi AC, instalasi air bersih dan instalasi air kotor sehingga
plafond yang telah dipasang tidak dibongkar kembali.
9. Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpaksa dibongkar karena alasan-
alasan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar
57
SPESIFIKASI TEKNIS
2. dinding partisi adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan
harus mempunyai Merk Dagang.
2. Jarak maksimum antara sekrup tidak boleh lebih dari 200 mm pada sisi
papan dan tidak lebih dari 300 mm pada bagian tengah papan.
1. Untuk material Rangka Dinding Partisi adalah Besi Hollow hasil produksi
pabrik dengan kualitas terbaik dan harus mempunyai Merk Dagang dengan
ukuran sesuai gambar rencana.
3. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Garansi Resmi dari Pabrik yang
minimal menjelaskan tentang daya tahan dan kekuatan material.
7. Rangka dinding partisi harus dijangkarkan dengan baik pada kolom dan
konstruksi kuda-kuda.
58
SPESIFIKASI TEKNIS
4. Cara pemasangan harus mengikuti denah dinding partisi yang ada dalam
Gambar Rencana.
6. Dinding geser yang telah selesai dipasang kalau terpaksa dibongkar karena
alasan-alasan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar
sembarangan tetapi harus dibongkar perlembar standarnya pada posisi
penjangkaranya pada rangka plafond.
59
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1 : Referensi
1. Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai
berikut :
a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b. NI-3 1970
c. NI-4
2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
3. Cat yang dipakai adalah dari Merk DULUX Standar ICI atau merk lain yang
setara dengannya baik dari segi harga dan kualitas.
4. Penyedia Jasa harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua
merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.
5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Pengguna Jasa dalam
masa pelaksanaan atau dalam Gambar Rencana adalah seperti dalam tabel
berikut ini :
Ditentukan
1. Plamur Tembok Dulux Wallfiler
Kemudian
Alkali Resisting Ditentukan
2. Cat Dasar Tembok Dulux
Prime Sealer Kemudian
Ditentukan
3. Dinding Dalam Dulux Pearl Glo
Kemudian
Wheathershield Ditentukan
4. Dinding Luar Dulux
Max Kemudian
Ditentukan
5. Permukaan Beton Dalam Dulux Pearl Glo
Kemudian
Wheathershield Ditentukan
6. Permukaan Beton Luar Dulux
Max Kemudian
Ditentukan
7. Plafond Dalam Dulux Pearl Glo
Kemudian
Wheathershield Ditentukan
8. Plafond Luar Dulux
Max Kemudian
Alkali Resisting Ditentukan
9. Cat Dasar Plafond Dulux
Prime Sealer Kemudian
Ditentukan
1. Cat Minie Kayu Dulux Red Oxide Primer
Kemudian
60
SPESIFIKASI TEKNIS
Ditentukan
2. Cat Dasar Kayu Dulux Undercoat
Kemudian
Ditentukan
3. Thinner / Minyak Cat Dulux Thinner
Kemudian
6. Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Perencana dengan
persetujuan Pengguna Jasa dalam masa pelaksanaan.
8. Jika terjadi perbedaan antara pemakaian warna dan spesifikasi cat yang ada
dalam Spesifikasi Teknis (tabel point 5) dengan yang ada dalam Gambar
Rencana maka acuan yang dipakai adalah menurut keputusan Konsultan
Perencana.
Pasal 3 : Pelaksanaan
1. Penyedia Jasa harus membersihkan permukaan dinding pasangan bata dan
beton lama dari cat lama, kotoran dan lumut. Hasil pekerjaan pembersihan
ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecatan
dimulai.
4. Dinding dan permukaan beton serta GRC Board harus didempul atau
diplamur terlebih dahulu sebelum dilakukan pekerjaan cat dasar.
5. Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata
permukaanya dengan kertas amplas.
6. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam
Bill of Quantity atau Konsultan Pengawas :
a. Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat Dasar, dan
2 Kali Cat Warna type Weather Shield
b. Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat Dasar, dan
2 Kali Cat Warna.
c. Cat Plafond Dalam : 1 Kali Dempul, 1 Kali Cat Dasar, dan 2 Kali
Cat Warna.
61
SPESIFIKASI TEKNIS
d. Cat Permukaan Kayu : 1 Kali Dempul, 1 Kali Cat Menie Kayu, 1 Kali
Cat Dasar dan 2 Kali Cat Warna.
62
SPESIFIKASI TEKNIS
A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1 : Umum
1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis ini. Apabila ada
klausul lain dari persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul yang ada atau menghilangkan klausul-
klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari
syarat-syarat umum.
Pasal 2 : Gambar-Gambar
1. Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang
oleh Penyedia Jasa sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
Pasal 3 : Koordinasi
1. Penyedia Jasa pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Penyedia Jasa bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu
tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
63
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa . Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang
dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Penyedia Jasa .
Pasal 7 : Contoh
1. Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang
akan dipasang disini untuk dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. Semua
biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini
menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama
(serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat
dipergunakan pemilik.
64
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 3 : Koordinasi
1. Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana untuk
menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan,
dan sambungan-sambungannya. Penyedia Jasa harus melengkapi dan
memasang seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.
3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan pada
gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang .
Pasal 4 : Standar-Standar
Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang Peraturan Instalasi
Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional Indonesia (SNI).
d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard penerangan
buatan.
f. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan bangunan.
g. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC, VDE, DIN, NEMA,
JIS, NFPA, dan lain-lain.
65
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Umum
1. Semua material yang di supply dan dipasang oleh Penyedia Jasa harus
baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
b. Daftar Material
1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau
komponen tertentu terutama untuk material-material listrik utama, maka
Penyedia Jasa wajib melakukan didalam penawarannya material yang
dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
a. Bahan
1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
3. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton)
harus berada di dalam conduit Galvanis yang disesuaikan dengan
ukurannya.
66
SPESIFIKASI TEKNIS
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan batas
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi pipa
Galvanized.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih
dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu,
kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir kali setebal 10 cm. Kemudian kabel diletakkan, diatasnya
diberi bata dan akhimya ditutup dengan tanah urug.
2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode wama insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut:
a. Fasa R : merah
b. Fasa S : kuning
c. Fasa T : hitam
d. Netral : biru
e. Grounding : hijau/kuning
LAPORAN
Pasal 1 : Laporan Harian
Penyedia Jasa wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi:
1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan baik secara lisan
maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
67
SPESIFIKASI TEKNIS
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan
minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan pada Konsultan Pengawasuntuk diketahui/disetujui.
2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja
dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang
dikehendaki oleh Konsultan Pengawas petunjuk, dan perintah pengawas di
dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborong
melalui penanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus
diajukan oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan Pengawas secara tertulis.
Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang mengakibatkan
pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
5. Kabel konduktor yang turun melalui ruang dimana terdapat aktifitas manusia
harus dilindungi dengan pembungkus pipa PVC diameter 1” dan diklem
sendiri pada pipa pelindung tersebut agar tidak membebani kabel down
konduktor.
68
SPESIFIKASI TEKNIS
7. Saluran BC dari bak control ke tepi bangunan harus dilindungi dengan pipa
galvanis diameter ¾”, bak control tersebut harus diberi tutup.
8. Saluran BC yang dipasang vertikal pada tembok bagian tepi luar bangunan
harus dilindungi dengan pipa PVC 1” setinggi 2,50 meter dari lantai.
10. Saluran BC untuk seluruh system pertanahan ini tidak diperbolehkan ada
sambungan pada tempat yang tidak semestinya.
11. Electroda tanah menggunakan elektroda pipa dengan pipa galvanis 1/1/2”
dengan kawat BC 50 mm2 minimal sedalam 6 m atau harus mencapai titik
air.
12. Besarnya tahanan sebar elektroda tanah tersebut tidak boleh lebih dari 2
Ohm.
69
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PLUMBING
Pasal1 : Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana
yang ditunjukan pad Gambar Rencana yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas
pada :
1. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, dan air
bekas sesuai Gambar Rencana dan spesifikasi
2. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh
peralatan Plumbing.
3. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang
kecuali sanitary.
4. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh
Pengguna Jasa.
5. Pembuatan Shop Drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan
As Built Drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
b. Koordinasi
1. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk
menunjukan secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan
dan penyambungan-penyambungan.
2. Gambar-gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari
peralatan, pemipaan cabinet dan lain-lain.
3. Penyedia Jasa harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang
dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna
sesuai dengan rencana pekerjaan Arsitek dari peralatan-peralatan tersebut.
Modifikasi yang dibuat oleh Penyedia Jasa harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
4. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukan
dalam Gambar Rencana atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang
seperti pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi teknis dan ditunjukan
dalam Gambar Rencana.
c. Kualifikasi Pekerjaan
1. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
2. Konsultan pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu
pekerjaan, bila dinilai bahwa Penyedia Jasa tersebut tidak trampil/tidak
berpengalaman.
d. Pengajuan -Pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus mengajukan :
1. Material list dari
seluruh item peralatan yang akan dipasang.
2. Shop Drawing yang
menunjukan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan peralatan dan
pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-
pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap Gambar Rencana.
3. Prosedur
pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.
70
SPESIFIKASI TEKNIS
4. Contoh-contoh
material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.
e. Review
1. Konsultan Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari
pemborong dan memberi komentar atas hal itu.
2. Penyedia Jasa harus memodifikasi/merevisi pengajuan sesuai dengan
komentar, sampai didapat persetujuan dari Konsultan MK.
Pasal 2 : System
a. Air Bersih
Air bersih yang didapatkan berasal dari PDAM atau Sumur Bor.
c.Air Hujan
Air hujan yang berasal dari talang-talang gantung disalurkan dengan pipa-pipa
PVC diameter 3” ke saluran sekeliling bangunan kemudian disalurkan kesaluran-
saluran utama yang berada pada pinggir Site atau jalan raya.
Pasal 3 : Garansi
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau
rusak harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.
2. Penyedia Jasa harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya
(skill Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu
pipa tertutup (oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan wakilnya yang ditunjuk.
3. Penyedia Jasa harus memberikan garansi tertulis kepada Konsultan Pengawas,
bahwa seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadam
kebakaran, instalasi buangan air kotor dan instalasi limbah kimia akan bekerja
dengan memuaskan, dan bahwa Penyedia Jasa akan menanggung semua biaya
atas kerusakan-kerusakan/penggantian yang perlu selama Jangka Waktu 1
Tahun.
71
SPESIFIKASI TEKNIS
PERKERJAAN PEMIPAAN
Pasal 1 : Umum
a. Ruang Lingkup
1. Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan
pemipaan pada pekerjaan mekanikal.
72
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi lapisan
pelindung cat menie. Pipa yang ditanam ditanah diharuskan dilapisi lagi
dengan Bituminuos sheet 2 mm.
4. Khusus untuk pipa yang ditanam dalam tanah perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pipa ditanam sedalam 60 cm dari permukaan tanah dan pada
sambungan pipa diberi dudukan dari beton untuk menghindari lendutan
bila terkena beban mekanis.
b. Disekeliling pipa harus diisi dengan pasir dengan ketebalan 15 cm
kemudian diurug dengan tanah & dipadatkan.
5. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat maupun tidak,
harus diberi lapisan finishing cat dengan warna .
b. Pipa PVC
1. System sambungan yang dipakai adalah :
a. Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3”) ke bawah.
b. Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari
karet).
3. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa terletak/tertumpu dengan baik.
4. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10
cm disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
8. Sleeves untuk mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2
cm dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm masing-masing sisi diluar
pipa atau joint.
73
SPESIFIKASI TEKNIS
10. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau
angker yang dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).
11. Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran,
dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan
expansi pipa oleh perubahan temperatur.
12. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
(adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
15. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-Bolt.
Pasal 4 : Pengujian/Pengetesan
a. Pengujian Pipa GIP
Pipa GIP diuji dengan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan kerja dan dibiarkan
dalam kondisi ini selama paling kurang 12 jam tanpa mengalami penurunan
tekanan. Segala kerusakan akibat pengetesan ini menjadi beban Penyedia Jasa.
2. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas, minimal selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu
tersebut tidak lebih dari 10 cm.
PEKERJAAN SANITAIR
Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan sanitary meliputi semua pekerjaan yang berhubungan dengan peralatan:
Kloset Duduk;
Pemasangan Kran Air;
Pemasangan Pipa Air Bersih, Air Kotor;
74
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 2 : Material
1. Merk material ditentukan seperti berikut ini atau yang setara dengannya:
Closet Duduk : TOTO, American Standard
Wastafel : TOTO, American Standard
Floor Drain : TOTO, American Standard
Paper Holder : TOTO, American Standard
Tempat Sabun Keramik : TOTO, American Standard
SEPTICTANK
Pasal1 : Ruang Lingkup
Spesifikasi Septictank ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Septictank
yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini
Pasal 2 : Persyaratan
1. Septictank hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat yang berasal dari
Kloset Jongkok pada bangunan KM/WC
4. Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-200 dengan ketebalan minimal 20
cm.
5. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan 4 lapis tulangan
diameter 10 mm dengan jarak minimal 100 mm dan tebal 120 mm
6. Pada bagian atas permukaan septictank harus diberi lubang control ukuran 30 x
30 cm untuk keperluan penyedotan limbah dan pipa pelepas hawa dari besi
diameter 2” yang dicat dengan baik agar tidak berkarat.
7. Posisi permukaan Septictank harus sejajar dengan posisi permukaan plat lantai
beton bertulang pada lantai kecuali lubang control dan pipa hawa yang harus
muncul kepermukaan dan disembunyikan sedemikian rupa
9. Tidak boleh mendirikan dan membangun bangunan lain diatas Septictank tanpa
persetujuan konsultan Pengawas dan konsultan perencana.
10. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa bangunan septictank benar-benar kedap
air dan hal ini harus dibuktikan dengan Test Rendam Air selama 24 jam.
75
SPESIFIKASI TEKNIS
11. Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan bahwa ada
kebocoran pada bangunan tersebut dan Penyedia Jasa dengan biaya sendiri
berkewajiban untuk memperbaikinya.
SALURAN RESAPAN
Pasal 1 : Ruang Lingkup
Spesifikasi Saluran Resapan ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Saluran
Resapan yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.
Pasal 2 : Persyaratan
1. Bangunan saluran resapan dipergunakan sebagai media serapan air kotor cair
yang berasal dari septictank.
2. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi saluran resapan sesuai dengan Gambar
Rencana kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas dengan persetujuan
Konsultan Perencana karena alasan seperti keterbatasan lahan penempatan dan
alasan teknis lainnya.
3. Tidak boleh mendirikan dan membangun bangunan lain diatas saluran resapan
tanpa persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
4. Penyedia Jasa harus menjamin dan bahwa bangunan saluran resapan dapat
bekerja dengan baik ketika dialiri air dan air dapat meresap dengan sempurna
kedalam tanah.
5. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air melebihi
kapasitas tampungannya dan selama 24 jam diamati apakah volume air yang
tidak tertampung dalam septictank dapat diserap oleh saluran resapan atau
tidak.
6. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset jongkok dan air tidak dapat
mengalir dengan sempurna dalam kloset jongkok maka dipastikan saluran
resapan tidak bekerja dengan baik (tidak dapat menyerap air). Untuk itu
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri berkewajiban untuk memperbaikinya.
76
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan kemudian
oleh Konsultan Perencana bersama Konsultan Pengawas dalam masa
pelaksanaan konstruksi dengan persetujuan Pengguna Jasa dan menjadi suatu
ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa. Hal-hal
yang ditentukan kemudian tersebut harus tetap didasarkan pada Kontrak Kerja.
Pasal 2 : Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam Gambar
Rencana, Bill of Quantity dan Spesifikasi Teknis maka penjelasan teknis terhadap
item pekerjaan tersebut adalah berdasarkan keputusan Konsultan Pengawas
dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Pengguna Jasa.
Pasal 3 : Maksud dan tujuan setiap aturan dalam Spesifikasi Teknis ini adalah menurut
penjelasan Konsultan Pengawas dengan persetujuan Konsultan Perencana dan
Pengguna Jasa.
RAJA ANGKASAH
Direktur
77