PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkualitas tinggi (Hoff, 1989). Gangguan integritas kulit terjadi akibat tekanan
yang lama, iritasi kulit atau imobilisasi, sehingga menyebabkan terjadi dekubitus.
Oleh karena itu sebagai perawat kita harus mengenal tentang dekubitus sehingga
program rehabilitasi bagi penderita (Potter, Perry, 2005). Selain itu dekubitus juga
dapat menyebabkan nyeri yang berkepanjangan, rasa tidak nyaman, tergangu dan
penaganan.
Angka ini lebih tinggi dari Negara Asia lainnya. Langkah pertama dalam
Usia juga dapat mempengaruhi terjadinya luka dekubitus. Usia lanjut atau lansia
(>50th) mudah sekali untuk terjadi luka dekubitus. Hal ini karena pada usia lanjut
1
kurangnya sirkulasi darah pada dermis, Ketika pasien berbaring atau duduk maka
berat badan berpindah pada penonjolan tulang. Semakin lama tekanan diberikan,
B. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui konsep
dasar dan tindakan asuhan keperawatan Dekubitus mulai dari
pengakajian sampai evaluasi.
C. Manfaat Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
dalam jangka waktu lama (National Pressure Ulcer Advisory Panel [NPUAP],
1989,).
struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal yang
berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan
waktu biasa. Selanjutnya, gangguan ini terjadi pada individu yang berada di atas
kursi atau di atas tempat tidur , sering kali pada inkontinensia dan malnutrisi
kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit
yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan
dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam
3
Dekubitus sering disebut ulkus dermal / ulkus dekubitus atau luka tekan
terjadi akibat tekanan yang sama pada suatu bagian tubuh yang mengganggu
Dekubitus adalah Kerusakan lokal dari kulit dan jaringan dibawah kulit yang
disebabkan penekanan yang terlalu lama pada area tersebut (Ratna Kalijana,
2008).
B. Etiologi
1. Primer :
a. Iskemia
2. Sekunder
b. Malnutrisi
c. Anemia
d. Infeksi
4
C. Klasifikasi
Salah satu cara yang paling dini untuk mengklasifikasikan dekubitus adalah
dengan menggunakan system nilai atau tahapan menurut (Patricia A.potter &
1. Tahap I
Eritema tidak pucat pada kulit utuh,lesi ulkus kulit yang di perbesar.kulit
2. Tahap II
dangkal.
3. Tahap III
4. Tahap IV
tendon,kapsul sendi).
5
D. Patofisiologi
Pada dasarnya ulkus dekubitus terjadi akibat adanya faktor primer dan
sekunder. Faktor primer tekanan dari luar yang menimbulkan iskmeik setempat.
Dalam keadaan normal, tekanan intrakapiler arteriol adalah 32 mmHg dan tekanan
ini dapat mencapai 60 mmHg. Efek destruksi jaringan yang berkaitan dengan
keadaan iskemik dapat terjadi dengan tekanan jaringan kapiler 32-60 mmHg yang
disebut tekanan suprakapiler. Jika tekanan suprakapiler tercapai akan terjadi aliran
Substansi H yang mirip dengan histami dilepaskan oleh sel yang iskemik dan
akumulasi metabolik, kalium, ADP dan asam laktat diduga sebagai faktor yang
Reaksi kompresi sirkulasi akan tampak sebagai hiperemia dan reaksi tersebut
masih efektif bila tekanan dihilangkan sebelum periode kritis terjadi yaitu 1-2
jam.
6
E. Pathway
Intoleransi aktifitas
Iskemik setempat
Dilatasi pembuluh
darah
hipertemi
kemerahan
7
F. Manifestasi Klinis
1. Edema
2. Hiperemis
3. Kerusakan otot.
5. Kemerahan.
G. Komplikasi
Komplikasi sering terjadi pada tahap 3 dan 4 walaupun dapat juga pada ulkus
yang superfisial. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain infeksi (sering brsifat
multibakterial, baik yang aerobik atau pun anerobik), keterlibatan jaringan tulang
H. Pemeriksaan Penunjang
inkontinensia untuk melihat apakah ada masalah pada ginjal atau infeksi
2. Kultur Tinja: Pemeriksaan ini perlu pada keadaan inkontinesia alvi untuk
pseudomembranous colitis.
3. Biopsi: Biopsi penting pada keadaan luka yang tidak mengalami perbaikan
dengan pengobatan yang intensif atau pada ulkus dekubitus kronik untuk
8
melihat apakah terjadi proses yang mengarah pada keganasan. Selain itu,
diperiksa sel darah putih dan laju endap darah. Kultur darah dibutuhkan
protein level.
I. Penalaksanaan
1. Dekubitus tahap I:
2. Dekubitus tahap II
antiseptik.
9
c. Daerah bersangkutan digesek dengan es dan dihembus dengan udara
e. Penggantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena malahan
a. Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai pada bungkus otot
keluar.
4. Dekubitus tahap IV
a. Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering pula
jaringan/epitelisasi.
10
c. Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha ini, dengan tujuan
11
BAB III
TINJAUAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
I. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku / bangsa :
Tanggal masuk :
Diagnosa medis :
Ruang / kelas :
Tanggal pengkajian :
Alamat :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
12
Hubungan dengan klien :
Alamat :
2. Keluhan Utama
adanya rasa nyeri. Lokasi luka biasanya terdapat pada daerah- daerah yang
bahu, dan daerah pangkal paha yang mengalami ischemia sehingga terjadi
Hal- hal yang perlu dikaji adalah mulai kapan keluhan dirasakan, lokasi
13
b. Riwayat penyakit kulit dan prosedur medis yang pernah dialami klien.
kanker, DM
5. Riwayat Pengobatan
perawat yaitu:
6. Riwayat Diet
Yang dikaji yaitu berat badan, tinggi badan, pertumbuhan badan dan
menyebabkan kulit mudah terkena lesi dan proses penyembuhan luka yang
lama.
dapat mempengaruhi pola hidup sehari- hari, karena hal ini memungkinkan
14
8. Aktivitas Sehari- Hari
Pasien yang immobilisasi dalam waktu yang lama maka bukan terjadi
ulkus pada daerah yang menonjol karena berat badan bertumpu pada
dan mengangkat berat badan. Tetapi jika terjadi paraplegi maka akan
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah normal, nadi cepat, suhu meningkat dan respirasi rate
meningkat.
warna rambut serta pemeriksaan tentang luka. Jika ada luka pada
15
daerah tersebut, menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan kerusakan
kulit.
2. Mata
gangguan penglihatan.
3. Hidung
4. Mulut
5. Telinga
dan serumen. Pada penderita yang bet rest dengan posisi miring
6. Leher
16
d. Pemeriksaan Dada Dan Thorax
daerah thorax.
e. Abdomen
Bentuk perut datar atau flat, bising usus mengalami penurunan karena
f. Urogenital
g. Muskuloskeletal
Adanya fraktur pada tulang akan menyebabkan klien bet rest dalam
h. Pemeriksaan Neurologi
bila terjadi nyeri hebat (syok neurogenik) dan panas atau demam tinggi,
17
i. Pengkajian Fisik Kulit
membran mukosa, kulit kepala, rambut dan kuku. Tampilan kulit yang
lesi primer.
18
10. Diagnosa keperawatan
Yang Berhubungan luka dekubitus mengalami dengan tehnik aseptik dan infeksius, mencegah kontaminasi silang,
Mekanis Dari Jaringan mengalami penyembuhan 2. Observasi ukuran, warna, 2. Untuk mengetahui sirkulasi pada daerah
Sekunder Akibat Tekanan, kriteria hasil: kedalaman luka, jaringan yang luka
Pencukuran Dan Gesekan. 1. Integritas jaringan: Kulit nekrotik dan kondisi sekitar 3. Kalori (3.000-5.000/hari), protein, dan
Keutuhan struktural dan 3. Kolaborasi dengan ahli gizi peningkatan kebutuhan metabolik,
fungsi biologis normal dari untuk memberikan diet TKTP mempertahankan berat badan, dan
kulit serta membrane dengan tambahan vitamin, jika mendoron g regerasi jaringan, sebaiknya
mukosa. tidak ada komplikasi dari rute oral untuk mengembalikan fungsi
Primer: Rentang 4. Ajarkan/ lakukan ROM sesuai 4. menegencangkan jaringan parut dan
19
regenarasi sel dan toleransi pasien, diawali secara kontaktur; meningkatkan pemeliharaan
penutupan luka. 5. Observasi tanda- tanda vital kehilangan kalsium dari tulang.
regenarasi sel dan jaringan perkembangan luka tekan 6. Mencegah atau mengontrol infeksi.
2 Nyeri berhubungan Tujuan 1. Balut luka sesegera mungkin 1. Suhu berubah dan gesekan udara dapat
dengan proses inflamasi, setelah dilakukan Tinggikan ekstremitas yang menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan
iskemia jaringan/nekrosis intervensi keperawatan terdapat luka secara periodik. ujung kulit.
dalam waktu 1 x 24 jam 2. Beri tempat tidur yang dapat 2. Untuk menurunkan pembentukan edema,
diharapakan klien diubah ketinggiannya. menurunkan ketidaknyamanan
menyatakan nyeri 3. Ubah posisi dengan sering dan 3. Peninggian linen dari luka membantu
berkurang. ROM secara pasif maupun menurunkan nyeri
20
Kriteria hasil: aktif sesuai indikasi. 4. Menurunkan kekakuan sendi
klien mengatakan nyeri 4. Perhatikan lokasi nyeri dan 5. Perubahan lokasi/ intensitas nyeri
hilang, skala nyeri 1-3, intensitas. mengindikasikan terjadinya komplikasi.
menunjukkan wajah tidak 5. Berikan tindakan kenyamanan 6. Meningkatkan relaksasi, menurunkan
meringis. seperti pijatan pada area yang tegangan otot
tidak sakit, perut, posisi dengan 7. Memfokuskan kembali perhatian,
sering. meningkatkan relaksasi dan meningkatkan
6. Dorong penggunaan tehnik rasa kontrol.
manajemen stress. 8. Kekurangan tidur meningkatkan persepsi
7. Tingkatkan periode tidur tanpa nyeri
gangguan.Kolaborasi: 9. Untuk mengurangi rasa nyeri yang ada
Berikan analgesik sesuai indikasi. pemajangan ulkus dekubitus terhadap
3 Resiko Terhadap Infeksi Tujuan 1. Pantau terhadap tanda- tanda 1. Respon jaringan terhadap infiltrasi patogen
YangBerhubungan tidak terjadi infeksi infeksi( rubor, dolor, kalor, dengan peningkatan aliran darah dan aliran
kerusakan /hilangnya kriteria hasil: fungsiolesa) limfe(edema, merah, bengkak)
barier pertahanan tubuh 1. Infeksi tidak terjadi. 2. Observasi tanda- tanda vital 2. Patogen yang bersirkulasi merangsang
(kulit). 2. Tanda- tanda vital ( suhu, respirasi rate, nadi, hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh
dalam batas normal. tensi) 3. Mencegah terjadinya infeksi silang dari
3. Luka mengalami 3. Cuci tangan sebelum dan lingkungan luka ke dalam luka
granulasi. sesudah melakukan tindakan. 4. Mencegah terjadinya invasi kuman dan
21
4. Lakukan rawat luka dengan kontaminasi bakteri.
tehnik aseptik dan antiseptic 5. Nutrisi dapat meningkatkan daya tahan
5. Anjurkan klien untuk tubuh dan mengganti jaringan yang rusak
menghabiskan porsi yang dan mempercepat proses penyembuhan
tersedian terutama tinggi 6. Sesuatu yang kotor merupakan media yang
protein dan vitamin C. baik bagi kuman
6. Jaga personal higiene 7. Peningkatan leukosit dan LED merupakan
klien( badan, tempat, pakaian) indikasi terjadinya infeksi
7. Kolaborasi dengan tim 8. Kalori (3.000-5.000/hari), protein, dan
medisdalam penentuan vitamin yang dibutuhkan untuk memenuhi
antibiotik dan pemeriksaan peningkatan kebutuhan metabolik,
leukosit dan LED mempertahankan berat badan, dan
8. Kolaborasi dengan ahli gizi mendoron g regerasi jaringan, sebaiknya
untuk memberikan diet TKTP rute oral untuk mengembalikan fungsi GI.
dengan tambahan vitamin, jika
tidak ada komplikasi dari
pasien.
22
11. Implementasi
meliputi tindakan- tindakan yang direncanakan oleh perawat yang diberikan pada klien.
Pelaksanaan tindakan pada klien dengan gangguan sistem integumen diperlukan untuk
keberhasilan tindakan maka dipeelukan partisipasi dari klien dan kelurga (Aziz, H.
2002).
12. Evaluasi
Evaluasi adalah proses keperawatan yang menyangkut pengumpulan data subyetif dan
obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelaksanaan keperawatan sudah tercapai
atau belum, masalah apa yang perlu dipecahkan atau dikaji, direncanakan atau dinilai
yang disusun. Penilaian dilakukan oleh perawat, klien dan juga teman sejawat. Penilaian
ini memberikan kemungkinan yaitu masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah
belum teratasi, dan muncul masalah baru. Ini bermanfaat untuk mengadakan perubahan,
Hasil Evaluasi dari Askep yang diberikan pada pasien dekubitus diharapkan antara lain
dapat berupa:
23
3. Pasien menunjukkan peningkatan berat badan dan massa otot.
4. Kulit tidak akan teritasi akibat pemajanan terhadap fekal atau urine drainage.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulkus dekubitus adalah suatu keadaan kerusakan jaringan setempat yang disebabkan oleh
iskemia pada kulit (kutis dan sub-kutis) akibat tekanan dari luar yang berlebihan.
Dua hal utama yang berhubungan dengan resiko terjadinya luka tekan, yaitu faktor
tekanan dan toleransi jaringan (kelembaban dan gesekan)
Tekanan imobilisasi yang lama akan mengakibatkan terjadinya dekubitus, kalau salah
satu bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan antara dua tekanan).
Luka tekan berkembang dari permukaan luar kulit ke lapisan dalam ( top-down) juga
dapat berkembang dari jaringan bagian dalam seperti fascia dan otot walapun tanpa adanya
adanya kerusakan pada permukaan kulit.
Penatalaksanan medis meliputi, perawatan luka dekubitus, terapi fisik, terapi obat, terpai
diet. Pengkajian kulit dan jaringan yang dilakukan secara teliti dan identifikasi factor resiko
perlu dikakukan untuk menurunkan peluang terjadinya dekubitus.
Intervensi dan implementasi dilakukan sesuai dengan pengakajian dan diagnose yang
tepat.
Evaluasi dalam askep dekubitus antara lain keefektifan tindakan, peran anggota keluarga
untuk membantu mobilisasi pasien, kepatuhan pengobatan dan mengefaluasi masalah baru
yang kemungkinan muncul.
25
B. Saran
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus dapat menjaga pasisi pasien
yang tepat agar dapat menurunkan efek tekanan dan melindungi kulit dari gaya gesekan
Perkiraan terhadap dekubitus dapat difokuskan pada klien beresiko terbesar mengalami
gangguan integritas kulit
26
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Patricia A.potter & Anne Griffin Perry.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4
Bo Carpenito, Lynda Juall. (1995). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinik.
27
28